IMPLEMENTASI METODE CERTAINLY OF RESPONSE INDEX (CRI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER KELAS X TI A DI SMK SAKTI GEMOLONG TAHUN AJARAN 2014 2015
i
IMPLEMENTASI METODE CERTAINLY OF RESPONSE INDEX (CRI)
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER KELAS X TI A DI SMK
SAKTI GEMOLONG TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Fauziah Retno Triwulan 5302410110
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
(2)
(3)
(4)
(5)
v
Motto:
Allah merahasiakan masa depan untuk menguji kita agar berprasangka baik, merencana dengan terbaik, berusaha yang terbaik serta bersyukur.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah siri mereka sendiri (Q.S Al-Ra’d : 11)
Persembahan:
Ibu dan Bapak tercinta yang selalu ada
dalam setiap doaku.
Kakak-kakakku tersayang yang selalu memberikan semangat dan nasehat
Seluruh sahabat-sahabatku yang selalu ada
untukku
Kos wisma alkarima yang selalu
menghiburku
(6)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA. Shalawat serta salam penuls haturkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Metode Certainly of Response Index (CRI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Sistem Komputer Kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong Tahun Ajaran 2014/2015”. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk skripsi ini.
2. Drs. Suryono, M.T., Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tenik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini.
3. Feddy Setio Pribadi, S.Pd, M.T., Ketua Prodi Pendidikan TIK yang tela hmemberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr. H. Noor Hudallah, M.T., Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala SMK Sakti Gemolong yang telah memberikan ijin peneliti untuk melaksanakan penelitian.
6. Ibu Ani Dwi Astuti sebagai guru sistem komputer di SMK Sakti Gemolong yang membantu peneliti dalam proses penelitian.
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Semarang, Maret 2015 Penulis
(7)
vii
of Response Index (CRI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Sistem Komputer Kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong. Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci : Certainly of Response Index, hasil belajar, sistem komputer, siswa Berdasarkan observasi awal di SMK Sakti Gemolong diperoleh kondisi siswa saat proses belajar mengajar, dimana siswa menunjukkan aktivitas yang rendah dan pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Saat ditanya oleh pengajar, siswa hanya diam dan jarang menjawab. Hasil belajar yang rendah pada mata pelajaran sistem komputer dan masih banyaknya siswa yang belum paham dijadikan dasar dilakukannya penelitian dengan menggunakan pendekatan Certainly of Response Index.
Certainly of Response Index (CRI) merupakan model yang digunakan untuk mengukur tingkat keyakinan siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II. Kegiatan prasiklus digunakan untuk mengetahui konsdisi awal siswa. Kegiatan siklus I dan siklus II, pendekatan CRI dilakukan pada saat posttest. Dimana siswa memberikan skala CRI 0-5 disetiap soal yang dijawab.
Hasil pretest yang diperoleh siswa mengalami miskonsep 0% tetapi siswa tidak paham materi 86% pada materi system bilangan dan 100% pada materi gerbang logik dan persamaan dan menggambar gerbang dasar. Hasil penelitian pada siklus I, diperoleh bahwa siswa yang dikategorikan paham konsep sistem bilangan 49%, konversi sistem bilangan 32%, dan BCD BCH 52%, siswa yang dikategorikan miskonsep sistem bilangan 12%, konversi bilangan 14%, dan BCD BCH 21%, dan siswa yang dikategorikan tidak paham konsep sistem bilangan 47%, konversi sistem bilangan 50%, dan BCD BCH 46%.
Setelah dilakukan perbaikkan di siklus II, hasil yang diperoleh siswa yang dikategorikan paham konsep logik dasar dan kombinasi 80%, fungsi logik dasar 76%, menggambar dan persamaan logik dasar 45%, siswa yang dikategorikan miskonsep logik dasar dan kombinasi 10%, fungsi logik dasar 10%, menggambar dan persamaan logik dasar 19%, dan siswa yang dikategorikan tidak paham logik dasar dan kombinasi 10%, fungsi logik dasar 9%, menggambar dan persamaan logik dasar 34%. Hasil belajar siswa meningkat dari 45,95% menjadi 86,49% pada siklus II.
Dapat disimpulkan bahwa metode pendekatan CRI membantu pengajar dalam meperbaiki strategi pembelajaran. Hasil yang diperoleh siswa menjadi aktif, percaya diri, dan lebih banyak paham akan materi yang diajarkan. Pendekatan CRI dapat meningkat pemahaman siswa kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong pada mata pelajaran sistem komputer, yang dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang paham materi dari siklus I ke siklus II.
(8)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PEDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Pembatasan Masalah ... 6
1.4. Rumusan Masalah ... 6
1.5. Tujuan ... 6
1.6. Manfaat Penelitian ... 7
1.6.1 Manfaat bagi Peneliti ... 7
1.6.2 Manfaat bagi Siswa ... 7
1.6.3 Manfaat bagi Guru ... 7
1.6.4 Manfaat bagi Sekolah ... 7
1.7. Penegasan Istilah ... 8
1.8. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1.Landasan Teori ... 13
2.1.1 Pengertian Belajar ... 13
2.1.2 Pembelajaran Sistem Komputer ... 15
2.1.3 Hasil Belajar ... 16
2.1.4 Pembelajaran Kooperatif ... 19
(9)
ix
2.3. Hipotesis Tindakan ... 23
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Subjek Penelitian ... 25
3.2. Desain Penelitian ... 25
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.4. Teknik Analisis Data ... 33
3.4.1 Analisis Intrumen Penelitian ... 33
3.4.2 Analisis Hasil Belajar Siswa dan Hasil Observasi ... 37
3.5. Indikator Keberhasilan ... 40
BAB IV. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 41
4.1.1 Prasiklus ... 41
4.1.2 Siklus I ... 43
4.1.3 Siklus II ... 50
4.2. Pembahasan ... 58
4.2.1 Siklus I ... 58
4.2.2 Siklus II ... 59
4.2.3 Pengaruh CRI di Siklus I dan Siklus II ... 62
BAB V. PENUTUP 5.1. Simpulan ... 63
5.2. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
(10)
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. CRI dan Kriteria ... 8
Tabel 2. Instrumen lembar observasi ... 32
Tabel 3. r product moment dan kriteria ... 34
Tabel 4. Index kesukaran ... 36
Tabel 5. Kriteria daya pembeda ... 37
Tabel 6. Skala CRI ... 38
Tabel 7. Ketentuan untuk membedakan antara tahu konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep ... 38
Tabel 8. Ketegori dalam analisis lembar observasi ... 39
Tabel 9. Rata-rata siswa menjawab benar (CRI B) dan menjawab salah (CRI S) ... 42
Tabel 10. Persentase siswa yang paham konsep, miskonsep, dan tidak paham konsep ... 42
Tabel 11. Rata-rata siswa menjawab benar (CRI B) dan menjawab salah (CRI S) ... 45
Tabel 12. Persentase siswa yang paham konsep, miskonsep, dan tidak paham konsep siklus I... 46
Tabel 13. Hasil belajar siswa prasiklus dan siklus I ... 48
Tabel 14. Hasil Remidi Siklus I ... 48
Tabel 15. Hasil observasi siklus I ... 49
Tabel 16. Rata-rata siswa menjawab benar (CRI B) dan menjawab salah (CRI S) ... 53
Tabel 17. Persentase siswa yang paham konsep, miskonsep, dan tidak paham konsep siklus II ... 53
Tabel 18. Perbandingan hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II ... 55
Tabel 19. Hasil Remidi Siklus II ... 56
Tabel 20. Hasil observasi siklus II ... 56
(11)
xi
Gambar 1. Siklus model Kurt Lewin ... 26
Gambar 2. Hasil persentase siswa menggunakan skala CRI siklus I ... 46
Gambar 3. Perbandingan hasil belajar siswa prasiklus dan siklus I ... 48
Gambar 4. Persentase siswa miskonsepsi, tidak paham materi, dan paham materi siklus II ... 54
Gambar 5. Perbandingan hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II ... 55
Gambar 6. Perbandingan hasil observasi siklus I dan siklus II ... 57
Gambar 7. Proses belajar mengajar siswa ... 187
Gambar 8. Siswa mengerjakan posttest siklus I ... 187
(12)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar nama responden instrument ... 67
Lampiran 2. Daftar nama siswa kelas X TI A ... 68
Lampiran 3. Lembar soal instrumen ... 69
Lampiran 4. Analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran pada soal uji coba ... 84
Lampiran 5. Perhitungan validitas ... 89
Lampiran 6. Perhitungan tingkat kesukaran ... 91
Lampiran 7. Kisi-kisi soal Pretest ... 93
Lampiran 8. Lembar soal Pretest ... 95
Lampiran 9. Kunci jawaban soal Pretest ... 105
Lampiran 10. Hasil Pretest CRI untuk jawaban benar ... 106
Lampiran 11. Hasil Pretest CRI untuk jawaban salah ... 109
Lampiran 12. Hasil Pretest X TI A SMK Sakti Gemolong ... 112
Lampiran 13. Silabus ... 114
Lampiran 14. Rencana Pembelajaran siklus I ... 116
Lampiran 15. Kisi-kisi posttest siklu I ... 120
Lampiran 16. Lembar soal posttest siklus I ... 122
Lampiran 17. Kunci jawaban siklus I ... 129
Lampiran 18. Lembar soal remidi siklus I ... 130
Lampiran 19. Kunci jawaban soal remidi siklus I ... 132
Lampiran 20. Hasil posttest CRI siklus I untuk jawaban benar ... 133
Lampiran 21. Hasil posttest CRI siklus I untuk jawaban salah ... 136
Lampiran 22. Hasil CRI untuk jawaban benar remidi siklus I ... 139
Lampiran 23. Hasil CRI untuk jawaban salah remidi siklus I ... 140
Lampiran 24. Hasil belajar siklus I kelas X TI A ... 141
Lampiran 25. Hasil observasi siklus I kelas X TI A ... 143
Lampiran 26. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ... 145
Lampiran 27. Kisi-kisi soal posttest siklus II ... 149
Lampiran 28. Lembar soal posttest siklus II ... 152
Lampiran 29. Kunci jawaban siklus II ... 165
Lampiran 30. Lembar soal remidi siklus II ... 166
Lampiran 31. Kunci jawaban remidi siklus II ... 170
Lampiran 32. Hasil posttest CRI siklus II jawaban benar ... 171
Lampiran 33. Hasil posttest CRI siklus II jawaban salah ... 174
Lampiran 34. Hasil CRI remidi siklus II jawaban benar ... 177
Lampiran 35. Hasil CRI remidi siklus II jawaban salah ... 178
Lampiran 36. Hasil belajar siklus II kelas X TI A ... 179
Lampiran 37. Hasil observasi siklus II kelas X TI A ... 181
(13)
xiii Lampiran 41. Surat keterangan selesai penelitian
dari SMK Sakti Gemolong ... 186 Lampiran 42. Dokumentasi ... 187
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UUSPN No. 20 Tahun 2003).
