Klasifikasi batubara Pemanfaatan Batubara

Kegiatan pertambangan batubara di Indonesia saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. PT Tambang Batubara Bukit Asam sebagai satu- satunya BUMN di bidang batubara telah tumbuh menjadi perusahaan berskala besar dengan produksi 7 juta ton pertahun berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1968 yang dikenal sebagai Unit II. Demikian juga Kerja Sama Operasional KSO yang sebagian besar dari produksi Penanaman Modal Asing PMA telah menunjukkan keberhasilan produksinya sampai pada tingkat dua kali lebih besar daripada PT Bukit Asam.Sukandarrumidi, 1995.

2.1.1 Klasifikasi batubara

Batubara diklasifikasikan menurut sifat pembakarannya, menjadi antrasit, bitumen, subbitumin, dan lignit.Setiap jenis mempunyai subbagian lagi.Antrasit merupakan bahan bakar rumah tangga yang sangat berguna, karena pembakarannya besar, tetapi cadangannya sudah mulai habis.Batubara bitumen terutama digunakan dalam pembakaran yang menghasilkan energi atau karbonisasi untuk pembuatan kokas, ter, bahan kimia batubara, dan gas pabrik kokas Austin, 1996. Penggolongan tersebut menekankan pada kandungan relatif antara unsur C dan H 2 O.Kandungan air dalam batubara, dikenal sebagai sifat lengas moisture.Dalam usaha untuk mempermudah pengenalan jenis batubara, berikut ditunjukkan sifat-sifat batubara untuk masing-masing jenis setelah tabel 2.1.sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Komposisi elemen dari berbagai tipe batubara Komposisi Elemen dari Beberapa Tipe Batubara Jenis Batubara Persentase Massa C H O H 2 O Volatile Matter Lignit 60-70 5-6 20-30 50-70 45-55 Subbituminous 75-80 5-6 15-20 25-30 40-45 Bituminous 80-90 4-5 10-15 5-10 20-40 Antrasit 90-95 2-3 2-3 2-5 5-7 a. Sifat batubara jenis antrasit : ─ Warna hitam sangat mengkilat, kompak ─ Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi ─ Kandungan air sangat sedikit ─ Kandungan abu sangat sedikit ─ Kandungan sulfur sangat sedikit Gambar 2.2. Antrasit b. Sifat batubara jenis bitumensubbitumin : ─ Warna hitam mengkilat, kurang kompak ─ Nilai kalor tinggi, kandungan karbn relatif tinggi ─ Kandungan air sedikit ─ Kandungan abu sedikit ─ Kandungan sulfur sedikit Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Bitumen dan Subbitumin c. Sifat batubara jenis lignit : ─ Warna hitam, sangat rapuhvx ─ Nilai kalor rendah kandungan karbon sedikit ─ Kandungan air tinggi ─ Kandungan abu dan sulfur banyak Gambar 2.4. Lignit Sukandarrumidi, 1995 Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Pemanfaatan Batubara

Pemakaian batubara di Indonesia terutama ditujukan untuk Pembangkit Listrik dan Pabrik Semen. Batubara dapat pula dipergunakan tidak sebagai bahan bakar, tetapi dipergunakan sebagai reduktor pada proses peleburan timah, industri fero-nikel, industri besi dan baja, sebagai bahan pemurnian pada industri kimia dalam bentuk karbon aktif, sebagai bahan pembuatan kalsium karbida dalam bentuk kokas atau semikokas. Sukandarrumidi, 2006. Batubara merupakan batuan sedimentasi berwarna hitam atau hitam kecoklat- coklatan yang mudah terbakar dan terbentuk dari batuan endapan organik yang terdiri dari karbon hidrogen, oksigen, dan unsur-unsur lain. Oleh karena itu batubara digunakan sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif.Disamping karena memiliki unsur karbon yang cukup besar, pembuatan karbon aktif dari bahan dasar batubara juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari batubara tersebut Chrisman, 2008.

2.1.3 Arang Aktif Batubara