Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN
dengan ibu Chatarina tentang penyusunan RPP, Ibu Tiara mengatakan bahwa penyusunan RPP harus sesuai dengan rambu-rambu buku pedoman yang
diberikan oleh pemerintah CL.4. Berkaitan dengan modul dan sumber untuk menunjang pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa modul sudah memadai, namun beliau masih merasa belum cukup untuk materi
sehingga beliau masih harus mencari dari berbagai sumber lain CL.1. Sementara Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa modul dan sumber sudah
memadai dan sudah disediakan oleh pemerintah. Untuk materi pembelajaran sejarah sendiri beliau tidak mendapatkan masalah CL.2.
Dalam hal ini Ibu Chatarina mengatakan bahwa untuk pembelajaran sejarah modul dan sumbernya sudah memadai, seperti buku panduan bagi
guru dan buku khusus untuk peserta didik. Ibu Chatarina juga mengatakan bahwa selain yang disediakan oleh pemerintah sudah banyak penerbit yang
menyediakan buku sejarah dengan Kurikulum 2013, bahkan sudah banyak LKS denga kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh beberapa penerbit CL.3.
Hampir senada dengan tiga guru lainnya Ibu Tiara juga mengatakan bahwa pedoman pelaksanaan Kurikulum 2013 sudah memadai, beliau juga
mengatakan bahwa sudah banyak LKS dengan Kurikulum 2013 yang beredar, dan para penerbit tersebut sudah mempunyai pedoman sendiri untuk
membuat LKS sehinggga dapat menunjang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 CL.4.
Selanjutnya berkaitan dengan penyusunan evaluasi yang digunakan untuk melihat melihat seberapa jauh pencapaian siswa, Ibu Nur Haryanti
mengatakan bahwa dalam penyusunan evaluasi ada tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan, untuk pengetahuan harus sesuai dengan
tujuan, kemudian yang berkaitan dengan sikap meliputi sosial, disiplin, keagamaan, personal. Dari beberapa aspek tersebut penyusunan evaluasi
harus susuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam pedoman, jadi didalam evaluasi tersebut terdapat banyak kolom penilaian CL.1.
Secara lebih rinci Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa dalam penyusunan evaluasi ada beberapa tahapan diantaranya adalah penilaian sikap diambil dari
KI 1 dan KI 2, penilaian pengetahuan diambil dari KD 3, dan keterampilan diambil dari KD 4 beserta silabus. Penyusunan evaluasi yang dilakukan
tujuannya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa terutama dalam bersikap, seperti jujur, kerjasama, religius, toleransi, kemudian pengetahuan
tentang sejauh mana peserta didik mengetahui dan paham pelajaran tersebut dan
bisa digunakan
dalam kehidupannya
sekarang. Kemudian nilai
keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan siswa, misalnya membuat peta dan kliping CL.2.
Berikutnya Ibu Chatarina mengatakan bahwa evaluasi itu ada tiga, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penyususnan evaluasi harus disesuaikan,
untuk aspek kognitif itu membuat soal ulangan harian, UTS dan UAS, dan penyusunannya harus ada kisi-kisi, soal, lembar jawaban dan format
penilaian. Kemudian untuk keterampilan itu berupa penugasan-penugasan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedangkan untuk sikap itu membuat kuisioner berupa penilaian sesama teman dan diri sendiri, format yang digunkan tergantung dari apa yang akan dinilai
CL.3. Senada dengan tigas guru diatas Ibu Tiara mengatakan bahwa ada tiga aspek
didalam evaluasi
pembelajaran yaitu,
kognitif, afektif,
dan psikomotorik, dan untuk format penilaiannya harus menyesuaikan dengan
tujuan pembelajaran dan aspek apa yang akan dinilai CL.4. b.
