penghuni rusunawa terlihat cukup rapi dalam penempatannya. Penggunaan dinding sebagai pembatas ruangan rusunawa tidak terlalu banyak ditemui. hanya
pada tempat-tempat tertentu dinding digunakan, yaitu p
ada
toilet. Sementara pembatas ruang sebagai penggati dinding menggunakan lemari atau tirai yang
sifatnya temporer. Sementara sarana kelistrikan untuk pencahayaan, sikulasi udara, serta penempatan sampah tertata dengan baik. Hal itu terasa ketika kita
berada pada area tengah rusunawa, maka kita akan terasa cukup nyaman. Pencahayaan mayoritas menggunakan tidak menggunakan lampu pada siang hari,
meskipun ada beberapa titik pada rusunawa yang menggunakan pencahayaan alami.
D. Aspek Kuantitas
Jumlah massa bangunan adalah 3 massa blok untuk rusunawanya dengan pembagian zona A, zona B dan zona C, ditambah dengan massa berupa musholla
yang terletak di di tengah massa bangunan. Luas lahan ±30.000 m
2
dengan luas lantai per unit 21 m
2
. Untuk kebutuhan ruang, pada masing-masing unit berukuran 3 x 7 m sebagai ruang utama. Sedangkan untuk kmwc, dapur dan ruang jemur
terdapat pada masing-masing hunian seperti pada gambar 2.14 berikut ini.
Gambar 2.14 denah hunian Sumber data analisa survei, 2009
Pada bagian interior salah satu hunian pada rusunawa ini terlihat pengaturan ruangan serta penempatan perabotan-perabotan rumah tangga seperti
26
tempat tidur dan lemari tertata dengan baik dan rapi sehingga mencerminkan suatu hunian yang bersih dan nyaman seperti yang terlihat pada gambar 2.15 berikut ini.
Gambar 2.15 tampilan salah satu hunian Sumber data analisa survei, 2009
Pada tiap 3 blok terdapat sebuah balai yang terletak pada lantai dasar dekat parkir kendaraan bermotor. Pada tiap blok terdapat 1 buah tangga yang masing-
masing berhadapan dengan blok di depannya. Kekurangan dari rusunawa ini terletak pada tidak adanya shaft sampah, namun pembuangan sampah masih
terkontrol yaitu dengan didukung oleh anggota setiap hunian yang mengumpulkan sampah dalam kantong plastik dan dibuang ketika berangkat bekerja.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada rusunawa Urip Sumoharjo adalah:
Parkir motor dan mobil.
Meter air di tiap unit rusunawa.
Kmwc pada masing-masing unit hunian.
Dapur dan ruang jemur pada masing-masing unit hunian.
Masjid yang terletak di dekat di tengah massa.
Ruang terbuka dan lapangan sepak bola.
Tempat pembuangan sampah sementara berupa shaft sampah.
Sistem pencegahan kebakaran sederhana.
27
Perpustakaan.
Selain dari fasilitas-fasilitas tersebut diatas, pada Rusunawa Urip Sumoharjo memiliki suatu hal yang merupakan sumber pendapatan baru yaitu adanya food
court yang letaknya tepat berada disamping rusunawa Urip Sumoharjo. Pada food court ini terdapat tujuh stan yang masing-masing menjajakan bermacam-macam
makanan juga jenis minuman.
Gambar 2.15 denah food court Sumber data analisa survei, 2009
Food court setiap malam mampu menarik perhatian masyarakat sekitar untuk datang dan menikmati segala hal yang ada. Dengan penataan stan yang
berjajar dan bangku-bangku yang tertata rapi.
Gambar 2.16 tampilan food court Sumber data foto pribadi, 2009
28
Pada food court ini, selain pengunjung dapat berkumpul dengan temen-teman dan menikmati makanan yang disediakan pada masing-masing stan juga terdapat hal
yang tidak kalah menarik. Di bagian tengah area terdapat panggung kecil yang biasa digunakan sebagai tempat pertunjukkan baik nyanyian maupun acara
hiburan lainnya, juga ditambah kolom kecil dengan air mancur di tengahnya sehinggga menimbulkan kesan yang nyaman dan damai.
Gambar 2.17 tampilan panggung pada food court Sumber data foto pribadi, 2009
2.1.4. Kesimpulan Hasil Studi
Tampilan dari ketiga rusunawa memiliki bentuk dan tampilan yang sama. Tampilan baik dari rusunawa Siwalan kerto dan rusunawa Waru Gunung
menggunakan atap jawa limasan sedangkan rusunawa Urip Sumoharjo yang mengggunakan atap pelana. Penggunaan bahan material pada kedua studi kasus
tersebut, pada dinding menggunakan batu bata dengan finishing pengecatan. Selain untuk memberi warna dan kesan kepada setiap mata yang melihatnya,
warna tersebut juga memberi nuansa atau ciri khas tersendiri. Hal ini terbukti bahwa pemakaian warna pada tiap-tiap sudut diruangan, warnanya sama atau satu
kesatuan. Pencahayaan pada obyek studi kasus menggunakan pencahayaan alami
dan pencahayaan buatan. Pada pencahayaan alami menggunakan jendela yang berfungsi sebagai sarana untuk memasukkan cahaya dan bukan sinar. Pada tiap-
29