Tujuan Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun

23 Anita Lie dan Sarah Prasasti 2004: 31-36 menambahkan, anak pada usia ini mampu merapikan rambut sendiri, tidur di kamar yang terpisah dengan orangtua, menentukan menu makanan dan menyiapkan sarapan sendiri, dan mampu mengembalikan barang-barang miliknya sesuai tempatnya. Allen dan Marotz 2010: 153-170 menambahkan jika anak usia 5-6 tahun sudah mampu menyiapkan kebiasaan sebelum tidur sendiri, seperti menggosok gigi dan mengerjakan pekerjaan rutin rumah tangga, karena anak usia 5-6 tahun biasanya suka menolong dan bekerja sama dengan orang lain. b. Kemandirian anak dalam hal bergaul. Kemandirian anak dalam hal bergaul menurut Novan Ardy Wiyani 2012: 28 diwujudkan dalam kemampuan anak memilih teman, keberanian anak belajar di kelas tanpa ditemani orangtua, mau berbagi bekal dengan teman, dan Anita Lie dan Sarah Prasasti 2004: 36 menambahkan jika anak usia 5-6 tahun mampu belajar mengakui kesalahan dan meminta maaf jika melakukan kesalahan. Anita Lie dan Sarah Prasasti 2004: 22 menambahkan jika anak perlu sekali waktu berpisah dengan orangtuanya untuk mengurangi rasa ketergantungan yang berlebihan pada orangtua. Dengan demikian, anak dapat belajar menjalani rutinitas sekolah, makan, tidur, dan mandi tanpa kehadiran orangtua, terutama ibu.

6. Ragam Kemandirian

Ragam kemandirian apabila dilihat dari segi psikososial tersusun dari tiga aspek pokok kemandirian. Tiga aspek pokok yang dicetuskan oleh Steinberg meliputi kemandirian emosi, kemandirian bertindak, dan kemandirian berpikir. 24 a. Kemandirian emosi emotional autonomy . Aspek kemandirian emosi oleh Steinberg Eti Nurhayati, 2011: 133 dikaitkan dengan perubahan kedekatan atau keterikatan hubungan emosional anak dengan orangtua atau orang dewasa lain yang banyak melakukan interaksi dengan anak. Kartono Novan Ardy Wiyani, 2012: 32 menambahkan jika kemandirian emosi anak ditunjukkan dengan kemampuan anak mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orangtua. Steinberg Eti Nurhayati, 2011: 133 mengemukakan ciri-ciri pribadi individu yang mandiri secara emosi yang ditandai oleh: 1 Menahan diri untuk meminta bantuan orang lain saat mengalami kegagalan, kekecewaan, kekhawatiran. 2 Memandang orang lain lebih objektif dengan segala kekurangan dan kelebihan. 3 Memandang orangtua dan guru sebagai orang pada umumnya, bukan semata-mata sebagai orang yang serba sempurna all-powerful . 4 Memiliki energi emosi hebat untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada orang lain. Kemandirian emosi anak usia lima hingga enam tahun ditandai dengan anak mulai berusaha menahan keinginan untuk tidak mudah meminta bantuan kepada orang dewasa. Hal tersebut dapat digambarkan dengan anak yang mencoba untuk tidak bergantung dengan keberadaan orangtua di sekolah, seperti berani belajar di kelas dan tidak merengek atau menangis ketika ditinggal orangtua. Selain itu, anak mencoba untuk makan sendiri dan mengerjakan tugas di sekolah tanpa meminta bantuan guru atau teman sebaya meskipun hasilnya belum maksimal.