47
5.1.1 Analisis Transformasi Entrance dan Pintu
Berikut adalah analisis transformasi entrance dan pintu pada ruko serta sumber dan penyebab perubahannya.
Tabel 5.1 Analisis Entrance dan Pintu pada Ruko Tipe 2
Transformasi Entrance dan Pintu
Tipe Ruko 2
Periode 1910-an
Deskripsi
Perkiraan Tampilan Entrance Entrance Ruko Sekarang
Ruko di Penang Awal Abad 20 Pintu Lipat
Entrance Ruko di Jl. Masjid Tampilan Entrancenya Mirip Gerbang Tambahan
Dengan Ruko di Penang Pada tipe ruko ini, elemen pintu mendominasi fasade lantai 1 ruko. Model
pintu panel lipat berbahan kayu terkadang dilengkapi dengan gerbang tambahan
Sumber Perubahan dari
Luar Difusi Seperti yang telah disebutkan oleh Loebis 2002 pada awal abad ke-20
gaya arsitektur hybrid yang merupakan campuran antara gaya arsitektur Cina dan Eropa dapat di temukan di ruko-ruko yang dihuni oleh Tionghoa
di kota Medan. Gaya hybrid ini mirip dengan yang digunakan pada ruko- ruko di Strait Settlement. Etnis Cina di Medan pun kemudian
memutuskan untuk membangun ruko dengan tampilan yang serupa. Penggunaan elemen pintu dan entrance pada fasade bangunan mengikuti
gaya arsitektur yang pada saat itu menjadi tren. Dengan demikian etnis Cina di kota Medan juga berupaya untuk mengikuti tren gaya hybrid yang
sedang naik daun sehingga tampilan elemen fasade seperti pintu juga akan mengikuti gaya hybrid Cina-Eropa. Namun sayangnya di koridor
Jalan Mayjend Sutoyo tidak dapat lagi kita temukan pintu dengan gaya
Universitas Sumatera Utara
48
yang dimaksud. Hal ini dikarenakan entrance dan pintu ruko sudah diubah oleh pemiliknya. Model pintu yang umumnya digunakan pada
ruko pada saat itu dapat kita lihat pada gambar di atas tampilan pintu ini serupa dengan pintu yang digunakan pada ruko di Straits Settlement pada
periode yang sama.
Sumber: Hasil Olah Data, 2014
Tabel 5.2 Analisis Entrance dan Pintu pada Ruko Tipe 9
Transformasi Entrance dan Pintu
Tipe Ruko 9
Periode 1950-an
Deskripsi
Pintu Lipat Kayu Gerbang Tambahan Pintu masuk utama pada tipe ruko ini berupa pintu lipat yang dilengkapi
dengan kaca. Terkadang dilengkapi dengan gerbang tambahan.
Sumber Perubahan dari
Luar Difusi Di pertengahan abad ke-20 gaya arsitektur yang saat itu menjadi tren
adalah gaya modern. Gaya ini tampil dengan bentuk yang sederhana dan tampilan geometris yang berkesan bersih yang dipengaruhi oleh gerakan
arsitektur modern. Pada gaya ini jarang sekali ditemukan ornamen pada bangunan Tren gaya modern ini pun mendunia dan pada akhirnya masuk
ke Indonesia. Etnis Cina di kota Medan pun pada akhirnya membangun ruko dengan mengikuti gaya modern tersebut. Di koridor Mayjend
Sutoyo dapat kita amati ruko dengan gaya modern yang dibangun pada tahun 1950-an ini yaitu ruko tipe 9. Dapat kita amati bahwa tipe ruko ini
memiliki tampilan yang sederhanayang merupakan salah satu ciri gaya arsitektur modern. Pintu dan entrance selaku elemen arsitektur tentunya
akan mengikuti tren arsitektur juga. Tampilan pintu dan entrance pada
tipe ruko ini tergolong sederhana.
Universitas Sumatera Utara
49
Sumber Perubahan dari
Dalam Evolusi Pada ruko tipe ini juga didapati penggunaan pintugerbang tambahan.
