Persepsi guru dan siswa terhadap implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran Sejarah : studi kasus di SMK Negeri 2 Depok Sleman DIY.

(1)

viii ABSTRAK

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)

Andrius Akun 101314044

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pembelajaran sejarah, (2) mendeskripsikan persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah, (3) mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut, (4) mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah guru sejarah dan 88 siswa SMK Negeri 2 Depok yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan dikembangkan dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan angket. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif interaktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Persepsi guru positif karena menyambut baik implementasi Kurikulum 2013, didukung sosialisasi dan pelatihan yang cukup, sehingga guru dapat menerapkan konsep pembelajaran sejarah sesuai dengan Kurikulum 2013 seperti penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, penilaian autentik, dan pendekatan saintifik. (2) Persepsi siswa positif karena senang dengan pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013, serta aktif dalam pembelajaran. (3) Kendala guru berupa kendala teknis dan nonteknis. Guru mengatasi kendala tersebut dengan mengembangkan diri dan pengetahuan yang dimiliki. (4) Kendala siswa berupa tugas yang banyak dan materi yang sulit. Siswa mengatasi kendala tersebut dengan rajin belajar dan memanfaatkan berbagai sumber.


(2)

ix

ABSTRACT

TEACHER AND STUDENTS PERCEPTION ABOUT THE IMPLEMENTATION CURRICULUM 2013 IN LEARNING HISTORY

(CASE STUDY AT SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)

Andrius Akun 101314044

This research aims to : (1) describe teacher perception about curriculum 2013 implementation in the teaching of history. (2) describe student perception about curruculum 2013 implementation in the teaching of history. (3) describe the perceived problems by teachers in the Curriculum 2013 implementation and the solution to overcome that problems. (4) describe the perceived problems by students in the Curriculum 2013 implementation and the solution to overcome that problems.

This research is an qualitative case study. The sample in this research include history teacher and 88 students of SMK Negeri 2 depok who were selected using purposive sampling and developed with snowball sampling technique. Data were collected by means of interviews and questionnaires. Data analysis techniques is a descriptive interactive.

The result of this research indicates that : (1) Teachers perception is positive because they welcomed the implementation of Curriculum 2013. It is supported by sufficient socialization and training, so that teachers can apply the concept of history teaching in accordance with the curriculum in 2013 like a design lesson plans, authentic assessment and scientific approach. (2) Students perception is positive because they were delighted with the teaching of history using the Curriculum 2013 and can be followed with active learning. (3) the teacher got problems in the form of technical and nontechnical. The teachers reduced the problems with developing themselves by knowledge possessed. (4) Students had difficulty in the form of many tasks and difficult materials. The students reduced the problems by being diligent and using various sources.


(3)

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh : Andrius Akun NIM : 101314044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh : Andrius Akun NIM : 101314044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Kupersembahkan Skripsi ini kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Antonius Jaimin dan Ibu Paulina Anyun), tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa dan perhatian kepadaku.

2. Abangku Florensius Apin, terima kasih atas dukungan, semangat serta doa selama ini.


(8)

v MOTTO

Tidak ada manusia super yang dapat menguasai banyak hal dan ahli dibanyak bidang. Untuk sukses cukup kuasai satu bidang, lalu perbanyak ribuan wawasan

bidang lainnya. (Horace Wal Pole)


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)

Andrius Akun 101314044

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pembelajaran sejarah, (2) mendeskripsikan persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah, (3) mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut, (4) mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah guru sejarah dan 88 siswa SMK Negeri 2 Depok yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan dikembangkan dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan angket. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif interaktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Persepsi guru positif karena menyambut baik implementasi Kurikulum 2013, didukung sosialisasi dan pelatihan yang cukup, sehingga guru dapat menerapkan konsep pembelajaran sejarah sesuai dengan Kurikulum 2013 seperti penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, penilaian autentik, dan pendekatan saintifik. (2) Persepsi siswa positif karena senang dengan pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013, serta aktif dalam pembelajaran. (3) Kendala guru berupa kendala teknis dan nonteknis. Guru mengatasi kendala tersebut dengan mengembangkan diri dan pengetahuan yang dimiliki. (4) Kendala siswa berupa tugas yang banyak dan materi yang sulit. Siswa mengatasi kendala tersebut dengan rajin belajar dan memanfaatkan berbagai sumber.


(12)

ix

ABSTRACT

TEACHER AND STUDENTS PERCEPTION ABOUT THE IMPLEMENTATION CURRICULUM 2013 IN LEARNING HISTORY

(CASE STUDY AT SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)

Andrius Akun 101314044

This research aims to : (1) describe teacher perception about curriculum 2013 implementation in the teaching of history. (2) describe student perception about curruculum 2013 implementation in the teaching of history. (3) describe the perceived problems by teachers in the Curriculum 2013 implementation and the solution to overcome that problems. (4) describe the perceived problems by students in the Curriculum 2013 implementation and the solution to overcome that problems.

