PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR TIK DI SMA N 1 REMBANG

(1)

FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP

MINAT DAN HASIL BELAJAR TIK DI

SMA N 1 REMBANG

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Oleh

Ardhan Rachmat Fauji NIM.5302411077

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Mulailah, saat orang lain sedang membuat alasan untuk menunda dan teruslah berlari, saat orang lain mulai menyerah.

2. Segala sesuatu yang awalnya kita takuti, akan terasa mudah jika kita sudah mencobanya.

3. Percayalah pada kekuatan doa. 4. You’ll Never Walk Alone (YNWA).

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tua, bapak Tardi dan ibu Sri Rachmawati tercinta. Terima kasih atas kasih sayang, nasihat dan doanya.

2. Mas eko, mas wiwi, mba ami, mba lia, aya, dede al yang selalu memberi dukungan.

3. Sahabatku, majid, mas afif, singgih, candra, dian, desta. Terima kasih atas segalanya.


(6)

vi

ABSTRAK

Fauji, Ardhan Rachmat, 2015. “Penerapan Metode Pembelajaran Student

Facilitator And Explaining (SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang”. Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Drs. Sugeng Purbawanto M.T

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE), Minat, Hasil Belajar, TIK.

Berdasarkan hasil observasi, didapatkan informasi bahwa penggunaan kurikulum sudah berganti ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) setelah sebelumnya menggunakan Kurikulum Tahun 2013 sehingga menjadikan proses belajar mengajar masih mempertahankan model mengajar yang konvensional yaitu guru terlalu banyak menerangkan materi melalui ceramah dengan menempatkan siswanya hanya sebagai penerima saja. Hal ini menjadikan siswa menjadi kurang berminat selama mengikuti pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapatnya dan hasil belajar siswa juga tidak maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar TIK kelas XI SMA N 1 Rembang, Purbalingga dengan menggunakan metode Student Facilitator And Explaining.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Rembang, Purbalingga tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes evaluasi untuk ranah kognitif, angket minat dan lembar observasi untuk ranah afektif dan psikomotorik.

Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest minat belajar pada siklus I sebesar 51 yang termasuk dalam kategori sedang dengan prosentase 77% secara klasikal. Adapun nilai rata-rata posttest minat belajar pada siklus II meningkat sebesar 61,5 yang termasuk dalam kategori tinggi dengan prosentase 73,07% secara klasikal. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar ranah kognitif pada siklus I sebesar 78,46 dengan ketuntasan klasikal sebesar 80,77%. Nilai rata-rata hasil belajar ranah kognitif pada siklus II sebesar 87,31 dengan ketuntasan klasikal sebesar 96,15%. Nilai rata-rata hasil belajar ranah afektif pada siklus I sebesar 69,23 dengan ketuntasan klasikal sebesar 61,5%. Nilai rata-rata hasil belajar ranah afektif pada siklus II sebesar 80 dengan ketuntasan klasikal sebesar 100%. Nilai rata-rata hasil belajar ranah psikomotorik pada siklus I sebesar 68,59 dengan ketuntasan klasikal sebesar 61,54%. Nilai rata-rata hasil belajar ranah psikomotorik pada siklus II sebesar 81,41 dengan ketuntasan klasikal sebesar 100%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui metode pembelajaran SFAE dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, metode SFAE dapat dijadikan alternatif untuk memvariasikan metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang” dengan baik.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rochman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Muhammad Harlanu, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Suryono, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

4. Feddy Setyo Pribadi, S.Pd, M.T, Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer.

5. Drs. Sugeng Purbawanto M.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, dukungan, kritik dan saran, serta motivasi.

6. Segenap Dosen Jurusan Teknik Elektro atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan.

7. Bapak Purwito, S.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga yang telah berkenan memberikan izin penelitian.


(8)

viii

8. Bapak Yoga Ruanto, S.Kom, guru TIK SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga yang telah berkenan membantu pelaksanaan penelitian.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan PTIK angkatan 2011 yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi.

10.Seluruh siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga selaku subjek penelitian.

Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Semarang, Agustus 2015


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.5Penegasan Istilah ... 4

1.6Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Minat Belajar ... 8


(10)

x

Halaman

2.2Hasil Belajar ... 11

2.3Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) ... 12

2.3.1Metode Pembelajaran ... 12

2.3.2Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran ... 12

2.3.3Pengertian Student Facilitator And Explaining (SFAE) ... 14

2.3.4Langkah-langkah Penerapan Metode Pembelajaran SFAE ... 14

2.3.5Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran SFAE ... 16

2.4Materi Pembelajaran ... 17

2.4.1Format Cells ... 17

2.4.2Tabel ... 24

2.4.3Gambar ... 30

2.4.4Grafik ... 32

2.5Penelitian yang Relevan ... 41

2.6Kerangka Fikir ... 42

2.7Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 45

3.2Lokasi Penelitian ... 49

3.3Populasi dan Sampel ... 49

3.4Variabel Penelitian ... 51


(11)

xi

Halaman

3.6Metode Analisis data ... 53

3.6.1Analisis Instrumen Penelitian ... 53

3.6.2Analisis Minat dan Hasil Belajar Siswa ... 63

3.7Indikator Keberhasilan ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 67

4.1.1Deskripsi Penerapan Student Facilitator And Explaining (SFAE) ... 67

4.1.2Hasil Minat Belajar Siswa ... 68

4.1.3Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 70

4.1.4Hasil Belajar Ranah Afektif ... 71

4.1.5Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ... 73

4.2Pembahasan ... 74

4.2.1Hasil Minat Belajar Siswa ... 74

4.2.2Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 75

4.2.3Hasil Belajar Ranah Afektif ... 77

4.2.4Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ... 77

BAB V PENUTUP 5.1Simpulan ... 79

5.2Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kategori Format Cells Tab Number ... 18

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban dan Bobot Skor ... 53

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar... 54

Tabel 3.4 Validitas Intrumen Minat Belajar ... 55

Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 56

Tabel 3.6 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus I ... 58

Tabel 3.7 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus II ... 58

Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 60

Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus I ... 61

Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus II ... 61

Tabel 3.11 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus I ... 63

Tabel 3.12 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus II ... 63

Tabel 3.13 Pengelompokan Kecenderungan Skor Minat Belajar ... 63

Tabel 4.1 Kategori Pretest Minat Belajar Siswa ... 69

Tabel 4.2 Kategori Posttest Minat Belajar Siswa ... 69

Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 70

Tabel 4.4 Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa ... 72


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kotak Dialog Format Cells Tab Number ... 18

