15 g.
Tidak bergantung pada orang lain. Novan Ardy Wiyani 2012: 34 menyatakan anak yang memiliki karakter
mandiri selalu ingin mencoba sendiri dalam melakukan segala sesuatu, tidak bergantung kepada orang lain dan tahu kapan waktunya meminta bantuan.
Syamsu Yusuf 2014: 173 menambahkan meskipun anak-anak mulai menampakkan keinginan untuk bebas independen dari tuntutan orangtua namun
masih sangat membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orangtua. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri anak yang memiliki
kemandirian adalah anak memiliki kepercayaan diri, memiliki motivasi intrinsik yang tinggi, anak mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri, kreatif dan
inovatif, bertanggung jawab, anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan tidak memiliki ketergantungan dengan orang lain.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun
Timbulnya kemandirian anak tidak bisa dilepaskan begitu saja dari faktor- faktor yang turut mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal
dan eksternal:
a. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak. Faktor internal ini terdiri dari dua kondisi, yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.
1 Kondisi fisiologis.
Kondisi fisiologis ini berkaitan dengan kesehatan jasmani dan jenis kelamin anak. Kesehatan jasmani anak yang cacat fisik atau mental
mempengaruhi kemandirian anak. Novan Ardy Wiyani 2012: 37 menyatakan
16 bahwa anak yang menderita sakit atau lemah otak mengundang kasihan yang
berlebihan dibanding anak yang sehat, sehingga anak mendapatkan perhatian yang lebih yang sangat mempengaruhi kemadirian anak. Jenis kelamin anak perempuan
dituntut untuk dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada orangtua. Lain halnya dengan anak yang memiliki tingkah laku dan sikap yang maskulin,
menurut Hurlock 1978: 241 cenderung menunjukkan sikap yang mandiri daripada anak yang memiliki tingkah laku dan sikap yang feminim. Dengan kata
lain, kondisi anak yang sehat dan anak yang lebih mengembangkan sikap maskulin, cenderung dapat menunjukkan sikap yang mandiri.
2 Kondisi psikologis
Kondisi psikologis berkaitan dengan kemampuan kognitif atau kecerdasan anak dan urutan kelahiran anak. Novan Ardy Wiyani 2012: 38 berpendapat
bahwa kemampuan bertindak dan mengambil keputusan yang dilakukan oleh seorang anak hanya mungkin dimiliki oleh anak yang mampu berpikir dengan
seksama tentang tindakannya. Anak yang mampu bertindak dan mengambil keputusan, akan tahu kapan waktunya ia harus meminta bantuan dan kapan ia
mampu melakukan sesuatu dengan mandiri. Anak pertama atau anak sulung cenderung memiliki kemandirian daripada
anak tengah atau bungsu. Hurlock 1978: 241 menyatakan bahwa anak sulung cenderung ditelantarkan secara emosional oleh ibunya karena disusul kelahiran
anak selanjutnya. Hal serupa diungkapkan Soetjiningsih 1995: 10 yaitu karena anak pertama atau anak sulung diharapkan dapat menjadi contoh dan dapat
menjaga adik-adiknya. Tuntutan tersebut menjadikan anak pertama menjadi