This research is an qualitative case study. The sample in this research include history teacher and 88 students of SMK Negeri 2 depok who were selected using purposive sampling and developed with snowball sampling technique. Data were collected by means of interviews and questionnaires. Data analysis techniques is a descriptive interactive.

The result of this research indicates that : (1) Teachers perception is positive because they welcomed the implementation of Curriculum 2013. It is supported by sufficient socialization and training, so that teachers can apply the concept of history teaching in accordance with the curriculum in 2013 like a design lesson plans, authentic assessment and scientific approach. (2) Students perception is positive because they were delighted with the teaching of history using the Curriculum 2013 and can be followed with active learning. (3) the teacher got problems in the form of technical and nontechnical. The teachers reduced the problems with developing themselves by knowledge possessed. (4) Students had difficulty in the form of many tasks and difficult materials. The students reduced the problems by being diligent and using various sources.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya dan anugerah-Nya, skripsi yang berjudul Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dapat tersusun dangan baik. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyususnan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.


(14)

xi

6. Dosen-dosenku yang baik: “Pak Anton, Pak A.K, Pak Musidi, Pak Bakti, Pak

Padi, Pak Adi, Bu Sumini, Pak Hendra, Pak Yulius” Terimakasih atas ilmu dan didikan yang telah diberikan kepada saya selama ini.

7. Pak Agus, selaku staff sekretarian Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi kepada penulis.

8. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Antonius Jaimin dan Ibu Paulina Anyun), tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa dan perhatian kepadaku.

9. Abangku Florensius Apin, terima kasih atas dukungan, semangat serta doa selama ini.

10. Sahabat-sahabatku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 9

1. Persepsi... 9

2. Kurikulum 2013 ... 12

3. Pembelajaran Sejarah ... 32


(16)

xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

B. Pendekatan Penelitian ... 36

C. Sumber Data... 38

D. Metode Pengumpulan Data ... 38

E. Teknik Cuplikan... 40

F. Validitas Data... 41

G. Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 46

B. Hasil Penelitian ... 51

1. Persepsi Guru ... 51

2. Persepsi Siswa ... 63

3. Kendala dan Solusi Guru Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 69 4. Kendala dan Solusi Siswa Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 70 C. Pembahasan... 72

1. Persepsi Guru ... 72

2. Persepsi Siswa ... 86

3. Kendala dan Solusi Guru Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 91 4. Kendala dan Solusi Siswa Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara Guru ... 39 Tabel 2. Kisi-kisi Angket Siswa ... 40 Tabel 3. Profil SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta ... 46 Tabel 4. Persiapan Siswa Dalam Menghadapai Pembelajaran Sejarah Dengan

Kurikulum 2013 ... 63 Tabel 5. Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Sejarah Dengan

Kurikulum 2013 ... 65 Tabel 6. Metode Mengajar Guru Sejarah ... 66 Tabel 7. Efektivitas Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013... 68 Tabel 8. Kendala Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan

Kurikulum 2013 ... 70 Tabel 9. Upaya Siswa Mengatasi Kendala yang dialami ... 71 Tabel 10. Perubahan Pola Pikir KBK dan KTSP ke Kurikulum 2013... 84


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ... 35 Gambar 2. Analisis Data ... 44


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Jadwal Penelitian ... 102

Lembar Wawancara ... 103

Angket ... 105

Catatan Lapangan 1 ... 108

Catatan Lapangan 2 ... 112

Catatan Lapangan 3 ... 116

Catatan Lapangan 4 ... 122

Dokumentasi Wawancara... 128

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 131

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 ... 143


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal paling mendasar yang harus dimiliki setiap orang. Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Dengan pendidikan maka akan tercipta sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam menghadapi tantangan dan kompetisi pada era globalisasi seperti saat ini. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh sebuah negara agar warganya dapat mencapai kesejahteraan. Kualitas pendidikan suatu negara menjadi salah satu indikator untuk melihat kategori negara tersebut apakah tergolong ke dalam negara maju, berkembang, atau negara miskin. Dengan sumber daya manusia yang memiliki pendidikan yang tinggi maka negara tersebut akan mampu mengelola sumber daya yang dimiliki.

Demikian halnya dengan Indonesia, kualitas kehidupan di Indonesia sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pembaharuan di bidang pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perubahan dibidang pendidikan harus memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi pada era global sehingga mampu menciptakan output yang mampu menghadapai tantangan pada era global saat ini. Perubahan dalam bidang pendidikan harus dilakukan dengan penataan sistem pendidikan secara utuh dan menyeluruh, terutama yang berkaitan


(21)

dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja pada saat ini. Dalam pendidikan, kegiatan belajar harus mampu memberikan bekal kecakapan hidup bagi peserta didik yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan dari peserta didik tersebut.

