memastikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan berdasarkan PJM Pronangkis
i. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah dalam penataan lingkungan
pemukiman yang lebih komprehensif, pengelolaan resiko bencana dan pengembangan tata penghidupan masyarakat.
3.1.3. Prinsip Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, PNPM-Mandiri Perkotaan dilandasi oleh dua prinsip yaitu prinsip universal kemasyarakatan dan prinsip universal pembangunan berkelanjutan. Adapun
prinsip-prinsip yang diterapkan antara lain sebagai berikut:
1. Bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan
senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya. 2.
Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kgiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung. 3.
Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif pada setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan.
4. Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Perkotaan, masyarakat memiliki
kewenangan secara mandiri dan partisipasif untuk menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.
5. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoran dan
kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya.
6. Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam
perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan.
7. Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara musyawarah
dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin. 8.
Transparansi dan akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat
dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggungjawabkan secara moral, teknis, legal, maupun administratif.
Universitas Sumatera Utara
9. Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan
untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumber daya yang terbatas.
10. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan
didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.
11. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan
masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan tetap menjaga keletarian lingkungan.
12. Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri
Perkotaan harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola oleh masyarakat.
Yang kedua yaitu prinsip universal pembangunan berkelanjutan. Adapun prinsip-prinsip
yang berkaitan dengan konsep TRIDAYA adalah prinsip universal pemangunan berkelanjutan
yang meliputi tiga konsep, yaitu: 1.
Perlindungan Lingkungan Environmental Protection; dalam pengambilan keputusan maupun pelaksanaan kegiatan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak,
terutama kepentingan masyarakat miskin, perlu didorong agar keputusan dan pelaksanaan kegiatan tersebut berorientasi pada upaya perlindunganpemeliharaan lingkungan baik
lingkungan alami maupun buatan termasuk perumahan dan permukiman, yang harus layak, terjangkau, sehat, aman, teratur, serasi dan produktif. Termasuk didalamnya adalah
penyediaan prasarana dan sarana dasar perumahan yang kondusif dalam membangun solidaritas sosial dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
2. Pengembangan Masyarakat Sosial Development; tiap langkah kegiatan PNPM-Mandiri
Perkotaan harus selalu berorientasi pada upaya membangun solidaritas sosial dan keswadayaan masyarakat sehingga dapat tercipta masyarakat efektif secara sosial sebagai
pondasi yang kokoh dalam upaya menanggulangi kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Pengembangan masyarakat juga berarti upaya untuk meningkatkan potensi
segenap unsur masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang rentan vulnerable groups
dan marjinal yang selama ini tidak memiliki peluangakses dalam programkegiatan setempat;
Universitas Sumatera Utara
3. Pengembangan Ekonomi Economic Development; dalam upaya menyerasikan
kesejahteraan material, maka upaya-upaya kearah peningkatan kapasitas dan keterampilan masyarakat miskin dan atau penganggur perlu mendapat porsi khusus
termasuk upaya untuk mengembangkan peluang usaha dan akses ke sumberdaya kunci untuk peningkatan pendapatan, dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan fisik
dan sosial. Prinsip-prinsip universal pembangunan berkelanjutan tersebut pada hakekatnya
merupakan pemberdayaan sejati yang terintegrasi, yaitu pemberdayaan manusia seutuhnya agar mampu membangkitkan ketiga daya yang telah dimiliki manusia secara integratif, yaitu daya
pembangunan agar tercipta masyarakat yang peduli dengan pembangunan perumahan dan permukiman yang berorientasi pada kelestarian lingkungan, daya sosial agar tercipta masyarakat
efektif secara sosial, dan daya ekonomi agar tercipta masyarakat produktif secara ekonomi.
3.1.4.
Pendekatan
Penanggulangan kemiskinan membutuhkan penanganan yang menyeluruh dalam skala perwilayahan yang memadai yang memungkinkan terjadinya keterpaduan antara pendekatan
sektoral, perwilayahan dan partisipatif yang dalamhal ini dipilih kecamatan sebagai lokus program yang mampu mempertemukan perencanaan dari tingkat Pemerintah kotakabupaten dan
dari tingkat masyarakat. Di tataran kecamatan inilah rencana pembangunan yang direncanakan oleh SKPD
Satuan Kerja Pembangunan Daerah bertemu dengan perencanaan dari masyarakat dalam Musrenbang Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan sehingga dapat digalang
perencanaan pembangunan yang menyeluruh, terpadu dan selaras waktu. Dengan demikian PNPM MP akan menekankan pemanfaatan Musrenbang Kecamatan sebagai mekanisme
harmonisasi kegiatan berbagai program yang ada sehingga peranan Forum BKMLKM tingkat kecamatan menjadi sangat vital.
