Definisi Ruko Sejarah dan Asal Usul Ruko Perkembangan Ruko di Indonesia

16 bangunan. Perlunya bagian atap ini diperlakukan dari segi fungsi dan bentuknya, atap adalah bagian atas bangunan yang menjadi batas akhir bangunan dalam konteks vertikal . Gambar 2.4 Berbagai Model Bentuk Atap Sumber :discourse.stonehearth.net

2.3.2.6 Ornamen

Ornamen adalah seni dekoratif yang biasanya dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda. Dalam suatu bangunan ornamen menjadi pelengkap unsur visual pada fasad. Ornamen menambah nilai estetika suatu bangunan

2.4 Tinjauan Ruko

Pada sub bab ini akan dibahas literatur-literatur yang berkaitan dengan ruko. Mulai dari definisi ruko, sejarah serta asal usulnya sampai tipologinya.

2.4.1 Definisi Ruko

Menurut Wicaksono 2007 ruko adalah sebutan untuk bangunan- bangunan di Indonesia yang pada umumnya memiliki ketinggian dua hingga lima lantai dan memiliki fungsi ganda yaitu sebagai hunian dan komersial. Lantai bawah biasanya dipergunakan sebagai tempat usaha atau kantor, sedangkan lantai atas dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. Universitas Sumatera Utara 17 Istilah ruko diperkirakan berasal dari bahasa Hokkian , tiam chu yang berarti rumah dan toko. Dalam bahasa Melayu digunakan istilah kedai yang berarti sembarang ruangan tempat barang dagangan ditumpuk tanpa aturan jelas, tempat di mana sang pemilik atau penjaga toko melewati harinya, sebelum etalase atau meja pajang diperkenalkan, oleh Lombard dalam Tambunan, 2013. Etnis Hokkian yang mendominasi populasi Cina perantauan di kota-kota Asia Tenggara mempunyai kebiasaan menetap dan melakukan aktivitas perdagangan dan rumah tangga di ruko Wicaksono, 2007.

2.4.2 Sejarah dan Asal Usul Ruko

Etnis Cina dikenal sebagai kaum pedagang, begitu pula dengan etnis Cina di Indonesia. Semasa kolonial Belanda masyarakat Cina di Indonesia menjalin hubungan yang baik dengan bangsa Eropa. Oleh karena itu mereka dipercaya untuk memegang kendali perdagangan. Pada masa kolonial , masyarakat Cina diberi wilayah permukiman yang terpisah dari penguasa dan masyarakat pribumi. Saat itu masyarakat Cina harus menyesuaikan diri dengan regulasi tata kota. Bentrokan antara aturan tata kota dengan konsep rumah yang dibawa oleh masyarakat Cina yang berasal dari Cina Selatan membentuk konsep rumah baru yang telah beradaptasi. Hunian bentuk baru inilah yang disebut sebagai ruko yang merupakan gabungan dari rumah dan toko Kurniawan, 2010. . Universitas Sumatera Utara 18

2.4.3 Perkembangan Ruko di Indonesia

Ruko sebagai sosok arsitektur di Indonesia memiliki sejarah panjang dan berperan penting dalam memberi bentuk dan warna terhadap perkembangan kota- kota di Indonesia. Perkembangan ruko di Indonesia dimulai di kota-kota besar. Pada umumnya, ruko-ruko di Indonesia memiliki sejarah perkembangan yang sama dengan ruko Singapura. Menurut Lombard dalam Kurniawan 2010 ruko diperkenalkan di Jawa sejak abad ke 17 dengan teknik pembangunan yang menggunakan penggaris khusus dengan panjang 43 cm, Bentuk dasar ruko di Indonesia rata-rata dindingnya dari bata, atapnya terbuat dari genting. Setiap unit memiliki lebar 3 sampai 6 meter, dengan panjang 6 sampai 8 kali lebarnya. Satu deret ruko biasanya terdiri dari belasan unit yang digandeng menjadi satu. Dalam perkembangannya di Indonesia, ruko yang dihuni oleh etnis Cina mulai mengadopsi budaya lain, Melayu dan Belanda misalnya. Mereka mengaplikasikannya ke dalam bentuk elemen dekoratif seperti ornamen, dll. Begitu pula dengan desainnya yang kemudian disesuaikan Indonesia yang beriklim tropis. Jadi, tak heran apabila ruko-ruko lama di Indonesia bisa berbeda tampilannya antara satu daerah dengan daerah lainnya Akmal, 2009. Di akhir abad ke 20, corak ruko semakin bervariasi, namun bentuk dasarnya tidak mengalami banyak perubahan, begitu juga dengan denah ruko. Namun, kini tinggi ruko bisa bertingkat 3 sampai 5 lantai memberi kesempatan bagi penghuninya untuk mengembangkan usahanya. Universitas Sumatera Utara 19

2.4.4 Ruko di Kota Medan