Gambar 2.2 Kotak Dialog Format Cells Tab Alignment ... 19

Gambar 2.3 Kotak Dialog Format Cells Tab Font ... 20

Gambar 2.4 Kotak Dialog Format Cells Tab Border ... 22

Gambar 2.5 Kotak Dialog Format Cells Tab Fill ... 23

Gambar 2.6 Kotak Dialog Format Cells Tab Protection ... 24

Gambar 2.7 Seleksi Range Tabel ... 24

Gambar 2.8 Menu Border ... 25

Gambar 2.9 Hasil All Border ... 25

Gambar 2.10 Format Cells Font ... 26

Gambar 2.11 Border Outline... 26

Gambar 2.11 Tabel dengan Double Line ... 27

Gambar 2.12 Seleksi Range ... 27

Gambar 2.13 Border Outline... 28

Gambar 2.14 Hasil Border Outline ... 28

Gambar 2.15 Tabel Tanpa Gridlines ... 29

Gambar 2.16 Seleksi Range ... 29

Gambar 2.17 Format Cells Tab Fill ... 30


(14)

xiv

Halaman

Gambar 2.19 Tambah Baris ... 30

Gambar 2.20 Memilih Gambar ... 31

Gambar 2.21 Tampilan Gambar Pada Sheet ... 31

Gambar 2.22 Picture Styles ... 32

Gambar 2.23 Picture Effect ... 32

Gambar 2.24 Column Charts ... 33

Gambar 2.25 Line Charts ... 33

Gambar 2.26 Pie Charts ... 34

Gambar 2.27 Bar Charts ... 34

Gambar 2.28 Area Charts ... 34

Gambar 2.29 XY Scatter ... 35

Gambar 2.30 Stock Charts ... 35

Gambar 2.31 Surface Charts ... 35

Gambar 2.32 Radar Charts ... 36

Gambar 2.33 Combo Charts ... 36

Gambar 2.34 Seleksi Range Tabel ... 36

Gambar 2.35 Insert Bar Charts ... 37

Gambar 2.36 Bar Charts ... 37

Gambar 2.37 Switch Row/Column ... 38

Gambar 2.38 Chart Style ... 38


(15)

xv

Halaman

Gambar 2.40 Tampilan Akhir Grafik ... 39

Gambar 2.41 Langkah-langkah Format Chart Area ... 40

Gambar 2.42 Format Chart Area ... 40

Gambar 2.43 Mengganti Background Chart ... 40

Gambar 2.44 Inside End ... 41

Gambar 2.45 Kerangka Fikir... 44

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 45

Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 51

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Pretest Dan Posttest Minat Belajar . 70 Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif ... 71

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Afektif ... 72


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ... 85

Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPA 1 ... 87

Lampiran 3. Daftar Nilai UTS Semester Genap Kelas XI IPA 1... 88

Lampiran 4. Daftar Pembagian Kelompok Kelas XI IPA 1... 89

Lampiran 5. Uji Coba Instrumen Minat Belajar ... 90

Lampiran 6. Analisis Instrumen Minat Belajar ... 93

Lampiran 7. Kisi-kisi Soal Uji Coba Siklus I ... 95

Lampiran 8. Soal Uji Coba Siklus I ... 97

Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus I ... 104

Lampiran 10. Analisis Soal Uji Coba Siklus I ... 105

Lampiran 11. Kisi-kisi Soal Uji Coba Siklus II ... 108

Lampiran 12. Soal Uji Coba Siklus II ... 110

Lampiran 13. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus II ... 116

Lampiran 14. Analisis Soal Uji Coba Siklus II ... 117

Lampiran 15. Silabus ... 120

Lampiran 16. RPP Siklus I ... 122

Lampiran 17. RPP Siklus II ... 126

Lampiran 18. Angket Pretest Minat Belajar ... 130

Lampiran 19. Angket Posttest Minat Belajar ... 132


(17)

xvii

Halaman

Lampiran 21. Analisis Angket Posttestt Minat Belajar ... 135

Lampiran 22. Kategori Kecenderungan Minat Belajar ... 136

Lampiran 23. Soal Tes Evaluasi Siklus I ... 138

Lampiran 24. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi Siklus I ... 143

Lampiran 25. Soal Tes Evaluasi Siklus II ... 144

Lampiran 26. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi Siklus II ... 149

Lampiran 27. Analisis Tes Evaluasi Siklus I ... 150

Lampiran 28. Analisis Tes Evaluasi Siklus II ... 151

Lampiran 29. Pedoman Penilaian Aspek Afektif ... 152

Lampiran 30. Analisis Nilai Afektif Siklus I ... 154

Lampiran 31. Analisis Nilai Afektif Siklus II ... 155

Lampiran 32. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I ... 156

Lampiran 33. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus II ... 158

Lampiran 34. Analisis Nilai Psikomotorik Siklus I ... 160

Lampiran 35. Analisis Nilai Psikomotorik Siklus II ... 161

Lampiran 36. Perhitungan Gain Score ... 162

Lampiran 37. Hasil Belajar Kognitif Siklus I dan II ... 164

Lampiran 38. Hasil Belajar Afektif Siklus I dan II ... 165

Lampiran 39. Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I dan II ... 166

Lampiran 40. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ... 167


(18)

xviii

Halaman

Lampiran 42. Surat Pra Penelitian ... 169

Lampiran 43. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 170

Lampiran 44. Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 171


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Selanjutnya keterkaitan antara belajar dan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran (Wina Sanjaya, 2005:87).

Pada proses pembelajaran dibutuhkan adanya minat belajar dari siswa untuk menumbuhkan motivasi terhadap pelajaran yang diajarkan oleh guru. Hal ini dikarenakan minat belajar merupakan salah satu faktor internal yang cukup penting dalam proses belajar mengajar. Namun metode pembelajaran juga menjadi faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran, dengan metode yang tepat secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan berbagai metode untuk mencapai tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa. Penyebabnya dapat dikarenakan latar belakang pendidikan siswa, kebiasaan belajar, minat, motivasi belajar siswa, sarana, lingkungan belajar, metode mengajar guru dan sebagainya. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan menimbulkan rasa senang siswa selama mengikuti pelajaran, siswa akan berusaha untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar


(20)

2

2

dalam hal ini dapat dikatakan bahwa minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar meningkat.

SMA N 1 Rembang berada di Desa Bantar Barang, Kec. Rembang Kab. Purbalingga. Berdasarkan observasi, didapatkan informasi bahwa penggunaan kurikulum sudah berganti ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) setelah sebelumnya menggunakan Kurikulum Tahun 2013. Kemudian masih banyaknya guru yang sudah berumur, menjadikan proses belajar mengajar masih mempertahankan model mengajar yang konvensional yaitu guru terlalu banyak menerangkan materi melalui ceramah dengan menempatkan siswanya hanya sebagai penerima saja. Hal ini menjadikan siswa menjadi kurang berminat yang ditunjukan dengan siswa yang kurang memperhatikan proses pembelajaran, mudah kehilangan konsentrasi saat pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapatnya bila diberi pertanyaan oleh guru. Minat belajar yang rendah berpengaruh pada hasil belajar siswa yang ditunjukan dengan nilai rata-rata UTS semester genap siswa kelas XI IPA 1 sebesar 69,3.

Oleh sebab itu akan diterapkan salah satu metode pembelajaran yang merupakan pengembangan dari pembelajaran kooperatif yaitu Student Facilitator And Explaining (SFAE). Pada tipe ini, siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide/ pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapatnya kepada siswa lain sehingga meningkatkan minat, antusias, motifasi, keaktifan dan rasa senang peserta didik terhadap pembelajaran.


