Faktor Yang Merusak Keutuhan Rumah Tangga

4.4.2. Faktor Yang Merusak Keutuhan Rumah Tangga

Menurut Iwan Fals, faktor penyebab runtuhnya keluarga terurai dalam bait pertama baris ketiga dan empat, dan juga pada bait kedua. Runtuhnya keluarga terjadi karena adanya krisis keluarga artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja, mereka melawan orang tua, dan terjadi pertengkaran terus-menerus antara ibu dengan bapak terutama mengenai soal mendidik anak-anak. Bahkan keluarga krisis bisa membawa kepada perceraian suami-istri. Dengan kata lain krisis keluarga adalah suatu kondisi yang sangat labil di keluarga, di mana komunikasi dua arah dalam kondisi demokratis sudah tidak ada. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab terjadinya krisis keluarga atau merusak keutuhan keluarga : 1. Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga terutama ayah dan ibu. Dapat dilihat dalam lagu “Generasi Frustasi”, Iwan Fals menggambarkan faktor ini dengan kalimat mereka muak melihat papi mami bertengkar. Kurang atau putusnya komunikasi menyebabkan terjadinya pertengkaran karena kedua orang tua tidak dapat mengkomunikasikan permasalahan mereka dengan baik. Kepada anak-anak akhirnya kedua orang tua juga tidak dapat berdiskusi dengan baik mengenai permasalahan yang sedang dihadapi. Lama kelamaan anak menjadi tidak terurus secara psikologis, kemudian mengambil keputusan- Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. keputusan tertentu yang membahayakan karena kedua orang tuanya tidak dapat diajak untuk mengkomunikasikan permasalahan yang dialami. 2. Masalah kesibukan Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar , merupakan kalimat dari bait pertama baris keempat dalam lagu “Generasi Frustasi”. Keadaan orang tua yang terlalu sibuk keluar rumah merupakan faktor yang merusak keutuhan rumah tangga, karena waktu untuk memperhatikan anak-anak mereka menjadi lebih sedikit bahkan bisa jadi tidak ada. Anak yang merasa tidak diperhatikan tersebut akhirnya merasa sangat kesal sampai seperti jijik melihat kondisi tersebut. Kesibukan memang adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang, hal ini sudah menjadi kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Hal ini juga menjadi permasalahan saat kesibukan yang dimaksudkan untuk memperoleh materi tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga menimbulkan pertengkaran. 2. Sikap Egosentrisme. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan dirinya sendiri. Yang lebih berbahaya lagi adalah sifat egosentrisme. Yaitu, sifat yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara. Dalam lagu “Generasi Frustasi” bait kedua baris pertama terdapat kalimat ada urusan yang tak masuk diakal, dapat dikatakan merupakan bentuk sikap egosentrisme karena mereka mementingkan urusannya sendiri tanpa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memperdulikan urusan anak-anaknya atau urusan keduanya dalam keluarga yang lebih penting dari urusan mereka masing-masing. 3. Masalah perselingkuhan Kehidupan keluarga yang tidak harmonis bisa terjadi karena adanya perselingkuhan yang kebanyakan berujung pada perceraian. Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya perselingkuhan adalah adanya hubungan suami istri yang sudah hilang kemesraan dan cinta kasih, tekanan dari pihak ketiga anggota keluarga lainnya seperti mertua, dll dalam hal ekonomi, dan kesibukan masing- masing. Dalam lagu “Generasi Frustasi”, kondisi ini ditulis dalam bait kedua baris ketiga yang berbunyi mami sibuk cari bujangan, dan bait kedua baris ketiga yang berbunyi papi sibuk cari perawan. 4. Masalah ekonomi Dalam lagu “Generasi Frustasi” tidak dituliskan adanya permasalahan ekonomi sebagai faktor yang merusak keutuhan rumah tangga, tetapi masalah ekonomi inilah yang apabila tidak disikapi secara baik bisa menimbulkan pertengkaran-pertengkaran dalam keluarga. Ada dua jenis penyebabnya yaitu kemiskinan, atau gaya hidup. Kemiskinan jelas berdampak pada kehidupan berkeluarga, apabila emosional suami istri tidak dewasa. Pertengkaran dapat terjadi apabila dengan kondisi ekonomi yang lemah ada banyak tuntutan untuk memenuhi segala kebutuhan dari istri tanpa memperhatikan kemampuan yang dimiliki oleh suami. Gaya hidup juga berpengaruh menimbulkan pertengkaran yang membuat keadaan keluarga menjadi krisis. Perbedaan gaya hidup antara suami dan istri, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. suami ingin kehidupan yang sederhana sedangkan istri menginginkan kehidupan yang serba mewah akan menjadi pertentangan diantara keduanya. 5. Masalah pendidikan Pendidikan dapat menjadi penyebab terjadinya krisis di dalam keluarga. Jika pendidikan suami-istri agak lumayan, maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka. Sebaliknya apabila pendidikan suami-istri rendah sering tidak dapat memahami permasalahan dalam keluarga, sehingga saling salah menyalahkan bila terjadi persoalan akhirnya timbullah pertengkaran.. 7. Jauh dari agama. Segala sesuatu keburukan perilaku manusia disebabkan karena dia jauh dari agama, sebab agama mengajarkan agar manusia berbuat baik dan mencegah orang berbuat mungkar dan keji. Apabila keluarga jauh dari agama dan mengutamakan materi dan dunia semata, maka hancurlah keluarga tersebut, karena dari keluarga tersebut akan lahir anak-anak yang tidak taat kepada Allah dan kedua orang tuanya. Mereka bisa menjadi orang yang berbuat keji dan mungkar yang dapat melawan orang tua. Dengan adanya pemahaman yang baik terhadap agama, tentunya kedua orang tua akan dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik tanpa pertengkaran-pertengkaran yang memicu kondisi keluarga yang tidak baik. Orang tua pun juga tidak akan egois mementingkan permasalahannya sendiri ataupun kesibukannya tanpa memperhatikan anak-anaknya, bahkan melakukan perselingkuhan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.3. Fungsi Keluarga Dalam Keluarga Bahagia dan Frustasi

