Pada gambar bangunan diatas sudah dibagi wilayah penzoningan menurut fungsi masing-masing sesuai dengan warna yang ada antara lain :
Zona I Pada area zona I ditempatkan bangunan hunian dengan beberapa fasilitas pendukung dan
service bagi penghuni diantaranya R. pengelola, gudang, panel listrik, pompa air dll. Bangunan rusunawa diletakkan pada bagian belakang karena pada area belakang karena
bukan bersifat umum dan jauh dari kebisingan serta udara panas lalu lintas kendaraan sehingga tingkat kenyamanan hunian dapat terjaga.
Zona II Pada area zona II ditempatkan fasilitas yang lebih diutamakan digunakan untuk penghuni
diantaranya parkir, balai, perpusakaan mini dan musholla. Untuk fasilitas ini ditempatkan di posisi depan karena fasilitas lebih bersifat publik.
Zona III Pada area zona III ditempatkan pujasera yang menjadi lahan komersial bagi penghuni
didukung dengan fasilitas serrvice yaitu WC umum, loading dock dan pendukung lainnya
Pada area zona semi publik ditempatkan beberapa ruko, gedung serbaguna serta fasilitas
service berupa parkir dn pendukung lainnya.
4.2 Analisa Site
Analisa site mempunyai peranan penting dalam melakukan sebuah perancangan, dengan melihat dan menganalisa kondisi fisik lahan secara nyata, sehingga dapat dilakukan
penentuan zoning, pencapaian ME, enterance site, lalu lintas dan arah hadap bangunan terhadap matahari, serta tampilan bangunan yang dapat menyesuaikan kondisi sekitar.
4.2.1 Pencapaian ME
Pencapaian site lokasi dari daerah sekitarnya ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap :
Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek.
Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali
obyek.
Sudut pandang orang berjalan, kendaraan .
Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.
52
E
D A
B C
Gambar 4.2. pandangan dari jalan menuju site
Sumber data analisa pribadi, 2009
Dari gambar di atas dapat diketahui sudut pandang A- E ke arah lokasi bahwa site memiliki tingkat keleluasaan dalam berorientasi terhadap obyek. Pada sudut pandang C
memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek jadi pada sisi ini dapat ditempatkan suatu icon baik tugu maupun hal lain yang dapat dijadikan point penting
sebagai landmark. Sedangkan untuk pencapaian ME dapat ditempatkan di jalan menanggal karena pada sisi ini lebar site lebih besar dan tidak menutupi untuk view ke dalam.
Pada lokasi site terdapat satu akses jalan utama dengan dua jalur yang digunakan untuk sirkulasi transportasi bagi kendaraan umum maupun pribadi dengan lebar 6 meter.
Tingkat keramaian tidak terlalu padat karena merupakan jalan jenis lokal sekunder. Perancangan perletakan site enterance dapat diletakkan pada jalan Menanggal. Kondisi ini
Gambar 4.
3. Tingkat kepadatan lalu lintas jalan di sekitar site Sumber data analisa pribadi, 2009
53
memudahkan sirkulasi kendaraan yang melintas, Hal ini dapat mengurangi dampak kemacetan pada lokasi juga mempertimbangkan kemudahan menuju lokasi.
4.2.2 Analisa Iklim
Site yang terletak pada kawasan perkotaan dan berada pada dataran rendah serta hembusan angin yang cukup kencang membuat perancang harus memperhatikan kondisi
iklim sekitar, sehingga dalam upaya perancangan bangunan tidak terjadi masalah yang cukup signifikan. Hal tersebut terjadi karena lokasi masuk dalam
iklim tropis lembab merupakan iklim yang berada pada posisi latitude dari equator berjarak 15 sampai 25
derajat. Suhu udara pada kawasan Menangggal ini berkisar antara 22.50–36.50 ºcelcius
dengan dua musim yaitu kemarau dan penghujan, dengan tinggi curah hujan 166 mm tiap 1 bulan.
Pada lokasi ini untuk jam pagi antara 6.00 – 11.00 WIB masih menunjukkan keadaan matahari yang sedang, namun untuk memasuki jam 11.00-15.00 matahari berpijar
dan panas. Orientasi untuk bangunan yang menghadap arah barat cukup panas, sehingga Arah sinar tenggelam
Arah sinar datang
B U
T
S Curah hujan yang cukup tinggi pada
musim penghujan.
Gambar 4.4. kondisi site asli Sumber data analisa pribadi, 2009
54
untuk itu membutuhkan perletakan yang harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Secara umum panas, kelembaban tinggi disebabkan adanya angin dari arah utara dan
selatan hemisphere mengumpul dan naik pada pertemuan permukaan tropis, menyebar kemudian dingin pada saat bersamaan. Yang disimpulkan karakteristik dari iklim tropis
lembab :
Kelembapan dan curah hujan tinggi sepanjang tahun.
Temperatur tinggi sepanjang tahun.
temperatur diurnal bervariasi sekitar 8 der Cel.
Sedikit variasi dalam temperatur.
Lahan datar dan angin laut mempunyai peranan utama wilayah pantai.
Intensitas radiasi matahari bervariatif dengan kondisi berawan.
Gambar 4.5. prinsip-prinsip bangunan tropis lembab
Upaya mendapatkan kenyamanan pada iklim tropis lembab ini adalah mereduksi temperatur panas, memaksimalkan rata-rata ventilasi udara untuk meningkatkan efektifitas
dari evaporasi, dan mengusahakan proteksi terhadap sinar matahari, hujan dan serangga. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah :
Menggunakan pintu dan jendela yang besar untuk menjalankan ventilasi silang.
Perencanaan secara terbuka dan luas, usahakan terdapat jarak antar bangunan.
Sumber www.herusu71.com
, 2009
Area terbuka di antara bangunan nantinya untuk
membentuk pembayangan serta sirkulasi udara yng baik
Gambar 4.6. perencanaan massa bangunan Sumber data analisa pribadi, 2009
55
Orientasi bangunan diusahakan memperhitungkan aliran datangnya udara segar.
Gunakan material dengan thermal mass rendah untuk meminimalkan heat
storage.
Gunakan material atap dengan insulasi tinggi. Sumber
www.herusu71.com , 2009
4.2.3 Analisa Kondisi Lingkungan