(21)

Sesuai latar belakang diharapkan penerapkan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka dilakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining(SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di SMA N 1 Rembang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :

a. Apakah penggunaan metode Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan minat belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang ?

b. Apakah penggunaan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining

dapat meningkatkan hasil belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang ?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Meningkatkan minat belajar TIK kelas XI SMA N 1 Rembang dengan menggunakan metode Student Facilitator And Explaining.

b. Meningkatkan hasil belajar TIK kelas XI SMA N 1 Rembang dengan menggunakan metode Student Facilitator And Explaining.


(22)

4

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Guru

Guru akan mendapat metode pembelajaran yang baru dan menarik untuk proses belajar mengajar.

b. Bagi Sekolah

Referensi sekolah akan bertambah dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran.

c. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa.

1.5 Penegasan Istilah

a. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76). Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.


(23)

b. Student Facilitator And Explaining (SFAE)

Metode SFAE merupakan suatu metode dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Menurut Agus (2009:129) metode SFAE adalah metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa.

c. Minat

Minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang (Tidjan, 1976:71). Minat juga dapat dikatakan sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek tersebut.

d. Hasil Belajar

Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

e. Mata Pelajaran TIK

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan penggabungan dua kata yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses dan penggunaan


(24)

6

alat bantu untuk memanipulasi dan mengelola data-data/informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari

hardware, software, proses dan sistem yang digunakan untuk membantu proses komunikasi yang bertujuan agar komunikasi berhasil (Munir, 2010:14).

Jadi, maksud penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran

Student Facilitator And Explaining (SFAE) Terhadap Minat dan Hasil Belajar TIK di

SMA N 1 Rembang” adalah penerapan metode pembelajaran SFAE untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK.

1.6 Sistematika Penulisan

a. Bagian Awal

SAMPUL/COVER

PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN


(25)

b. Bagian Pokok

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini disajikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan fakta atau kasus yang sedang dibahas. Disamping itu juga disajikan mengenai berbagai asas atau pendapat yang berhubungan dan benar-benar bermanfaat sebagai bahan untuk melakukan analisis dan pembahasan hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menyajikan, langkah-langkah penelitian yang dilakukan, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdapat Simpulan dan Saran.

c. Bagian Akhir

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(26)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Minat Belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003:180). Minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada setiap orang, sehingga minat terhadap sesuatu/ kegiatan tertentu dapat dimiliki setiap orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu maka minat akan muncul.

Menurut Tidjan (1976:71), minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang. Minat juga dapat dikatakan sebagai pemusatan perhatian. Jadi, minat terjadi karena adanya dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara paling efektif untuk membangkitkan minat suatu subjek yang baru pada pembelajaran adalah dengan menggunakan minat siswa yang telah ada. Selain memanfaatkan minat yang telah ada sebaiknya para pengajar juga berusaha membentuk minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan cara memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu dan menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang


(27)

9

Menurut Mudzofir (2007:17-18), faktor yang mempengaruhi minat sebagai berikut : a. Faktor Lingkungan

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil yang sangat dominan dalam mewarnai perkembangan jasmani dan rohani anak, bahkan lingkungan keluarga inilah awal terjadinya pendidikan dan pengajaran. Jadi, sudah semestinya lingkungan keluarga menjadi tonggak dalam memupuk dan mengembangkan minat dan bakat anak dalam mempelajari sesuatu.

2. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan kedua tempat berlatih dan menumbuhkan kepribadian anak. Pendidikan dan kepribadian anak yang telah dimulai dari keluarga harus dapat dilanjutkan dan disempurnakan di sekolah. Beberapa peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian siswa antara lain : a) Siswa belajar bergaul dengan sesama siswa, antara guru dengan siswa dan

antara siswa dengan karyawan.

b) Siswa belajar mentaati peraturan sekolah.

c) Mempersiapkan siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

3. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat yang terhimpun pada suatu wilayah yang punya tata nilai dan budaya sendiri sangat mempengaruhi siswa, karena keberadaan siswa


(28)

10

diakui masyarakat. Baik buruknya perilaku siswa, terampil tidaknya siswa terhadap sesuatu hal akan selalu diperhitungkan oleh masyarakat. Oleh sebab itu, selama masa pendidikan, antara keluarga, sekolah dan masyarakat harus selalu bekerjasama dalam mendidik, mengajar dan mengembangkan minat anak agar tercapai kepribadian yang siap digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Faktor Kesulitan Belajar

The United States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003:06) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Supiah (2007:23-24) menyebutkan 3 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kesulitan belajar pada siswa yaitu : 1. Pemahaman pelajaran yang rendah.

2. Kurang bervariasinya metode mengajar guru. 3. Minimnya pengetahuan tentang agama.

Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a. Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.


(29)

d. Ada rasa keterikatan pada suatu aktivitas yang diminati.

e. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. f. Berpartisipasi pada kegiatan.

2.2 Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar (Asep Jihad, 2008:2).

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Agus Suprijono, 2009:5). Menurut Bloom, sebagaimana dikutip oleh Anni (2007:7), hasil belajar mencakup kemampuan tiga ranah belajar yaitu :

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Kategorinya mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategorinya mencakup penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.


(30)

12

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik menunjukan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategorinya mencakup persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreatifitas.

2.3 Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE)

2.3.1 Metode Pembelajaran

Menurut M. Sobri Sutikno (2009: 88), metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, siswa akan lebih mudah mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide melalui metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran

Pupuh. F dan M. Sobry. S (2010:60), menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah sebagai berikut :


(31)

a. Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Karakteristik tujuan yang akan dicapai akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran.

b. Materi pelajaran

Materi pelajaran adalah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh siswa.

c. Siswa

Siswa sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda beda, seperti minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Semua perbedaan itu akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran.

d. Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas yang tidak memadai akan sangat menggangu pemilihan metode yang tepat.

e. Situasi

Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.

f. Guru

Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman mengajar berbeda - beda. Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi oleh latar


(32)

14

belakang pendidikan. Guru yang latar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya.

2.3.3 Pengertian Student Facilitator And Explaining (SFAE)

Metode pembelajaran SFAE merupakan salah satu dari tipe metode pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 6 orang siswa yang sederajat tetapi memiliki perbedaan kemampuan, jenis kelamin, suku/ ras dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar (Trianto, 2007:41).

2.3.4 Langkah-langkah Penerapan Metode Pembelajaran SFAE

Menurut Suprijono (2009:128) terdapat enam langkah dalam pelaksanaan metode pembelajaran SFAE, yaitu sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan ringkasan dari isi dan mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus.

b. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi

Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa memperhatikan. Setelah selesai menjelaskan, guru membagi siswa menjadi berkelompok secara heterogenitas. Guru menjelaskan dan mencontohkan kepada siswa bagaimana


(33)

membuat bagan/ peta konsep. Kemudian guru dapat meminta siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui/ yang dapat dilakukan, berkaitan dengan aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga dapat meminta siswa saling bertukar pikiran sehingga mereka lebih percaya diri.

c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya

Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/ peta konsep. Meminta seorang sukarelawan untuk maju dan menjelaskan didepan kelas apa yang dia ketahui. Siswa lainnya dapat bertanya dan sukarelawan berhak berkata “lewat” jika dia tidak yakin dengan jawabannya dan guru dapat menambahkan komentar pada tahap berikutnya.

d. Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa

Ketika sukarelawan menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan kelas, guru mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang tidak akurat, ide yang kurang tepat/ yang hanya dijelaskan separuh, miskonsepsi, bagian yang hilang, hal ini dapat ditangani langsung sehingga siswa tidak membentuk kesan yang salah dari rencana pembelajaran yang telah diperbaiki untuk beberapa pelajaran berikutnya.

e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu

Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi yang sudah dibahas pada saat itu.


