Klasifikasi Auditing Pengauditan Auditing
dicapai atas audit laporan keuangan. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau
memuat suatu asersi, bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Menurut Rahayu dan Suhayati 2010: 57, dalam melaksanakan tugas
audit, auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit, sedangkan manajemen perusahaan bertanggung
jawab atas laporan keuangan perusahaan dalam menerapkan kebijakan akuntansi
yang sehat,
membangun pengendalian
intern, serta
melaksanakan kewajiban mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi yang konsisten dalam laporan keuangan. Dalam melaksanakan
audit atas laporan keuangan, auditor bertujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan perusahaan bebas dari
salah saji material, yaitu berupa kekeliruan, kecurangan atau pelanggaran hukum.
Menurut Agoes dan Hoesada 2012: 68, untuk menentukan apakah laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi berterima umum,
auditor harus melakukan pengujian substantif untuk mengetahui apakah laporan keuangan perusahaan mengandung kesalahan atau salah saji
material lainnya. Pengujian substantif dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang digunakan auditor mencapai kesimpulan tentang apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material serta untuk menerbitkan laporan audit. Lag dalam arti bahasa
Indonesia adalah keterlambatan. Keterlambatan ini berhubungan dengan
rentang waktu yang diperlukan dalam proses audit sampai audit laporan keuangan selesai diaudit oleh auditor independen. Menurut Kartika 2011,
audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian pelaksanaan audit yang dilihat dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal
diterbitkan laporan audit. Menurut Shabrina 2014, audit report lag termasuk karakteristik kualitatif yang harus di penuhi dalam laporan
keuangan, yaitu sifat relevan. Laporan keuangan dikatakan tidak relevan saat laporan keuangan tidak disampaikan tepat waktu, sehingga kehilangan
manfaat untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh penguna laporan keuangan perusahaan.
Ketepatan penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dan pengguna laporan keuangan.
Menurut Listiana dan Susilo 2012, ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor independen
membantu perusahaan untuk menghindari denda atas keterlambatan yang dikenakan sesuai keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-
307BEJ07-2004. Menurut Wirakusuma dan Cindrawati 2010, ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepublik bermanfaat bagi pengguna
laporan untuk mengambil keputusan sebelum laporan keuangan tersebut kehilangan manfaat untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam
keputusan. Menurut Kartika 2011, keterlambatan penyampaian laporan keuangan bisa mengidentifikasi adanya masalah, yaitu kesalahan dan
kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan sehingga auditor