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya karena, menurut Redja Mudyaharjo pendidikan adalah hidup. Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup (Redja Mudyahardjo, 2008: 3).
Pendidikan dapat diperoleh salah satunya dengan belajar di sekolah. Dalam hal ini belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas (Winkel, 1996: 53). Sedangkan menurut Sardiman (2006: 21) belajar adalah penambahan pengetahuan, yang dimaksud ini adalah peserta didik (siswa) memperoleh pengetahuan dari pengajar (guru) saat belajar di sekolah. Para pengajar (guru) memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik (siswa) menerima informasi yang diberikan oleh gurunya. Di SMK sendiri peserta didik dituntut untuk belajar tentang teknologi komputer dan jaringan.
(15)
Mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar (Sardiman, 2006: 47). Dari pengertian mengajar tersebut maka sorang pengajar dalam proses belajar mengajar bukan hanya menyampaikan materi tetapi juga berupaya agar materi yang sedang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada bulan maret 2014 di SMK Sakti Gemolong, Sragen pada mata pelajaran sistem komputer, peneliti memperoleh gambaran bagaimana kondisi siswa saat proses belajar mengajar, dimana kegiatan ini menunjukkan aktivitas siswa yang masih rendah dan pasif dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Siswa cenderung diam dan hanya sebagai pendengar, terkadang ada beberapa siswa yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi. Pada saat guru memberikan pertanyaan atau soal, kebanyakan siswa hanya diam dan jarang menjawab, siswa akan menjawab apabila guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. Jika diberi kesempatan untuk bertanya, kebanyakan siswa hanya diam. Hal ini dikarenakan siswa tidak berani untuk bertanya kepada guru dan ketika ditanya kenapa tidak bertanya siswa menjawab bahwa ada rasa malu kepada teman sekelas dan guru jika menjawab salah.
Hasil belajar yang dilihat dari hasil nilai ulangan harian, menggambarkan banyak siswa yang masih belum tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum yaitu 75. Jumlah siswa yang tuntas sesuai dengan KKM 75 berjumlah 17 siswa yang tuntas dari 37 siswa.
(16)
3
Dalam proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam metode tersebut siswa kurang aktif dikarenakan siswa hanya mendengar materi yang disampaikan oleh guru, masih ada beberapa siswa yang mengobrol dengan teman lain saat guru menjelaskan. Terkadang guru menyuruh siswa untuk meresume atau meringkas materi dan guru hanya menjelaskan materi secara singkat. Tetapi kadangkala guru juga menerapkan belajar kelompok, dimana siswa dikelompokkan dan diajak diskusi menengai materi yang akan diajarkan. Dari diskusi kelompok dan membahas tugas, dapat dilihat hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam kelas, hal ini disebabkan oleh siswa yang kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat mereka, dan guru yang kadang mengalami kesulitan dalam mengkondisikan siswa.
Di jurusan TKJ khususnya kelas X terdapat mata pelajaran sistem komputer. Sistem komputer mempelajari tentang penulisan bilangan komputer, konfigurasi bilangan komputer, gerbang logika, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil pelajaran tentang penulisan bilangan computer dan gerbang logik dasar dan kombinasi. Penulisan bilangan komputer memperlajari tentang bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal, sedangkan gerbang logik dasar dan kombinasi mempelajari tentang gerbang AND, OR, NOT, NAND, EX-OR dan membuat persamaan dan menggambar gerbang dasar Berdasarkan silabus tujuan dari pelajaran ini adalah siswa diharapkan dapat menuliskan sistem komputer dan dapat menjelaskan fungsi dari sistem bilangan pada komputer dan dapat mengkoversikan bilangan (desimal, biner, oktal, dan
(17)
heksadesimal), dan paham materi gerbang dasar dan kombinasi serta paham bagaimana membuat persamaan dan menggambar dari gerbang dasar.
Di dalam kelas, siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pelajaran sistem komputer, dikarenakan kurangnya waktu yang cukup bagi siswa untuk memahami materi pelajaran dikarenakan siswa lebih sering disuuh meringkas materi dan masih adanya beberapa siswa yang tidak memperhatikan saat guru mengajar. Masih adanya siswa lain yang tidak mau berusaha melengkapai pemahaman tentang materi yang diajarkan oleh guru.
Masih banyak siswa yang belum paham dan mengerti akan materi yang diajarkan oleh guru dilihat dari masih banyaknya siswa yang belum tuntas pada mata pelajaran sistem komputer, membuat peneliti ingin melakukan penelitian dengan menggunakan metode Certainly of Response Index (CRI). Metode ini menggambarkan bagaimana tingkat kepahaman siswa terhadap mata pelajaran dan menggukur kepercayaan diri siswa dalam menjawab soal. Untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa dengan cara memberikan tes atau soal pilihan ganda yang bersifat pemahaman konsep pelajaran, kemudian diukur dengan skala CRI.
Menyadari bahwa cara pembelajaran belum maksimal, maka guru sebaiknya memperbaiki praktek belajar mengajar (PBM) yang selama ini telah dilakukan, untuk itu perlu mengadakan penelitian tindakan kelas secara kolaborasi antara peneliti dengan pengajar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2009: 3). Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud ingin mengetahui sejauh mana pemahaman siswa TKJ khususnya kelas X TI A terhadap mata
(18)
5
pelajaran sistem komputer di SMK Sakti Gemolong, dikarenakan masih ada beberapa siswa yang belum paham akan mata pelajaran ini, setelah diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat lebih paham dan hasil belajar meningkat.
Berdasarkan permasalahan yang ada, metode CRI ini bisa membantu guru untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepahaman siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Melalui model pembelajaran ini guru bisa melihat mana siswa yang benar-benar paham akan pelajaran, dan mana siswa yang masih ragu-ragu atau belum paham akan pelajaran. Dimana guru bisa memperbaiki proses belajar mengajar dan bisa meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas melalui proses bertanya kepada siswa, sehingga bisa diharapkan ada peningkatan pemahaman atau pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran.
Dari paparan diatas, peneliti ingin mengadakan penelitian tentang keaktifan siswa dan hasil belajar mereka dalam pelajaran sistem komputer. Dengan judul “Implemtasi Metode Certainly of Response Index (CRI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Sistem
Komputer Kelas X TI A TKJ di SMK Sakti Gemolong”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Ada kemungkinan penyebab rendahnya aktivitas siswa karena proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa merasa bosan dan jenuh.
(19)
2. Hasil belajar yang diperoleh siswa kemungkinan disebabkan siswa yang kurang paham akan materi yang diajarkan oleh pengajar, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang atau nilai yang diperoleh kurang dari KKM 75.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikais masalah, maka peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa dari pemahaman dan pengetahuan siswa pada mata pelajaran sistem komputer di kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang ingin dikaji adalah: Apakah dengan menggunakan metode Certainly of Respon Index dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong pada mata pelajaran sistem komputer?
1.5. Tujuan
Berdasarkan judul dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode Certainly of Response Index (CRI) dapat meningkatkan aktivitas, pemahaman dan pengetahuan siswa kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong pada mata pelajaran sistem komputer.