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan ditentukan oleh berbagai komponen, diantaranya adalah kurikulum. Hal ini karena kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan pembelajaran dalam sistem pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagaipedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dalam perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia, kurikulum sebagai suatu komponen pendidikan sering mengalami pergantian, mulai dari Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, tahun 2004 diberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), tahun 2006 diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan pada tahun 2013 diberlakukan Kurikulum 2013 yang pelaksanaanya secara serentak pada bulan Juni 2014.1

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui

1

Zuhroh, 2011 dalam Akhinah, 2013 : 2, dalam I Nengah Ciptasari “Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Kasus Guru Sejarah Di Sman 1 S awan).Dalam Jurnal Widya Winayata 3.1 (2015),hlm. 1-2. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/viewFile/5312/4008, diakses 10 Agustus


(22)

pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, diharapkan bangsa ini dapat menjadi bangsa yang bermartabat, masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga mampu untuk bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam era global. Hal ini dimungkinkan jika implementasi Kurikulum 2013 benar-benar dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.2

Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, salah satu mata pelajaran yang turut mendapatkan sentuhan adalah mata pelajaran sejarah. Proses pelaksanaan Kurikulum 2013 terutama dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia untuk jenjang pendidikan Menengah tidak hanya mampu mengasah keterampilan dan sikap secara menyeluruh. Sejarah Indonesia adalah suatu mata pelajaran yang mampu membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang dimensi ruang dan waktu

2

E.Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurik ulum 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2013. Hlm.7


(23)

perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang mampu menghargai jasa para pahlawannya yang telah meletakan pondasi bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta peninggalan-peninggalan kebudayaan yang masih di warisi sampai sekarang. Sehingga dengan diakumulasikannya beberapa kompetensi tersebut, peserta didik diharapkan mampu membentuk pola pemikiran yang sadar akan sejarah.3

Dalam implementasi kurikulum setiap pengajar apakah di SD, SMP, SMA ataupun universitas ikut terlibat didalamnya. Kurikulum ditentukan oleh pihak atasan, misalnya Depdikbud masih berupa barang cetakan, jadi dapat dikatakan

barang “mati”. Hanya guru yang dapat memberi hidup kepada pedoman kurikulum yang diterbitkan itu. Karena itu guru selalu merupakan tokoh utama untuk mewujudkan kurikulum itu agar terjadi perubahan kelakuan peserta didik menurut apa yang diharapkan.

Agar hal itu terlaksana, guru harus lebih dahulu memahami kurikulum agar dapat menyajikannya dalam bentuk pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Jadi pada hakikatnya setiap kurikulum formal yang dikeluarkan oleh pemerintah hanya dapat direalisasikan berkat usaha guru dan karena itukurikulum seperti yang diwujudkan dalam kelas selalu mengandung unsur kepribadian guru.

Walau kurikulum dikatakan “uniform” pelaksanaannya selalu melalui pribadi guru, jadi mengandung perbedaan individual. Guru hanya dapat melaksanakannya

3

Kemendikbud, 2013, dalam I Nengah Ciptasari"Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Mata

Pelajaran Sejarah (Studi Kasus Guru Sejarah Di Sman 1 Sawan)”. Dalam Jurnal Widya Winayata 3.1 (2015), hlm. 1-2. .http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/viewFile/5312/4008, diakses 10 Agustus 2015


(24)

menurut persepsi masing-masing, yang mungkin ada perbedaannya dengan apa yang dimaksud oleh para pengembang kurikulum pada tingkat atasan.

Selain itu guru dapat pula berusaha menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan psikologis setiap peserta didik, atau dengan keadaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Jadi kurikulum dalam pelaksanaannya selalu melibatkan guru. Kurikulum yang diterbitkan oleh. Pemerintah masih bersifat umum berupa pedoman, jadi dapat disebut pedoman kurikulum. Dalambentuk yang demikian kurikulum belum dapat disampaikan kepada kelas. Ada beberapa langkah agar kurikulum siap untuk disajikan.

Pertama : pedoman kurikulum harus dianalisis lebih lanjut dalam sejumlah topik, sub topik serta bahan yang lebih spesifik. Harus ditentukan lebih jelas apa yang akan diajarkan, apa sebab, apa tujuannya, dalam urutan yang bagaimana. Hal-hal seperti ini dimasukkan dalam apa yang disebut pedoman instruksional. Kedua : agar bahan pelajaran dapat disajikan kepada peserta didik dalam jam pelajaran tertentu guru masih harus membuat persiapan pelajaran yang dilakukannya berdasarkan pedoman instruksional tersebut. Tiap pengajar harus membuat persiapan pelajaran sebelum dengan penuh tanggung jawab dapat memasuki kelas. Mengajar adalah tugas yang begitu kompleks dan sulit, tanpa persiapan guru tidak tahu dengan jelas ke mana peserta didik harus dibimbing, tujuan apa yang harus dicapai, perubahan kelakuan apakah yang harus dibangkitkan, hingga manakah tujuan pelajaran yang harus dicapai, kesulitan apa yang dihadapai, kelemahan apakah harus diperbaiki demi peningkatan mutu, tugas apakah yang harus dilakukan peserta didik untuk pelajaran berikutnya. Mutu


(25)

pendidikan bergantung pada mutu guru, dan mutu guru turut ditentukan oleh pemahamannya tentang seluk-beluk kurikulum.4

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Sekolah ini berada di Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. SMK Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah menengah kerjuruan yang menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014, dengan kata lain sekolah ini merupakan sekolah percontohan pelaksanaan Kurikulum 2013. Peneliti ingin menggali tentang pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok serta tanggapan guru dan siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah ?

