Jaringan Distribusi Kebijakan Redaksional

menggambarkan visi dan misi yang menyuarakan isi hati nurani rakyat. Kompas ingin berkembang menjadi institusi pers yang mengedepankan keterbukaan, meninggalkan pengotakan latar belakang suku, agama, ras, dan golongan. Sebagai lembaga yang terbuka dan kolektif, ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa, mengarahkan focus perhatian dan tujuan pada nilai-nilai yang tyradenden atau mengatasi kepentingan kelompok. Pada ulang tahun Kompas yang ke 35 di temukan pepatah “Kata Hati Mata Hati” menegaskan semangat empati dari koran ini. Kompas sebagai lembaga media massa tidak lepas dari gejolak masyarakat. Dalam setiap konflik peristiwa, Kompas tetap berusaha membangun kepercayaan masyarakat lewat tulisan berita yang komprehensif, coverboth side, tidak menyakiti hati secara pribadi, mendudukkan persoalan, membuka cakrawala, tidak memihak kecuali pada kebenaran dan demi penghargaan tertinggi pada harkat kemanusiaan.

4.2.1 Jaringan Distribusi

Sejak pertama kali diterbitkan, sirkulasi Kompas telah mengalami peningkatan yang signifikan. Sampai dengan 6 Desember 2003, sirkulasi Kompas rata-rata adalah 526.144. angka ini memberi gambaran yang nyata bahwa Kompas merupakan media beriklan yang tepat bagi para pemasang iklan. Sumber: Kompas Media Kit, 2002 Pada skala nasional, sirkulasi Kompas memiliki jaringan wilayah sebagai berikut : Tabel 3 : Jaringan Wilayah Distribusi Kompas Sumatera 38.038 eksemplar Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi 288.943 eksemplar Jawa Barat 124.133 eksemplar Jawa Tengah 48.834 eksemplar Jawa Timur 35.584 eksemplar Kalimantan 11.273 eksemplar Bali dan Indonesia Timur 18.052 eksemplar Sumber : Kompas Interaktif Media Kit, 2004 Bahwa sebaran di sekitar Jakarta lebih besar di bandingkan daerah lain, hal ini mungkin dikarenakan Jakarta sebagai Ibukota Negara dengan jumlah penduduk yang lebih padat dan memiliki potensi pembaca yang potensial. Sedangkan sirkulasi Kompas per hari pada tingkat nasional diajabarkan sebagai berikut : Tabel 4 : Sirkulasi Kompas Per Hari Senin 495.502 eksemplar Selasa 495.413 eksemplar Rabu 495.960 eksemplar Kamis 496.255 eksemplar Jumat 496.326 eksemplar Sabtu 597.232 eksemplar Minggu 606.319 eksemplar Sumber : Kompas Interaktif Media Kit, 2004 Terlihat bahwa rata-rata per hari, sirkulasi Kompas mencapai hampir 500.000 eksemplar. Kecuali pada akhir pekan, dimana oplah Kompas meningkat hingga mencapai angka 600.000 eksemplar.

