Kebijakan Publik Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi

bagi pengembangan nilai-nilai dan sikap-sikap kualitas hidup sebagai bangsa. pendidikan ini perhatian tidak saja diberikan mengenai pendidikan formal tetapi untuk kepentingan partisipasi perhatian pun perlu diberikan kepada pendidikan non formal. Pendapat yang di kemukana di atas, menyiratkan bahwa kepemimpinan, komunikasi dan pendidikan merupakan penyebab menculnya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan.

1.5.2. Kebijakan Publik

KebijakanPolcy hendaknya dibedakan dengan kebijaksanaan ,karena kebijaksanaan merupakan pengejewatahan peraturan yang sudah ditetapkan sesuai situasi dan kondisi setempat oleh pejabat yang berwenang. Sedangkan public adalah masyarakat umum itu sendiri,yang selayaknya di urus, diatur,dan dilayani oleh pemerintah sebagai administrator,tetapi juga sekaligus bertindak sebgai penguasa dalam pengaturan hukum tatanegaranya. Kebijakan public membahas mengenai soal bagaimana isu-isu dan persoalan-persoalan public itu disusun constructed dan didefinisikan ,dan bagaimana kesemuanya itu diletakan dalam agenda kebijakan dan agenda politik. Menurut Sofyan Effendi Syafiie,1999:107 pengetahun tentang kebijakan publik adalah pengetahuan tentang sebab-sebab ,konsekuensi dan kinerja kebijakan dan program public,sedangkan pengetahuan dalam kebijakan public adalah proses menyediakan informasi dan pengetahuan untuk para eksekutif ,anggota legislatif,lembaga peradilan dan masyarakat umumyang berguna dalam proses perumusan kebijakan serta yang dapat meningkatkan kinerja kebijaksanaan. Proses kebijakan public adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politisi.Aktivitas politis tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda ,formulasi kebijakan,adopsi kebijakan,implemenatsi kebijakan,dan penilaian kebijakan. Menurut Holwet dan M. Ramesh Surbasono ,2005:13 berpendapat bahwa proses kebijakan public terdiri atas lima tahapan sebagai berikut: 1. Penyusunan agenda,yakni suatu proses agar suatu masalah bisa mendapat perhatian dari pemerintah. Universitas Sumatera Utara 2. Formulasi kebijaka,yakni proses perumusan pilihan-pilihan kebijakan oleh pemerintah. 3. Pembuatan kebijakan,yakni proses ketika pemerintah memilih untuk melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan. 4. Implenatsi Kebijakan,yakni proses untuk melaksanakan kebijakan agar mencapai hasil . 5. Evaluasi Kebijakan,yakni proses untuk memonitor dan menilai kinerja atau hasil kebijakan. 1.5.2.1.Implementasi Program Dalam setiap perumusan suatu kebijakan program selalu diiringi dengan suatu implementasi.betapun baiknya suatu program tanpa implementasi yang benar dan baik maka tidak akan berarti.Suatu Program hanyalah rencana bagus di atas kertas jika tidak dapat diimplementasikan dengan baik dan benar .Implementasi bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik kedalam prosedur rutin melalui saluran-saluran birokrasi ,melainkan lebih dari satu implementasi menyangkut masalah konflik,keputusan,dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan.Oleh karena itu tidaklah terlalu salah jika dikatakan bahwa implementasi merupakan aspek yang sangat penting dalam seluruh proses kebijakan.Udoji Wahab,1991:45 menyatakan bahwa pelaksanaan Implementasi kebijakan adalah sesuatu yang lebih penting dari pada pembuatan kebijakan. Pressman dan Wildavsky Hessel Nogi ,2003:17 mengartikan Implementasi sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sasaran-sasaran tindakan dalam mencapai tujuan tersebut atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya. Definisi lain tentang Implementasi diberikan oleh Lineberry .Menurut Lineberry Putra,2003:81 imlementasi adalah tidakan-tindakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta baik secara individu dan kelompok yang diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas dalam keputusan kebijakan public. Dari beberapa pemahaman di atas terlihat dengan jelas bahwa implementasi merupakan suatu rangakaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada Universitas Sumatera Utara masyarakat sehingga kebijakan tersebut membawa hasil sebagaimana yang diharapkan.Rangakain kebijakan tersebut mencakup,pertama : persiapan serangkaian peraturan yang merupakan interpensi dari kebijakan tersebut.Dari sebuah Undang-undang muncul sebuah peraturan pemerintah,maupun peraturan pemerintah Daerah. kedua : menyiapkan sumber daya guna menggerakan kegiatan implementasi termasuk didalamnya sarana dan prasarana sumber daya keuangan,dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggung jawab melaksanakan kebijakan tersebut.ketiga : adalah bagaimana mengantarkan kebijakan secara konkrit ke masyarakat. Kelihatanya implementasi merupakan hal yang mudah ,namun kenyataanya sangatlah kompleks. Untuk mengefektifkan kebijakan yang ditetapkan,maka diperlukan adanya tahapan- tahapan implementasi kebijakan. Brian W Hogwood dan Lewis A.Gunn Wahab,1991:36 mengemukan sejumlah Tahapan Implementasi sebagai berikut : Tahap I : Terdiri atas kegiatan-kegiatan : 1. Menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan secara jelas. 