Langkah langkah yang dilaksanakan dalam implementasi Kurikulum 2013 Didalam langkah-langkah yang dilakukan untuk pembelajaran sejarah
dengan Kurikulum 2013 khususnya pemilihan metode pembelajaran guru- guru sejarah SMK Negeri 2 Depok memiliki cara tersendiri untuk
menyikapainya. Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa sejarah itu adalah pelajaran yang harus kontekstual, jadi guru harus membuat pembelajaran
tersebut menarik dan siswa bisa menghubungkan atau mencari nilai-nilai yang bisa diterapkan untuk masa sekarang ini. Berkaitan dengan metode
pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti menggunakan metode PBL problem base learning CL.1. Sementara itu Ibu Evi Suryanti
mengatakan bahwa ada bermacam-macam metode yang digunakan seperti dicovery learnig, PBL, dan lainnya, namun kaitanya dengan SMK maka yang
digunakan adalah metode inquiri CL.2. Dilain pihak Ibu Chatarina mengungkapkan bahwa ada beberapa
petimbangan yang diperhatikan pada saat menentukan metode pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, diantaranya adalah materi pembelajaran itu
sendiri, infrastruktur, sarana dan prasarana, dan yang menjadi pertimbangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terakhir adalah siswanya sendiri. Dari beberapa pertimbangan tersebut maka Ibu Chatarina menggunakan metode diskusi didalam pembelajaran sejarah
CL.3. Hampir sependapat dengan Ibu Chatarina, Ibu Tiara mengatakan bahwa ada berbagai pertimbangan yang diperharikan didalam memilih
metode pembelajaran sejarah namu lebih disoroti adalah mengenai bobot dari materi yang akan disampaikan, dilihat terlebih dahulu apakah metode tersebut
mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut CL.4. c.
Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP Berkaitan dengan perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP dari segi
landasan pelaksanaan Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa di SMK pelajaran sejarah masuk kedalam pelajaran IPS, namun setelah menggunakan
Kurikulum 2013 pelajaran sejarah menjadi berdiri sendiri CL.1. Sementara itu Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa landasan pelaksanaan Kurikulum
2013 mengacu kepada peraturan pemerintah, namun Ibu Evi Suryanti tidak ingat peraturan pemerintah nomor berapa yang menjadi landasan tersebut. Ibu
Evi Suryanti juga mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 menmpunyai KI dan KD, sedangkan didalam KTSP tidak terdapat KI dan KD CL.2. Berbeda
dengan dua guru sebelumnya Ibu Chatarina mengatakan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 membuat anak lebih aktif, baik itu dalam menganalisis,
bertanya, mengertajakan tugas sendiri, dan diskusi CL.3. Dilain pihak Ibu Tiara mengatakan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 membantu guru
karena lebih detail, Kurikulum 2013 tidak lagi guru sentris seperti KTSP, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurikulum 2013 lebih memberikan kesempatan siswa untuk interaktif dan komunikatif CL.4.
Selanjutnya berkaitan dengan perbedaan orientasi Kurikulum 2013 dan KTSP Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa sebenarnya KTSP dan Kurikulum
2013 hampir sama namun memiliki perbedaan, perbedaan dari orientasi pelaksanaan seperti siswa mengamati terlebih dahulu, mengumpulkan data,
membuat jejaring, dan mengkomunikasikan, sementara KTSP tidak seperti itu CL.2. Sementara itu Ibu Chatarina mengatakan bahwa orientasi Kurikulum
2013 dan KTSP jelas berbeda, Ibu Chatarina mengatakan bahwa Kurikulum 2013 orientasinya mencetak peserta didik yang komperhensif, tidak hanya
cerdas, humanis, tanggung jawab, moral dan sikap CL.3. Senada dengan Ibu Chatarina, Ibu Tiara mengatakan bahwa orientasi Kurikulum 2013 adalah
untuk mencetak siswa yang cerdas dan komperhensif CL.4. Selanjutnya berkaitan dengan motode yang digunakan guru didalam
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa metode yang digunakan itu berbeda, didalam KTSP beliau
menggunakan metode diskusi tetapi didalam Kurikulum 2013 menggunakan PBL. Didalam Kurikulum 2013 siswa mengumpulkan data, diberi masalah,
setelah mendapat data dan dianalisis kemudian hasilnya dipresentasikan. Dengan Kurikulum 2013 guru harus benar-benar menguasai materi CL.1.
