realitas politik sangat ditentukan oleh siapa yang memiliki kepentingan menarik keuntungan atau pihak mana yang diuntungkan dengan berita tersebut.
Ketiga, menyediakan ruang untuk sebuah peristiwa politik. Justru jika media massa memberi tempat pada sebuah peristiwa politik, maka peristiwa akan
memperoleh perhatian dari masyarakat. Semakin besar tempat yang diberikan semakin besar pula perhatian yang diberikan oleh khalayak. Pada konteks ini
media massa memiliki fungsi agenda setter sebagaimana yang dikenal dengan Teori Agenda Setting. Tesis utama dari teori ini adalah besarnya perhatian
masyarakat terhadap suatu isu amat bergantung seberapa besar media memberikan perhatian pada isu tersebut. bila satu media, apalagi sejumlah media, menaruh
sebuah kasus sebagai headline, diasumsikan kasus itu pasti memperoleh perhatian yang besar dari khalayak.
2.4.2 Perangkat Framing Pan dan Kosicki
Analisis dalam penelitian ini menggunakan model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, dimana Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki 1993 melalui
tulisan mereka “Framing Analysis: An Approach to News Discourse” mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat
framing: sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Keempat dimensi struktural ini membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen sementik narasi
berita dalam suatu koherensi global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan
suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita
kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu ke dalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana
seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks.
Dalam pendekatan ini, framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar, yaitu :
a. Struktur Sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat, hal ini
berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa, pernyatan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa kedalam bentuk susunan kisah
berita Sobur, 2001:175. Dengan demikian, struktur sintaksis ini bisa diamati dari baganskema berita, antara lain :
1. Headline : merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan
tingkat kemenonjolan yang tinggi menunjukkan kecenderungan berita dan digunakan untuk menunjukkan bagaimana wartawan
mengkonstruksi suatu isu Eriyanto, 2002:257-258 2.
Lead : umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk ke dalam isi berita secara lengkap
Eriyanto, 2001:232 3.
Latar informasi : latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalm suatu teks Eriyanto, 2001:235
4. Pengutipan Sumber Berita : hal ini dimaksudkan untuk
membengun objektivitas prinsip keseimbangan tidak memihak Eriyanto, 2001:259
5. Pernyataan
6. Penutup
b. Struktur skrip : struktur skrip berhubungan dengan bagaiman wartawan
mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi bercerita atau bertutur yang dipakai
wartawan dalam mengemas peristiwa Eriyanto, 2002:255. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5 W + 1 H, antara lain :
1. Who : siapa yang terlibat dalam peristiwa ?
2. What : apa yang terjadi ?
3. Where : dimana peristiwa itu terjadi ?
4. When : kapan peristiwa itu terjadi ?
5. Why : mengapa apa yang menyebabkan peristiwa itu terjadi ?
6. How : bagaimana peristiwa itu terjadi ?
c. Struktur tematik : struktur tematik berhubungan dengan bagaimana
wartawan mengungkap pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara
keseluruhan Eriyanto, 2002:255. Ada beberapa elemen dapat diamati dari perangkat tematik ini, antara lain adalah :
1. Detail : elemen wacana ini berhubungan dengan kontrol informasi
yang ditampilkan seseorang komunikator. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan
dirinya atau untuk mendapatkan citra yang baik. Sebaliknya, ia
akan menampilkan informasi tersebut dalam jumlah yang sedikit atau bahkan kalau perlu informasi itu tidak disampaikan kepada
khalayak jika hal itu merugikan kedudukannya. Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan
sikapnya dengan cara implinsit Eriyanto, 2001:238 2.
Maksud kalimat : elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secar eksplisit dan
jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. Dalam konteks media, elemen
maksud menunjukkan bagaimana secara implisit dan tersembunyi wartawan menggunakan praktik bahasa tertentu untuk
menonjolkan basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi kebenaran lain Eriyanto, 2001:242
3. Nominalisasi antarkalimat : adalah abstraksi –berhubungan dengan
pernyataan apakah komunikator memandang objek sebagai sesuatu yang tunggal berdiri sendiri ataukah sebagai suatu kelompok atau
komunitas Sobur, 2001:81. Strategi ini berhubungan dengan mengubah kata kerja Verbal yang bermakna tindakankegiatan
menjadi kata benda nomina yang bermakna peristiwa. Strategi ini sering digunakan untuk menghilangkan kelompok atau aktor sosial
tertentu Eriyanto, 2001:175-176 4.
Koherensi : adalah pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat
dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan. Ada
beberapa macam koherensi, Pertama, koherensi sebab-akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari
proposisi lain. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ketiga,
koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari prosisi atau kalimat lainEriyanto, 2002
:263. 5.
Bentuk kalimat : bentuk kalimat ini berhubungan dengan cara berpikir yang logis, yaitu kausalitas, logika kausalitas ini kalau
diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subyek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat
bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat Sobur,
2001:81 6.
Kata ganti : kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti
ini timbul untuk menghindari pengulangan kat yang disebut antaseden dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kata ganti
merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam suatu wcana Sobur, 2001:81-82
d. Struktur retoris : adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara
atau menulis. Retoris, mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak Sobur,
2001:84. Struktur ini berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam bentuk berita. Struktur retoris dari
wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan.
Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citr, meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris
juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan oleh wartawan merupakan suatu kebenaran Eriyanto, 2002:264. Struktur
retoris terdiri dari beberapa elemen, antara lain : 1.
Leksikon : pada dasarnya lemen ini menandakan bagimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan
kata yang tersedia, pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karen kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukkan
bagaimana pemaknaan seseorang terhadap faktarealitas Eriyanto, 2001 :255
2. Grafis : grafis biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat
lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran
yang lebih besar. termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar, tabel untuk mendukung arti penting suatu
pesan. Bagian-bagian yang ditonjolkan ini menekankan kepada khalayak pentingnya bagian tersebut, dimana ia menginginkan
khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut. elemen grafis itu juga muncul dalam bentu foto, gambar, dan tabel untuk
mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan Eriyanto, 2001:258
3. Metafora : metafora merupakan suatu kiasan, ungkapan yang
dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu teks. Pemakaian metafora tertentu dapat menjadi petunjuk utama untuk
mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan
pembenar atas pendapatgagasan tertentu kepada publik Eriyanto,2001:259
4. Pengandaian Presupposition adalah strategi lain yang dapat
memberi citra tertentu ketika diterima khalayak. elemen wacana pengandaian merupakan pernyataan yang digunakan untuk
mendukung makna suatu teks. Pengandaian hadir dengan memberi pernyataan yang dipandang terpercaya dan karena tidak perlu
dipertanyakan Sobur, 2001:79
KERANGKA FRAMING PAN DAN KOSICKI STRUKTUR
PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI
Headline, lead, latar informasi, kutipan,
sumber pernyataan, penutup
SINTAKSIS Cara wartawan
menyusun fakta 1. Skema berita
SKRIP Cara wartawan
mengisahkan fakta 2. Kelengkapan berita
5W + 1H
TEMATIK Cara wartawan
menulis fakta 3. Detail
4. Maksud kalimat,hubungan 5. Nominalisasi antar kalimat
6. Koherensi 7. Bentuk kalimat
8. Kata ganti Paragraf, proposisi
RETORIS Cara wartawan
menekankan fakta 9. Leksikon
10. Grafis 11. Metafora
12. Pengandaian Kata, idiom
gambarfoto, grafik
Tabel 1 : Kerangka Framing Pan dan Kosicki Sumber : Analisis Teks Media, Sobur, 2001:176
2.5 Kerangka Berpikir