Luas lahan : ±30.000 m
2
Luas hunian per unit : 21 m
2
Jumlah penghuni : 552 KK 100 telah dihuni
Rusunawa Waru Gunung menggunakan sistem sewa dengan tata cara penarikan uang sewa setiap bulan yang dilakukan oleh Pemerintah Kotamadya Daerah
ingkat II. Rusunawa Urip Sumoharjo merupakan kerjasama antara pemerintah
Proponsi jawa timur Dinas Permukiman dengan Perumnas Regional VI Jawa Timur. Rusunawa Waru Gunung merupakan rusunawa yang diperuntukkan bagi
umum. Saat ini penghuni pada rusunawa ini mayoritas bekerja sebagai karyawan swasta dan perdagangan, namun ada yang bekerja sebagai pegawai negeri. Berikut
akan dibahas selanjutnya didalam aspek kualitas dan aspek kuantitas.
C. Aspek Kualitas
Tampilan pada Rusunawa ini cukup sederhana dengan penataan lingkungan yang cukup bagus. Untuk menunjukkan tampak ataupun tipologi dari
sebuah bangunan rusunawa yang mengaplikasikan bangunan arsitektur tropis modern, dimana banyak bukaan-bukaan yang minimalis dan menggunakan sun
shading sebagai pelindung bangunan dari silau matahari dan tampias hujan. Sun shading disini selain memiliki fungsi juga menambahkan nilai keindahan atau
estetika dari tampilan. Bentuk atap pelana yang mendominasi seluruh penutup atap tanpa menggunakan atap dek seperti pada tampilan gambar berikut ini.
Gambar 2.11 tampilan rusunawa Urip Sumoharjo Sumber data foto pribadi, 2009
23
Dimana atap ini berfungsi sebagai Hal ini terlihat dengan adanya ruang terbuka di tiap masing-masing blok. Dinding bangunan menggunakan finishing
plesteran dan cat sehingga pemakaian bata tidak terlihat sama halnya dengan rusunawa Siwalankerto. Pada tiap lantainya diberi sosoran untuk menghindari
panas dan hujan secara langsung ke dalam bangunan. Aksen kolom diperlihatkan dengan pemberian warna cat yang berbeda dengan dinding.
Sementara pola sirkulasi pada rusunawa ini seperti halnya mayoritas rusunawa yang lain, yaitu menggunakan pola sirkulasi linear. Pola ini
memudahkan untuk mengolah dan menempatkan hunian rusunawa seperti pada gambar 2.12 berikut ini.
Pola ini mengikuti modul kolom pada rusunawa ini, sehingga tidak dijumpai kolom yang menghalangi jalur sirkulasi. Rusunawa Urip Sumoharjo
memiliki balkon yang menerus berupa koridor. Koridor ini berfungsi sebagai penghubung dengan tetangga-tetangga sebelah, lebar koridor pada rusunawa ini
terasa cukup sesuai karena hal tersebut terasa ketika satu jalur terdapat beberapa orang berpapasan. Sehingga pada rancangan nantinya perlu diperhatikan
penempatan jemuran yang tidak mengganggu tampilan luar bangunan seperti pada gambar 2.13 berikut ini.
Gambar 2.12 denah lantai tipikal lantai 2-5 Sumber data analisa survei, 2009
24
Gambar 2.13 tampilan koridor yang menjadi ruang social Sumber data foto pribadi, 2009
Keadaan koridor cukup bersih, disamping sejuk karena tidak langsung terkena matahari sevara langsung juga keadaan udara yang cukup sejuk. Selain itu, pada
koridor rusunawa Urip Sumoharjo merupakan suatu ruang yang menjadi tempat bersosial sekaligus tempat bermain anak-anak.
Sistem struktur pada bangunan ini menggunakan struktur rangka, dimana kolom dan balok sebagai penyalur beban pada pondasi tiang pancang dari
rusunawa ini. Kolom dan balok pada rusunawa ini menggunakan material beton bertulang. Sementara struktur atap pada rusunawa ini menggunakan rangka batang
dengan material baja siku. Sedangkan untuk atap pada balai yang terdapat pada lantai dasar dekat parkir untuk kendaraan bermotor menggunakan pemakaian
konstruksi baja tarik dan setengah kuda-kuda. Untuk atap penutupnya masih menggunakan bahan yang sama yaitu asbes.
Sementara sistem pencahayaan pada rusunawa ini cukup baik dengan menggabungkan pencahayaan alami dengan buatan. Pencahayaan alami diperoleh
dengan adanya jendela-jendela berukuran besar, sementara pencahayaan diperoleh dari beberapa lampu-lampu. Sementara sistem penghawaan pada rusunawa ini
cukup baik, karena sirkulasi udara yang bagian depan hunian langsung berhadapan dengan area luar. Untuk material dinding pembatas dari rusunawa ini
menggunakan plesteran bata. Suasana interior pada rusunawa ini cukup baik, hal tersebut terlihat dari
cukup teraturnya penataan lampu serta kabel-kabel. Selain itu barang-barang dari
25
penghuni rusunawa terlihat cukup rapi dalam penempatannya. Penggunaan dinding sebagai pembatas ruangan rusunawa tidak terlalu banyak ditemui. hanya
pada tempat-tempat tertentu dinding digunakan, yaitu p
ada
toilet. Sementara pembatas ruang sebagai penggati dinding menggunakan lemari atau tirai yang
sifatnya temporer. Sementara sarana kelistrikan untuk pencahayaan, sikulasi udara, serta penempatan sampah tertata dengan baik. Hal itu terasa ketika kita
berada pada area tengah rusunawa, maka kita akan terasa cukup nyaman. Pencahayaan mayoritas menggunakan tidak menggunakan lampu pada siang hari,
meskipun ada beberapa titik pada rusunawa yang menggunakan pencahayaan alami.
D. Aspek Kuantitas