Sementara itu Ibu Evi Suryanti mengatakan dalam pelaksaanaannya KTSP dan Kurikulum 2013 berbeda, didalam Kurikulum 2013 siswa dituntut lebih
aktif, sedangkan KTSP cenderung guru sentris, karena itu Ibu Evi Suryanti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memilih menggunakan metode yang bervariasi diantaranya adalah PBL dan discovery llearning CL.2.
Dilain pihak Ibu Chatarina mengatakan bahwa metode yang digunakan adalah diskusi, baik itu didalam KTSP maupun Kurikulum 2013, namun Ibu
Chatarina menekankan bahwa diskusi yang digunakan didalam Kurikulum 2013 berbeda dengan metode diksusi yang digunakan didalam KTSP. Lebih
jelas Ibu Chatarina mengatakan bahwa diskusi dalam KTSP siswa masih kosong, tetapi dalam Kurikulum 2013 sebelum melakukan diskusi siswa bisa
mengeksplor sendiri sepeti membaca buku dan browsing sehingga ketika berdiskusi peserta sudah mempunyai bekal pengetahuan yang mereka dapat
sebelumnya. Didalam memilih metode diskusi Ibu Chatarina memiliki beberapa pertimbangan dalam memilih metode tersebut, Ibu Chatarina
mengatakan bahwa dengan metode diskusi guru bisa menilai tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik CL.3. Sementara itu Ibu Tiara
mempunyai pendapat yang sama dengan Ibu Chatarina. Selanjutnya berkaitan dengan perbedaan pengelolaan Kurikulum 2013
dan KTSP dari segi penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ibu Nur Haryanti berpendapat bahwa yang berbeda hanya metode dan evaluasi, didalam
evaluasi Kurikulum 2013 terdapat penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan CL.1. Senada dengan Ibu Nur Haryanti, Ibu Evi Suryanti
mengatakan bahwa didalam Kurikulum 2013 evaluasinya ada sikap, keterampilan, dan pengetahuan, sedangkan di KTSP tidak sedetail itu. Ibu Evi
Suryanti menambahkan bahwa dari segi pelaksanaan dan penyusunan juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbeda, namun beliau tidak menjelaskan lebih jauh mengenai perbedaan tersebut CL.2. Dilain pihak Ibu Chatarina mengatakan bahwa untuk
penyusunan RPP khususnya bahwa ada format yang berubah, didalam KTSP formatnya ada SK, KD, indikator, dan materi, sedangkan dalam Kurikulum
2013 ada SK, KI, KD, indikator dan materi. Beliau juga menambahkan bahwa dalam Kurikulum 2013, KI dan indikator untuk sejarah sudah tersedia dari
pemerintah CL.3. Sementara itu Ibu Tiara menambahkan bahwa didalam KTSP ada EEK eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, namun didalam
Kurikulum 2013 lebih kompleks dan lebih jelas tahapan-tahapannya CL.4. Bekaitan dengan kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013, Ibu Nur
Haryanti mengatakan bahwa kelebihan Kurikulum 2013 adalah kebebasan untuk bereksplor, baik itu guru dan peserta didik. Sedangkan untuk
kekurangan, beliau mengatakan bahwa antara silabus dengan indikator terkadang tidak sama, jadi guru harus menyesuaikan dan harus bisa
mencocokan CL.1. Sementara itu Ibu Evi Suryanti mengantakan kelebihan Kurikulum 2013 adalah dapat membuat peserta didik lebih aktif, membuka
cakrawala yang lebih, mengobservasi dan mencari hal-hal baru, sehingga peserta didik menjadi mandiri. Sementara untuk kekurangannya Ibu Evi
Suryanti mengatakan bila Kurikulum 2013 diterapkan di daerah-daerah yang IT nya masih kurang, karena dalam Kurikulum 2013 IT sangat dituntut,
beliau juga mencotohkan jika Kurikulum 2013 diterapkan di SMK yang SDM nya masih rendah maka terkadang akan kurang berhasil CL.2.