(20)
7
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi Peneliti
Secara teoritis penelitian ini dilaksanakan untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang penerapan model pembelajaran Certainly Respons of Index dalam proses belajar mengajar.
1.4.2 Manfaat bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman dan memberikan pengalaman belajar baru kepada siswa dalam memahami pelajaran. Diharapkan siswa menjadi lebih berani dalam menjawab dan mengemukakan pendapat mereka.
1.4.3 Manfaat bagi Guru
Dengan menggunakan metode pembelajaran Certainly Respon of Index, guru mendapatkan metode pembalajaran alternative untuk mengajar dan dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran. Serta dapat digunakan guru untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
1.4.4 Manfaat bagi Sekolah
Melalui penelitian ini dapat memberikan masukan penganyaan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan kualitas hasil belajar siswa.
(21)
1.5. Penegasan Istilah
Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Penegasan istilah dalam penelitian ini adalah:
a. Certainly of Response index (CRI)
Certainly of Response Index (CRI) merupakan ukuran tingkat keyakinan atau kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan (soal) yang diberikan (Saleem Hassan dalam Tayubi, 1999: 294 – 299). CRI ini biasanya digunakan dalam untuk memberikan derajat kepastian yang responden miliki dari kemampuannya dalam hal pengetahuan, konsep-konsep dalam dirinya untuk menentukan jawaban dari suatu pertanyaan. Metode pembelajaran CRI ini biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban pada soal yaitu skal 0-5. Jika hasil CRI tinggi maka menujukkan keyakinan siswa terhadap pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya jika CRI rendah menunjukkan siswa tersebut masih atau belum yakin terhadap pengetahuan yang dimiliki. Menurut Saleem Hassan dalam Tayubi, skala yang dimaksud dalam CRI dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1 CRI dan kriteria CRI Kriteria
5 Certain (Sangat Paham)
4 Almost Certain (Hampir Paham)
3 Sure (Yakin)
2 Not Sure (Tidak Yakin)
1 Almost Guess (Sebagian Jawaban Menduga-Duga)
0 Totally Guessed Answer (Keseluruhan Jawaban Menduga-Duga) Sumber: Tayubi, Yuyu R
(22)
9
Angka 0 diartikan bahwa siswa tersebut tidak tahu materi sama sekali, sedangkan angka 5 diartikan bahwa siswa tersebut paham dan percaya diri terhadap materi yang diajarkan. CRI ini juga menandakan bahwa ketika siswa menenjawab pertanyaan berarti dia juga sedang mengukur kepercayaan dirinya dalam memahami pertanyaan yang diberikan.
Jika nilai CRI rendah (0-2), maka proses menjawab pertanyaan melalui tebakan tanpa memikirkan jawaban itu benar atau salah, dan menujukkan ketidaktahuan konsep dalam materi. Jika CRI tinggi (3-5), maka dalam menjawab pertanyaan siswa mempunyai keyakinan yang tinggi dalam menjawab. Dalam hal ini, jika jawaban benar, maka siswa tersebut menunjukkan keyakinana dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap penguasan materi. Sebaliknya jika jawaban salah, menunjukkan adanya kekeliruan pemahaman dalam materi. CRI ini dilakukan saat siswa mengerjakan soal, dimana saat siswa mengerjakan soal siswa diminta memberikan nilai skala 0-5 di setiap jawaban yang telah diberikan. Kemudian hasil dari pemberian nilai oleh siswa akan dioleh lalu menggunakan ketentuan kriteria siswa paham konsep atau tidak.
b. Meningkatkan
Meningkatkan berarti menaikkan (derajat, taraf), mempertinggi, menghebat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 1198). Dalam hal ini meningkatkan yang dimaksud adalah suatu cara yang digunakan untuk mengingkatkan atau menaikkan tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
(23)
c. Aktivitas
Aktivitas berarti keaktifan, kegiatan, kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 23). Dalam hal ini aktivitas yang dimaksud dalam penelitian adalah kegiatan dan keaktifan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran dalam memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru.
d. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Ahmad Rifa’I dan Catharina, 2009: 85). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam hal kepahaman atau pengetahuan siswa terhadapa mata pelajaran.
e. Sistem Komputer
Berdasarkan silabus sistem komputer dalam penelitian ini merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang penulisan bilangan komputer (desimal, biner, oktal, dan heksadesimal) serta mempelajari tentang gerbang logika dasar(AND, OR, NOT) dan kombinasi(NAND, EX-OR), dan membuat persamaan dan menggambar dari gerbang logika dasar.
1.6. Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan skripsi terdiri dari: a. Bagian awal
Pada bagian awal terdiri dari sampul, lembar logo, halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
(24)
11
b. Bagian isi
Pada bagian isi terdiri dari: Bab I : Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Landasan Teori
Pada bagian landasan teori, menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bagian ini berisi tentang lokasi penelitian, subyek penelitian, desain penelitian, prosedur pengumpulan data, alat pengumpulan data, teknik pengumpulan data, analisis data, indikator keberhasilan.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian.
Bab V : Simpulan dan Saran
(25)
c. Bagian penutup
Bagian akhir dari skripsi berisi tentang daftar pustaka dari buku beserta kepustakaan lain yang digunakan sebagai acuan dalam skripsi dan lampiran-lampiran yang berisi kelengkapan data, instrument, dan lain sebagainya.
(26)
13
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman (Slavin dalam Ahmad Rifa’I dan Catharina Tri Amni, 2009: 82). Pengertian lain dari belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto dalam Djamarah, 2008: 13). Sedangkan menurut sardiman (2001: 21) belajar merupakan rangkaian kegiatan jiwaraga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsure cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor yang mendukung berlangsung kegiatan belajar, diantaranya kondisi fisik, kondisi psikis, kondisi sosial, dan tingkat kesulitan terhadap materi yang dipelajari. Unsur dalam belajar juga diperlukan agar siswa aktif dalam belajar, unsur yang diperlukan antara lain pembelajar (peserta didik), stimulus yang dibutuhkan peserta didik agar belajar dengan optimal, memori, dan respon. Belajar merupakan kegiatan peserta didik yang aktif dalam memahami makna dari apa yang dipelajari. Maka dari itu perlunya interaksi antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan belajar, dimana guru dan peserta didik sama-sama berperan aktif untuk terciptanya sebuah
(27)
14
kondisi yang menunjang peserta didik untuk lebih dapat memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Menurut Oemar Hamalik (2004: 30) hasil dan bukti seseorang belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dimana dari seseorang yang tidak paham menjadi paham.
Dalam usaha pencapaian hasil belajar yang optimal dibutuhkan sebuah kondisi lingkungan yang baik dan mendukung agar tujuan dari belajar dapat tercapai. Menurut Sardiman (2007: 26) tujuan belajar yang eksplisit biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan, sedangkan tujuan samping yaitu siswa dapat menghidupi suatu sistem lingkungan belajar yang artinya mampu berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain. Bentuk lain dari tujuan belajar secara umum yang dijabarkan oleh Sardiman (2001: 26) di antaranya:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan. b. Penanaman konsep dan keterampilan. c. Pembentukan sikap.
Dari ketiga tujuan diatas merupakan tiga unsur yang terpisah tetapi melihat keadaan siswa yang belajar ketiga unsur tersebut merupakan unsur keutuhan yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat. Untuk mendapatkan tujuan belajar yang maksimal dan optimal maka dalam proses belajar harus terdapat tiga fase (Bruner dalam Nasution, 2009: 9) di antaranya:
(28)
15
a. Informasi
Maksud dari informasi, dimana setiap pembelajaran setidaknya siswa mendapat pengetahuan baru, menambah pengetahuan dari pengetahuan yang dimiliki, memperdalam pengetahuan yang sudah ada.
b. Transformasi
Maksudnya dari transformasi ini, dimana informasi atau pengetahuan yang siswa peroleh dapat dianalisis atau dapat ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak agar dapat digunakan dalam hal ini guru sangat diperlukan dalam membimbing siswa.
c. Evaluasi
Setelah siswa mendapatkan pengetahuan dan dapat menjabarkan pengetahuan tersebut, saatnya untuk evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa tersebut paham akan pengetahuan yang telah diberikan oleh guru.
2.1.2 Pembelajaran Sistem Komputer
Sistem komputer merupakan suatu jaringan elektronik yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang melakukan tugas tertentu (menerima input, memproses input, menyimpan perintah-perintah, dan menyediakan output dalam bentuk informasi). Selain itu dapat pula diartikan sebagai elemen-elemen yang terkait untuk menjalankan suatu aktivitas dengan menggunakan komputer (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_komputer, pada tanggal 08 Mei 2014 pukul 21: 25 WIB). Di SMK Sakti Gemolong mata pelajaran sistem bilangan komputer
(29)
mempelajari tentang sistem bilangan pada komputer, gerbang dasar dan kombinasi, menggambar dan persamaan gerbang dasar dan lain-lain.