4.2.2 Kebijakan Redaksional

Sebagai Harian umum, Kompas beusaha menjadi sebuah media cetak professional, berusaha bersikap netral dengan tidak mengkotak-kotakkan kondisi demografis audience-nya. Kompas tampak sangat realistis dengan memposisikan dirinya sebagai industri media. Melalui prinsip humanisme transcendental, dimana pengarahan fokus perhatian nilai-nilai traseden dalam mengatasi kepentingan kelompok. Kompas mencoba keluar dari ikatan-ikatan Primordialisme, termasuk politik dan lebih menekankan pada substansi dari suatu permasalahan. Termasuk dalam hal mengenai Kompas dan Khatolik yang mempunyai proses “afiliasi” Konotasi sebagai harian yang pernah berafiliasi dan identik dengan partai politik, tampaknya masih berbekas pada Kompas. Sejalan dengan sejarah dan hirarki Kompas yang didasari oleh ideologi politik agama khatolik, latar belakang mendiang PK. Ojong dan Jacob Oetama sebagai pemimpin perusahaan Kompas saat ini, masih lekat dengan konotasi tersebut Hamad, 2004:116 Sebenarnya Kompas lebih suka mengkategorikan dirinya sebagai surat kabar yang independen. Dimana Kompas, dalam hal pemberitaannya tidak memposisikan dirinya dalam satu pihak, tidak menempatkan diri pada salah satu kekuatan politik yang ada. Kompas menempatkan motto sebagai “Amanat Hati Nurani Rakyat” yang selalu bersikap obyektif dalam mengupas suatu peristiwa dan senantiasa membela rakyat. Kompas inginterus berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaan, mencerdaskan kehidupan bangsa, meninggalkan pengkotakan latar belakang suku, ras, agama, dan golongan tertentu. Meskipun mencoba menjadi media independen, secara terselubung Kompas masih memunculkan orientasi politik akan ideologi katolik. Baik secara sadar dan tidak sadar. Terutama jika berkenaan dengan berita-berita mengenai agama katolik. Kompas yang pada masa orde lama pernah berorientasi pada partai politik dan agama khatolik, terkadang terbawa dengan kebijakan ideologis masa lalu. Hal ini wajar karena sampai saat ini Kompas masih dipimpin oleh peristisnya Jacob Oetama. Kebijakan Deppen di masa orde lama yang mengharuskan semua surat kabar wajib mempunyai afiliasi politik, membuat Kompas memilih berafiliasi dengan partai khatolik yang diketuai oleh Frans Seda. Seda dalam Hamad 2004 :116 “Jacob melihat posisinya sebagai pengusaha dan wartawan. Sebagai pengabdian Jacob adalah seorang humanis : dan humanis kristiani. Pengabdian pada lemanusiaan. Ini arti yang paling inti dari penebusan dan penyelamatan kristiani. Tuhan sendiri begitu menghargai manusia dan kemanusiaan hasil ciptaan-Nya, sehingga memutuskan Putera-Nya sendiri unbtuk datang hidup dengan dan diantara Manusia Emanuel untuk mengabdi melalui pengabdian itu membawa penebusan dan penyelematan bagi manusia. Pengabdian secara profesional sebagai humanis kristiani merupakan dasar dari rigionalitasnya Jacob”. Dari tulisan Frans Seda tersebut, menunjukkan bahwa Jacob Oetama sang nahkoda Kompas mempunyai dasar religiusitas, dalam pengabdian secara professional sebagai “Humanis Kristiani”. Hal ini secara langsung atau tidak lngsung akan mempengaruhi kebijakan redaksional harian Kompas. Kebijakan redaksional yang mengarah pada isi berita Kompas. Lembaga media massa, seperti Harian Kompas, tidak terlepas dari gejolak masyaraknya. Dalam setiap pergejolakan itu, Kompas terus berusaha membangun kepercayaan masyarakat lewat berita dantulisan komprehensif, Coverboth Side, tidak menyakiti hati secara pribadi, memadukan persoalan, membuka cakrawala, tidak memihak, kecuali pada kebenaran dan penghargaan tertinggi pada harkat dan martabat kemanusiaan. Sebagai konsekuensi dari humanismanya tersebut, Kompas menggunakan bahasa humanitas dalam menyajikan fakta kepada pembaca. Kompas berusaha menempatkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai nilai tertinggi. Dalam berbahasa Kompas tidak kenes, tetapi plastis. Tidak memakai bahasa yang kering, formal, abstrak, dan rasional, tetapi yang menyangkut perasaan institusi dan emosi manusia Hamad 2004:117

4.2.3 Profil Produk

Dokumen yang terkait

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS.

0 3 47

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 ).

0 0 119

Pembingkaian Berita Sel Mewah Artalyta di Rutan Pondok Bambu Jakarta (analisis framing dalam surat kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 4 102

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 0 102

PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos).

1 3 115

KATA PENGANTAR - PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 0 22

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA BAILOUT CENTURY (Studi Analisis Framing Tentang Bailout Century Pada Sidang Paripurna SPR di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 19

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 )

0 0 20