Sementara itu Ibu Chatarina mengatakan bahwa kelebihan dari Kurikulum 2013 adalah dapat membuat peserta didik lebih aktif, lebih
bertanggung jawab, dan mempunyai sikap yang lebih baik. Sementara untuk kekurangannya Ibu Chatarina mengatakan bahwa tugas guru menjadi lebih
berat, demikian juga dengan peserta didik. Peserta didik mempunyai banyak sekali tugas yang harus diselesaikan CL.3. Ibu Tiara mengatakan hal yang
senada dengan Ibu Chatarina bahwa Kurikulum 2013 membuat peserta didik lebih aktif, bertanggung jawab, dan berkarakter, dan kekurangannya adalah
tugas guru dan peserta didik menjadi berat CL.4. d.
Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah Dalam hal efektivitas penerapan Kurikulum 2013 khususnya mata
pelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Depok, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa sejarah cocok dengan Kurikulum 2013, peserta didik juga senang
dengan pembelajaran sejarah pada Kurikulum 2013, namun Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa peseta didik tidak suka bila diberi tugas, beliau juga
menambahkan bahwa peserta didik di SMK Negeri 2 Depok adalah peserta didik yang pintar-pintar, selain itu juga beliau mengatakan bahwa fasilitas
yang dimiliki peserta didik sudah menunjang, demikian juga dengan sarana dan prasarana sekolah CL.1. Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa
Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok sangat efektif, SMK Negeri 2 Depok juga merupakan sekolah pilot dari Kurikulum 2013, selain itu beliau
juga mengatakan bahwa SMK Negeri 2 Depok memiliki SDA yang sudah sangat memadai dan di tunjang dengan IT yang maju CL.2.
Ibu Chatarina mengatakan bahwa pembelajaran sejarah sudah efektif karena di SMK Negeri 2 Depok memiliki input siswa yang baik, guru-
gurunya sering mendapat pelatihan serta didukung dengan sarana dan prasarana yang baik CL.3. Menurut Ibu Tiara pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok sudah aktif, karena SMK Negeri 2 Depok merupakan sekolah pilot project dari Kurikulum 2013 CL.4.
2. Persepsi Siswa
Persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai berikut : persiapan dalam
menghadapi kurikulum 2013, pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah, Efektivitas pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013.
a. Persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Tabel 4. Persiapan siswa dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
No Pilihan angketkuisioner
Persentase Ya
Tidak Ya
Tidak 1
43 45
48.9 51.1
Pada tabel 4 terlihat bahwa 43 atau 48.9 siswa melakukan persiapan untuk menghadapai pembelajaran dengan Kurikulum 2013, sementara 45
siswa atau 51.1 siswa tidak melakukan persiapan untuk menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Dari data tersebut siswa yang
melakukan persiapan menyatakan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menuntut siswa untuk aktif dan mandiri, dan guru merupakan fasilitator
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa mengatakan bahwa Kurikulum 2013 adalah tantangan yang harus mereka hadapi, Kurikulum
2013 adalah tantangan yang bisa merubah diri mereka menjadi lebih aktif dan mandiri. Dimata siswa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sangat berat,
selain mereka harus aktif dan mandiri, mereka juga harus mengerjakan tugas yang banyak sekali, setiap mata pelajaran mempunyai tugas sendiri yang
harus mereka selesaikan. Siswa mengatakan bahwa terkadang mereka tidak mempunyai waktu untuk bermain karena banyaknya tugas yang harus
diselesaikan. Karena berbagai alasan tersebut siswa harus melakukan persiapan untuk menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013.