Sistem komputer merupakan sebuah simbol atau kumpulan dari symbol
yang mempresentasikan sebuah bilangan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_bilangan, pada tanggal 08 Mei 2014 pukul 21: 27 WIB). Mata pelajaran ini mempelajari tentang penulisan sistem bilangan komputer diantaranya desimal, oktal, biner, heksa desimal, cara konversi bilangan komputer. Sedangkan gerbang dasar dan kombinasi merupakan pelajaran yang mempelajari tentang gerbang AND, OR dan NOT, serta gerbang kombinasi NAND dan EX-OR. Dan mempelajari yang membuat rangkaian dan persamaan gerbang dasar.
Dari mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat paham dan mengerti tentang sistem bilangan computer beserta konversi sistem bilangan computer, dan paham akan gerbang dasar dan kombinasi serta dapat paham membuat rangkaian dan persamaa gerbang dasar.
2.1.3 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2007: 5). Dalam hal ini belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2004: 28). Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely dalam Anni, 2007: 4).
(30)
17
Perubahan tingkah laku yang dialami oleh siswa yang didapatkan dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh lewat interkasi dengan lingkungan. Sedangkan pengalaman merupakan kehidupan yang nyata dan reaksi dari berbagai aspek situasi yang mempunyai tujuan yang jelas untuk pelajar (William Burton dalam Oemar Hamalik, 2004: 29).
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh siswa lewat pengalaman yang dimiliki dalam kurung waktu tertentu. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor bakat belajar.
b. Faktor yang tersedia untuk belajar. c. Faktor kemampuan untuk belajar. d. Faktor kualitas pengajaran. e. Faktor lingkungan.
Dalam proses hasil belajar siswa diharapkan mampu mentransfer hasil balajar ke dalam kehidupan. Menurut Oemar hamalik (2004: 34) teori transfer hasil belajar dapat dikategorikan dalam tiga teori yaitu:
a. Teori disiplin formal
b. Teori unsur-unsur yang identik c. Teori generalisasi
Sedangkan menurut Benyamin S. bloom dalam Ahmad Rifa’I dan Catharina Tri Amni (2009: 86-90) tujuan dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dikategorikan sebagai berikut:
(31)
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif ini berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Dalam ranah ini terdapat beberapa kategori yaitu pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Menurut Kreathwohl (Retno Utari, Widyaiswara, Pusdiklat KNPK yang diakses http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/...) terdapat revisi atau perubahan ranah kognitif dalam taksonomi bloom yaitu terdiri dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, evaluasi, dan mencipta yang kemudian dikenal dengan istilah C1- C6. Dalam penelitian ini ranah kognitif aspek yang digunakan adalah mengingat, memahami, menerapkan dan menganalisis (C1- C4). b. Ranah afektif
Ranah afektif ini berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori dalam ranah afektif ini antara lain penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. Ranah afektif mengharapkan peserta didik dapat berperan aktif dalam kegiatan kelas. Guru dapat memberikan penilaian terhadap perilaku peserta didik. Sehingga dapat dijadikan acuan oleh guru untuk dapat mengenalkan rasa tanggung jawab siswa terhadap sesuatu dan membentuk pola pandangan hidup siswa.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan kemampuan keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Ranah ini terdapat beberapa kategori antara lain persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, regakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Ranah ini berkaitan dengan
(32)
19
penginderaan (kesadaran akan stimulus), dimana peser ta didik telah siap untuk melakukan kegiatan yang terbimbing. Kemudian peserta didik mulai terbiasa, sehingga muncul ide-ide kreatif dari peserta didik dalam memecahkan masalah.
2.1.4 Pembelajaran kooperatif
Menurut Johnson dalam Etin Solohatin dan Raharjo (2008: 4) kooperatif pembelajaran merupakan pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belejar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Kooperatif pembelajaran ini juga bisa dikatakan sebagai suatu model pembelajaran dimana tugas dapat dikerjakan bersama-sama dalam nuansa kebersamaan di antara sesama anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar (Stahl dalam Etin Solohatin dan Raharjo, 2008: 5).
Model belajar kooperatif pembelajaran ini juga membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikap, sehingga dapat meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar. Menurut Stahl dalam Etin Solohatin dan Raharjo (2008: 7), ada beberapa prinsip-prinsip dasar di antaranya:
a. Perumusan tujuan belajar harus jelas.
b. Penerimaan yang menyeluruh tentang tujuan belajar. c. Ketergantungan yang bersifat positif.
d. Interaksi yang terbuka. e. Tanggung jawab individu.
(33)
f. Kelompok bersifat heterogen.
g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif. h. Kepuasan dalam belajar.
Menurut Snider (1986) dalam Etin Solihatin dan Raharjo (2008: 13) penggunaan model kooperatif pembelajaran sangat mendorong peningkatan prestasi belajar siswa dengan perbedaan hampir 25% dengan kemajuan yang dicapai oleh siswa yang diajar dengan menggunakan sistem kompetisi. Sedangkan menurut Etin Solihatin (2001) dalam Etin Solihatin dan Raharjo (2008: 13) penggunaan model kooperatif pembelajaran sangat mendorong prestasi siswa 20% dan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri. Model kooperatif pembelajaran menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan social yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan dimasyarakat (Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 13).
2.1.5 Metode Certainly of Response Index (CRI)
Model Certainly of Response Index (CRI) merupakan model yang digunakan untuk mengukur tingkat keyakinan siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru. Certainly of Response Index (CRI) adalah ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan (Saleem Hasan dalam Tayubi, 2005).
Dalam menggunakan metode CRI ini didasarkan pada skala dan kesempatan untuk menjawab soal. Skala CRI yang digunakan yaitu 1-5, dan
(34)
21
diberikan bersamaan dengan setiap jawaban soal. Jika CRI rendah menandakan ketidakyakinan siswa dalam menjawab suatu pertanyaan atau bisa diartikan adanya unsur penebakan dalam menjawab soal. Sebaliknya jika CRI tinggi menandakan keyakinan siswa dalam menjawab suatu pertanyaan baik. Jika jawaban yang dijawab benar, maka tingkat keyakinan yang tinggi akan kebenaran konsepnya telah teruji dengan baik. Dalam penggunaan metode CRI ini, cara untuk mengetahui kemampuan siswa yaitu dengan cara memberikan tes pilihan ganda yang bersifat pemahaman konsep. Skala yang digunakan dalam CRI terdapat pada tabel 1. Berdasarkan tabel tersebut, menurut Salemm Hasan dalam Tayubi angka 0 menandakan bahwa siswa tidak tahu atau tidak paham akan konsep yang diajarkan, sedangkan angka 5 menyatakan bahwa siswa paham konsep yang telah diajarkan dan percaya diri dalam menjawab setiap pertanyaan. Untuk skala kepastian 0-2 menandakan bahwa penebakan jawaban yang dilakukan siswa menjadi peranan yang penting dalam menjawab soal tidak melihat jawaban itu salah atau benar. Skala 3-5 menandakan bahwa siswa memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dalam menjawab soal, dalam tingkat ini siswa dapat menjawab soal dengan nilai yang benar dan menunjukkan bahwa siswa paham akan konsep yang diajarkan, tetapi jika jawaban salah terdapat kekeliuran dalam pemahaman konsep.
Penggunaan skala CRI ini disaat siswa menjawab soal yang diberikan, dimana siswa disuruh memberikan nilai 0-5 disetiap soal yang dijawab. Hasil dari nilai CRI yang diberikan oleh siswa diolah kemudian dipadukan hasilnya dengan ketentuan kriteria paham konsep atau tidak paham konsep.
(35)
2.1.6 Aktivitas
Menurut Oemar hamalik (2004: 170) siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Sedangkan pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Oemar Hamalik, 2004: 171). Aktivitas yang dilakukan oleh siswa banyak jenisnya, menurut Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2004: 172) membagi kegiatan dalam delapan kelompok yaitu: kegiatan visual, kegiatan-kegiatan lisan, kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan mendengarkan, kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan menulis, kegiatan-kegiatan menggambar, kegiatan-kegiatan metrik, kegiatan-kegiatan mental, dan kegiatan-kegiatan emosional.
Dalam penelitian ini aktivitas yang digunakan oleh peneliti untuk melihat aktivitas siswa di dalam kelas adalah kegiatan mendengarkan, kegiatan-kegiatan lisan, dan kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan mental. Dari kegiatan-kegiatan yang digunakan dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) mendengarkan penjelasan pengajar, (2) kepercayaan diri siswa dalam berpendapat, (3) saling menghargai antar teman dan kepada pengajar, dan (4) disiplin dan bertanggung jawab.
2.2. Kerangka Berpikir
Hakekat pembelajaran adalah belajar konsep, dalam pelajaran yang dipelajari oleh siswa. Untuk belajar diperlukan cara khusus dalam belajar dan cara mengajarkannya. Karena dari belajar diperoleh hasil belajar yang nantinya akan
(36)
23
mengubah cara pandang dan paham siswa dalam memahami suatu hal baru. Dalam pelajaran sistem komputer kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong ditemukan masalah yaitu masih adanya siswa yang belum paham dan mengerti akan mata pelajaran tersebut.
