Tujuan Gaya Pengasuhan Orangtua

37 menambahkan anak merasa bahagia, memiliki kontrol diri yang baik, berorientasi pada pencapaian prestasi, dapat bersosialisasi dengan baik dengan teman sebaya, bekerjasama dengan orang dewasa dan dapat mengatasi stres dengan baik. 3 Gaya Pengasuhan Terlalu Memanjakan Permissive-Indulgent . Santrock 2011: 254 menyatakan bahwa gaya pengasuhan terlalu memanjakan merupakan suatu pengasuhan di mana orangtua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan sedikit batas, membiarkan anak- anak mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan kemauan mereka dituruti. Casmini 2007: 51 menambahkan anak yang tumbuh dengan gaya pengasuhan yang terlalu memanjakan akan menjadi tidak bertanggung jawab, kurang matang, cenderung cocok dengan teman sebaya, dan kurang mampu menjadi pemimpin. 4 Gaya Pengasuhan Mengabaikan Permissive-Indifferent . Santrock 2011: 254 menyatakan bahwa gaya pengasuhan terlalu memanjakan merupakan suatu gaya pengasuhan di mana orangtua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak sehingga anak-anak mengembangkan suatu perasaan bahwa aspek-aspek lain kehidupan orangtua lebih penting daripada anak mereka. Casmini 2007: 52 menambahkan anak yang diabaikan akan sering impulsif, banyak terlibat dalam kenakalan, dan cenderung berlaku agresif.

b. Gaya Pengasuhan Orangtua Menurut Stuart Theodore Hauser

Hauser dkk., Casmini, 2007: 54 mengenalkan pengasuhan orangtua yang bersifat interaktif antara orangtua dengan anak. Hauser dkk., Papini, 1994: 49 38 membedakan antara dua jenis gaya pengasuhan dalam interaksi orangtua dengan anak, yaitu gaya pengasuhan yang enabling dan gaya pengasuhan yang constraining . 1 Gaya Pengasuhan Enabling Mendorong. Gaya pengasuhan orangtua yang enabling identik dengan perilaku orangtua yang mendorong anak untuk berani mengungkapkan gagasan dan keinginan mereka secara terbuka kepada orangtua. Gaya pengasuhan orangtua ini didefinisikan oleh McElhaney dkk., Bornstein, 2002: 121-122 sebagai perilaku orangtua yang sangat menerima anak, tetapi pada saat yang sama juga membantu anak untuk mengembangkan dan menyatakan ide-ide anak sendiri melalui pertanyaan, penjelasan, dan toleransi pada perbedaan pendapat. Casmini 2007: 55 menambahkan, pengasuhan yang enabling menyiratkan adanya dorongan orangtua terhadap anak untuk mengekspresikan pikiran dan persepsi mereka. Hauser dkk., Papini dalam Archer, 1994: 49 mengungkapkan interaksi yang enabling mendorong anak untuk berani mengungkapkan pikiran dan pendapat mereka sendiri. Orangtua yang enabling akan mengajak anak mendiskusikan permasalahan yang mungkin sedang dihadapi dan memberikan masukan solusi pada anak. Dalam diskusi, orangtua akan memberikan kesempatan kepada anak untuk memenuhi rasa ingin tahunya pada berbagai masalah atau kegiatan yang memungkinkan anak untuk dapat mengemukakan pandangannya sendiri. Gaya pengasuhan enabling memiliki aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif dicirikan Hauser dkk., Casmini, 2007: 55 dengan memfokuskan pada