Siswa yang mengatakan tidak melakukan persiapan dalam menghadapai pembelajaran dengan Kurikulum 2013 memiliki alasan yang berbeda-beda,
diantaranya adalah karena siswa sudah terbiasa dengan KTSP sejak masih duduk di bangku SMP sehingga pada saat masuk SMK dengan Kurikulum
2013 mereka menjadi kaget dan tidak tahu harus mempersiapkan apa dalam menghadapai Kurikulum tersebut. Siswa mengatakan bahwa mereka masih
terbawa dengan pembelajaran KTSP, mereka masih terbiasa dengan sistem pembelajaran dengan KTSP. Sementara itu ada siswa yang mengatakan
bahwa mereka adalah angkatan pertama dan sebagai percobaan dalam Kurikulum 2013 ketika pertama kali diterapkan pada tahun 2013, siswa
beranggapan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum dadakan dan mereka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belum mendapat sosialisasi mengenai Kurkulum 2013 ketika pertama kali diterapkan sehingga mereka tidak mengerti dan tidak tahu harus melakukan
persiapan seperti apa. b.
Pendapat siswa tentang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Tabel 5. Pendapat siswa tentang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum
2013
No Pilihan angketkuisioner
Persentase
menyenangkan Tidak
menyenangkan menyenangkan
Tidak menyenangkan
1 75
13 85.2
14.8
Pada tabel 5 terlihat bahwa 75 atau 85.2 siswa menyatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menyenangkan, sedangkan 13
atau 14.8 siswa menyatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak menyenangkan. Dari data tersebut siswa yang
mengatakan pelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menyenangkan mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menjadi
lebih berwarna, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menjadi beraneka ragam dan tidak membuat mereka merasa bosan dengan pelajaran
sejarah. Siswa mengatakan bahwa mereka senang karena mereka bisa bebas
untuk bereksplorasi dan mencari sendiri materi-materi pembelajaran sejarah, materi tersebut tidak hanya perpatokan pada buku, mereka bisa mencari
materi dengan lebih luas seperti dari internet, media sosial, orang lain atau teman yang dianggap bisa, dan banyak lagi cara mereka untuk mendapatkan
materi. Meraka mengatakan ketika sedang mencari materi mereka sering menmukan hal-hal baru dan kemudian mereka mecari tahu tentang hal-hal
baru tersebut, jika mereka tidak bisa menemukan jawaban atau tidak mengerti maka mereka akan menanyakan kepada gurunya. Ketika menanyakan
permasalahan tersebut guru tidak langsung menjawab, namun memberikan kesempatan kepada teman lain untuk memberikan jawaban, setelah itu guru
akan lebih memperjelas permasalahan tersebut untuk mereka. Siswa yang menjawab pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
tidak menyenangkan memiliki beragam alasan. Siswa mengatakan bahwa pelajaran sejarah selalu berada pada siang atau sore, jadi mereka sudah tidak
bersemangat lagi. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak suka bila menghafalkan fakta-fakta sejarah. Faktor guru dan metode pembelajaran juga
menjadi alasan kenapa mereka tidak menyukai pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Dari beberapa alasan tersebut ada beberapa siswa yang
mengatakan bahwa mereka pada dasarnya memang tidak menyukai pembelajaran sejarah.
c. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah
Tabel 6. Metode mengajar yang digunakan guru sejarah
No Pilihan angketkuisioner
Persentase Ya
Tidak Ya
Tidak 1
80 8
90.9 9.1
Pada tabel 6 terlihat bahwa 80 atau 90.9 siswa menyatakan bahwa metode pembelajaran sejarah yang digunakan oleh guru sejarah mengarahkan
mereka untuk berpikir analisis, sedangkan 8 atau 9.1 siswa menyatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru sejarah masih belum
mengarahkan mereka untuk berpikir analisis. Siswa yang mengatakan bahwa metode mengajar guru sejarah sudah mengarahkan untuk berpikir analisis
mempunyai pola jawaban yang sama. Siswa mengatakan bahwa metode pembelajaran sejarah yang digunakan guru sejarahnya selalu membuat
mereka melakukan pemecahan masalah. Guru hanya memeberitahukan secara garis besar dan setelah itu siswa sendiri yang akan mecari sendiri. Garis besar
yang disampaikan oleh guru membuat mereka penasaran dan semakin terpacu untuk mencari sendiri.