Bersadarkan pemikiran tersebut di atas maka pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan program dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program
adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan: a.
Menggunakan kecamatan sebagai lokus program. b.
Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses pembangunan
partisipatif. d.
Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik sosial dan geografis.
e. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran, kemandirian, dan
keberlanjutan. 3.1.5.
Dasar Hukum
Dasar hukum PNPM-Mandiri Perkotaan sebagaimana menjadi dasar hukum PNPM- Mandiri adalah Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.
3.1.6.
Strategi Pelaksanaan
Agar terwujud tujuan yang hendak dicapai oleh PNPM-Mandiri Perkotaan, maka strategi yang dilaksanakan di tingkat masyarakat adalah :
a. Mendorong proses transformasi sosial dari masyarakat tidak berdayamiskin menuju
masyarakat berdaya. Proses ini setidaknya melalui empat hal : 1
Internalisasi nilai dan prinsip universal, salah satu bentuk intervensi kegiatan pada fase ini adalah kegiatan penyiapan masyarakat seperti: Rembug Kesiapan
Masyarakat, Refleksi Kemiskinan dan Pemetaan Swadaya. 2
Penguatan lembaga masyarakat melalui pendekatan pembangunan bertumpu pada kelompok. Bentuk intervensi kegiatan pada fase ini adalah pembentukan dan
pembangunan lembaga masyarakat yang representatif, mengakar dan dipercaya dengan nama generik Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM.
3 Pembelajaran penerapan konsep TRIDAYA dalam penanggulangan kemiskinan.
Bentuk intervensi kegiatan pada fase ini adalah penyusunan rencana program masyarakat secara partisipatif berbasis “kebutuhan” bukan “keinginan”. Dokumen
perencanaan masyarakat ini secara generic dikenal dengan dokumen Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulanan Kemiskinan PJM Pronangkis.
4 Penguatan akuntabilitas masyarakat. Bentuk intervensi kegiatan pada fase ini
kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat BLM Tridaya. Kegiatan ini merupakan aplikasi dari pronangkis serta menumbuhkembangkan segenap lapisan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
untuk peduli dan melakukan pengawasan sosial secara obyektif sehingga menjamin pelaksanaan kegiatan yang berpihak pada masyarakat miskin.
b. Mendorong proses transformasi sosial dari masyarakat berdaya menuju masyarakat
mandiri, proses ini setidaknya terdiri dari dua hal : 1
Pembelajaran kemitraan antar pemangku kepentingan strategis. Bentuk intervensi kegiatan pada fase ini adalah kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Terpadu yang
menekankan pada proses pembelajaran kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan kelompok peduli. Proses pembangunan
kolaborasi dan sinergi dalam upaya penanggulangan kemiskinan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, ,masyarakat dan kelompok peduli setempat,
agar masalah kemiskinan dapat ditangani secara efektif, mandiri dan berkelanjutan.
2 Penguatan jaringan antar pelaku pembangunan. Bentuk intervensi kegiatan pada
fase ini adalah kegiatan kemitraan program. Dengan membangunan kepedulian dan jaringan sumber daya serta mendorong keterlibatan aktif dari para pelaku
pembangunan lain, maka dapat dijalin kerja sama dan dukungan sumber daya bagi penanggulangan kemiskinan.
c. Mendorong proses transformasi sosial dari masyarakat mandiri menuju masyarakat
madani. Intervensi untuk mampu mewujudkan transformasi sosial dari kondisi masyarakat mandiri menuju masyarakat madani lebih dititikberatkan pada proses
penyiapan landasan yang kokoh melalui penciptaan situasi dan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya masyarakat madani. Bentuk kegiatan pada tahap ini adalah
program-program khusus yang lebih komprehensif sekaligus melembagakan tata kelola kepemerintahan yang baik salah satunya adalah program penataan lingkungan
permukiman berbasis komunitas.
3.1.7. Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan