Stimulation Pemberian Rangsangan Langkah-langkah Pembelajaran

ADMINISTRASI GURU 20152016

H. Penilaian Hasil Belajar

a. Tes 1. Uraian terlampir b. Non Tes 1. Lembar pengamatan kerja kelompok terlampir 2. Lembar pengamatan observasi terlampir 3. Membuat laporan dalam bentuk tertulis mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis diakronik, sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah Catatan Pelaksanaan Pembelajaran untuk perbaikan RPP ........................................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................................... . ...................................................................................................................................................................... Sleman, 18 Agustus 2015 Mengetahui, KPU Guru Sejarah Indonesia Dra. Yohana Umiyati Dra.Catarina Setyawati Marsiana NIP. 19610530 198903 2 001 NIP 19650801 200501 2 003 ADMINISTRASI GURU 20152016 LAMPIRAN Lampiran 1: Materi Pembelajaran A. Ringkasan Materi Konsep Berpikir Diakronis, Sinkronis, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah Sejarah akan membicarakan suatu peristiwa dari satu waktu sampai waktu tertentu secara berurutan berdasarkan waktu terjadinya kronologis. Pada dasarnya, sejarah merupakan ilmu diakronis yang artinya sejarah itu memanjang dalam waktu. Maksudnya adalah sej arah sangat memperhatikan aspek waktu yang di dalamnya terdapat dinamika atau perubahan, seperti pertumbuhan, perkembangan, kejayaan, dan keruntuhan yang menghubungkan suatu waktu dengan waktu yang lain secara terus menerus. lebih mengutamakan memanjangnya gambaran yang berdimensi waktu dengan sedikit luasan ruangan. Dalam konsep waktu terdapat penanggalan - penanggalan waktu yang disusun secara kronologis. Menurut sastrawan, sejarawan, dan kebudayawan Kuntowijoyo, model sinkronis kebanyakan digunakan oleh ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi, sedangkan model diakronis digunakan oleh ilmu sejarah. Menurut Kuntowijoyo, pada dasarnya sejarah merupakan ilmu diakronis yang memanjang dalam waktu tetapi dalam ruang yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis. Artinya selain memanjang dalam waktu, sejarah juga melebar dalam luar. Dengan demikian, selain sebagai ilmu diakronis, dengan sumbangan ilmu lain telah menjadi kan sejarah sebagai ilmu diakronis dan juga ilmu sinkronis, maka lengkaplah sejarah. Sejarah tidak semata-mata bertujuan untuk menceritakan kejadian, tetapi bermaksud menerangkan kejadian itu dengan melengkapi sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, konteks sosial budayanya, pendeknya secara mendalam akan diadakan analisis mengenai faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual tentang unsur-unsur yang merupakan komponen dan eksponen dari proses sejarah yang dikaji. Cara Berpikir Diakroniskronologis dan Sinkronis a. Cara Berpikir DiakronisKronologis 1 Mempelajari kehidupan sosial secara memanjang berdimensi waktu 2 Konsep berpikir diakronis memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan memiliki hubungan kausalitas atau sebab akibat 3 Menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan masyarakat secara berkesinambungan 4 Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis 5 Digunakan dalam ilmu sejarah b. Cara Berpikir Sinkronis