Aspek-Aspek Gaya Pengasuhan Orangtua

44 rajin dan bersemangat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif bagi kemajuannya sendiri. Oleh karena itu, Novan Ardy Wiyani 2012: 90 menyatakan bahwa orangtua hendaknya dapat memberikan berbagai pengalaman yang dapat menjadikan anak tidak manja dan menjadi mandiri. Pengalaman tersebut dapat diwujudkan melalui bimbingan orangtua kepada anak untuk dapat mandiri dimulai dari diri sendiri, seperti menggosok gigi, mandi, dan berpakaian. Parker 2005: 230 menyarankan agar ketika anak memperlihatkan kemampuannya menyelesaikan sesuatu untuk dirinya sendiri, meskipun lambat dan tidak sempurna, orangtua harus memberi anak kesempatan untuk melakukannya. Apabila orangtua menghalangi anak untuk mencoba menyelesaikan sesuatu secara mandiri, maka Parker 2005: 230 menegaskan bahwa orangtua sama artinya telah melemahkan potensi kemandirian dan merusak kepercayaan anak terhadap diri mereka sendiri yang pada akhirnya anak akan tumbuh menjadi orang yang bertindak hanya jika ada perintah. Tumbuhnya kemandirian pada anak bersamaan dengan munculnya rasa malu dan ragu-ragu. Pendapat ini dikemukakan oleh Erikson Papalia, Olds, dan Feldman, 2013: 291 yang menyatakan bahwa rasa malu dan ragu-ragu shame and doubt yang muncul karena anak merasa tidak mampu menjadi diri mereka sendiri. Adanya rasa malu dan ragu-ragu yang muncul dapat berfungsi sebagai batasan yang tepat untuk membantu anak-anak dalam memenuhi kebutuhan dan mengenali batasan-batasan yang tentunya membutuhkan bantuan orang dewasa, khususnya orangtua sebagai pengendali kebebasan anak dalam hal kemandirian. 45

D. Kerangka Pikir

Kemandirian merupakan bagian yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Kemandirian untuk anak usia 5-6 tahun sesuai tahapan pencapaian perkembangan dalam aspek sosial emosional yang tercantum dalam Standar Nasional PAUD Nomor 137 Tahun 2014 antara lain: memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi, memperlihatkan kehati- hatian kepada orang yang belum dikenal menumbuhkan kepercayaan pada orang dewasa yang tepat, menaati aturan kelas kegiatan, aturan, mengatur diri sendiri, bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri, menggunakan cara yang dapat diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah, mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada senang-sedih- antusias, dan mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat. Anak dapat dikatakan mandiri apabila anak sudah mampu melakukan tugas-tugas sesuai tahapan pencapaian perkembangannya. Peran guru PAUD dalam menumbuhkan kemandirian anak yaitu memberikan pemahaman positif pada diri anak dengan memberikan tugas sederhana yang menuntut tanggung jawab anak untuk dapat menyelesaikannya sendiri. Guru juga dapat melatih anak hidup rapi dengan membiasakan anak membereskan mainan setelah bermain dan juga memberikan contoh merapikan barang-barang. Selain itu, guru dapat memberikan permainan yang dapat membentuk kemandirian anak melalui permainan outdoor untuk membentuk keberanian dan rasa percaya diri anak untuk melewati tantangan permainan. Guru dapat memberikan anak pilihan sesuai dengan minat, seperti tantangan untuk