2. Bagaimana persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pembelajaran sejarah ?

3. Apa saja kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?

4. Apa saja kendala yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?

4


(26)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan :

1. Persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah.

2. Persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah.

3. Kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

4. Kendala yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis

Pada tataran teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :

a. Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013, baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen, pelakasanaan, keunggulan dan kekurangannya.

b. Memberikan informasi berkaitan dengan adanya hambatan atau faktor penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 khususnya bagi guru sejarah.


(27)

2. Aspek Praktis

Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi :

a. Kepala Sekolah atau bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana baru yang lebih kondusif

b. Guru khususnya dalam pembelajaran Sejarah mengetahui usaha yang perlu dapat dilakukan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013.

c. Universitas Sanata Dharma, sebagai bahan kajian keilmuan dan pengembangan kajian khususnya bidang kebijakan pendidikan

d. Penulis, dapat mengetahui implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Sejarah.


(28)

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses pesepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat pengelihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecap, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan, kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu. Alat indera tersebut merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Stimulus yang diindera itu kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindera itu, dan proses ini disebut persepsi.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus diterima oleh alat indera, yaitu yang dimaksud dengan penginderaan, dan melalui proses penginderaan tersebut stimulus itu menjadi sesuatu yang berarti setelah


(29)

diorganisasikan dan diinterpretasikan. Persepsi merupakan proses integratedd alam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpetasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Karena itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan objek. Dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan di sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri.5 Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-meneurs mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan penciuman.6

Persepsi dibagi menjadi dua bentuk yaitu persepsi positif dan persepsi negatif. Persepsi positif merupakan penilaian individu terhadap suatu objek atau informasi dengan pandangan yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada. Sedangkan, persepsi negatif merupakan persepsi individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.

5

Bimo Walgito, Pengantar Psik ologi Umum (edisi revisi), Yogyakarta : CV. Andi offset, 2010, hlm 99-100.

6

Slameto, Belajar dan Fak tor-Fak tor yang Mempengaruhi, (edisi revisi), Jakarta : Rineka Cipta, 2010, hlm. 102.


(30)

Penyebab munculnya persepsi negatif seseorang dapat muncul karena adanya ketidakpuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak adanya pengalaman inidvidu terhadap objek yang dipersepsikan dan sebaliknya, penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya kepuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya pengetahuan individu, serta adanya pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan.7

Persepsi merupakn proses yang terintegrasi didalam diri individu sehingga apa yang ada dalam diri individu akan trurun serta dan aktif dalam persepsi. Persepsi individu dapat jauh berbeda dengan individu lain karena adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Sekalipun dalam situasi yang sama persepsi antar individu dapat berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi adalah sebagi berikut : 1. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

7


(31)

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,di samping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motorik.

3. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

2. Kurikulum 2013

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, implementasi didefiniskan sebagai sebuah pelaksanaan atau penerapan.8Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner’s

Dictionary di kemukakan bahwa implementasi ialah: “put something into

effect”, (penerapan sesuatu yang memberikan efek dan dampak).9

8

Depdiknas. 2008. KBBI ed. IV. Jakarta : PT. Gramedia, hlm.529. 9


(32)

Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin “curriculum” semula berarti”a running course, or race course, especially a chariot race course” dan terdapat pula dalam bahasa prancis “courier” artinya” to run, berlari”. Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “courses” atau matapelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.10

Hilda Taba dalam M. Yamin mendefinisikan kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak. William B. Ragan dalam M. Yamin menjelaskan arti kurikulum sebagai all the experience of children for which the school accepts responsibility. It denotes

the result of efforts on the part of the adults of the community and the nation

to bring to the children the finest, most whole some influences thatexists in

the culture. Ragan menggunakan kurikulum dalam arti yang luas mencakup

semua program dan kehidupan dalam sekolah. Kurikulum tidak hanya mencakup bahan pelajaran, namun seluruh kehidupan dalam kelas, hubungan social antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi juga termasuk didalamnya.11

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan

10

S.Nasution. Pengembangan Kurik ulum. Bandung : PT Alumni, 1986, hlm. 9 11

M.Yamin, Panduan Manajemen Mutu Kurik ulum Pendidik an . Yogyakarta : Diva ress, 2012, hlm 22-23


(33)

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.12

Rumusan yang terdapat di dalam sistem Pendidikan Nasional lebih spesifik mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

1) Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan.

2) Kurikulum merupakan pengaturan, yang berarti mempunyai sistematika dan struktur tertentu.

3) Kurikulum memuat/berisikan isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada perangkat mata pelajaran atau bidang pelajaran tertentu.

4) Kurikulum mengandung cara, metode, atau strategi penyampaian pengajaran.

5) Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajara mengajar.

6) Kendatipun tidak tertulis, namun telah tersirat didalam kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

7) Berdasarkan butir 6 maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat pendidikan.