2. Menentukan Standar Pelaksanaan. 3. Menentukan biaya yang akan digunakan beserta waktu pelaksanaan. Tahap II : Merupakan pelaksanaan program dengan mendayagunakan struktir staff,sumber daya ,prosedur,biaya,beserta metode . Tahap III : Merupakan Kegiatan-kegiatan : 1. Menentukan jadwal. 2. Melakukan pemantauan. 3. Mengadakan pengawasan untuk menjamin kelancaran program Dengan demikian jika terdapat penyimpangan atau pelanggaran dapat diambil tindakan sesuai dengan segera.Dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada dalam tercapainya kegiatan implementasi.Program akan menunjang implementasi karena dalam program telah dimuat berbagai aspek antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Adanya tujuan yang ingin dicapai 2. Adanya kebijaksanaan – kebijaksanaan yang harus diambil dalam mencapai tujuan tersebut. 3. Adanya peraturan-peraturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus di lalui. 4. Adanya Perkiraan anggaran yang dibutuhi. 5. Adanya strategi anggaran yang dibutuhkan. Dengan adanya program maka segala bentuk rencana akan lebih teroganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan.Lebih lanjut Jones1991:296,memberikan pengertian program adalah acara yang disahkan untuk mencapai tujuan.Unsur kedua yanhg harus dipenuhi dalam proses implementasi program yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga masyarakat tersebut merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupanya.Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat maka boleh dikatakan program itu telah gagal dilaksanakan. Berhasil tidaknya suatu program diimplementasikan tergantung dari unsur pelaksanaanya. Maka unsur pelaksana ini merupakan unsur ketiga. JonesHessel Nogi,2003:32 menyebutkan apakah suatu program terimplementasi dengan efektif atau tidaknya dapat diukur dengan standar penilaian yaitu organiisasi,interpretasi,,dan penerapan. a. Intrepetasi Intrepetasi yang dimaksudkan sebagai usaha untuk mengerti apa yang dimaksudkan oleh pembentukan kebijaksanaan dan mengetahui betul apa dan bagaimana tjuan akhir itu harus diwujudkan . Tahap ini yaitu bagaimana menafsirkan agar program dapat menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. b. Organisasi Pelaksanaan dilakukan dengan pembentukan badan-badan atau unit-unit untuk menyelenggarakan kegiatan untuk pencapaian tujuan . Hal ini dapat dilihat melalui: Universitas Sumatera Utara 1. Struktur organisasi,yang berkaitan dengan interaksi,hirarki,tujuan,dan sifat- sifat. 2. Sumber daya manusia,yaitu berkaitan dengan kemampuan aparatur dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 3. Sumber dan Prasarana,berkaitan dengan fasilitas yang mendukung agar pekerjaan yang dihasilkan berkualitas dan bermanfaat secra efektivitas dan efesiensi. 4. Metode kerja atau Prosedur kerja,yaitu berhubungan dengan sistem dan prosedur kerja yang sudah baku sehingga dapat bekerja secara terpandu dan tidak tumpah tindih serta sudah memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing,sehingga memudahkan untuk melaksanakan tugas masing- masing dengan efektif. 5. Perangkat hukum,yaitu berkaitan dengan undang-undang ,peraturan- peraturan yang mendukung suatu organisasi menjalakan aktivitasnya secara formal.Dalam hal ini oerganisasi harus memiliki kekuatan hukum., 6. Anggaran dana c. Penerapan Penerapan segala keputusan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk terealisasikan tujuan dari program. 1.5.2.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Menurut George Edward III dalam Tangkilisan;2003 ada empat faktor yang berpengaruh terhadap kebersihan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan,yaitu faktor sumber daya,birokrasi,komunikasi,dan disposisi. 1 Faktor sumber daya resources Faktor sumber daya mempunyai peranan penting dalam implementasi kebijakan,karena bagaimanapun jelas dan kosistennya ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan suatu kebijukan,jika para personil yang bertanggung jawab mengimplementasikan kebijkan kurang mempunyai sumber-sumber untuk melakukan pekerjaan secara eektif,maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan bisa efektif.Sumber-sumber penting dalam implementasi kebijkana yang dimaksud antara Universitas Sumatera Utara lain mencakup;staf yang harus mempunyai keahlian dan kemampuan untuk bisa melaksanakan tugas,perintah,dan anjuran atasanpimpinan. 