Pembelajaran metode ceramah yang digunakan oleh guru membuat siswa merasa jenuh, dan terkadang ada beberapa siswa yang asik berbicara dengan teman sebangku ketika guru sedang mengajar yang akhirnya membuat siswa menjadi pasif di dalam kelas. Pemahaman siswa terhadap pelajaran masih rendah, membuat hasil belajar yang didapat oleh siswa juga rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mencoba menggunakan metode CRI, karena metode ini digunakan untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari. Dan juga diharapkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas siswa di dalam kelas juga ikut berkembang. Dengan menggunakan metode ini diharapkan guru bisa mengerti mana siswa yang paham dan yang tidak paham, sehingga dapat menentukan bagaimana langkah selanjutnya agar proses pembelajaran dapat berkualitas. Dikatakan berkualitas apabila penggunaan motode CRI dan pembelajaran kooperatif ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong.
2.3. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka penelitian ini adalah: Implementasi metode pembelajaran Certainly of Response Index (CRI) mampu
(37)
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran sistem komputer kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong, Sragen.
(38)
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) kolaborasi antara peneliti dengan guru mata pelajaran sistem komputer, yang bertempat di SMK Sakti Gemolong, Kabupaten Sragen. Subjek penelitian ini adalah kelas X TI A yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 31 siswa perempuan.
3.2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan bentuk PTK kolaboratif antara peneliti dengan guru mapel sistem komputer di SMK Sakti Gemolong. Secara umum pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2006: 3). Sedangkan menurut Trianto (2012: 39) tujuan diadakan PTK kolabiratif ini yaitu: (1) meningkatkan praktik pembelajaran, (2) menyumbang pada perkembangan teori, dan (3) meningkatkan karier guru.
Proses PTK kolaborasi ini bersifat kemitraan (Trianto, 2012: 39) sehingga antara peneliti dan guru dapat duduk bersama untuk memikirkan persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas secara kolaboratif.
(39)
Sehingga antara peneliti dan guru bersama melakukan observasi, perencanaan, dan tindakan yang akan dilakukan selama melakukan penelitian.
Digunakannya metode ini diharapkan adanya perubahan dan peningkatan dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini awalnya direncanakan dua siklus, tetapi jika belum memenuhi indikator penelitian maka akan diadakan siklus berikutnya sampai indicator penelitian tercapai. Dalam penelitian tindakan kelas ini mengambil model Kurt Lewin, dimana satu siklus terdapat beberapa tahapan yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Model Kurt Lewin dapat digambarkan seperti gambar berikut:
Gambar 1. Siklus model Kurt Lewin Sumber : www.m-edukasi.web.id
Adapun pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan pada setiap siklus dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. SIKLUS I
1. Perencanaan
Pada tahap ini perencanaan yang dilakukan adalah: Planning
(Perencanaan)
Acting (Tindakan)
Observating (Observasi) Reflecting
(Refleksi) SIKLUS
(40)
27
a) Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan metode Certainly of Response Index (CRI).
b) Membuat soal test evaluasi guna mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa tentang materi yang akan diberikan.
c) Membuat lembar observasi. 2. Tindakan
Pendahuluan
a) Guru memimpin doa sebelum pelajaran dimulai.
b) Mempersiapkan kelas dengan memberikan salam serta mengecek kehadiran siswa.
c) Menyampaikan materi dan tujuan materi pelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan sistem bilangan komputer.
b) Guru memberikan pertanyaan atau soal kepada siswa tentang sistem bilangan komputer.
c) Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal tersebut bersama teman sebangku kemudian menunjuk siswa untuk maju menyelesaikan dan menjelaskan proses dari hasil yang diperoleh. d) Guru memberikan kesimpulan dari materi yang baru diajarkan agar
(41)
e) Guru memberikan soal akhir dimana siswa mengerjakan sekaligus memberikan nilai skala CRI untuk menentukan siswa paham materi atau tidak.
Penutup
a) Guru bersama dengan murid menyampaikan kesimpulan pelajaran yang telah diajarkan.
b) Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa.
c) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas di pertemuan berikutnya.
3. Observasi
Pada tahap observasi ini data yang diambil adalah bagaimana sikap siswa selama pembelajaran, dimana aspek-aspek yang diamati sudah tertera dalam lembar observasi. Tidak hanya obervasi terhadap sikap siswa, namun juga pengamatan dalam hal pemahaman dan hasil nilai dari siswa terhadap pelajaran yang diajarkan.
4. Refleksi
Pada tahap ini hasil pengamatan atau observasi dianalisis untuk mengetahui hasil belajar siswa. Kemudian hasil dari refleksi siklus I akan dijadikan acuan untuk tindakan selanjutnya yaitu pada siklus II.
b. SIKLUS II
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka diadakan perencanaan ulang. Perencanaan untuk siklus II sebagai berikut:
(42)
29
a. Perencanaan
a) Guru mengorganisasi waktu dalam pembelajaran dengan baik, sehingga semua tahap pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal.
b) Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II sesuai dengan hasil refleksi dari siklus I dan memperkuat penerapan metode CRI.
c) Membuat soal test evaluasi II untuk siswa. d) Membuat lembar observasi.
b. Tindakan
Pendahuluan
1) Guru mempersiapkan kelas dengan cara berdoa bersama, memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa.
2) Guru menanyakan materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan sebelumnya.
3) Guru menanyakan materi yang akan dipelajari siswa yang akan dibahas pada pertemuan sekarang.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari 2) Guru memberikan soal kepada siswa.
(43)
3) Siswa menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan guru menjelaskan masalah jika siswa tidak bisa menyelesaikan masalah yang diberikan.
4) Guru membentuk kelompok secara acak kemudian memberikan soal untuk setiap kelompok.
5) Perwakilan dari kelompok menjelaskan di depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi.
6) Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang baru dipelajari.
7) Guru memberikan soal kepada siswa, dimana siswa disuruh memberikan nilai CRI disetiap soal, untuk melihat siswa yang paham materi.
Penutup
1) Guru menyampaikan kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari. 2) Guru memberikan test evaluasi II kepada siswa.
3) Guru menutup proses pembelajaran. c. Observasi
Tahap observasi ini peneliti mengatamati hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam lembar observasi pada saat proses pembelajaran. Dan mengamati apakah kekeurangan siklus I telah terselesaikan atau tidak, setelah dilakukannya kegiatan siklus II.
(44)
31
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II ini menganalisis hasil observasi siklus II, apakah sudah ada peningkatan setelah dilaksanakan siklus II. Apabila terjadi peningkatan dan sudah sesuai dengan indicator keberhasilan maka dihentikan, tetapi jika belum memenuhi indicator keberhasilan maka dilakukan evaluasi ke siklus berikutnya.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes, observasi dan dokumentasi. Pengumpulan data ini diperlukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui: a. Metode Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto, 2005: 53). Tes ini dilakukan setiap akhir siklus, yang berbentuk soal pilihan ganda, digunakan untuk mengetahui seberapa besar siswa paham dan mengerti akan materi yang sesuai dengan skala dalam CRI. b. Metode Observasi
Metode observasi digunakan sebagai alat penilaian untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas siswa di dalam kelas yang berdasarkan pada kegiatan-kegiatan yang telah dijabarkan. Dalam penelitian ini lembar observasi digunakan sebagai berikut:
(45)
Tabel 2
Instrument lembar observasi Hari / tanggal :
Siklus / pertemuan : Nama Guru :
Materi :
No No. responden A Kategori siswa B C D Jumlah Sekor 1
2 3 4
Keterangan kategori siswa:
A.Mendengarkan penjelasan pengajar
B. Kepercayaan diri siswa dalam berpendapat dan menjawab soal. C.Saling menghargai antar teman dan kepada pengajar.
D.Disiplin dan bertanggungjawab
Keterangan pensekoran: Sekor 1 : Kurang Sekor 2 : Cukup Sekor 3 : Bagus Sekor 4 : Sangat Bagus
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data yang berkaitan dengan keadaan siswa dan prestasi belajar dari masing-maisng individu sebelum maupun sesudah dilaksanakan tindakan penelitian (Suharsimi Arkunto, 2010: 201). Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh bagiamana keaktifan siswa selama proses pembelajaran, daftar nama siswa, silabus dana rencana pelaksanaan pemebelajaran.
