Faktor Internal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun
18 dalam menyelesaikan tugas. Peran orangtua dan peran guru menjadi sangat
penting untuk memberikan berbagai pengalaman dan stimulasi bagi anak untuk mengembangkan kemandirian.
2 Rasa cinta dan kasih sayang orangtua.
Rasa cinta dan kasih sayang orangtua, menurut Novan Ardy Wiyani 2012: 39 hendaknya diberikan sewajarnya, karena akan mempengaruhi kualitas
kemandirian anak. Bila cinta dan kasih sayang yang diberikan terlalu berlebihan, anak cenderung bersikap manja dan kurang mandiri. Parker 2005: 240
menambahkan bahwa orangtua biasanya merasa khawatir jika membiarkan anak- anak bepergian tanpa pengawasan orangtua. Oleh karena itu, tidak perlu
berlebihan memberikan cinta dan kasih sayang, agar anak dapat mengembangkan sensitivitas dan keterampilan hidup yang lebih baik ketika berinteraksi dengan
orang lain. 3
Pola asuh orangtua. Novan Ardy Wiyani 2012: 39-40 menyatakan bahwa pola asuh ayah dan
ibu mempunyai peran nyata dalam pembentukan karakter kemandirian anak. Pola asuh orangtua yang terlalu cemas dan terlalu melindungi, menurut Hurlock 1978:
241 justru membuat anak terkekang untuk dapat mandiri. Orangtua yang selalu melayani kebutuhan anak dengan memberikan bantuan secara terus menerus dapat
membentuk anak menjadi manja. Sementara di sisi lain, sikap orangtua yang keras menurut Novan Ardy Wiyani 2012: 40 juga dapat menjadikan anak kehilangan
rasa percaya diri. Oleh karena itu, dalam berinteraksi dengan anak, orangtua sebaiknya menetapkan standar perilaku yang tinggi, namun masih dapat
19 dimengerti oleh anak, memberikan perhatian terhadap perilaku anak dengan
memberikan hadiah atau hukuman
reward and punishment
, mengajak anak untuk memahami resiko dari perilakunya yang baik dan buruk, dan memberikan
contoh dalam menegakkan aturan secara konsisten. 4
Tingkat pendidikan orangtua. Euis Sunarti 2004: 22 menekankan pentingnya orangtua memiliki
pengetahuan mengenai tugas perkembangan anak yaitu pencapaian perkembangan yang normal untuk masing-masing kelompok usia. Orangtua dengan pendidikan
yang baik dan mumpuni, Novan Ardy Wiyani 2012: 39 berpendapat orangtua yang memiliki wawasan luas, mau belajar, dan peduli dengan pendidikan anak,
dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara mendidik anak agar anak menjadi mandiri. Dengan demikian, orangtua tidak akan meminta atau
menuntut anak untuk berprestasi di luar kemampuannya dan lebih mendorong anak untuk dapat mengembangkan kemandirian sesuai tahapan pencapaian
perkembangannya. 5
Status pekerjaan ibu. Status pekerjaan orangtua khususnya ibu, berkaitan dengan pemberian
perhatian dan kasih sayang. Novan Ardy Wiyani 2012: 39 mengungkapkan bahwa jika ibu bekerja di luar rumah, akibatnya ibu tidak bisa melihat
perkembangan anaknya, apakah anak sudah bisa mandiri atau belum. Sementara itu, ibu yang tidak bekerja dapat memperhatikan perkembangan anak dan
mendidik anak untuk mandiri secara langsung.
20 6
Pengalaman anak. Pengalaman anak meliputi interaksi anak dengan lingkungan, yaitu
interaksi anak dengan teman sebaya di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumah. Novan Ardy Wiyani 2012: 40 menyatakan dalam perkembangan sosial,
anak mulai memisahkan diri dari orangtuanya dan mengarah pada teman sebaya dan memulai perjuangan memperoleh kebebasan. Derry Iswidharmanjaya dan
Sekarjati Svastiningrum 2008: 18 menambahkan pada masa ini anak belum mampu bekerja sama dengan teman-temannya, sehingga terkadang menimbulkan
pertengkaran antar anak. Dengan kata lain, melalui hubungan teman sebaya, anak akan belajar berpikir mandiri tentang bagaimana seharusnya bersikap untuk
menyelesaikan masalah ketika mengalami pertengkaran dengan teman. Dengan demikian, dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor eksternal yang meliputi lingkungan, rasa cinta dan kasih sayang orangtua, pola asuh orangtua, tingkat pendidikan orangtua, status pekerjaan ibu, dan
pengalaman anak dengan lingkungan terutama interaksi anak dengan teman sebaya dapat mempengaruhi kemandirian anak.