(34)

16

2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran SFAE

Setiap metode pembelajaran yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan metode Student Facilitator And Explaining

memiliki kedua hal tersebut. Adapun kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut : a. Kelebihan

1. Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir kritis siswa secara optimal.

2. Melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan.

3. Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.

4. Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.

5. Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif dan rasional agar menemukan suatu kebenaran dalam kerjasama anggota kelompok.

6. Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara terbuka.

7. Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah. 8. Melatih kepemimpinan siswa.

9. Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat dan pengalaman antar siswa.

b. Kekurangan


(35)

2. Siswa yang malas akan menyerahkan bagian pekerjaannya kepada siswa yang pintar.

3. Penilaian individu sulit dilakukan karena tersembunyi dibalik kelompoknya. 4. Metode Student Facilitator And Explaining memerlukan persiapan yang rumit

dibanding dengan metode lain.

5. Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan memburuk. 6. Siswa yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya

dan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut gagal.

2.4 Materi Pembelajaran

2.4.1 Format Cells

Bagian-bagian dari format sel antara lain fungsi number, alignment, font, border , fill dan protection. Pada bagian menu tersebut terdapat beberapa kategori dan fungsi lainnya.

a. Number

Fungsi number digunakan untuk mengatur format angka dari sel. Dalam menu


(36)

18

Gambar 2.1 Kotak Dialog Format Cells Tab Number

Tabel 2.1 Kategori Format Cells Tab Number

Kategori Format

General Umum/normal tanpa format. Contoh : 50

Number Angka. Contoh : 50, 15.5

Currency Mata uang. Contoh : Rp.50.000

Accounting Akuntansi/keuangan. Contoh : Rp. 50.000

Date Tanggal. Contoh : 1/5/2015

Time Waktu. Contoh : 11:00:00

Percentage Persentase. Contoh : 50%

Fraction Pecahan. Contoh :

Scientific Ilmiah. Contoh : 3, E+01

Text Teks

Special Format khusus


(37)

b. Alignment

Fungsi alignment digunakan untuk mengatur perataan dari sel. Pada tab alignment terdapat empat pengaturan.

Gambar 2.2 Kotak Dialog Format Cells Tab Alignment

1) Text alignment

Digunakan untuk mengatur perataan teks. Terdapat dua opsi pengaturan yaitu:

(a) Horizontal : perataan secara mendatar. (b) Vertical : perataan secara tegak lurus. 2) Text control

a) Wrap text : menjadikan sel melebar mengikuti panjang teks. b) Shrink to fit : menjadikan teks mengecil mengikuti lebar sel. c) Merge to cells : menggabungkan beberapa sel menjadi satu.


(38)

20

3) Righ-to-left

a) Text direction : mengatur arah penulisan teks. 4) Orientation

Digunakan untuk mengatur derajat kemiringan suatu teks. c. Font

Fungsi font adalah untuk mengatur karakter huruf dari sel. Dalam font

terdapat enam opsi pengaturan.

Gambar 2.3 Kotak Dialog Format Cells Tab Font

1) Font

Digunakan untuk memilih jenis huruf yang diinginkan. 2) Font Style

Digunakan untuk mengatur gaya penulisan, yaitu : a) Regular


(39)

b) Italic (cetak miring) c) Bold (cetak tebal)

d) Bold + Italic (cetak tebal dan miring) 3) Size

Digunakan untuk mengubah ukuran huruf. 4) Underline

Digunakan untuk membuat garis bawah huruf. 5) Color

Digunakan untuk mengganti warna huruf dengan warna yang diinginkan. 6) Effects

Digunakan untuk memberi efek pada huruf, yaitu :

a) Strikethrough : memberikan efek coretan/garis lurus. Contohnya seperti ini.

b) Superscript : memberikan efek pangkat. Contohnya seperti ini . c) Subscript : memberikan efek huruf berukuran kecil di bawah

karakter umum. Contohnya seperti ini .

d. Border

Digunakan untuk mengatur bingkai pada sel. Dalam border terdapat empat opsi pengaturan.


(40)

22

Gambar 2.4 Kotak Dialog Format Cells Tab Border

1) Line

Digunakan untuk mengatur jenis garis. 2) Color

Digunakan untuk mengatur warna garis. 3) Presets

a) None : tanpa bingkai

b) Outline : memberi garis luar sel/range

c) Inside : memberi garis dalam sel/range

4) Border


(41)

e. Fill

Digunakan untuk memberikan warna pada sel. Pada tab fill terdapat tiga opsi pengaturan.

Gambar 2.5 Kotak Dialog Format Cells Tab Fill

1) Background color

Digunakan untuk memilih warna latar belakang sel. 2) Pattern color

Digunakan untuk memilih warna arsiran untuk sel. 3) Pattern style

Digunakan untuk memilih jenis arsiran untuk sel. f. Protection

Digunakan untuk melindungi isi sel, dengan cara mengunci sekaligus menyembunyikan rumus di dalam sel.


(42)

24

Gambar 2.6 Kotak Dialog Format Cells Tab Protection

2.4.2 Tabel

a. Membuat Tabel

Langkah-langkah untuk membuat tabel adalah sebagai berikut : 1) Seleksi seluruh range tabel (C4:V23).


(43)

2) Klik ikon menu Border All Border.

Gambar 2.8 Menu Border

3) Perhatikan perubahannya.

Gambar 2.9 Hasil All Border


(44)

26

5) Klik tab menu Home, kemudian pilih ikon menu Format Cells Font.

Gambar 2.10 Format Cells Font

6) Pada kotak dialog format cells, klik tab Border, kemudian pilih jenis garis pada Style (double line), kemudian klik ikon Outline, Color pilih Automatic,

setelah selesai klik tombol OK.


(45)

7) Perhatikan kembali hasilnya.

Gambar 2.11 Tabel dengan Double Line

b. Menghilangkan Sebagian Garis Tabel 1) Seleksi range F8:U22.

Gambar 2.12 Seleksi Range


(46)

28

3) Pada kotak dialog yang muncul, klik tab menu Border, klik ikon None

kemudian klik ikon Outline, setelah selesai klik OK.

Gambar 2.13 Border Outline

4) Perhatikan hasilnya.


(47)

5) Klik tab menu View, hilangkan centang Gridlines. Perhatikan kembali hasilnya.

Gambar 2.15 Tabel Tanpa Gridlines

c. Menggunakan Pattern Pada Tabel

1) Seleksi range C4:U4, kemudian tekan tombol Ctrl+klik cell V4

Gambar 2.16 Seleksi Range

2) Tekan tombol Ctrl+Shift+F.

3) Pada kotak dialog Format Cells, klik tab Fill, pilih warna pada Background Color dan Pattern Color, kemudian pilih Pattern Style, setelah selesai klik


(48)

30

Gambar 2.17 Format Cells Tab Fill

4) Perhatikan hasilnya.