(46)
33
3.4. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data ini meliputi analisis data instrument dan analisis hasil belajar siswa serta hasil pemahaman siswa dengan menggunakan metode CRI. Analisis instrument ini digunakan untuk mengukur seberapa baik instrument yang akan digunakan, sedangkan analisis belajar siswa digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian siswa dalam memahami pembelajaran. Berikut rincian dalam menganalisis data diantaranya:
3.4.1 Analisis Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 57), mengatakan bahwa sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu: validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Dalam penelitian ini, instrument tes berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 80 soal kemudian diambil 50 soal yang valid. Untuk itu soal diuji cobakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Validitas Instrumen
Validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran sekor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus valid (Suharsimi Arikunto, 2005: 64). Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 69) tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Untuk mengetahui kesejajaran digunakan rumus teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut:
(47)
... 1)
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
N : jumlah subyek atau responden X : sekor butir
Y : sekor total
∑X2 : jumlah kuadrat nilai X
∑Y2 : jumlah kuadrat nilai Y
(Suharsimi Arikunto, 2005: 81) Kemudian nilai di konsultasikan ke table harga kritik r product
moment. Jika nilai , maka soal tersebut valid. Berikut kriteria validitas:
Tabel 3
r product moment dan kriteria
Nilai validitas Kriteria
0,800 – 1,00 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,00 – 0,200 Sangat rendah Sumber: Suharsimi Arikunto, 2005: 75
b. Reliabilitas Instrumen
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, dalam hal ini reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil (Suharsimi Arikunto, 2005: 86). Untuk menghitung reliabilitas suatu tes menggunakan rumus K_R. 20 dengan rumus sebagai berikut:
(48)
35
...
2)Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) ∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standart deviasi dari tes
(Suharsimi Arikunto, 2005: 100)
c. Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 207) soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Karena soal yang terlalu mudah untuk siswa mengakibatkan siswa tidak merangsang siswa untuk berpikir bagaimana cara memecahkan soal. Sebaliknya jika soal terlalu sukar menyebabkan siswa menjadi putus asa dalam mengerjakan soal. Untuk mengukur tingkat kesukaran pada instrument yaitu soal pilihan ganda maka menggunakan rumus sebagai berikut:
... 3)
Keterangan:
P : indek kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
(49)
Setelah mendapatkan nilai P kemudian di korelasikan dengan index kesukaran untuk mengetahui seberapa sukar soal yang dibuat. Berikut adalah index kesukaran soal:
Tabel 4 Index kesukaran
d. Daya Pembeda
Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 211) daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk mengetahuai daya beda dalam soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
... 4)
Keterangan:
J : jumlah peserta tes
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Suharsimi Arikunto, 2005: 213)
Index nilai P Kriteria
1,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
(50)
37
Tabel 5
Kriteria daya pembeda
3.4.2 Analisis Hasil Belajar Siswa dan Hasil Observasi
Menurut Mardapi (2008: 141) mengatakan bahwa tingkat pencapaian suatu kemampuan dasar adalah proporsi jumlah peserta tes yang menjawab benar terhadap indicator kemampuan dasar yang bersangkutan, yaitu perbandingan antara jumlah peserta tes yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes seluruhnya. Analisis hasil belajar ini digunakan untuk melihat hasil ketuntasan klasikal siswa di dalam kelas. Maka dari itu menggunakan rumus sebagai berikut:
... 5)
Keterangan:
P = Tingkat pencapaian
B = Jumlah peserta tes yang menjawab benar T = Jumlah peserta tes
(Mardapi, 2008: 141)
Sedangkan untuk melihat bahwa siswa tersebut paham akan materi atau tidak yang diajarkan maka menggunakan skala CRI dalam menjawab setiap soal, selanjutnya hasil dari skala CRI di setiap soal dipadukan dengan ketentuan CRI
Index D Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik Sekali
(51)
untuk setiap jawaban benar dan jawaban salah. Ketentuan ini untuk membedakan siswa yang paham konsep, siswa yang tidak paham konsep, dan siswa yang miskonsepsi. Berikut adalah tabel skala CRI beserta kriteria dan ketentuan yang digunakan untuk membedakan siswa paham konsep dalam CRI:
Tabel 6 Skala CRI CRI Kriteria
5 Certain (jika dalam menjawab soal tidak ada unsur tebakan)
4 Almost Certain (jika dalam menjawab soal persentase tebakan 1% - 24%)
3 Sure (jika dalam menjawab soal persentase 25% - 49%)
2 Not Sure (jika dalam menjawab soal persentase tebakan 50% - 74%) 1 Almost Guess (jika dalam menajawab soal persentase tebakan 75% -
99%)
0 Totally Guessed Answer (jika dalam menjawab soal 100% tebakan)
Sumber: Tayubi, Yuyu R Proses menentukan persentase siswa yang paham akan materi atau tidak yang menggunakan skala CRI yaitu menghitung jumlah skala CRI disetiap soal baik itu jawaban benar atau salah. Kemudian jumlah nilai CRI jawaban benar atau salah dibagi dengan jumlah siswa yang menjawab benar atau salah. Dari setiap soal dengan menggunakan CRI kemudian menentukan siswa yang paham konsep atau tidak untuk setiap jawaban benar dan salah. Untuk menentukan kriteria paham atau tidak menggunakan table berikut:
Tabel 7
Ketentuan untuk membedakan antara tahu konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep
Kriteria Jawaban CRI rendah (<2,5) CRI tinggi (>2,5)
Jawaban benar Jawaban benar tapi rendah berarti tidak tahu CRI konsep (guess lucky).
Jawaban benar dan CRI tinggi berarti menguasai konsep.
(52)
39
Jawaban salah Jawaban salah dan rendah berarti tidak tahu CRI konsep.
Jawaban salah dan CRI tinggi berarti miskonsepsi.
Sumber: Tayubi, Yuyu R Sedangkan untuk analisis hasil observasi dilakukan dengan car menghitung sekor siswa, rata-rata sekor keseluruhan siswa dan simpangan baku. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Berikut kategori yang digunakan untuk menganalisis lembar observasi: Tabel 8
Kategori dalam analisis lembar observasi
Sekor Siswa Kategori Sikap atau Keaktifan
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Keterangan:
= rerata sekor keseluruhan siswa dalam satu kelas.
= simpangan baku sekor keseluruhan siswa dalam satu kelas. = sekor yang diperoleh siswa.
Sumber: Mardapi, 2008: 123 Dari tabel diatas maka dapat ditentukan bahwa siswa yang dikategorikan tinggi dan sangat tinggi maka siswa tersebut dikatakan aktif di dalam kelas. Tetapi jika siswa tersebut dikategorikan rendah dan sangat rendah maka siswa dapat dikatakan siswa tersebut pasif di dalam kelas.
(53)
3.5. Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti menetapkan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan ini diperlukan untuk menentukan seberapa banyak siklus yang akan dilakukan. Penentuan indikator keberhasilan ini mengacu pada pelaksanaan kurikulum yang berlaku. Untuk itu kriteria yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Apabila nilai rata-rata kelas ≥ 7, 0 dengan presentase ketuntasan lebih dari atau sama dengan 75%.
2. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa setiap siklusnya sekurang-kurangnya 70%.
Sumber : http://nyomanarcana88.blogspot.com/2013/09/indikator-keberhasilan.html
(54)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Metode CRI merupakan metode yang digunakan untuk mengukur tingkat keyakinan siswa dalam menjawab setiap soal yang diberikan dan untuk membedakan siswa yang miskonsep dan tidak paham materi. Metode pendekatan CRI membantu pengajar dalam meperbaiki strategi pembelajaran. Hasil yang diperoleh siswa menjadi aktif, percaya diri, dan lebih banyak paham akan materi yang diajarkan. Hasil pembelajaran siklus II menunjukkan berkurangnya jumlah siswa yang miskonsep dan tidak paham materi.
Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pendekatan CRI dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X TI A di SMK Sakti Gemolong pada mata pelajaran sistem komputer, dan dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang memahami materi pada siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dengan persentase ketuntasan klasikal adalah sebesar 40,54% dari siklus I ke siklus II.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas X TI A SMK Sakti Gemolong, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dengan metode CRI, sebaiknya pengajar menggunakan pendekatan CRI sebagai salah satu referensi dalam
(55)
pembelajaran, karena dengan menggunakan pendekatan ini pengajar dapat membedakan siswa yang miskonsep dan tidak paham sehingga pengajar dapat membuat strategi pembelajaran selanjutnya yang lebih efektif untuk siswa.
2. Hendaknya dalam pembelajaran pengajar memperhatikan perilaku siswa untuk menentukan model pembelajaran yang paling sesuai, sehingga siswa bisa paham akan materi yang diajarkan.
3. Pengajar hendaknya memberikan motivasi kepada siswa untuk berusaha menumbuhkan kemampuanya dalam berpikir dan lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar mengajar, dan hendaknya siswa menggali kemampuan yang dimiliki untuk dapat mengembangkan kemampuan guna meningkatkan hasil belajar.
(56)
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rifa’I dan Catharina Tri Amni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universita Negeri Semarang Press.
Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinar Maftukh Fajar, Z. A. Imam Supardi.2013.Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penurunan Miskonsepsi pada Materi Listrik Dinamis Kelas X SMAN 2 Jombang. Surabaya: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 02.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://nyomanarcana88.blogspot.com/2013/09/indikator-keberhasilan.html, diakses pada
tanggal 20 Juni 2014, pukul 07: 24 WIB.
http://ptk-untukguru.blogspot.com/2012/08/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html,
diakses pada tanggal 18 Juni 2014, pukul 07:34 WIB.
http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/..., diakses pada tanggal 1 Maret 2015, pukul 16:48 WIB.
Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineke Cipta.
Mochamamd Imam Sudibyo, Zainul Arifin Imam Supardi.2013. Profil Konsepsi Hukum Newton dan Kecakapan Berpikir Kritis Mahasiswa Angkatan 2012 Kelas Internasional Prodi Pendidikan Fisika Fmipa Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 N0. 03.
Nasution. 2009. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Oemar, Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Redja Mudyahardjo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
(57)
66
Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi, Arikunto. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Tayubi, Yuyu R.2005. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-konsep Fisika Menggunakan Certainly of Response Index (CRI). Bandung: Jurnal UPI.
Trianto.2012.Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action Research] Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
UUSPN No. 20 tahun 2003. 2010. Undang-undang SISDIKNAS. Jakarta: Fokusmedia. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
(58)
(59)
67 Lampiran 1
DAFTAR NAMA RESPONDEN INSTRUMENT
No Nama Kode
1 Achmad Febriansyah R001
2 Adhi Pradhana R002
3 Anik Fitanti R003
4 Anugrah Asa Rahman R004
5 Bagas Armando Perdana R005
6 Ceria Puspita Jaya R006
7 Deni Saputro R007
8 Devy Indriani R008
9 Edo Riski S R009
10 Father Rahman R010
11 Handika Dwi K R011
12 Havista Yolanda R012
13 Iga Villa F R013
14 Ihsan Fathoni R014
15 Indah Wahyuni R015
16 Irfan Dwi Yulianto R016
17 Khafidhoful U R017
18 Kharisma Indah R018
19 Mia Daka Choirinata AP R019
20 Moh. Nurjani R R020
21 M. Nuryanto R021
22 Musakadah R022
23 Nadya Sabrina R023
24 Nilawati R024
25 Pandu Husein R025
26 Pratiwi Rahma Sari R026
27 Putrid Ayu N.A R027
28 Ratna Juwita R028
29 Rodo Akbar R029
30 Risky Pradika R030
31 Rivaldi Ivan Febrian R031
32 Riyang Wiraswati R032
33 Ryan Ramzanu R033
34 Suryo Asto D R034
(60)
68 Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X TI A
No Nama Kode
1 Agustina Puspita Sari P-01
2 Al Adiat FA P-02
3 Alfin Meytha Dheanda P-03
4 Anggie Ika Kurniawan P-04
5 Anisa Oktabela P-05
6 Arum Novita Sari P-06
7 Dwi Aryani P-07
8 Erna Fitriani P-08
9 Erna Sari P-09
10 Fitri Suci Rahayu P-10
11 Fitri Wijayanti Lestari P-11
12 Galih Washito Pamungkas P-12
13 Heni Setyaningrum P-13
14 Indah Novita Sari P-14
15 Indah Retnowati P-15
16 Jenita Tiarah R P-16
17 Mia Rosalinda P-17
18 Mia Listiana P-18
19 Muhammad Noviantoro P-19
20 Natalia Christin Dwiyanti P-20
21 Nauval Afrizal Afif P-21
22 Nazel Febriansah P-22
23 Nikmah Ayu Tanjung S P-23
24 Nonik Setiawati P-24
25 Nurul Mirnahar P-25
26 Rahmawati P-26
27 Retno Sari P-27
28 Rika Sulistyo Rini P-28
29 Rita Ristiawati P-29
30 Serli Dwi Astutik P-30
31 Sindi Aulia Pradita P-31
32 Sindi Safitri P-32
33 Siska Tri Utami P-33
34 Siti Sulaekah Okviana P-34
35 Susi Susilowati P-35
36 Trias Kusumaningrum P-36
(61)
69 Lampiran 3
LEMBAR SOAL INSTRUMEN
Nama Lengkap : Kelas : No.Absen :
PETUNJUK !
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan 2. Tulis nama dan nomor absen di lembar jawaban
3. Pilihlah salah satu jawaban yang anda angga benar dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan A, B, C, atau D di lembar jawaban yang disediakan
1. Dalam sistem bilangan komputer terdapat beberapa macam, kecuali…..
a. Desimal c. Bulat
b. Heksadesimal d. Biner
2. Dalam bilangan biner ditulis menggunakan angka….. a. 0 dan 6 c. 4 dan 0
b. 1 dan 0 d. 0 dan 8
3. Konversikan bilangan biner 11110010 ke desimal…..
a. 242 c. 256
b. 240 d. 243
4. Konversikan bilangan desimal 200 ke bilangan biner….
a. 1100011 c. 11001000
b. 100000 d. 100101101
5. Data yang benar dari tabel konversi berikut: Bil.
Dec 25 24 2Harga tempat 3 22 21 20
14 1 0 0 0 1 0
15 0 0 1 1 1 0
45 1 0 1 1 0 1
52 1 1 1 0 1 1
a. 14 c. 45
(62)
70 6. Lihat tabel berikut:
Bil. Des
Harga tempat Bil. Biner 25 24 23 22 21 20
… 0 0 1 1 1 1 ….
a. (14)10 = (001111)2
b. (15)10 = (001111)2
c. (16)10 = (001100)2
d. (17)10 = (010000)2
7. Bilangan oktal terdiri dari 8 bilangan diantaranya…. a. 0,1,2,3,4,5,6,7 c. 2,3,4,5,6,7,8,9
b. 1,2,3,4,5,6,7,8 d. 1,2,4,5,6,7,8,9
8. Konversikan bilangan desimal 14 ke bilangan oktal….
a. 13 c. 15
b. 14 d. 16
9. Konversikan bilangan biner 1101110110 ke bilangan oktal ……
a. 1456 c. 1034
b. 1566 d. 1576
10.Konversikan bilangan oktal 22 ke biner …
a. 10010 c. 10101
b. 10110 d. 11010
11.Lihat tabel berikut
Oktal 24 23 22 21 20 Biner
….. 0 0 1 1 0 …..
Berapa nilai bilangan octal dan biner dari tabel diatas ….. a. 4 = 00110
b. 5 = 00110
c. 6 = 00110 d. 7=00110 12.Lihat tabel berikut
Desimal 24 23 22 21 20 Oktal
….. 1 1 0 0 1 …..
Berapa nilai bilangan octal dan biner dari tabel diatas ….. a. 25 = 31
b. 25 = 32
c. 26 = 31 d. 26 = 32
(63)
71
13.Bilangan heksadesimal adalah bilangan yang berbasis…. a. Bilangan yang berbasis 2 yaitu 0,1
b. Bilangan yang berbasis 16 yaitu 0, 17 c. Bilangan yang berbasis 16 yatu 0, 15 d. Bilangan yang berbasis 8 yaitu 0,7
14.Berapa jumlah bilangan yang terdapat pada bilangan hexadesimal….
a. 13 c. 15
b. 14 d. 16
15.Nilai E dalam bilangan heksadesimal bernilai…..
a. 13 c. 15
b. 14 d. 16
16.Berapa nilai konversi bilangan heksa 50 ke biner… a. 1010 0001
b. 1010 0011
c. 1010 0000 d. 1010 0100 17.Konversikan bilangan biner 1100101 ke bilangan heksa….
a. 50 b. 55
c. 60 d. 65
18.Konversikan bilangan biner 10111111 ke bilangan heksadesimal…..
a. 48 c. BF
b. AF d. BE
19. Konversikan bilangan biner 11000 ke bilangan heksadesimal….
a. 16 c. 18
b. 17 d. 19
20.Konversikan bilangan biner 100 ke bilangan oktal….
a. 2 c. 4
b. 3 d. 5
21.Konversikan bilangan desimal 64 ke dalam heksadesimal….
a. 40 c. 60
b. 50 d. 80
22.Konversikan bilangan biner 111000 ke bilangan oktal…
a. 60 c. 70
b. 80 d. 75
23.Konversikan bilangan heksadesimal 1AB ke bilangan biner…. a. 111000101 c. 111100101
(64)
72 b. 110101011 d. 101101011
24. Konversikan bilangan biner 1000100110 ke bilangan heksadesimal….
a. 242 c. 226
b. 426 d. 246
25.Berapa nilai bilangan biner dari 0,625(10)…..
a. 101 c. 101,10
b. 101,01 d. 101,11
26.Berapa nilai 0,125(10)……(2)
a. 001 b. 010
c. 100 d. 101 27.Berapa nilai 0,1101(2) ke ….(10)
a. 0,68 b. 0,67
c. 0,75 d. 0,76 28.Berapa nilai 101,101(2) ke…..(10)
a. 5,625 b. 5,645
c. 6,725 d. 6,253 29.Berapa nilai 0,8125(10)…..(2)
a. 0,1101 b. 0,1011
c. 0,1010 d. 0,1001 30.Berapa nilai 0.111(2)……
a. 0,875(10) c. 0,576(10)
b. 0,758(10) d. 0,857(10)
31. Berapa nila 1 MegaByte = …..byte
a. 100 c. 100000
b. 1000 d. 1000000
32. Kumpulan data dari 8 bit disebut….
a. Nibble c. Word
b. Bit d. Byte
33.Berapa nilai 1011 – 101….
