Arang Aktif Batubara Batubara

2.1.2 Pemanfaatan Batubara

Pemakaian batubara di Indonesia terutama ditujukan untuk Pembangkit Listrik dan Pabrik Semen. Batubara dapat pula dipergunakan tidak sebagai bahan bakar, tetapi dipergunakan sebagai reduktor pada proses peleburan timah, industri fero-nikel, industri besi dan baja, sebagai bahan pemurnian pada industri kimia dalam bentuk karbon aktif, sebagai bahan pembuatan kalsium karbida dalam bentuk kokas atau semikokas. Sukandarrumidi, 2006. Batubara merupakan batuan sedimentasi berwarna hitam atau hitam kecoklat- coklatan yang mudah terbakar dan terbentuk dari batuan endapan organik yang terdiri dari karbon hidrogen, oksigen, dan unsur-unsur lain. Oleh karena itu batubara digunakan sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif.Disamping karena memiliki unsur karbon yang cukup besar, pembuatan karbon aktif dari bahan dasar batubara juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari batubara tersebut Chrisman, 2008.

2.1.3 Arang Aktif Batubara

Arang aktif merupakan senyawa karbon amorf, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas permukaan arang aktif berkisar antara 300-3500 m 2 gram dan ini berhubugan dengan struktur pori internal yang menyebabkan arang aktif mempunyai sifat sebagai adsorben. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-100 terhadap berat arang aktif. Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif, antara lain tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras, dan batubara Tryana, 2003. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pembuatan arang aktif dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembentukan arang aktif bersifat amort porous pada suhu rendah. Tahap kedua adalah proses pengaktifan arang untuk menghilangkan Universitas Sumatera Utara hidrokarbon yang melapisi permukaan arang. Penelitian selanjutnya, pada kedua proses tersebut terjadi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Dehidrasi yaitu proses menghilangkan air 2. Karbonisasi yaitu proses penguraian selulosa organic menjadi unsur karbon, serta mengeluarkan senyawa-senyawa non karbon 3. Aktifasi yaitu proses pembentukan dan peyusunan karbon sehingga pori-pori menjadi lebih besar. Pada prinsipnya arang aktif dapat dibuat dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika. Pada pembuatan arang aktif, mutu yang dihasilkan sangat tergantung dari bahan baku yang digunakan, bahan pengaktif, suhu dan cara pengaktifannya. 1. Pembuatan Arang Aktif secara Kimia Prinsipnya yaitu penyerapan arang dengan senyawa kimia sebelum dipanaskan. Pada proses pengaktifan secara kimia, arang direndam dalam larutan pengaktifasi selama 24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600-900°C selama 1-2 jam. Pada suhu tinggi ini bahan pengaktif akan masuk diantara sela-sela lapisan heksagonal dan selanjutnya membuka permukaan yang tertutup. Dari hasil penelitian yang membuat arang aktif dari batubara, lalu mengekstrak arang aktif tersebut dengan HCl 0,5 M menghasilkan arang aktif struktur mikroporinya lebih besar. 2. Pembuatan Arang Aktif secara Fisika Prinsipnya adalah pemberian uap air atau gas CO 2 kepada arang yang telah dipanaskan.Arang aktif yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam tungku aktivasi lalu dipanaskan pada suhu 800-1000°C. Penelitian arang aktif telah membuktikan kemampuan sebagai adsorben terhadap logam Hg, Pb, Cd, Ni, Cu dalam limbah cair industri radiator, pelapisan nikel, dan pelapisan tembaga.kemampuan arang aktif sebagai penghilang logam tersebut dipengaruhi oleh pH dan konsentrasi karbon. Kenaikan kadar karbon menaikkan persen adsorpsi ion logam. Universitas Sumatera Utara Dalam proses penjernihan air, arang aktif selain mengadsorpsi logam-logam seperti besi, tembaga, nikel, juga dapat menghilangkan bau warna, dan rasa yang terdapat dalam larutan atau buangan air. Karena arang aktif lebih bersifat nonpolar, maka komponen non polar dengan berat molekul tinggi 4 sampai 20 atom karbon yang terdapat dalam buangan air pabrik dan diadsorpsi oleh arang aktif. Penggunaan karbon aktif terutama adalah untuk pemurnian larutan, ,misalnya pembersihan larutan gula tebu, gula bit dan gula jagung, dan untuk menghilangkan rasa dan bau air minuman, minyak nabati dan gemuk hewani, minuman alkohol, bahan kimia, dan bahan obat-obatan Austin, 1996.

2.2. Industri Benang Karet