Gambar 2.18 Hasil Pattern

2.4.3 Gambar

a. Menyisipkan Gambar

1) Tambahkan baris pada bagian atas tabel.


(49)

2) Klik tab menu Insert  Picture, kemudian pilih gambar yang akan dimasukan ke dalam sheet.

Gambar 2.20 Memilih Gambar

3) Perhatikan sekarang gambar telah ditambahkan ke dalam sheet.

Gambar 2.21 Tampilan Gambar Pada Sheet b. Memodifikasi Gambar


(50)

32

Gambar 2.22 Picture Styles

2) Klik ikon menu Picture Effect

Gambar 2.23 Picture Effect

2.4.4 Grafik

Grafik adalah paduan antara gambar yang terdiri atas garis dan titik-titik koordinat. Dalam sebuah grafik yang ada akan terdapat dua jenis garis koordinat, yakni garis koordinat X dan Y, untuk posisi X adalah horizontal dan koordinat Y dengan posisi vertikal.


(51)

a. Jenis-jenis Grafik 1) Column Charts

Grafik kolom digunakan untuk menunjukkan perubahan data dalam periode waktu tertentu atau menggambarkan perbandingan antar item. Grafik ini digunakan dalam dunia statistik untuk menampilkan data pertambahan dan perbandingan jumlah penduduk dari waktu ke waktu.

Gambar 2.24 Column Charts

2) Line Charts

Grafik garis digunakan untuk menunjukkan data secara terus menerus atau berkelanjutan selama periode waktu tertentu. Grafik ini sangat ideal untuk menampilkan tren data pada rentang waktu yang sama.

Gambar 2.25 Line Charts

3) Pie Charts

Grafik lingkaran menunjukkan ukuran dari suatu item dalam suatu rangkaian data, secara proporsional terhadap jumlah dari keseluruhan item. Poin atau nilai dari item-item tersebut ditunjukkan dalam bentuk presentase dari keseluruhan data (dalam bentuk satu lingkaran).


(52)

34

Gambar 2.26 Pie Charts

4) Bar Charts

Grafik baris mirip dengan grafik kolom. Grafik ini digunakan untuk menyajikan data yang maknanya sama dengan grafik kolom yaitu dengan menukar letak variabel dari sumbu x menjadi sumbu y dan sebaliknya.

Gambar 2.27 Bar Charts

5) Area Charts

Grafik bidang menekankan besarnya perubahan dari waktu ke waktu. Grafik ini dapat digunakan untuk menggambar grafik hubungan kecepatan dan waktu pada gerak lurus, area yang terbentuk merupakan besar perpindahan.

Gambar 2.28 Area Charts

6) XY Scatter

Grafik ini menunjukkan hubungan antara nilai-nilai variabel sumbu X dengan nilai-nilai variabel sumbu Y. Grafik ini dapat digunakan untuk menggambar grafik linear, misalnya grafik antara tegangan dengan kuat arus.


(53)

Gambar 2.29 XY Scatter

7) Stock Charts

Grafik stok banyak digunakan untuk menggambarkan fluktuasi harga stok. Namun grafik ini juga dapat digunakan untuk data ilmiah, misalnya fluktuasi suhu harian suatu daerah.

Gambar 2.30 Stock Charts

8) Surface Charts

Grafik permukaan sangat berguna untuk mencari kombinasi yang optimal dari dua rangkaian data. Seperti dalam peta topografi, warna dan pola menunjukkan daerah yang berada dalam kisaran nilai yang sama.

Gambar 2.31 Surface Charts

9) Radar Charts

Grafik radar digunakan untuk membandingkan nilai keseluruhan dari sejumlah rangkaian data.


(54)

36

Gambar 2.32 Radar Charts

10)Combo Charts

Merupakan grafik kombinasi dari beberapa jenis grafik sekaligus misalnya, mengkombinasikan grafik kolom dengan grafik garis dan lain sebagainya.

Gambar 2.33 Combo Charts

b. Membuat Grafik

1) Seleksi range D2:E12


(55)

2) Klik tab menu Insert  Bar  2-D Bar

Gambar 2.35 Insert Bar Charts

3) Perhatikan hasilnya

Gambar 2.36 Bar Charts

c. Modifikasi Grafik

1) Pastikan grafik yang dibuat sudah dalam keadaan aktif. Kemudian klik tab menu Design  klik Icon Switch/ Column.


(56)

38

Gambar 2.37 Switch Row/Column

2) Klik tab menu Design  Style  Style 42.

Gambar 2.38 Chart Style


(57)

Gambar 2.39 Charts Layout

4) Mengganti Chart Title menjadi Grafik Pelatihan IT Profesional, Axis Title

sumbu X menjadi Jumlah Siswa, Axis Title sumbu Y menjadi Jenis Kelas.

Gambar 2.40 Tampilan Akhir Grafik 5) Klik kanan pada grafik  pilih dan klik Format Chart Area


(58)

40

Gambar 2.41 Langkah-langkah Format Chart Area

6) Pada kotak dialog yang muncul, pilih Solid Fill, kemudian pilih Color biru.

Gambar 2.42 Format Chart Area

7) Perhatikan hasilnya.

Gambar 2.43 Mengganti Background Chart


(59)

Gambar 2.44 Inside End

2.5 Penelitian yang Relevan

a. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Saraswati (2009) tentang “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator and Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika dan Prestasi Belajar Siswa Kelas

VIII B SMP Negeri 1 Singosari”. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat

belajar fisika siswa kelas VIII B mengalami peningkatan nilai rata-rata yang cukup baik yaitu pada siklus I sebesar 74, pada siklus II meningkat menjadi 89. Peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum diberi tindakan sebesar 66, pada siklus I meningkat sebesar 76, pada siklus II meningkat sebesar 87.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Wuri Agustina (2011) tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) pada Mata Pelajaran IPS Sub Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 17 Malang”. Hasil penelitian menunjukan

bahwa penerapan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining


(60)

42

c. Penelitian yang dilakukan oleh Dita Wuri Andari (2013) tentang “ Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas VII SMP Nurul Islam”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan nilai rata – rata dan ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan klasikal ranah kognitif pada siklus I sebesar 72,41% dan meningkat pada siklus II sebesar 89,66%. Ketuntasan klasikal ranah afektif pada siklus I sebesar 86,21% meningkat sebesar 100% pada siklus II. Sedangkan ketuntasan klasikal ranah psikomotorik pada siklus I sebesar 68,97% dan pada siklus II meningkat sebesar 93,10%.

2.6 Kerangka Fikir

Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan teknologi memang sangat menyenangkan untuk dipelajari. Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran TIK bagi siswa SMA. Agar mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Namun pada kenyataannya, saat ini guru belum mampu menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan menarik minat belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Guru lebih sering menerapkan metode ceramah dalam menyampaikan materi ajar dan siswa hanya duduk mendengarkannya. Hal ini membuat pembelajaran menjadi kaku dan kurang menarik. Minat belajar juga menjadi rendah sehingga nantinya akan berpengaruh


(61)

terhadap hasil belajar siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat seharusnya melibatkan keaktifan siswa dan menuntut siswa menemukan konsep sendiri.

