BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Media Massa dan Konstruksi Realitas
Dalam pandangan konstruksionis, media dilihat sebagai subjek yang menkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemaknaannya. Di
sini media dipandang sebagai agen konstruksi realitas sosial yang mendefinisikan realitas Eriyanto, 2002:23.
Media massa atau pers merupakan realitas simbolik sosial yang berperan membentuk realitas subjektif sosial. Artinya berita-berita yang dimuat media
merupakan realitas simbolik yang mempengaruhi persepsi khalayaknya mengenai realitas. Sebagai institusi sosial yang mempengaruhi realitas subjektif, pers
mempunyai tanggung jawab moral terhadap kebenaran informasi. Inilah yang merupakan tuntutan etis, dalam penyajian informasi Henry dalam Jurnal ISKI
1999:86 Dengan kata lain, media berperan mendefinisikan bagaimana sebuah
realitas dipahami, bagaimana realitas itu dijelaskan dengan cara tertentu kepada khalayak. pendefinisian tersebut bukan hanya peristiwa, melainkan juga aktor-
aktor sosial. Di antara berbagai fungsi dari media dalam mendefinisikan realitas. Fungsi pertama dalam media adalah media sebagai mekanisme integrasi sosial.
Media disini berfungsi menjaga nilai-nilai kelompok, dan mengontrol bagaimana nilai-nilai kelompok itu dijalankan. Dalam kerangka ini dapat mendefinisikan
nilai kelompok dan perilaku atau nilai apa yang dipandang menyimpang. Perbuatan, sikap atau nilai yang menyimpang tersebut bukanlah sesuatu yang
alamiah nature yang terjadi dengan sendirinya, dan diterima begitu saja, melainkan dikonstruksi. Lewat konstruksi tersebut media secara aktif
mendefinisikan peristiwa dan realitas sehingga membentuk kenyataan apa yang layak, apa yang baik, apa yang sesuai, dan apa yang dipandang menyimpang
Eriyanto, 2002:122 Sehingga jelas bahwa berita bukanlah realitas yang sesungguhnya
melainkan realitas buatan. Oleh sebab itu ketika pers mengungkap realitas, menurut Henry tidak berarti menyetujui apa yang sedang berlangsung.
Memberitahukan realitas, bukan soal setuju atau tidak setuju, melainkan realitas itu ada, maka masyarakat berhak mengetahuinya. Dan informasi realitas tersebut
merupakan dasar bagi masyarakat untuk menentukan sikap, perilaku atas tanggapan mereka terhadap lingkungan sebenarnya. Berkaitan dengan itu maka
perlu mengetahui bagaimana apresiasi masyarakat terhadap informasi realitas yang berkembang di era reformasi ini Kasiyanto dalam Jurnal ISKI, 1999:86.
Tentang proses konstruksi realitas, prinsipnya setiap upaya “menceritakan” konseptualisasi sebuah peristiwa, keadaan, atau benda tak
terkecuali mengenai hal-hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha untuk mengkonstruksi realitas. Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa
adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah mengkonstruksi berbagai realitas yang akan disiarkan. Media menyusun
realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Pembuatan berita di media pada dasarnya adalah penyusunan
realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna.
Dengan demikian seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang telah dikonstruksikan dalam bentuk wacana yang bermakna Hamad, 2004 : 11-12
2.2 Pers sebagai Institusi Ekonomi-Politik