Istilah “kurikulum”memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh

pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin, yakni “Curriculae” artinya jarak

12

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Alyah,hlm. 1


(34)

yang harus ditempuh seseorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ke tempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan berikut ini.13

Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, dengan program kurikuler tersebut, sekolah/lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang. Itu sebabnya kurikulum disusun sedemikian rupa yang memungkinkan siswa melakukan beraneka ragam kegiatan belajar. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti : bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha, gambar-gambar, halaman sekolah, daln lain-lain.14

13

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm 16-17. 14


(35)

Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.15

Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, system, dan bidang studi yaitu :

Kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana suatu kegiatan belajar bagi murid-muridnya di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.Suatu kurikulum juga dapat menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, provinsi, ataupun suatu negara.

Kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja sebagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu

15


(36)

sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.

Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum melalaui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.16

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dijelaskan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana pengajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di bawah tanggung jawab sekolah/lembaga pendidikan.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/204. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Kemudian, kedudukan kompetensi yang semula diturunkan dari

16

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurik ulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007, hlm 27.


(37)

mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.Selain itu, pembelajaran lebih bersifat tematik integrative dalam semua mata pelajaran. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard skill yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.17

Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntuk keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Saylor mengatakan bahwa “instruction is thus implementation of curriculum plan, usually, but not necessarily, involving teaching in the sense of student,teacher

interaction in an education setting”. Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.18

17

M. Fadillah, Implementasi Kurik ulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan

SMA/MA, Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2014,hlm 16. 18


(38)

a. Karakteristik Kurikulum 2013

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sek olah Menengah Atas/Madrasah Aliyah halaman 3 dijelaskan karakteristik kurikulum 2013

sebagai berikut :

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses

pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;


(39)

7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). b. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.19 Kurikulum 2013 bertujuan untuk menghadapi berbagai masalah dan tantangan masa depan yang semakin lama semakin rumit dan kompleks. Berbagai tantangan masa depan tersebut antara lain berkaitan dengan globalisasi dan pasar bebas, masalah lingkungan hidup, pesatnya kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industry kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan, serta materi TIMSS dan PISA yang harus dimiliki oleh peserta didik.20

Perlu adanya perubahan maupun pergantian kurikulum di Indonesia tentu tidak lepas dari persoalan perubahan zaman. Sebab, hakikat penyelenggaraan pendidikan adalah untuk menjadi solusi terhadap

19

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Alyah, hlm 4.

20


(40)

persoalan yang dihadapi bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui pendidikan bangsa dan negara ini akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu, pendidikan diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas yang memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan sesuai standar nasional yang disepakati.21

Pada dasarnya kurikulum ditentukan oleh guru (tenaga kependidikan). Guru (pelatih/widyaiswara) turut serta menyusun kurikulum, duduk dalam suatu panitia pengembang kurikulum, atau memberikan masukan kepada panitia pengembang kurikulum. Prosedur apapun yang ditempuh dalam pengembangan kurikulum, guru tetap memegang peran yang penting, karena guru merupakan unsur penting yang menentukan berhasil atau gagalnya pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan (sekolah). Guru terlibat langsung secara aktif dalam pelaksanaan kurikulum bersama para siswa. Guru yang menentukan topik pengajaran, bahan-bahan yang akan diajarkan, metode yang digunakan, alat yang dipilih dan dipergunakan, serta mengevaluasi hasil pelaksanaan kurikulum. Guru memegang peran penting dalam penyusunan dan pelakasanaan kurikulum, dan oleh karenanya guru harus memahmi dengan baik masalah kurikulum.22

Melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan

21

M.Fadillah, op.cit, hlm 17. 22


(41)

karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karekter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.23

Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena Kurikulum 2013 ini berbasis karakter dan kompentensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan.Pertama : Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstal), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan pontensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (Transfer of Knowledge).

23


(42)

Kedua : Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompentensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek keperibadian dapat dilakukan secara optimal berdasakan standar kompetensi tertentu. Ketiga : ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.24

c. Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan perkembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dijelaskan

bahwa ada beberapa faktor yang mendasari dikembangkannya Kurikulum 2013.25 Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,

24 Ibid

25

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.hlm 1-2.


(43)

dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast

Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic

Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan

eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi


(44)

bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan

Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999

juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

3) Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut :

a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);


(45)

d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)

f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. 4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;


(46)

b) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

5) Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik

d. Landasan Pengembangan Kuriklum 2013

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah, terdapat tiga landasan dalam

pengembangan Kurikulum 2013 yaitu, landasan filosofis, landasan teoritis, dan landasan yuridis26.

1) Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta

26

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, hlm 5-6


(47)

didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai


(48)

pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran


(49)

yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud

untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

2) Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal


(50)

warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3) Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah :

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

c) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;


(51)

d) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

e. Kunci Sukses Kurikulum 2013

Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.27

3. Pembelajaran Sejarah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran dimaknai sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.28 Artinya dengan kegiatan pembelajaran seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan tentang materi yang dipelajari. Suyono dan Haryanto menjelaskan bahwa istilah pembelajaran sendiri berasal dari kata dasar belajar, yaitu suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian. Pengertian ini lebih diarahkan kepada perubahan

27

E.Mulyasa, op.cit, hlm 39.

