1.3.Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi
Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Koto Panjang. 2.
Untuk mengetahui Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Koto Panjang.
1.4.Manfaat Penelitian
Disamping tujuan yang hendak dicapai diatas, maka suatu penelitian harus mempunyai manfaat yang jelas. Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagi Penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan
berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-teori yang
penulis peroleh selama perkuliahan di Departemem Ilmu Administrasi Negara.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran dalam
menjalankan berbagai Program Penanggulangan Kemiskinan.
3. Bagi Departemen Administrasi Negara FISIP USU, penelitian ini diharapkan
bermanfaat untuk melengkapi ragam penelitian yangf telah dilakukan oleh para mahasiswa. Serta menjadi bahan masukan bagi fakultas dan menjadi salah satu
referensi tambahan bagi mahasiswamahasiswi di masa yang akan datang. 1.5.Kerangka Teori
1.5.1. Partisipasi 1.5.1.1.Pengertian Partisipasi
Kata partisipasi sering dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang bernuansa pembangunan, pengambilan keputusan, kebijakan, pelayanan pemerintah. Sehingga partisipasi
itu memiliki arti yang penting dalam kegiatan pembangunan, dimana pembangunan itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan masyarakat.
Dan Partisipasi adalah salah satu elemen pemberdayaan masyarakat yang menjadi pendukung utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan sebuah program pembangunan. Partisipasi
juga membuka peluang bagi terjadinya perubahan-perubahan yang mendasar pada masyarakat,
Universitas Sumatera Utara
pelaku serta aparat pemerintahan bisa terlibat, saling belajar, berbagi pengalaman dan menggabungkan kekuatan serta kemampuan yang dimiliki untuk mewujudkan perubahan yang
lebih baik didaerah mereka. Kemudian Oakley 1991:10 mengartikan partisipasi kedalam tiga bentuk, yaitu :
1. Partisipasi sebagai bentuk kontribusi, yaitu interpretasi dominan dari partisipasi
dalam pembangunan di dunia ketiga adalah melihatnya sebagai suatu keterlibatan secara sukarela atau bentuk kontribusi lainnya dari masyarakat desa menetapkan
sebelumnya program dan proyek pembangunan. 2.
Partisipasi sebagai organisasi, meskipun diwarnai dengan perdebatan yang panjang diantara para praktisi dan teoritisi mengenai organisasi sebagai instrumen yang
fundamental bagi partisipasi, namun dapat dikemukakan bahwa perbedaan organisasi dan partisipasi terletak pada hakekat bentuk organisasional sebagai
sarana bagi partisipasi, seperti organisasi-organisasi yang biasa dibentuk atau organisasi yang muncul dan dibentuk sebagai hasil dari adanya proses partisipasi.
Selanjutnya dalam melaksanakan partisipasi masyarakat dapat melakukannya melalui beberapa dimensi, yaitu :
a. Sumbangan pikiran ide atau gagasan.
b. Sumbangan materi dana, barang, alat.
c. Sumbangan tenaga bekerja atau memberi kerja.
d. Memanfaatkanmelaksanakan pelayanan pembangunan.
3. Partisipasi sebagai pemberdayaan, partisipasi merupakan latihan pemberdayaan
bagi masyarakat desa, meskipun sulit untuk didefenisikan, akan tetapi pemberdayaan merupakan upaya untuk mengembangkan keterampilan dan
kemampuan masyarakat desa untuk memutuskan dan ikut terlibat dalam pembangunan.
Secara umum ada 2 dua jenis defenisi partisipasi yang beredar di masyarakat, menurut Loekman 1995:208, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan rakyat terhadap rencana
atau proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi rakyat dalam defenisi ini pun
diukur dengan kemauan rakyat ikut menanggung biaya pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga dalam melaksanakan pembangunan.
2. Partisipasi rakyat dalam pembangunan merupakan kerjasama yang erat antara
perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi dan
rendahnya partisipasi rakyat dalam pembangunan tidak hanya diukur dengan kemampuan rakyat untuk menanggung biaya pembangunan tetapi juga dengan ada
tidaknya hak rakyat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan dibangun di wilayah mereka. Ukuran lain yang dapat digunakan adalah ada
tidaknya kemauan rakyat untuk secara mandiri melestarikan dan mengembangkan hasil proyek itu.
Dan disamping itu Partisipasi masyarakat selalu memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini : a.
Bersifat proaktif, dan bukan reaktif, yang artinya masyarakat ikut menalar baru bertindak.
b. Ada kesepakatan yang dilakukan oleh semua yang terlibat.
c. Ada tindakan yang mengisi kesepakatan tersebut.
d. Ada pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam kedudukan setara.
Conyers1991:154menyebutkan tiga alasan pentingnya mengapa partisipasi masayarakat mempunyai siafat yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan
yaitu: 1.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa
kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. 2.
Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka
akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut. Kepercayaan semacam ini
Universitas Sumatera Utara
adalah penting khususnya bila mempunyai tujuan agar dapat diterima oleh masyarakat.
3. Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
masyarakat mereka sendiri. Dapat dirasakan mereka pun mempunyai untuk turut “rembug“ memberikan saran dalam menentukan jenis pembangunan yang akan
dilaksanakan di daerah mereka. Partisipasi masyarakat menjadi elemen yang penting dalam pembagian masyarakat,
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan menjadi hal yang sangat penting ketika diletakkan di atas keyakinan bahwa masyarakatlah yang paling penting tahu apa yang menjadi kebutuhan dan
masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Maka di dalam partisipasi masyarakat dalam pembagunan dapat dibagi dalam empat tahapan Kaho 2007: 127 yaitu:
1. Partisipasi dalam Proses Pembuatan Keputusan
Dalam tahap ini partisipasi masyarakat sangat mendasar sekali, terutama karena putusan politik yang diambil menyangkut nasib mereka secara keseluruhan.
Masyarakat hanya akan terlihat dalam aktifitas selanjutnya apabila mereka merasa ikut andil dalam menentukan apa yang akan dilaksanakan.
2. Partisipasi dalam Pelaksanaan
Partisipasi ini merupakan tindakan selanjutnya dari tahap pertama, partisipasi dalam pembangunan akan terlihat ketika masyarakat ikutserta dalam memberi kontribusi
guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud tenaga, uang, barang material, ataupun informasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan.
3. Partisipasi dalam Memamfaatkan Hasil Pembangunan
Tujuan pembangunan adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur, maka dalam tahap ini masyarakat secara bersama akan menikmati hasil pembangunan dengan
adil tanpa ada pengecualian. Setiap masyarakat akan mendapatkan bagian sebesar kontribusi atau pengorbanan yang diberikan. Mamfaat yang dapat diterima dalam
pembangunan ini yaitu mamfaat materialnya; mamfaat sosialnya; dan mamfaat pribadi.
4. Partisipasi dalam Evaluasi
Universitas Sumatera Utara
Suatu kegiatan dapat dinilai apabila memberi mamfaat yang sepantasnya bagi masyarakat. Maka dalam tahap ini, masyarakat diberi kesempatan untuk menilai
sendiri hasil yang sudah didapat dalam pembangunan, dan masyarakat menjadi hakim yang adil dan jujur dalam menilai hasil yang ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan dari dalam dirinya maupun dari luar
dirinya, dalam keseluruhan proses kegiatan yang berlangsung. Partisipasi juga penting dalam rangka membangun public trust. Ketika masyarakat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi
maka mereka merasa bahwa pemerintah tidak menipu mereka, pemerintah dekat dengan mereka, pemerintah dapat dipercaya.
Sementara itu, kepentingan mereka mendapatkan perhatian dalam kesempatan itu karena mereka diberi keleluasan untuk menyampaikan berbagai pendapat, keluhan dan
sebagaianya. Partisipasi juga diperlukan untuk kepentingan masyarakat ada learning process atau education, gain skills dan juga untuk pemerintah meyakinkan masyarakat, membangun
trust, mengurangi kegelisahan, dan lain-lain.
1.5.1.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Partisipasi
Tjokroamidjojo 1994:226-228, mengatakan bahwa ada tiga hal penting yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu :
1. Masalah Kepemimpinan. bahwa unsur pertama dari proses pengendalian usaha dalam
pembangunan ditentukan sekali oleh adanya serta kualitas kepemimpinan. Peranan kepemimpinan nasional dan kepemimpinan politik suatu bangsa adalah amat
menentukan. Bahkan seringkali menjadi penentu utama dari bisa tidaknya proses pembangunan terselenggara.
2. Komunikasi. Ia menjelaskan bahwa supaya masyarakat terlibat dalam suatu sistem
dan dalam pengendalian tujuan-tujuan pembangunan, hendaklah administrasi pemerintah menjangkau penetrasi golongan masyarakat yang paling jauh dan yang
paling perlu bagi berhasilnya usaha-usaha pembangunan. 3.
Pendidikan. Ia menjelaskan bahwa tingkat pendidikan yang memadai akan memberikan kesadaran yang lebih tinggi dalam berwarga negara, dan memudahkan
Universitas Sumatera Utara
bagi pengembangan nilai-nilai dan sikap-sikap kualitas hidup sebagai bangsa. pendidikan ini perhatian tidak saja diberikan mengenai pendidikan formal tetapi untuk
kepentingan partisipasi perhatian pun perlu diberikan kepada pendidikan non formal. Pendapat yang di kemukana di atas, menyiratkan bahwa kepemimpinan, komunikasi dan
pendidikan merupakan penyebab menculnya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan.
1.5.2. Kebijakan Publik