Siswa mengatakan bahwa biasanya metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah bervariasi tergantung dari materi apa yang akan
disampaikan, namun yang biasa digunakan adalah diskusi. Sebelum
melakukan diskusi, guru memberikan gambaran secara garis besar tentang materi pembelajaran sejarah, dan setelah itu mereka diberikan permasalahan-
permasalahan yang harus diselesaikan secara berkelompok. Sementara itu untuk siswa yang mengatakan bahwa metode mengajar
guru sejarah tidak mengarahkan mereka berpikir analisis, mereka mempunya alasan tersendiri. Mereka mengatakan bahwa guru sejarah mengarahkan
mereka untuk
selalu belajar
dan tidak
untuk menganalisis
materi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran, mereka juga merasa bosan karena selalu melihat presentasi melalui proyektor, dan guru hanya membawa LKS saat proses pembelajaran.
Dari beberapa alasa tersebut juga yang mengatakan bahwa mereka sulit untuk menganalisis materi pembelajaran sejarah yang begitu banyak, ditambah lagi
dengan tidak suka terhadap pelajaran sejarah dan lebih menyukai pelajaran lain.
d. Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Tabel 7. Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
No Pilihan angketkuisioner
Persentase Ya
Tidak Ya
Tidak 1
53 35
60.2 39.8
Tabel 7 menunjukan bahwa 53 atau 60.2 siswa menjawab bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif,
sedangkan 35 atau 39.8 siswa mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurkulum 2013 belum efektif. Siswa yang menyatakan efektif
mengatakan bahwa pembelajaran sejarah sudah sesuai dengan kurikulum 2013 dimana mereka sebagai peserta didik menjadi lebih aktif didalam
pembelajaran tanpa ketergantungan dengan guru. Guru merupakan fasilitator mereka didalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan guru
merupakan tempat dimana mereka bertanya bila mereka menemukan materi atau permasalahan yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri ataupun secara
berkelompok. Fasilitas yang ada disekolah juga sudah sangat memadai untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013.
Sementara itu siswa yang menyatakan tidak efektif memiliki beragam alasan diantaranya adalah, mereka memang mengakui bahwa metode
pembelajaran sejarah yang digunakan guru sudah menuntut mereka untuk menjadi lebih aktif dan mandiri namun dari pribadi mereka sendiri masih
belum terbiasa dengan hal tersebut, mereka masih terbawa dengan suasana pembelajaran menggunakan KTSP. Siswa menilai bahwa pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 masih belum aktif karena mereka masih benar-benar asing dengan Kurikulum 2013 ketika pertama kali diterapkan,
mereka benar-benar membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan Kurikulum 2013. Selain itu siswa mengatakan bahwa mereka masih sulit
mengikuti Kurikulum 2013 karena faktor diri sendiri dimana masih merasa malas, dan hal ini sangat bertentangan dengan Kurkulum 2013 yang menuntut
siswa untuk lebih aktif dan mandiri. 3.
Kendala beserta solusi guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Dalam hal ini peneliti bertanya tentang kendala apa yang dihadapai dan
apa solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Dalam hal ini Ibu Nur Haryanti lebih menyoroti masalah jam pelajaran sejarah yang berada di atas pukul
14.00, karena peserta didik sudah menjadi tidak bersemangat, beliau juga mengatakan bahwa siswa SMK berbeda dengan siswa SMA. Untuk
mengatasi kendala tersebut Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa dirinya berusaha proaktif membuat peserta didik lebih bersemangat untuk belajar
sejarah, beliau juga membuat pembelajaran sejarah didalam kelas menjadi kontekstual. Sementara Ibu Evi Suryanti hanya mendapat kendala berupa hal-
hal teknis seperti proyektor di kelas yang tidak bisa menyala. Berbeda dengan Ibu Nur Haryanti dan Ibu Evi Suryanti, Ibu Chatarina
dan Ibu Tiara mengungkapkan kendala berupa kendala administratif seperti penilaian yang rumit dan kompleks. Untuk solusinya sendiri Ibu Chatarina
mengatakan bahwa guru harus selau mengupdate ilmu yang dimiliki, Ibu Tiara sendiri memiliki jawaban yang sama dengan Ibu Chatarina bahwa guru
harus selalu mengupdate ilmu yang dimiliki. 4.