28


(52)

individu, baik menyangkut ilmu pengetahuan maupun berkaitan dengan sikap dan kepribadian dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pembelajran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Dari beberapa uraian tersebut secara umum definisi pembelajaran memiliki pengertian yang sama, yaitu proses interaksi antara pendidik dengan pserta didik maupun antar-peserta didik. Proses interaksi ini bisa dilakukan dengan berbagai media dan sumber belajar yang menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karenanya pembelajaran dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka memperoleh pengetahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan berbagai media, metode, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan. Melalui proses inilah diharapkan peserta didik mampu mendapatkan bermacam-macam informasi baru yang akan menunjang kehidupannya dimasa yang akan datang.29

Kita perlu mempelajari Sejarah karena dengan Sejarah kita dapat mengkonsepsikan kehidupan dalam perjalanan waktu. Tujuan Sejarah adalah mengajarkan kita sebuah cara menentukan pilihan, untuk mempertimbangkan berbagai pendapat, untuk membawakan berbagai kisah. Sejarah itu bukan sekedar nama dan tanggal, tetapi menyangkut penilaian, kepedulian, dan

29


(53)

kewaspadaan. Sejarah sendiri menyangkut persoalan kesinambungan dan perubahan, dari sejarahlah kita bisa belajar.

Mata pelajaran sejarah dalam perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia, memiliki perkembangan yang demikian menarik untuk dicermati. Sejarah pada dasarnya merupakan ilmu yang akan terus berkembang dan tidak akan mati, sehingga sukar untuk dijadikan salah satu bagian dalam ujian nasional. Dalam kurikulum 1984 dan 1994, misalnya mata pelajaran Sejarah memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran per minggu (kelas 1-2-3). Selanjutnya pelajaran sejarah tidak terlalu banyak mendapat tempat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) khususnya di tingkat SMA. Sejarah hanya diberikan 1 jam pelajaran untuk kelas X dan 1 jam pelajaran untuk kelas IPA serta 3 jam pelajaran untuk IPS. Hal inilah yang dirasakan kurang karena penanaman karakter bangsa dan anak bangsa bisa dibangun dengan sejarah. Siswa lebih banyak diisikan mata pelajaran yang cenderung sains sentris, dan meminggirkan mata pelajaran sosial, budaya atau humaniora. Sebagai pengembangan sesuai dengan tuntutan jaman, maka Kurikulum 2013 untuk SMA membagi sejarah pada dua mata pelajaran yaitu sejarah Indonesia dan pelajaran sejarah saja. Pembelajaran sejarah Indonesia merupakan pelajaran wajib (kelompok A) dengan alokasi 2 jam pelajaran setiap tingkatan kelas serta pelajaran sejarah menjadi pelajaran pilihan dengan alokasi 4 jam pelajaran untuk peminatan sosial.30

30

Eko Heru Prasetyo. ”Mapel Sejarah Dalam Kurik ulum 2013” http://www.sosiosejarah.com/


(54)

B. Kerangka Pikir

Alur kerangka pikir dalam penelitian ini diawali dari Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Salah satu pelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah pelajaran sejarah. Pengimplementasian Kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah merupakan sebuah pengalaman bagi guru maupun siswa. Pengalaman tersebut akan disimpulkan kedalam sebuah pendapat dan terbentuklah persepsi guru dan siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah. Dari pengalaman dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 tersebut tentunya guru dan siswa akan mendapat beberapa kendala, dari kendala tersebut maka guru dan siswa akan mencari solusi agar kendala tersebut bisa diatasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Kurikulum 2013

Pembelajaran Sejarah Implementasi

Guru dan Siswa


(55)

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Sekolah ini berada di Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. SMK Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah menengah kerjuruan yang menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014, dengan kata lain sekolah ini merupakan sekolah percontohan pelaksanaan Kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai tanggal 02 Oktober 2015 sampai dengan 01 Januari 2016.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif adalah kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis tapi perlu memandangnya sebagai bagian dari keutuhan.31 Penelitian kualitatif memperoleh data berupa kata-kata, perilaku dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan perilaku orang yang diamati, diwawancarai dan terdokumentasi merupakan sumber utama dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video atau tape, pengambilan foto, atau film.32Penelitian

31

Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2004. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hlm 3.

32


(56)

deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena tersebut.33

Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan databerdasarkan waktu yang telah ditentukan.34 Penelitian deskriptif studi kasus berusaha memperoleh gambaran secara lengkap dan detail tentang kejadian dan fenomena tertentu pada suatu objek dan subjek yang memiliki kekhasan. Dengan demikian pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus adalah menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya kemudian mendeskripsikannya dalam bentuk naratif sehingga memberikan gambaran secara utuh tentang fenomena yang terjadi.

Dalam bidang pendidikan studi kasus dapat diartikan sebagai metode penelitian deskriptif untuk menjawab permasalahan pendidikan yang mendalam dan komperhensif dengan melibatkan subjek penelitian yang terbatas sesuai dengan jenis kasus yang diselidiki. Subjek penelitian dalam studi kasus bisa individu, kelompok, lembaga, atau golongan masyarakat tertentu. Segala aspek

33

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidik an (Jenis, Metode dan Prosedur) , 2013, Jakarta : Kencana, hlm. 47

34

Stake (1995), dalam John W. Creswell, Research Design, pendek atan Kualitatif, Kuantitatif, dan


(57)

yang berkaitan dengan kasus dianalisis secara mendalam, sehingga diperoleh generalisasi yang utuh.35

C. Sumber Data

Yang dimkasud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh.36 Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.37 Adapun yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Sejarah tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Sejarah.

2. Hasil angket terhadap peserta didik tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Sejarah.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian ini maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.38 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru

35

Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 75.

36

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendek atan Prak tik , 2010, Jakarta : PT Rineka Cipta, hlm.172

37

Lofland dan Lofland, 1984 : 47, dalam Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2008, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hlm 157.

38


(58)

yang mengampu mata pelajaran sejarah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai persepsi guru mengenai implementasi Kurkulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta. Berikut adalah kisi-kisi wawancara guru:

Tabel 1. Kisi-kisi wawancara guru

No Kisi Kisi Pertayaan Indikator

Pertanyaan 1 perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam

mata pelajaran sejarah

Pelatihan SDM Silabus dan RPP Modul dan Sumber Evaluasi

2 langkah langkah yang dilaksanakan dalam implementasi kurikulum 2013

3 perbedaan mendasar dari kurikulum 2013 dan kurikulum yg sebelumnya

Landasan Orientasi Metode Pengelolaan 4 Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran

sejarah

5 kendala yang terjadi ketika kurikulum 2013 diimplementasikan dalam mata pelajaran sejarah 6 solusi dari kendala yang telah ditemukan

2. Angket (kuesioner)

Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya. 39 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab.40 Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket semi terbuka dimana sudah disediakan pilihan

39

Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 255

40

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, 2011, (cetakan ke-14), Bandung : ALFABETA, hlm. 162


(59)

jawaban, namun responden harus menyertakan alasan tertulis atas pilihan jawabannya tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai persepsi siswa mengenai implementasi Kurkulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta. Berikut adalah kisi-kisi pertanyaan angket siswa:

Tabel 2. Kisi-kisi pertanyaan angket siswa No Butir-butir pertanyaan

1 persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 2 proses pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 menyenangkan atau tidak 3 Metode mengajar guru sejarah dengan Kurikulum 2013

4 Persepsi tentang pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013

5 Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 6 Solusi untuk mengatasi kendala

E. Teknik Cuplikan

Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai fokus penelitian maka digunakan teknik cuplikan berupa purposive sampling dan dikembangkang dengan menggunakan teknik snowball sampling.

Didalam purposive sampling peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya sepenuhnya sebagai sumber data serta mengetahui permasalahan secara mendalam.41 Purposive sampling merupakan pemilihan

41

H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian , 2006, Surakarta : Universitas Sebelas Maret, hlm. 64


(60)

sampel yang didasarkan pada fokus penelitian dengan maksud untuk menjaring informasi sebanyak mungkin.42

Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel atas pertimbangan tertentu berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan informasi, sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang bermula sedikit kemudian berkembang menjadi lebih banyak selaras dengan perkembangan pemenuhan informasi hingga data atau informasi yang didapat mengalami kejenuhan.43 Peneliti akan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi tentang implementasi Kurikulum 2013 secara mendalam dan dapat dipercaya khususnya dalam mata pelajaran sejarah. Informan tersebut adalah guru sejarah di sekolah tempat penelitian dilakasanakan. Sementara itu responden angket atau kuesioner adalah peserta didik yang terlibat langsung dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan Kurikulum 2013 di sekolah tempat penelitian ini dilaksanakan.

F. Validitas Data

Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsiran makna sebagai hasil penelitian.44 Dalam penelitian kulaitatif terdapat beberapa macam cara untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian, antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan

42

Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2011. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hlm. 224

43

Sugiyono, op.cit, hlm. 300 44


(1)

Proklamasi Kemerdekaan.

3.5 Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam perjuangan

menegakkan negara Republik Indonesia.

3.6 Menganalisis dampak politik, budaya,

sosial-ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini.

3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi

kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik dan pendidikan bangsa Indonesia.

3.8 Menganalisis peristiwa pembentukan

pemerintahan pertama Republik

Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini.

3.9 Menganalisis peran Bung Karno dan Bung Hatta sebagai proklamator serta tokoh-tokoh proklamasi lainnya. 3.10 Menganalisis perubahan dan

perkembangan politik masa awal kemerdekaan.

3.11 Menganalisis perjuangan bangsa

Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda.

