tiap jendela terpasang sebuah kaca yang tebalnya sekitar 5mm. Penghawaan hanya menggunakan penghawaan alami. Seperti halnya pencahayaan, penghawaan juga
menggunakan jendela ditiap-tiap dindingnya. Jendela dikedua obyek tersebut menggunakan daun pintu, agar dapat dibuka bila diperlukan. Strukturnya
menggunakan sistem struktur rangka, bangunan berlantai satu karena lahan yang tersedia cukup luas. Pada bangunan di Indonesia umumnya menggunakan sistem
struktur rangka. Dari hasil pengamatan studi kasus, untuk tampilan arsitektural pada
bangunan rusunawa ini menggunakan tampilan arsitektur tropis modern yang menyesuaikan dengan kondisi serta kebudayaan dengan lingkungan setempat.
Dengan kesimpulan bahwa sebuah karya arsitektur harus mampu berkomunikasi dengan lingkungan serta karakter bangunan dapat mewakili lingkungan dan lebih
ramah serta dikenal oleh masyarakat. Untuk besar hunian sangat penting hubungannya dengan kenyamanan.
Pada hasil survei ditemui masalah yang menyatakan bahwa ruang terlalu kecil, sehingga kesulitan saat ada penambahan jumlah keluarga. Jadi untuk masalah
hunian besar mengikuti besar ruang seperti pada hunian rusunawa Urip Sumoharjo, namun juga disediakan perbaikan masalah tersebut dengan
menyiapkan tambahan ruang. Sehingga disediakan bebrapa tipe hunian yang disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga.
Sedangkan untuk koridor, merupakan salah satu terjadinya hubungan sosial selain sebagai sirkulasi. Hal ini sering dijumpai pada rusunawa Urip
Sumoharjo, dimana koridor menjadi lahan berbincang-bincang dengan tetangga dan tempat bermain bagi anak-anak. Sehingga untuk koridor tidak difungsikan
sebagai tempat jemuran karena dapat mengurangi ruang gerak untuk kegiatan sosial. Untuk menambah sisi menarik ini pada rusunawa, maka perencanaannya
rusunawa nanti juga dibangun suatu food court seperti yang pada rusunawa Urip Sumoharjo
2.2 Tinjauan Khusus Perancangan
2.2.1 Lingkup Pelayanan
30
Ruang lingkup pelayanan dan perancangan Rusunawa bagi warga kalangan menengah ke bawah ini adalah sebagai tempat pemenuhan kebutuhan perumahan
bagi masyarakat umum, untuk masyarakat yang berada pada lingkup area Surabaya surabaya. Diharapkan dapat membentuk suatu kawasan perumahan
tersendiri bagi daerah Surabaya .
2.2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
Dalam menentukan kebutuhan ruang dan aktifitas yang terjadi diperlukan tentang klasifikasi pemakai rusunawa. Klasifikasi ditetapkan berdasarkan tujuan
utama pemakai fasilitas yang direncanakan, sehinggga dapat diketahui tingkat aktifitasnya. Dalam perencanaan fisik, pemakai dibagi dalam :
A. Penghuni keluarga yang menempati
B. Tamu rusunawa
C. Karyawan yang bekerja pada fasilitas rusunawa.
D. Pengunjung pujasera
Aktifitas yang terjadi dalam rusunawa yang telah dijelaskan dalam klasifikasi pemakai adalah penghuni keluarga yang menempati, tamu atau pengunjung dan
karyawan yang bekerja pada fasilitas rusunawa. Secara garis besar aktifitas yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang
KEBUTUHAN RUANG
KEGIATAN PEMAKAI
KELOMPOK AKTIFITAS
HUNIAN R. Tidur
KMWC R. tamu
Dapur T. jemur
Istirahat Mandi, mencuci
Menerima tamu kumpul keluarga
Memasak Menjemur pakaian
Penghuni Privat
Privat Semi public
Service Service
Perpustakaan mini
Bermain dan belajar mengajar Penghuni
Public
Toko Jual- beli keperluan rumah
tangga Penghuni Service
31
KEBUTUHAN RUANG
KEGIATAN PEMAKAI
KELOMPOK AKTIFITAS
musholla Beribadah Penghuni
Tamu rusunawa Karyawan
Pengunjung Public
Taman Tempat bermain anak-anak
Penghuni Tamu rusunawa
Karyawan pengunjung
Public
Pos keamanan Menjaga keamanan
Penghuni Service
Balai warga Acara khusus
Penghuni Tamu rusunawa
Karyawan pengunjung
Service
Gedung serbaguna
Acara khusus Penghuni
Tamu rusunawa Karyawan
pengunjung Service
Pujasera Berkumpul dan makan
Penghuni Tamu rusunawa
Karyawan pengunjung
Service
Tempat parkir Parkir kendaraan
Penghuni Tamu rusunawa
Karyawan pengunjung
Service
Lapangan olahraga Penghuni
Service Sumber data analisa pribadi, 2009
2.2.3 Pengelompokan Ruang