Cara untuk mengatasi masalah tersebut, maka diterapkan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining pada proses pembelajaran TIK di kelas XI SMA N 1 Rembang. Metode pembelajaran SFAE merupakan metode pembelajaran dimana siswa belajar mempresentasikan ide/ pendapat pada siswa lainnya. Dalam pelaksanaannya siswa diminta berkelompok untuk membuat bagan/ peta konsep dari materi pelajaran yang telah diterima kemudian mempresentasikannya. Metode ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk bertindak sebagai seorang pengajar dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran terhadap siswa lain. Dengan metode ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

Metode SFAE pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap akhir siklus nantinya akan dilaksanakan penilaian terhadap hasil belajar. Jika hasil belajar siswa setelah dianalisis belum memenuhi indikator ketuntasan belajar maka kekurangan penelitian akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :


(62)

44

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Gambar 2.45 Kerangka Fikir

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka fikir diatas, maka hipotesis penelitiannya sebagai berikut : a. Penerapan metode Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan minat

belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang.

b. Penerapan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan hasil belajar TIK siswa kelas XI SMA N 1 Rembang.

Masalah

Penerapan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE)

SIKLUS I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi

Minat dan hasil belajar dengan menerapan metode pembelajaran Student Facilitator

And Explaining (SFAE)

SIKLUS II 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi


(63)

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus yang dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan penelitian, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus prosedur penelitian ini dapat ditunjukan sebagaimana terlihat pada gambar di bawah.


(64)

46

46


(65)

46

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I meliputi :

a. Perencanaan (Planning)

1. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining. 2. Membentuk kelompok belajar yang dilakukan secara heterogenitas

berdasarkan kemampuan akademis yang dilakukan oleh guru dan peneliti. Satu kelas terdiri dari lima kelompok belajar siswa.

3. Menyiapkan lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa.

4. Menyiapkan soal tes evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diuji cobakan terlebih dahulu. b. Pelaksanaan (Action)

1. Pendahuluan

a) Guru membuka pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa.

b) Guru memotivasi dan menyampaikan materi apa yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a) Guru menyajikan materi format tabel dan gambar.

b) Guru mengelompokan siswa menjadi lima kelompok sesuai dengan yang ada di tahap perencanaan, kemudian mengarahkan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.


(66)

47

d) Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.

e) Guru menjelaskan semua materi yang telah dibahas agar siswa lebih memahami materi.

3. Penutup

a) Guru mengakhiri pembelajaran.

b) Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa. c. Pengamatan (Observation)

Pada tahap ini peneliti mengambil data dari mengamati dan menilai kegiatan yang dilakukan siswa melalui lembar observasi afektif dan psikomotorik selama pembelajaran. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil tes evaluasi siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa setelah proses pembelajaran. Tujuan dari tahap ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar efek tindakan terhadap hasil belajar.

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini, data hasil tes evaluasi dan data lembar observasi dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang sudah dilakukan. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus II.


(67)

Siklus II meliputi :

a. Perencanaan (Planning)

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dengan menerapkan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining.

2. Menyiapkan lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa.

3. Menyiapkan soal tes evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

b. Pelaksanaan (Action) 1. Pendahuluan

a) Guru membuka pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa.

b) Guru memotivasi dan menyampaikan materi apa yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a) Guru menyajikan materi grafik.

b) Setiap kelompok berdiskusi membuat bagan atau peta konsep. c) Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.

d) Guru menjelaskan semua materi yang telah dibahas agar siswa lebih memahami materi.

3. Penutup

a) Guru mengakhiri pembelajaran.


(68)

49

c. Pengamatan (Observation)

Pada tahap ini peneliti mengambil data dari mengamati dan menilai kegiatan yang dilakukan siswa melalui lembar observasi afektif dan psikomotorik selama pembelajaran. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil tes evaluasi siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa setelah proses pembelajaran. Tujuan dari tahap ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar efek tindakan terhadap hasil belajar.

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini, data hasil tes evaluasi dan data lembar observasi dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang sudah dilakukan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Rembang yang beralamat di Jalan Monumen Jendral Soedirman, desa Bantarbarang, kecamatan Rembang, kabupaten Purbalingga.

3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:117), populasi merupakan wilayah generalisasi atas objek/subjek yang


(69)

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI di SMA N 1 Rembang yang terdiri dari tujuh kelas dengan jumlah 179 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Sudjana (2005:6), sampel merupakan sebagian yang diambil dari populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga sampel juga berupa kelas yang diambil dari populasi kelas-kelas yang ada. Alasan pemilihan sampel dikarenakan terlalu banyak kelas dan kelas XI IPA 1 mempunyai kecenderungan yang sangat besar terutama untuk minat dan hasil belajar pada mata pelajaran TIK. Selain itu pemilihan sampel juga melalui pertimbangan dari pihak sekolah dan guru mata pelajaran TIK.

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Kelas Jumlah Siswa Populasi Sampel

XI IPA 1 26 26 26

XI IPA 2 24 24 -

XI IPA 3 24 24 -

XI IPS 1 26 26 -

XI IPS 2 28 28 -

XI IPS 3 25 25 -

XI IPS 4 26 26 -


(70)

51

3.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi (Arikunto, 2006:116). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining (X) sedangkan variabel terikatnya adalah minat belajar (Y1) dan hasil

belajar (Y2).

Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian

3.5 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, diperlukan alat pengumpul data sebagai berikut :

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2009:221).

b. Observasi

Y1

Y2


(71)

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:220).

Metode observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode observasi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa selama pelaksanaan pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar obsevasi.

c. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Daryanto, 2008:35).

Tes diberikan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi akhir pembelajaran. Sebelum soal-soal tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap soal-soal tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. d. Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya (Arikunto, 2010:194). Metode angket digunakan untuk mendapatkan


(72)

53

data mengenai minat belajar siswa kelas XI IPA 1 terhadap mata pelajaran TIK di SMA N 1 Rembang.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Instrumen Penelitian

a. Instrumen Angket Minat Belajar

Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah dengan menjabarkan variabel penelitian. Setiap variabel dalam instrumen, diturunkan beberapa indikator yang secara menyeluruh dapat menjadi tolak ukur dari butir instrumen yang akan digunakan. Setelah indikator disusun maka perlu dikembangkan ke dalam butir-butir instrumen yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan.

Pertanyaan yang disiapkan berjumlah 28 item dan uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Rembang, Purbalingga tahun ajaran 2014/2015.

Dari kisi-kisi instrumen, maka dapat dibuat instrumen penelitiannya. Dalam penelitian ini skor yang diberikan pada masing-masing option dengan menggunakan skala Likert dengan interval skor 1 – 4. Pedoman pemberian skor pada setiap jawaban dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban dan Bobot Skor

Alternatif Jawaban Skor


(73)

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Kadang-kadang (KD) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar

Variabel Indikator Deskripsi Nomor

Soal Jumlah Soal Minat Belajar Perasaan Senang

a. Menerima pelajaran dengan senang

b. Terus menerus belajar c. Menyukai cara mengajar d. Tidak merasa bosan

1,2,3 4,5,6 7,8 9

9

Perhatian a. Memberikan perhatian lebih b. Mau berkonsentrasi

c. Mengikuti penjelasan guru d. Rasa ingin tahu

e. Membuat kenyamanan

10,11 12,13 14 15 16,17 7 Ketertarikan pada Materi dan Guru

a. Tertarik pada materi b. Kesadaran akan manfaat c. Guru favorit

18,19,20 21 22

5 Aktivitas a. Bertanya dan menjawab

pertanyaan

b. Tetap di dalam kelas c. Mencatat penjelasan guru d. Berusaha mencari jawaban atas

permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran 23,24 25 26,27 28 6

Total 28


(74)

55

Menurut Sugiyono (2008:121), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Pengujjian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas empiris.