a. 110 c. 101
b. 100 d. 111
34.Hasil penjumlahan 11010 + 010101… a. 1001101
b. 1001001
c. 1010110 d. 1010010
(65)
73 35.Hasil pengurangan 11010 – 01001…
a. 10001 b. 10010
c. 10101 d. 10110 36.Berapa nilai 0101001 + 0100111….
a. 1010100 c. 1010001
b. 1010100 d. 1100101
37.Hasil perkalian 1101 x 11… a. 100101
b. 100110
c. 100111 d. 101010 38.0,1110(2) = ………(10)
a. 0,4375 c. 0,625 b. 0,875 d. 0,758 39.Hasil pembagian 110 : 11…
a. 00 b. 01
c. 10 d. 11 40.Hasil perkalian 1011 x 10…
a. 10110 b. 10101
c. 10010 d. 11001 41.Hasil pembagian 110 : 10 …
a. 00
b. 01 c.d. 10 11
42.Yang merupakan sifat dari gerbang logika AND, kecuali... a. Jika kedua masukan bernilai 0, maka keluarannya 0 b. Jika masukan bernilai 0 dan 1, maka keluarannya 1 c. Jika masukan bernilai 1 dan 0, maka keluarannya 1 d. Jika masukan bernilai 0 dan 1, maka keluarannya 0 43.Berikut ini merupakan logic gate…
a. AND b. NAND
c. OR d. EX-OR 44.Yang merupakan sifat logic gerbang EX-OR, kecuali….
a. Jika masukan 0 dan 1 maka outputnya 0 b. Jika masukan 1 dan 0 maka outputnya 0
(66)
74 c. Jika masukan 1 dan 1 maka outputnya 0 d. Jika masukan 0 dan 0 maka outputnya 0 45.Berikut yang merupakan logic gate, kecuali…
a. AND b. OR
c. NOT d. NATE 46.Symbol gate logic berikut :
a. AND b. OR c. NOT d. NAND 47.Symbol gate logic berikut:
a. AND b. NOT c. OR d. EX-OR
48.Berikut tabel gerbang NAND, keluaran yang diperoleh…
A B OUT
0 0
1 1
1 0
0 1
a. 1 0 1 1 b. 1 1 0 1
c. 0 1 1 1 d. 1100 49.Logic gate A = A’ disebut dengan….
a. AND c. OR
b. NOT d. NAND
50.Hasil dari logic gate OR dalam tabel berikut…
A B OUT
1 1 1 0 0 0 1 1
a. 1 1 1 0 c. 1 0 1 0 b. 1 1 0 1 d. 1 1 0 0
(67)
75
51.Jika nilai 01011 melewati gerbang NOT akan bernilai… a. 00101 c. 01010
b. 10100 d. 10101
52. Sifat gerbang logika OR adalah…. a. Masukan 1 dan 0 keluaran 0 b. Masukan 1 dan 1 keluaran 1 c. Masukan 0 dan 0 keluaran 1 d. Masukan 0 dan 1 keluaran 0
53. Gerbang logika yang memiliki sifat keluaran 1 jika kedua input bernilai 0, jenis gerbang….
a. c.
b. d.
54.Sifat gerbang EX-OR, kecuali…. a. Masukan 0 dan 0 keluaran 1 b. Masukan 0 dan 1 keluaran 1 c. Masukan 1 dan 0 keluaran 0 d. Masukan 1 dan 1 keluaran 0
55.Tabel kebenaran untuk gerbang mana yang sesuai dengan tabel
A B X Y
0 0 1 1
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 0
Tabel X dan Y menunjukkan gerbang logika …. a. NAND dan EX-OR
b. NAND dan OR
c. AND dan EX-OR d. AND dan OR 56.IC 7402 digunakan untuk logic gate…
a. AND b. NAND c. OR d. EX-OR
(68)
76 57.Jenis IC 7408 digunakan untuk gerbang logika….
a. OR c. AND
b. NAND d. EX-OR
58. Untuk gerbang logika OR dan NOT menggunakan IC… a. IC 7432 dan IC 7404
b. IC 7432 dan IC 7402
c. IC 7402 dan IC 7404 d. IC 7402 dan IC 7402 59.IC yang digunakan untuk AND, NAND adalah…
a. IC 7408 dan IC 7486 b. IC 7408 dan IC 7400 c. IC 7404 dan IC 7400 d. IC 7404 dan IC 7408
60. Tabel kebenaran dibawah merupakan gerbang… IN
OUT
A B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
a. c.
b. d.
61.Hasil dari tabel berikut…
A B .B
1 0 1 1 0 0 0 1
Hasil dari .B adalah …. a. 0 0 0 1
b. 0 0 1 0
c. 0 1 0 0 d. 1 0 1 0
(69)
77
62. Dibawah ini yang merupakan tabel kebenaran gerbang logika EX-OR… a.
b.
c.
d.
63.Hasil dari tabel berikut
A B
1 1 0 0 0 1 1 1
Hasil dari adalah …… a. 0 0 0 1
b. 0 1 0 0 c. 0 0 1 0 d. 1 0 0 0
(70)
78 64.Keluaran dari tabel berikut
A B A.B A+B (A.B)+(A+B)
0 0 0
1 0 1
1 1 1
0 0 0
Hasil dari (A.B)+(A+B) adalah …… a. 0 1 0 1
b. 0 0 1 0 c. 0 1 1 0 d. 0 0 1 1
65. Hasil keluaran dari tabel kebenaran AND berikut adalah… IN
OUT
A B
0 1 1 1 0 0 1 1 a. 0,1,0,1 b. 0,1,1,0 c. 1,0,1,0 d. 0,1,0,0
66.Hasil dari tabel berikut
A B +B
0 1 1
0 1 1
1 0 0
0 1 1
Hasil dari adalah …… a. 0 0 1 0
b. 0 0 0 0
c. 0 0 0 1 d. 0 1 0 0
(71)
79 67.Hasil keluaran dari OR dari tabel dibawah ini…
INPUT OUT
A B C
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
a. 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 1 b. 0, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1 c. 1, 1, 1, 1, 1, 0, 0, 1 d. 1, 1, 0, 0, 1, 0, 0, 1 68.Hasil dari tabel berikut
A B
0 1
0 1
1 1
0 1
Hasil dari adalah …… a. 0 0 0 0
b. 0 0 0 1 c. 0 1 0 1 d. 0 1 1 0
69. Notasi A . B dan A + B menjelaskan gerbang… a. OR dan EX-OR
b. OR dan AND c. AND dan OR d. AND dan NAND
70.Hasil dari tabel kebenaran EX-OR berikut adalah: INPUT
OUT
A B C
0 1 1
0 0 1
(72)
80
0 1 0
1 0 1
1 1 0
1 0 1
1 1 1
a. 0,0,0,1,0,1,0,0 b. 0,0,0,1,0,0,1,1 c. 1,1,0,1,0,0,1,0 d. 1,1,1,0,0,1,0,0
71.Tabel kebenaran dari gerbang logika manakah IN
OUT
A B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
a. Gerbang logika AND b. Gerbang logika OR c. Gerbang logika NAND d. Gerbang logika EX-OR
72.Tabel kebenaran untuk gerbang manakah
IN OUTPUT
A B X Y
0 0 0 1
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 1 0
a. Gerbang OR dan EX-OR b. Gerbang OR dan NAND c. Gerbang AND dan EX-OR d. Gerbang AND dan NAND 73. Hasil keluaran dari tabel berikut:
INPUT
A B C
(73)
81
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
Hasil dari adalah …… a. 1,0,1,1,1,1,1,1
b. 1,0,0,0,0,1,1,1 c. 0,1,1,1,0,0,1,1 d. 0,0,1,0,1,1,0,0 74.Hasil dari tabel berikut
A B )+( )
0 1 0 0 1 1 0 1
Hasil dari ( )+( ) adalah …… a. 0 0 0 0
b. 0 0 1 0 c. 0 1 1 0 d. 1 1 1 1
75.Persamaan dari gambar berikut adalah…
a. (A+B)( b. (A+B) + ( c. (A.B)( d. (A.B) + (
(74)
82 a.
b.
c.
d.
77.Bentuk persamaan dari rangkaian berikut:
a. c.
b. d.
78.Hasil tabel dari gambar dibawah ini adalah…
a.
(75)
83 c.
d.
79.Bentuk persamaan dari gambar dibawah ini:
a. b. c. d.
80.Tabel untuk rangkaian di bawah:
a. c.
(1)
183 Lampiran 38
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI DI SMK SAKTI GEMOLONG
(2)
184 Lampiran 39
(3)
185 Lampiran 40
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN DI SMK SAKTI GEMOLONG
(4)
186 Lampiran 41
SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN DARI SMK SAKTI GEMOLONG
(5)
187 Lampiran 42
DOKUMENTASI
Gambar 7. Proses belajar mengajar siswa
(6)
188