2 Struktur Birokrasi Meskipun sumber-sumber untuk mengimplementasi suatu kebijakan sudah mencukupi dan para implementator mengetahui apa dan bagaimana cara melakukanya,serta mereka mempunyai keinginan untuk melakukanya,implementasi bisa jadi masih belum efektif,karena ketidak efesienan struktur birokrasi yang ada. 3 Faktor Komunikasi Komunikasi adalah suatu kegiatan manusia untuk menyampaikan apa yang menjadi pemikiran dan perasaanya,harapan atau pengalamanya kepada orang lain The Liang Gie,1976.Faktor komunikasi dianggap sebagai faktor yang amat penting,karena dalam setiap proses kegiatan yang melibatkan unsure manusia dan sumber daya akan selalu berurusan dengan permasalahan “bgaimanapun hubungan yang dilakuka”. 4 Faktor Disposisi sikap Disposisi ini diartikan sebagai sokap para pelaksana untuk mengimplementasikan kebijakan.Dalam implementasi kebijakan,jika bingin berhasil secara efektif dan efesien,para implementator tidak hanya harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan mempunyai kemampuan untuk implementasi kebijakan tersebut,tetapi mereka juga harus mempunyai kemauan untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut. Menurut Mazmanian dan Sabatier1983 keberhasilan implementasi rencana dipengaruhi oleh otonomi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dan kompleksitas dari rencana itu sendiri. Efektivitas suatu implementasi ditentukan oleh 6 kondisi yaitu : 1. Adanya perundang-undangan atau intruksi pemerintah yang memberikan tanggung jawab tentang suatu kebijakan yang jelas dan kosisten atau menentukan pedoman bagi penyelesaian berbagai konflik yang akan dicapai. Universitas Sumatera Utara 2. Dengan perundanf-undangan tersebut dimungkinkan pendayagunaan suatu teori yang tepat dapat menemukan faktor-faktor utama dalam kaitan sebab akibat yang mempengaruhi tujuan kebijaksanaan yang hendak dicapai dan juga memberikan wewewnang seta kendali yang strategis bagi pelaksanaan atas kelompok- kelompok sasaran untuk mencapai hasil yang diharapkan. 3. Perundang-undangan itu dapat membetuk proses implementasi sehingga dapatr memaksimalkaan kemungkinaan keberhasilan pihak pelaksanaa dan kelompok sasaran. 4. Pemimpin badan atau institussi pelaksana memilki kapsitas kecakapan manjerial dan politis,rasa pengabdian dan tanggung jawab pada upaya pencapain sasaran yang digariskan sesuaai dengan peraturan yang berlaku. 5. program tersebut mendapat dukungan tokoh utama dari pihak legislative atau eksekutif,sedangkn lembaga yudikatif bersifat netraal. 6. Tingkat prioritas sasaran-sasaran yang hendak dicapai tidak berubah meskipun munculnya kebijakan public yang saling betentangan atau dengan terjadinya perubahan kondisi social ekonomi yang mengurangi kekuatan teori keterkaitan sebab akibat yang mendukung peraturan atau kekuatan dukungan politis Mazmanian,1983. Dalam implementasi kebijkan bukan sajka masalah komunikasi,informasi,respon masyarakat tetapi juga pendanaan,waktu,jadwal kegiatan untuk mendukung tim atau organisasi pelaksana dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya wahab,1991. Salah satu kendala yang menentukan efektivitas rencana program adalah lemahnya mekanisme pengendalian pembangunan Development control.Hal ini di sebabkan oleh berbagai hal,antara lain karena pemerintah daerah seringkali tidak mempunyai akses terhadap rencana- rencana pembangunan sektoral yang dibuat dan ditentukan oleh pusat.Selain itu juga karena rencana-rencana yang telah disusun bisa berubah total akibat adanya investasi berskala besar yang tidak diduga sebelumnya. 1.5.3. Kemiskinan 1.5.3.1.1. Defenisi Kemiskinan

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Respon Masyarakat Dalam Program Beras Miskin Untuk Keluarga Miskin Di Kelurahan Mutiara Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan

8 106 138

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

ANALISA USAHA KERIPIK BUAH PADA USAHA KECIL BERKAH DI KELURAHAN NGALAU KECAMATAN PADANG PANJANG TIMUR KOTA PADANG PANJANG.

0 0 11

STUDI KEMUNGKINAN PENDIRIAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KECAMATAN PADANG PANJANG TIMUR KOTA PADANG PANJANG.

0 0 7

Hubungan Faktor Risiko dengan Fungsi Kognitif pada Lanjut Usia Kecamatan Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang

0 0 6