Pengujian validitas empiris dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis butir, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir (X) terhadap skor total (Y). Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi

Product Moment, dengan persamaan :

(Arikunto, 2010:213) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi Product Moment

N = banyaknya subjek

= jumlah skor tiap butir soal

= jumlah skor total

Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu instrumen dikatakan sahih apabila rxy bernilai positif dan lebih besar dari rtabel,

dengan taraf signifikansi 5% dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien korelasi lebih kecil dari rtabel (Sugiyono, 2010:356). Adapun hasil analisa

validitas butir sebagai berikut :

Tabel 3.4 Validitas Intrumen Minat Belajar


(75)

Valid

2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28

20

Tidak Valid 1, 4, 8, 11, 17, 19,

21, 24 8

2) Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008:121).

Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach, dengan persamaan :

( ) ( )

(Arikunto, 2006:196) Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat


(76)

57

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan reliabilitas instrumen sebesar 0,846. Apabila hasil perhitungan reliabilitas tersebut diinterpretasikan dengan tabel di atas, hasil interpretasinya dalam kategori sangat kuat, maka dapat disimpulkan instrumen ini reliabel.

b. Instrumen Tes Kognitif

Tahap persiapan dalam penyusunan instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membatasi materi yang akan diujikan, yaitu pokok bahasan aplikasi pengolah angka untuk format tabel, gambar dan grafik.

2. Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan 50 soal uji coba instrumen dengan rincian 25 soal untuk siklus I dan 25 soal untuk siklus II.

3. Menentukan jumlah butir soal yang disesuaikan dengan tingkat kesukaran dan waktu mengerjakan soal.

4. Menentukan bentuk soal. Bentuk soal yang digunakan adalah pilihan ganda. 5. Membuat tabel kisi-kisi soal.

Langkah selanjutnya dilakukan uji coba untuk menentukan soal-soal yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik. Hasil uji coba ini kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Instrumen berupa 50 soal pilihan ganda diuji cobakan kepada siswa kelas XI IPA 2 SMA N 1 Rembang yang berjumlah 24 siswa.


(77)

1) Uji Validitas Soal

Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment, dengan persamaan :

(Arikunto, 2010:213) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi Product Moment

N = banyaknya subjek

= jumlah skor tiap butir soal

= jumlah skor total

Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu instrumen dikatakan sahih apabila rxy bernilai positif dan lebih besar dari rtabel,

dengan taraf signifikansi 5% dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien korelasi lebih kecil dari rtabel (Sugiyono, 2010:356). Hasil analisa validitas

butir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus I

Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal

Valid

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25

20

Tidak Valid 6, 10, 15, 16, 24 5


(78)

59

Tabel 3.7 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus II

Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal

Valid

1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23

20

Tidak Valid 4, 18, 19, 24, 25 5

2) Reliabilitas

Dalam penelitian ini reliabilitas tes diuji dengan rumus K-R 20 yang dirumuskan sebagai berikut :

( ) ( )

(Arikunto, 2010:231) Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal Vt = varian total

p =

q = 1 – p

pq = jumlah dari hasil perkalian p dengan q


(79)

( )

(Arikunto, 2010:227) Keterangan :

Vt = varian total

Y = skor siswa N = jumlah siswa

Harga r11 yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan

reliabel.

Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Korelasi

Nilai r11 Keterangan

r11 ≤ 0,2 Sangat rendah

0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah 0,40 ≤ r11 < 0,60 Cukup 0,60 ≤ r11 < 0,80 Tinggi

0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi

Harga r11 dikonsultasikan dengan rtabel Product Moment dengan taraf

signifikan 5%. Jika r11 > rtabel maka perangkat tes dikatakan reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan reliabilitas instrumen siklus I sebesar 0,8302 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sehingga dapat dikatakan reliabel. Sedangkan pada siklus II, didapatkan reliabilitas instrumen sebesar 0,7858 yang termasuk dalam kategori tinggi, sehingga dapat dikatakan reliabel.


(80)

61

3) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Persamaan untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu :

(Arikunto, 2007:208) Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Arikunto (2007:210) mengkriteriakan indeks kesukaran soal (P) sebagai berikut :

0,00 ≤ P≤ 0,30  sukar 0,31 < P≤ 0,70  sedang 0,71 < P≤ 1,00  mudah

Hasil analisa tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus I

Kriteria Nomor Soal

Sukar 2, 3

Sedang 1, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 18, 19, 20, 22, 23, 25


(81)

Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus II

Kriteria Nomor Soal

Sukar 7, 11

Sedang 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 21, 22, 23

Mudah 4, 15, 18, 19, 20, 24, 25

4) Daya Beda Soal

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Persamaan yang digunakan untuk mengetahui daya beda soal yaitu :

(Arikunto, 2007:213-214) Keterangan :

D = indeks daya beda

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA =banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB =banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar


(82)

63

(P sebagai indeks kesukaran)

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

Klasifikasi daya beda soal adalah sebagai berikut :

0,00 ≤ D≤ 0,20  jelek

0,20 < D≤ 0,40  cukup 0,40 < D≤ 0,70  baik

0,70 < D≤ 1,00  sangat baik

Hasil analisa daya beda soal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.11 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus I

Kriteria Nomor Soal

Jelek 6, 10, 15, 16, 24

Cukup 3, 12

Baik 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25

Sangat Baik -

Tabel 3.12 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus II

Kriteria Nomor Soal

Jelek 4, 18, 19, 24, 25

Cukup 7, 9, 10, 21, 22

Baik 1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 23

Sangat Baik -

3.6.2 Analisis Minat dan Hasil Belajar Siswa


(83)

Anas Sudiyono (1996:453) mengemukakan bahwa analisis kecenderungan data dilakukan dengan cara menentukan empat kategori yaitu rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

Tabel 3.13 Pengelompokan Kecenderungan Skor Minat Belajar

Kategori Skor

Rendah X < M – 0,5 SD

Sedang M –0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Tinggi M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD Sangat Tinggi M + 1,5 SD ≤ X

Keterangan :

M (Meanideal) = (skor tertinggi + skor terendah)

SD (Standar Deviasi) = (skor tertinggi - skor terendah)

X = skor yang diperoleh siswa

b. Analisis hasil belajar kognitif siswa

Hasil belajar kognitif siswa diketahui melalui hasil posttest siswa pada tiap akhir siklus. Nilai hasil belajar kognitif siswa dapat diketahui menggunakan persamaan :

(Arikunto, 2007:236) c. Analisis hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa


(84)

65

Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa dinilai melalui lembar observasi. Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan interval 1 – 4. Persamaan yang digunakan yaitu :

(Arikunto, 2007:236) d. Perhitungan nilai rata-rata

Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai rata-rata adalah sebagai berikut :

(Arikunto, 2007:264) e. Perhitungan ketuntasan belajar klasikal

Persamaan yang digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar adalah sebagai berikut :

(Aqib, 2010:41) Keterangan :

P = persentase ketuntasan belajar klasikal S = jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar N = jumlah siswa seluruhnya


(85)

Persamaan yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap peningkatan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

(Wiyanto, 2008:86) Keterangan :

g = besarnya faktor gain

Spre = nilai rata-rata pada siklus I (%)

Spost = nilai rata-rata pada siklus II (%)

Besarnya faktor-g dikategorikan sebagai berikut :

g ≥ 0,7  tinggi

0,3 ≤ g < 0,7  sedang

g < 0,3  rendah

3.7 Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan minat dan hasil belajar siswa secara signifikan jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, baik secara klasikal maupun individu.