Dokumen yang terkait

Representasi Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia dalam Lirik Lagu Iwan Fals (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’)

10 156 82

Pemaknaan Lirik Lagu Judas (Studi Analisis Semiotika Lagu Lady Gaga yang berjudul Judas)

22 172 89

Struktur Dan Pemarkah Kalimat Imperatif Dalam Lirik Lagu Ebiet G Ade Tahun 1980-An (Kajian Sintaksis)

4 57 84

REPRESENTASI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU “KPK DI DADAKU” (Studi Semiotik Representasi Nasionalisme Dalam Lirik Lagu ”KPK di Dadaku” Yang Dibawakan Oleh Bagus Netral, Faris RM, Once ).

0 2 93

REPRESENTASI POSFEMINISME DALAM LIRIK LAGU “TOKEK RACUN” (Studi Semiotik Representasi Posfeminisme Dalam Lirik Lagu “Tokek Racun”).

3 16 88

2.1. Pengertian Komunikasi - Representasi Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia dalam Lirik Lagu Iwan Fals (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’)

1 2 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Representasi Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia dalam Lirik Lagu Iwan Fals (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’)

1 1 6

REPRESENTASI KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’ )

0 5 12

LIRIK LAGU “GENERASI FRUSTASI” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kehidupan Keluarga Dalam Lirik Lagu “Generasi Frustasi” yang dibawakan oleh Iwan Fals)

0 3 20

REPRESENTASI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU “KPK DI DADAKU” (Studi Semiotik Representasi Nasionalisme Dalam Lirik Lagu ”KPK di Dadaku” Yang Dibawakan Oleh Bagus Netral, Faris RM, Once )

0 0 19