Pertukaran Eksternal Difusionisme Mekanisme Perubahan Budaya Melalui Pertukaran

10

2.2.3 Mekanisme Perubahan Budaya Melalui Pertukaran

Mekanisme perubahan budaya melalui pertukaran dapat dibagi menjadi dua jenis yang pertama adalah pertukaran internal evolusi, yang kedua adalah pertukaran ekternal difusi dan yang terakhir adalah gabungan dari pertukaran internal dan eksternal Loebis, 2002. 2.2.3.1 Pertukaran Internal Evolusionisme Menuruth Smith dalam Loebis 2002, perubahan disebabkan oleh tiga faktor. Faktor yang pertama adalah kumpulan minat materi masyarakat, yang kedua adalah ideologi yang menanamkan pandangan hidup, dan yang ketiga adalah ketertarikan suatu kelompok budaya. Perubahan dalam evolusionisme dipandang sebagai pertumbuhan, yang mungkin terganggu, namun selalu mencapai kemajuan dan terus naik, bertransformasi dari bentuk simpel ke bentuk yang lebih rumit dan fleksibel. Meskipun demikian hanya perubahan tertentu yang mengikuti pola ideal ini. Faktanya, hasil dari dampak faktor eksternal banyak yang berubah dan dalam keadaan tertentu keadaan pola kultural menjadi kurang penting bila dibandingkan dengan penyaluran dampak eksternal. Kegagalan dalam paham evolusionisme adalah ketidakmampuan paham ini untuk menyungguhi proses terputus yang mendasar dan serangkaian kejadian yang diungkapkan dalam catatan sejarah.

2.2.3.2 Pertukaran Eksternal Difusionisme

Difusi adalah respon dari sumber perubahan internal seperti yang diusulkan oleh teori evolusionisme. Difusi disini dapat diartikan sebagai Universitas Sumatera Utara 11 perpindahan elemen budaya dari satu budaya ke budaya lainnya. Menurut Smith dalam Loebis 2002 proses difusi tidak membedakan elemen perpindahan dari kultur penyumbang dan terjadi secara tidak sengaja dalam perpindahan elemen ke kultur penerima. Dari sisi budaya penyumbang, perubahan dapat diarahkan maupun tidak diarahkan tetapi elemen budaya asing tidak akan bisa menembus budaya lain kecuali elemen budaya tersebut disetujui oleh budaya penerima. Budaya penerima kemudian akan memodifikasi elemen budaya yang mereka terima dengan cara yang lebih kompleks, modifikasi budaya inilah yang nantinya akan menjadi bentuk hybrid. Malinowski dalam Loebis 2002 sependapat dengan teori ini, Ia menyatakan bahwa dampak misi budaya penyumbang serta pengaruhnya bagi budaya penerima bukanlah sekedar percampuran atau perpaduan, tetapi sesuatu yang berorientasi pada suatu hal dan dengan tujuan yang jelas. Paham difusionisme meyakini bahwa perubahan terbesar berasal dari luar budaya penerima, dan tugas para peneliti adalah untuk mencari keanehan, pengulangan yang terjadi dimana perubahan mendesak pengaruhnya pada kultur penerima. Perubahan dalam difusionisme memiliki relevansi dan atraksi yang besar dalam proses sejarah masa kini dibandingkan dengan masa lalu. Difusionisme juga memiliki kekurangan yaitu, yang pertama paham ini cenderung berasumsi bahwa semua perubahan bersifat kualitatif. Yang kedua difusionisme cenderung menolak peran seleksi aktif oleh individu dan kelompok yang ditemukan oleh Malinowski. Yang ketiga, paham ini gagal menyediakan Universitas Sumatera Utara 12 kriteria untuk membedakan jenis rangkaian kejadian historis eksternal yang dapat menghasilkan perubahan yang signifikan.

2.2.3.3 Perpaduan Pertukaran Internal dan Eksternal