Proses Pembuatan Benang Karet Sifat Kimia Air Limbah

Rubber Thread Factory RTF adalah medium amoniak yang kadarnya 0,40 – 0,54, sebagai bahan pemantap ditambah larutan ammonium laurat 20 dosis 4 – 5 mLL. Lateks pekat inilah yang dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan benang karet. Proses pembuatan karet menjadi benang karet dengan cara lateks pekat yang masuk diperiksa di laboratorium kimia dan diuji kemudian lateksnya di simpan ditempat penyimpanan lateks yang tersedia. Disamping itu bahan-bahan kimia yang akan digunakan diperiksa dan diuji di laboratorium kimia, lalu disimpan di tempat tersedia lalu ditimbang. Bahan kimia tersebut diproses menjadi pengemulsi kemudian dimasukkan ke dalam tangki storage masing-masing, setelah itu ditimbang sesuai dengan formulasi yang ditentukan. Kedua bahan tersebut dicampur ditangki inactive membentuk compound, lalu ditambahkan zat activator yaitu ZDBC dan ZnO untuk membentuk active compound. Active compound tersebut dimaturasi untuk proses pematangan lalu dihomogenkan dengan mixer. Setelah homogen, compound diperiksa dan didinginkan ke dalam cooling storage tank pada temperatur 13oC. Setelah pendinginan active compound diperiksa kemudian dilewatkan ke dalam feeding sistem yang berfungsi sebagai penyimpanan sementara agar buih dan kotoran yang ada dapat hilang. Compound active tersebut dialirkan ke dalam header dan diteruskan melalui capillary dalam acid bath yang berfungsi untuk menggumpalkan agar berbentuk benang. Kemudian dibilas dengan menggunakan air panas pada suhu 60 – 70 o C pada water bath kemudian dikeringkan dalam drying oven pada suhu 105 – 110 o C, lalu dilewatkan melalui talcum box agar tidak lengket. Air bilasan benang karet tersebut dikeluarkan melalui pipa langsung dibuang ke kolam pengolahan limbah. Benang karet tersebut dilewatkan melalui ribboning agar berbentuk pita-pita benang, lalu diperiksa di laboratorium Fisika. Kemudian pita tersebut dikeringkan dengan proses vulkanisasi dan didinginkan. Dan hasil akhirnya terbentuk pita benang karet yang akan di ekspor.

2.2.1. Proses Pembuatan Benang Karet

Sarung tangan karet dibuat dengan cara pembuatan dispersi pemvulkanisasi dari lateks pekat dengan perlakuan komposisi jumlah bahan pengisi Titanium Oksida dan tanin.Karakteristik sarung tangan karet harus sesuai dengan persyaratan mutu SNI Universitas Sumatera Utara 16 – 2623 – 1992, meliputi tegangan putus 270,1 N mm 2 , perpanjangan putus 801 , modulus 1,2 N mm 2 , dan ketahanan sobek 680 N mm 2 . Adapun yang menjadi bahan – bahan dalam pengolahan lateks pekat menjadi sarung tangan karet adalah lateks pekat dengan kadar karet kering 60 , dan sebagai bahan anti koagulan adalah NH 4 OH, Belerang, Texapon 10, KOH 10, dan sebagai zat akseerator adalah ZnO, ZDEC, dan bahan pengisi adalah Titan Oksida, Silikon, dan Tanin.

2.2.2. Tahap – Tahap Pengolahan Lateks Pekat menjadi Sarung Tangan Karet A. Pembuatan dispersi

1. Bahan – bahan akselerator tersebut dimasukkan dalam sebuah drum yang didalamnya dilengkapi peluru – peluru, kemudian drum ditutup rapat dan diletakkan dalam wadah yang berputar gilingan dispersi , Dan dibiarkan berputar selama 24 jam. 2. Hasil dispersi dicampurkan kedalam lateks pekat, diaduk sampai merata dan campuran disimpan selama 3 – 5 hari untuk diperam maturing . Pemeraman bertujuan agar campuran lebih homogen dan terjadi pemvulkanisasian. 3. Untuk mengetahui tahap vulkanisasi periksa campuran dengan memipet 10 ml campuran dan tambahkan Chlorofom sambil diaduk 5 menit, dan gumpalan diperiksa.

B. Persiapan Cetakan

1. Pencelupan dengan asam, untuk membersihkan cetakan acid washing dip 2. Pembilasan cetakan Formers drying 3. Pencelupan cetakan kedalam larutan koagulan Coagulan dip 4. Pengeringan Cetakan Formers drying after coagulant dip Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Sifat Kimia Air Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik rumah tangga, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Kandungan Bahan kimia yang ada dalam limbah cair dapat merugikan lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Hal yang lebih berbahaya adalah jika bahan organik yang terlarut bersifat toksik. Bahan kimia yang ada dalam limbah cair umumnya dapat diklasifikasikan sebagai bahan organik protein, karbohidrat, lemak, minyak, detergen atau surfaktan, fenol dan bahan anorganik sulfur, logam berat, nitrogen, gas. Kandungan logam Zn dalam air limbah terbawa dari penambahan ZnO dalam proses akselerator lateks pekat dengan bahan anti koagulan dan bahan pengisi tanin, silikon,dan titan oksida, sedangkan kandungan Fedalam air limbah dapat terkandung dalam air bekas pencucian selama proses pengolahan lateks pekat menjadi sarung tangan karet. Air limbah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena air limbah tersebut dapat menjadi sumber penyakit disentri, kolera, antraks, dan lain – lain. Air limbah juga dapat mengganggu kenyamanan baik dari estetika dan bau yang ditimbulkan. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Volume Penggunaan Air oleh Industri Sarung Tangan Karet No Volume Air Debit Air m 3 Hari 1 Volume air baku produksi 300 2 Volume limbah awalinlet 16,5 3 Volume limbah akhiroutlet 8,5 Tabel 2.3. Kandungan unsur Kimia yang terdapat pada limbah benang karet No Nama Unsur Senyawa Lambang UnsurSenyawa 1 Amoniak NH 3 2 Fosfor P 3 Zinkum Zn 4 Titanium Ti 5 Silikat Si 6 Sulfur S 7 Besi Fe 8 Asetat CH 3 COO

2.2.4. Limbah Industri Karet