4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Mengolah informasi tentang peristiwa

menyaji dalam ranah sejarah pada masa penjajahan bangsa

konkret dan ranah abstrak Barat berdasarkan konsep perubahan

terkait dengan dan keberlanjutan, dan menyajikannya

pengembangan dari yang dalam bentuk cerita sejarah.

dipelajarinya di sekolah 4.2 Mengolah informasi tentang proses

secara mandiri, bertindak masuk dan perkembangan penjajahan

secara efektif dan kreatif, bangsa Barat di Indonesia dan

serta mampu menggunakan menyajikannya dalam bentuk cerita

metoda sesuai kaidah sejarah.

keilmuan 4.3 Mengolah informasi tentang strategi

perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20 dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

4.4 Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa Sumpah Pemuda, masa

sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.


(2)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

nasional dan tokoh dari daerahnya yang berjuang melawan penjajahan kolonial Barat.

4.6 Menalar dampak politik, budaya, sosial-ekonomi dan pendidikan pada masa

penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

4.7 Menalar peristiwa proklamasi

kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan

pendidikan bangsa Indonesia dan

menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 4.8 Menalar peristiwa pembentukan

pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

4.9 Menulis sejarah tentang perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta.serta tokoh-tokoh proklamasi lainnya.

4.10 Menalar perubahan dan perkembangan politik masa awal proklamasi dan

menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 4.11 Mengolah informasi tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya

mempertahankan kemerdekaan dari ancaman, Sekutu, Belanda dan

menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

KELAS: XII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan 1.1 Mengamalkan hikmah kemerdekaan

mengamalkan ajaran agama sebagai tanda syukur kepada Tuhan

yang dianutnya YME, dalam kegiatan membangun


(3)

2. Menghayati dan 2.1 Meneladani perilaku kerjasama,

mengamalkan perilaku tanggung jawab, cinta damai para

jujur, disiplin, pejuang dalam mempertahankan

tanggungjawab, peduli kemerdekaan dan menunjukkannya

(gotong royong, kerjasama, dalam kehidupan sehari-hari.

toleran, damai), santun, 2.2 Berlaku jujur dan bertanggungjawab

responsif dan pro-aktif dan dalam mengerjakan tugas-tugas dari

menunjukkan sikap sebagai pembelajaran sejarah.

bagian dari solusi atas 2.3 Menunjukkan sikap peduli dan proaktif

berbagai permasalahan yang dipelajari dari peristiwa dan para

dalam berinteraksi secara pelaku sejarah dalam menyelesaikan

efektif dengan lingkungan permasalahan bangsa dan negara

sosial dan alam serta dalam Indonesia.

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, 3.1 Mengevaluasi upaya bangsa Indonesia

menganalisis dan dalam menghadapi ancaman disintegrasi

mengevaluasi pengetahuan bangsa terutama dalam bentuk

faktual, konseptual, pergolakan dan pemberontakan (antara

prosedural, dan lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA,

metakognitif berdasarkan Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta,

G-30-rasa ingin tahunya tentang S/PKI).

ilmu pengetahuan, 3.2 Mengevaluasi peran tokoh Nasional dan

teknologi, seni, budaya, dan Daerah yang berjuang mempertahankan

humaniora dengan keutuhan negara dan bangsa Indonesia

wawasan kemanusiaan, pada masa 1948 1965.

kebangsaan, kenegaraan, 3.3 Mengevaluasi perkembangan kehidupan

dan peradaban terkait politik dan ekonomi bangsa Indonesia

penyebab fenomena dan pada masa Demokrasi Liberal.

kejadian, serta menerapkan

3.4 Mengevaluasi perkembangan kehidupan

pengetahuan prosedural

politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada bidang kajian yang

pada masa Demokrasi Terpimpin. spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk 3.5 Mengevaluasi kehidupan politik dan

memecahkan masalah ekonomi bangsa Indonesia pada masa

Orde Baru.

3.6 Mengevaluasi kehidupan politik dan

ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal Reformasi.

3.7 Mengevaluasi peran pelajar, mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia.

3.8 Mengevaluasi kontribusi bangsa

Indonesia dalam perdamaian dunia

diantaranya : ASEAN, Non Blok, dan Misi Garuda.

3.9 Mengevaluasi perubahan demokrasi

Indonesia dari tahun 1950 sampai dengan era Reformasi.


(4)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 4. Mengolah, menalar,

menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1 Merekonstruksi upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk

pergolakan dan pemberontakan (antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30- S/PKI) dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

4.2 Menulis sejarah tentang tokoh nasional dan daerah yang berjuang

mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948-1965. 4.3 Merekonstruksi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa

Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4.4 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa

Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.

4.5 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa

Indonesia pada masa Orde Baru dan

menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4.6 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa

Indonesia pada masa awal Reformasi dan

menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4.7 Menulis sejarah tentang peran pelajar, mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia.

4.8 Menyajikan hasil telaah tentang kontribusi bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia diantaranya : ASEAN, Non Blok, dan Misi Garuda serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.

4.9 Membuat studi komparasi tentang ide dan gagasan perubahan demokrasi Indonesia 1950 sampai dengan era Reformasi dalam bentuk laporan tertulis.


(5)

(6)