Kendala beserta solusi siswa dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 Kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013.
Tabel 8. Kendala siswa dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
No Pilihan angketkuisioner
Persentase Ya
Tidak Ya
Tidak 1
64 24
72.7 27.3
Tabel 8 menunjukan bahwa ada 64 atau 72.2 siswa mengalami kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, sementara
sisanya ada 24 atau 27.3 siswa tidak mendapat kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Siswa mengatakan bahwa kendala yang
dihadapi mereka adalah waktu mata pelajaran sejarah yang dinilai sangat sedikit sementara materi yang harus diselesaikan banyak. Siswa menilai
bahwa Kurikulum 2013 terlalu memberatkan siswa dimana setiap mata pelajaran mereka mempunyai tugas yang harus diselesaikan.
Siswa mengatakan bahwa pelajaran sejarah memiliki materi yang banyak, demikian pula dengan tugasnya, untuk menyelesaikan tugas dan
memahami materi mereka membutuhkan waktu yang banyak, sementara itu mereka masih ada tugas lain yang harus diselesaikan dari mata pelajaran lain.
Siswa juga menyoroti masalah jam pelajaran sejarah yang selalu berada pada jam-jam akhir diatas pukul 12.00, jam-jam siang tersebut menjadi kendala
karena mereka sudah merasa lelah dan tidak bersemangat lagi untuk mengikuti proses pembelajaran. Selain masalah waktu dan tugas yang banyak
siswa mengatakan mereka menemukan kesulitan untuk memahami beberapa materi sejarah yang dinilai sulit.
Siswa yang tidak mendapat kendala mengatakan bahwa mereka sudah terbiasa dan bisa menyesuaikan diri dengan pembelajaran sejarah dalam
Kurkulum 2013. Guru juga sudah mengajar dengan baik dan menyenangkan, selain
itu siswa
mengatakan bahwa
sejarah adalah
pelaran yang
menyenangkan dan mereka bisa mengikutinya dengan baik. Siswa juga mengaku lebih aktif dalam mencari materi sendiri, bahkan sebelum diarahkan
oleh guru mereka sudah mengetahui materi apa yang akan dipelajari. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dialami
Tabel 9. Upaya siswa mengatasi kendala yang dialami
No Pilihan angketkuisioner
Persentase Ya
Tidak Ya
Tidak 1
64 24
72.7 27.3
Tabel 9 menunjukan bahwa ada 64 atau 72.7 siswa melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka hadapai dalam pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013, sementara sisanya tidak melakukan tindakan apa-apa karena mereka tidak mendapat kendala dalam pembelajaran sejarah
dengan Kurikulum 2013. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi siswa melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya, untuk materi yang sulit siswa
berusaha untuk memahaminya dan mencari berbagai sumber yang membahas maeteri tersebut, baik itu dari buku, LKS, ataupun dari internet.
Selanjutnya adalah jam pelajaran sejarah yang selalu berada diakhir jam sekolah, siswa tidak dapat berbuat apa-apa dengan hal tersebut karena
merupakan kebijakan sekolah, dan untuk mengatasi rasa lemas dan malas dijam-jam akhir, siswa berusaha untuk lebih bersemangat saat pembelajaran
sejarah sedang berlangsung. Sementara untuk tugas yang begitu banyak, siswa melatih diri agar lebih rajin lagi didalam mengerjakan tugas, karena
tugas yang harus diselesaikan tidak hanya satu, dan jika mereka terus bermalas-malasan maka mereka takut akan tertinggal dengan teman-teman
yang lain.