Sementara pada ruko kolonial penggunaan gerbang tambahan masih jarang
ditemukan. Berdasarkan
interview, alasan
penggunaan pintugerbang tambahan pada ruko pada umumnya merupakan alasan
keamanan. misalnya untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan seperti pencurian. Dengan kata lain para penghuni ruko memiliki rasa tidak aman
pada lingkungan yang mereka tinggali. Untuk mengatasi kekhawatiran mereka, maka salah satu strategi budaya yang mereka lakukan adalah
dengan menambahkan pintu jerjak pada bagian depan ruko sebagai akses utama untuk masuk ke dalam ruko.
Sumber: Hasil Olah Data, 2014
Tabel 5.3 Analisis Entrance dan Pintu pada Ruko Tipe 13
Transformasi Entrance dan Pintu
Tipe Ruko 13
Periode 2000-an
Deskripsi
Pintu Lipat Metal Pada tipe ruko ini pintu utama yang digunakan berupa pintu panel lipat
berbahan metal.
Sumber Perubahan dari
Luar Difusi Seperti yang diutarakan oleh Loebis 2002 proses pertukaran budaya
melalui proses difusi memiliki peran yang besar di era ini. Salah satu contohnya yaitu perubahan tren. Perubahan tren ini tentunya juga terjadi
pada arsitektur. Selanjutnya tren ini akan menyebar di seluruh dunia dan masyarakat akan mengikuti tren tersebut. Kini gaya arsitektur yang
menjadi tren di kalangan masyarakat di Indonesia adalah gaya yang disebut masyarakat awam sebagai gaya modern minimalis. Gaya ini
masih populer dan masih bertahan sampai saat ini. Ruko sebagai salah satu sosok arsitektur tentunya juga akan terkena dampak tren arsitektur.
Pemilik ataupun developer ruko akan membangun ruko dengan gaya yang
Universitas Sumatera Utara
50
sedang populer. Dalam perancangan ruko desain pintu dan entrancenya tentunya akan dipertimbangkan. Dalam penelitian ini dapat dibuktikan
bahwa fasade ruko selalu berusaha mengikuti tren terkini. Pada ruko tipe 13 dapat kita amati tampilan fasadenya yang bergaya modern. Tampilan
entrance serta pintunya terbilang sederhana.
Sumber Perubahan dari
Dalam Evolusi Pada ruko tipe 13 ini digunakan pintu lipat dimana pintu ini memenuhi
fasade depan lantai 1 ruko sedangkan pintu yang digunakan pada ruko kolonial biasanya adalah pintu ganda. Salah satu kelebihan pintu lipat ini
adalah dari segi fungsinya. Berdasarkan interview dengan pemilik maupun penghuni ruko di Jalan Mayjend Sutoyo diperoleh jawaban
antara lain pintu lipat lebih fungsional dikarenakan pengguna dapat mengatur bukaan pintu sesuai dengan yang diperlukan. Jadi apabila stok
barang datang, maka pengguma ruko dapat membuka seluruh pintu lipat ini sehingga ruang yang tersedia menjadi lebih lebar sehingga
pemindahan barang dapat dilakukan dengan mudah. Bila toko akan dibuka maka pintu lipat tersebut akan dibuka sepenuhnya dan bila toko
tutup pemilik dapat langsung menutup pintu sepenuhnya.
Sumber: Hasil Olah Data, 2014
Temuan
Berdasarkan tabel-tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa pada ruko-ruko di koridor Mayjend Sutoyo terdapat 2 jenis tipe pintu yaitu pintu lipat dan pintu
ganda. Selain itu, pada ruko-ruko tersebut ditemukan pintu atau gerbang tambahan baik itu pintu harmonikaakordion ataupun jerjak. Selanjutnya dapat dilihat
bahwa ruko 1910-an menggunakan pintu dengan material kayu, ruko tahun 2000- an tidak hanya menggunakan pintu kayu tetapi juga material lain seperti metal,
aluminium. Ruko tahun 50-an dan 2000-an juga banyak yang dilengkapi dengan pintu atau jerjak tambahan. Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa
perubahan fisik yang terjadi pada pintu ruko adalah perubahan material pintu dari kayu menjadi metal, perubahan dari pintu tanpa jerjak menjadi pintu dengan
Universitas Sumatera Utara
51
jerjak. Adapun perubahan fisik yang terjadi pada ruko diakibatkan oleh difusi dan evolusi. Contoh perubahan dari luar yaitu pergantian tren, sedangkan perubahan
dari dalam antara lain diakibatkan oleh fungsi pintu dan kemanan penghuni ruko.
5.1.2 Analisis Transformasi Jendela