Ruko di Kota Medan Transformasi Ruko

19

2.4.4 Ruko di Kota Medan

Di kota Medan, kemunculan ruko timbul akibat perkembangan di bidang perdagangan di awal abad ke-20, khusunya di area pecinan. Ruko pada pecinan ini didesain dengan sistem grid. Ruko dengan lantai bertingkat memungkinkan aktivitas komersil dan keluarga yang merupakan karakter gaya hidup etnis Tionghoa.. Pada ruko-ruko kolonial gaya bangunannya telah berkembang menjadi bentuk hybrid yang terbentuk akibat kontak dengan Belanda dan Eropa dan terlihat mirip dengan ruko-ruko di wilayah koloni Inggris di Asia Tenggara Strait Settlement. Ciri-cirinya antara lain, ukiran di atas pintu, dan berbagai jenis jendela di lantai dua. Fasade lantai duanya menjorok ke arah jalan dan memberikan perlindungan bagi pejalan kaki di selasar bawahnya yang juga berfungsi sebagai elemen penyatu ruko satu dengan lainnya. Gaya arsitektur pada ruko-ruko ini merupakan gaya hybrid yang terbentuk melalui kontak penduduk lokal dengan penjajah Loebis, 2002. Kini ruko-ruko di kota Medan pada umumnya dibangun dengan fasade yang lebih simpel dan material yang modern. Selain itu, ruko tidak lagi hanya dihuni oleh etnis Cina tetapi etnis lain juga. Kini ruko mendominasi penampilan kota Medan ruko dapat dijumpai hampir di seluruh penjuru kota . Gambar 2.5 Ruko-Ruko di Kota Medan pada Awal Abad 20 Sumber : Tropenmuseum Universitas Sumatera Utara 20 Gambar 2.6 Tipologi Ruko di Kota Penang Sumber : Tan Yeow Wooi

2.4.5 Transformasi Ruko

Layout ruko sendiri merupakan transformasi dari rumah tradisional Cina bagian selatan. Transformasi ini berawal dari perubahan bentuk farm house yang biasanya dihuni oleh warga yang berprofesi sebagai petani menjadi row house Kurniawan, 2010. Transformasi dimulai dengan penyempitan bentuk farm house menjadi bentuk rumah yang memanhang row house yang dibagi berdasarkan garis tengah bangunan. Bentuk dasar row house inilah yang menjadi cikal bakal ruko yang memiliki tambahan fungsi lain yakni sebagai toko. Ruko di sebagian besar wilayah Asia Tenggara memiliki panjang yang lebih pendek , namun bertingkat. Tingkat kepadatan yang tinggi memungkinkan masyarakat Tionghoa untuk mempunyai hunian yang memanjang ke belakang, dan bertingkat. Universitas Sumatera Utara 21

2.4.5 Tipologi Ruko