Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas Aron Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
seseorang cenderung menjadi rujukan dalam penentuan statusnya dalam masyarakat. Ukuran yang dipakai didasarkan pada salah satu atau kombinasi yang
mencakup tingkat pendapatan, pendidikan, prestise atau kekuasaan. Menurut Koentjaraningrat selain faktor pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan, faktor lain
yang sering diikutsertakan oleh beberapa ahli lainnya adalah perumahan, kesehatan, dan sosialisasi dalam lingkungan masyarakat Mulyanto, 1986: 160.
Dalam pemenuhan kebutuhannya manusia bekerja dan menghasilkan barang dan jasa. Selain itu juga manusia mempunyai sumber daya dimana sumber
daya manusia yang dimaksud adalah: 1.
Sumber daya manusia mengandung pergantian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini sumber daya manusia
mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa
2. Sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk
memberikan barang atau jasa tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan kerja dan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia Simanjuntak, 1985: 1
2.2 Strategi Adaptasi
Adaptasi merupakan proses perubahan yang dilakukan oleh para buruh harian lepas aron dengan situasi lingkungan yang berubah. Sedangkan adaptasi
struktural merupakan perubahan aplikasi tindakan, kebiasaan para buruh harian lepas aron dalam menanggapi perubahan lingkungan untuk mempertahankan
hidupnya. Strategi adaptasi yaitu cara-cara atau tindakan yang dilakukan oleh
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas Aron Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
buruh harian lepas aron untuk mempertahankan hidupnya dengan tetap eksis sebagai buruh harian lepas aron.
Edi Suhartono seorang pengamat masalah kemiskinan dari IPB, menyatakan bahwa definisi dari strategi bertahan hidup Coping Strategies
adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Dalam konteks
keluarga miskin, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola segenap aset yang
dimilikinya. Bisa juga disamakan dengan kapabilitas keluarga miskin dalam menanggapi goncangan dan tekanan shock and stress Suhartono. 2006.
http:www.policy.hu diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 19:00 Wib. Berdasarkan konsepsi ini, Moser membuat kerangka analisis yang disebut
”The Aset Vurnerability”. Kerangka ini meliputi berbagai pengelolaan aset yang digunakan untuk melakukan penyesuaian dan pengembangan strategi tertentu
dalam mempertahankan kelangsungan hidup seperti: a.
Aset Tenaga Kerja Labour Asets Misalnya meningkatkan keterlibatan wanita dan anak dalam keluarga untuk
bekerja membantu ekonomi rumah tangga b.
Aset Modal Manusia Human Capital Asets Misalnya memanfaatkan status kesehatan yang dapat menentukan kapasitas
orang atau bekerja atau keterampilan dan pendidikan yang menentukan umpan balik atau hasil kerja return terhadap tenaga yang dikeluarkannya
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas Aron Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
c. Aset Produktif Productive Asets
Misalnya menggunakan rumah, sawah, ternak, tanaman untuk keperluan hidupnya
d. Aset Relasi Rumah Tangga atau Keluarga Household Relation Asets
Misalnya memanfaatkan jaringan dan dukungan dari sistem keluarga besar, kelompok etnis,migrasi tenaga kerja dan mekanisme ”uang kiriman”
remittances e.
Aset Modal Sosial Social Capital Asets Misalnya memanfaatkan lembaga-lembaga lokal, arisan dan pemberi kredit
informasi dalam proses dan sistem perekonomian keluarga Selanjutnya Edi Suhartono menyatakan strategi bertahan hidup Coping
Strategies dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dapat dikelompokkan menjadi 3 cara yaitu:
a. Strategi Aktif yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga
untuk Misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau tanaman liar di lingkungan sekitarnya dan
sebagainya b.
Strategi Pasif yaitu mengurangi pengeluaran keluarga Misalnya pengeluaran sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya
c. Strategi Jaringan misalnya menjalin relasi, baik secara informal maupun
formal dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan misalnya meminjam uang tetangga, mengutang ke warung, memanfaatkan program
kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas Aron Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Suhartono. 2007. http:www.policy.hu diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 19:54 Wib.
Sebagian besar peneliti mengenai Coping Strategies menggunakan keluarga atau rumah tangga sebagai unit analisis. Meskipun istilah keluarga dan
rumah tangga sering dipertukarkan, keduanya memiliki sedikit perbedaan. Keluarga menunjuk pada hubungan normatif antara orang-orang yang memiliki
ikatan biologis, sedangkan rumah tangga menunjukkan pada sekumpulan orang yang hidup satu atap namun tidak selalu memiliki hubungan darah. Baik anggota
keluarga maupun rumah tangga umumnya memiliki kesempatan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya secara bersama-sama.
Konsep mata pencaharian Livelihood sangat penting dalam memahami Coping Strategies karena merupakan bagian dari atau kadang-kadang dianggap
sama dengan strategi mata pencaharian Livelihood Strategies. Suatu mata pencaharian meliputi pendapatan baik yang bersifat tunai maupun barang,
lembaga-lembaga sosial, relasi gender, hak-hak kepemilikan yang diperlukan guna mendukung dan menjamin kehidupan. Suatu kehidupan ditunjang oleh
interaksi antara orang, asset nyata dan asset tidak nyata. Orang menunjuk pada kemampuan mencari nafkah Livelihood Capabilities asset nyata menunjuk pada
simpanan makanan, emas, tabungan dan sumber-sumber tanah, air, sawah, tanaman, binatang ternak sedangkan asset tidak nyata menunjuk pada klaim dan
akses yang merupakan kesempatan-kesempatan untuk menggunakan sumber, simpanan, pelayanan, informasi, barang-barang, teknologi, pekerjaan, dan
pendapatan.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas Aron Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Strategi yang dilakukan keluarga miskin dalam mengadaptasi naiknya harga kebutuhan pokok
1. Pengontrolan konsumsi dan pengeluaran yaitu mengurangi jenis dan pola
makan, membeli barang-barang murah, mengurangi pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan, mengurangi kunjungan ke desa, memperbaiki
rumah atau alat-alat rumah tangga sendiri
2. Pengubahan komposisi keluarga
3. Megrasi ke desa atau kota lain
4. Meningkatkan jumlah anggota rumah tangga untuk memaksimalkan
pendapatan 5.
Menitipkan anak ke kerabat atau keluarga lain baik secara temporer maupun permanen
6. Menanam tanaman yang bisa dikonsumsi di pekarangan rumah
7. Sistem gotong royong diantara anggota keluarga dan anggota masyarakat
dalam mengelola makanan dan sumber daya manusia pada masa krisis 8.
Penggantian makanan yang dikonsumsi dengan yang lebih murah atau terjangkau mis: mengganti ikan dengan telur
9. Penjualan simpanan benda-benda berharga seperti emas, perabotan rumah
tangga untuk memperoleh tambahan uang 10.
Penjualan asset produktif seperti tanah, binatang ternak untuk memperoleh tambahan uang
11. Peminjaman kredit dari bank, anggota keluarga, pedagang atau lintah darat
12. Produksi dan perdagangan skala kecil seperti membuka warung atau kedai
sampah 13.
Pemanfaatan bantuan pemerintah dimasa krisis misalnya melalui program Jaringan Pengamanan Sosial JPS Miles. 2002. http:www.damandiri.or.id
diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 20:22 Wib
2.3 Buruh Harian Lepas BHL