Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Penyebab munculnya persepsi negatif seseorang dapat muncul karena adanya ketidakpuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak adanya pengalaman inidvidu terhadap objek yang dipersepsikan dan sebaliknya, penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya kepuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya pengetahuan individu, serta adanya pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan. 7 Persepsi merupakn proses yang terintegrasi didalam diri individu sehingga apa yang ada dalam diri individu akan trurun serta dan aktif dalam persepsi. Persepsi individu dapat jauh berbeda dengan individu lain karena adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Sekalipun dalam situasi yang sama persepsi antar individu dapat berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi adalah sebagi berikut : 1. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu. 7 Robbins Stephen P. 2002. Prinsip prinsip Perilak u Organisasi. Edisi Kelima Erlangga :Jakarta. 2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,di samping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motorik. 3. Perhatian Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

2. Kurikulum 2013

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, implementasi didefiniskan sebagai sebuah pelaksanaan atau penerapan. 8 Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary di kemukakan bahwa implementasi ialah: “put something into effect ”, penerapan sesuatu yang memberikan efek dan dampak. 9 8 Depdiknas. 2008. KBBI ed. IV. Jakarta : PT. Gramedia, hlm.529. 9 E.Mulyasa,op.cit, hlm. 93 Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin “curriculum” semula berarti”a running course, or race course, especially a chariot race course” dan terdapat pula dalam bahasa prancis “courier” artinya” to run, berlari”. Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “courses” atau matapelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. 10 Hilda Taba dalam M. Yamin mendefinisikan kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak. William B. Ragan dalam M. Yamin menjelaskan arti kurikulum sebagai all the experience of children for which the school accepts responsibility. It denotes the result of efforts on the part of the adults of the community and the nation to bring to the children the finest, most whole some influences thatexists in the culture. Ragan menggunakan kurikulum dalam arti yang luas mencakup semua program dan kehidupan dalam sekolah. Kurikulum tidak hanya mencakup bahan pelajaran, namun seluruh kehidupan dalam kelas, hubungan social antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi juga termasuk didalamnya. 11 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan 10 S.Nasution. Pengembangan Kurik ulum. Bandung : PT Alumni, 1986, hlm. 9 11 M.Yamin, Panduan Manajemen Mutu Kurik ulum Pendidik an . Yogyakarta : Diva ress, 2012, hlm 22-23