Pers sebagai Institusi Ekonomi-Politik

Dengan demikian seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang telah dikonstruksikan dalam bentuk wacana yang bermakna Hamad, 2004 : 11-12

2.2 Pers sebagai Institusi Ekonomi-Politik

Kompetisi media di Indonesia saat ini, mendorong sebagian pekerja pers nasional kita mengelola media massa lebih berorientasi kepada kepentingan bisnis profit oriented ketimbang idealisme pers dan membuat pers menomerduakan misi edukatifnya. Paradigma pers di tengah kecenderungan itu, mengalami pergeseran. Bila sebelumnya orientasi media massa adalah pemenuhan selera publik media give the press the public wants kini lebih memprioritaskan pembentukan selera publik give the press the public should know Ali dalam Jurnal ISKI, 1998:13 Pada dasarnya, fungsi media massa adalah menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Namun pada kenyataannya, fungsi media massa yang sedemikian idealnya itu diperankan sebagai “organ” atau alat, baik sebagai alat pengelolanya, alat penguasa, ataupun alat segolongan orang tertentu. Sebagai alat pengelolanya, peranan media massa pada umumnya bertujuan agar pengelolanya memperoleh pengaruh ataupun keuntungan komersial. Sebagai alat penguasa, peranan media massa bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan dan menyebarluaskan kebijakan penguasa. Sebagai alat golongan tertentu, baik dalam jumlah kecil maupun kelompok bisnis atau kelompok penekana pressure group maupun dalam jumlah yang besar berupa organisasi politik dan ekonomi, tentunya mendorong keuntungan-keuntungan bisnis dan ekonomi Pareno, 2005:11-12. Bisnis pers berorientasi ekonomi itu, mendorong kinerja media massa untuk lebih memprioritaskan kepentingan non pers di atas kepentingan pers yang sesungguhnya. Akibat idealisme pers yang dikehendaki publiknya semakin menjauh, dimana pers lebih mengaktualisasikan kepentingan pemerintah, dibandingkan kepentingan masyarakat Ali dalam Jurnal ISKI, 1998:17 Menurut teori media politik-ekonomi, sebagai bagian dari sistem ekonomi, institusi media juga bertalian erat dengan sistem politik. Dimana kualitas pengetahuan masyarakat, yang diproduksi oleh media untuk masyarakat, sebagian besar dapat ditentukan oleh nilai tukar berbagai ragam isi dalam kondisi yang memaksakan perluasan pasar, dan juga ditentukan oleh kepentingan ekonomi para pemilik dan penentu kebijakan. Berbagai kepentingan tersebut berkaitan dengan kebutuhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil kerja media dan juga keinginan bidang usaha lainnya untuk memperoleh keuntungan, sebagai akibat dari adanya kecenderungan monopolistis dan proses integrasi, baik secara vertikal maupun horizontal McQuail, 1996:63. Dominasi orientasi kepada pemilik modal atau pemenuhan kepentingan para pengelolanya sendiri ditambah dengan ekstra kuatnya keberuntungan pers kepada pemerintah pada akhirnya menjadikan kinerja performance pers tak lagi bersifat obyektif Ali dalam JURNAL ISKI, 1998:14 Hal ini sejalan dengan pendekatan ekonomi-politik media, yang lebih memfokuskan diri pada kajian utama tentang hubungan antara struktur ekonomi- politik, dinamika industri media, dan ideologi media itu sendiri. Dimana peran media disini justru menjadi alat legitimasi kepentingan kelas yang memiliki dan mengendalikan media melalui produksi kesadaran dan realitas palsu tentang realitas obyektif. Dalam hal ini, posisi dan peran media adalah menutupi dan mempresentasikan antagonisme itu secara bias dan manipulatif. Ideologi dimanfaatkan buat menghapus dan mengeliminasi perjuangan kelas. Kontrol atas kelas dibuktikan dengan mencocokkan ideologi yang tersirat dalam pesan media dengan kepentingan kelas yang dominan Wuryata dalam Jurnal ISKI,2004:49

2.3 Sidang Paripurna DPR Maret 2010

Dokumen yang terkait

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS.

0 3 47

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 ).

0 0 119

Pembingkaian Berita Sel Mewah Artalyta di Rutan Pondok Bambu Jakarta (analisis framing dalam surat kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 4 102

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 0 102

PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos).

1 3 115

KATA PENGANTAR - PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 0 22

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA BAILOUT CENTURY (Studi Analisis Framing Tentang Bailout Century Pada Sidang Paripurna SPR di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 19

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 )

0 0 20