Tolak ukur keberhasilan penelitian pada minat belajar dapat diketahui jika minat belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan prosentase mencapai 70% secara klasikal. Sedangkan pada hasil belajar kognitif dapat diketahui jika hasil belajar siswa mencapai 75% secara individu (sesuai KKM TIK di SMA Negeri 1


(86)

67

Rembang, Purbalingga) dan 85% secara klasikal. Hasil belajar afektif dan psikomotorik seorang siswa dapat dikatakan tuntas belajar jika mencapai 75%, baik secara individu maupun secara klasikal (Mulyasa, 2007: 256).


(87)

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Penerapan Student Facilitator and Explaining (SFAE)

Metode pembelajaran SFAE dirancang untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Penelitian pelaksanaan metode pembelajaran SFAE pada materi format tabel, gambar dan grafik dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I membahas tentang format tabel dan gambar sedangkan siklus II membahas mengenai grafik.

Pelaksanaan metode pembelajaran SFAE berpedoman pada RPP yang penyusunannya telah disesuaikan dengan silabus SMA. Selain itu pelaksanaan pembelajaran juga ditunjang oleh lembar observasi afektif, lembar observasi psikomotorik dan soal evaluasi akhir siklus untuk mengetahui perkembangan pemahaman siswa.

Adapun sintaks pembelajaran dengan penerapan metode SFAE dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Guru membuka pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa.

b. Guru memotivasi dan menyampaikan materi apa yang akan dipelajari serta


(88)

68

68

c. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok yang terdiri dari 5 – 6 anggota. d. Guru membagikan materi yang berbeda pada satu kelompok dengan kelompok

yang lain.

e. Setiap kelompok berdiskusi untuk membuat bagan atau peta konsep dari materi. f. Guru membimbing siswa berdiskusi dalam setiap kelompok.

g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

h. Guru menjelaskan materi yang telah dibahas agar siswa lebih mudah memahami. i. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi melalui diskusi kelas. j. Guru mengevaluasi sisa melalui tes evaluasi akhir siklus.

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Student Facilitator and Explaining

dengan langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan hasil belajar, karena siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu juga dapat melatih siswa mengungkapkan pendapatnya serta melatih keberanian siswa dalam berbicara pada saat diskusi.

4.1.2 Hasil Minat Belajar Siswa

Hasil analisis angket minat belajar yang diperoleh siswa pada pretest dan


(89)

Tabel 4.1 Kategori Pretest Minat Belajar Siswa

No Kategori Rentang Skor Jumlah Prosentase

1 Rendah < 45 3 11.5 %

2 Sedang 45 – 54 20 77 %

3 Tinggi 55 – 64 3 11,5 %

4 Sangat Tinggi 65 – 80 0 0 %

Jumlah 26 100 %

Berdasarkan hasil perhitungan skor pretest minat belajar siswa dengan tabel kecenderungan skor minat belajar, termasuk dalam kategori sedang yaitu 51.

Tabel 4.2 Kategori Posttest Minat Belajar Siswa

No Kategori Rentang Skor Jumlah Prosentase

1 Rendah < 45 0 0 %

2 Sedang 45 – 54 5 19,23 %

3 Tinggi 55 – 64 19 73,07 %

4 Sangat Tinggi 65 – 80 2 7,7 %

Jumlah 26 100 %

Berdasarkan hasil perhitungan skor posttest minat belajar siswa dengan tabel kecenderungan skor minat belajar, termasuk dalam kategori tinggi yaitu 61,5. Perbandingan nilai rata-rata untuk skor pretest dan posttest ditampilkan pada grafik berikut :


(90)

70

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Pretest Dan Posttest Minat Belajar

4.1.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil belajar ranah kognitif siswa diukur melalui tes tertulis disetiap akhir siklus yang berbentuk soal pilihan ganda. Hasil analisis tes kognitif yang diperoleh siswa pada siklus I dan II (data dimuat di lampiran 27 dan 28) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa

Aspek Penilaian Data Awal Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi 81 85 100

Nilai terendah 50 65 70

Nilai rata-rata 69,35 78,46 87,31

Ketuntasan klasikal 61,54 % 80,77 % 96,15 %

Gain score - 0,41 (sedang)

51 61.5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 PRETEST POSTTEST S k o r

Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest

Dan Posttest Minat Belajar Siswa


(91)

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan gain score sebesar 0,41 yang termasuk dalam kategori sedang (data dimuat di lampiran 36). Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar ranah kognitif ditampilkan pada grafik berikut :

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif

4.1.4 Hasil Belajar Ranah Afektif

Penilaian hasil belajar afektif meliputi keaktifan siswa, kemandirian, menjadi pendengar yang baik, menghargai pendapat orang lain dan keberanian menyampaikan pendapat. Hasil analisis ranah afektif yang diperoleh siswa pada siklus I dan II (data dimuat di lampiran 30 dan 31) dapat dilihat pada tabel berikut :

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Penilaian Kognitif Nilai ra ta -ra ta

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar

Kognitif

Data Awal Siklus I Siklus II


(92)

72

Tabel 4.4 Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa

Aspek Penilaian Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi 75 85

Nilai terendah 60 75

Nilai rata-rata 69,23 80

Ketuntasan klasikal 61,5 % 100 %

Gain score 0,35 (sedang)

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan gain score sebesar 0,35 yang termasuk dalam kategori sedang (data dimuat di lampiran 36). Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar ranah afektif ditampilkan pada grafik berikut :

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Afektif

60 65 70 75 80 85 Penilaian Afektif Nilai rata -r ata

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar

Afektif

Siklus I Siklus II


(93)

4.1.5 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik

Penilaian hasil belajar psikomotorik meliputi format tabel, membuat tabel/border, menyisipkan dan memodifikasi gambar untuk siklus I sedangkan untuk siklus II meliputi membuat, memodifikasi dan mengganti tipe/jenis grafik. Hasil analisis ranah psikomotorik yang diperoleh siswa pada siklus I dan II (data dimuat di lampiran 34 dan 35) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa

Aspek Penilaian Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi 75 91.67

Nilai terendah 58 75

Nilai rata-rata 68,59 81,41

Ketuntasan klasikal 61,54 % 100 %

Gain score 0,4 (sedang)

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan gain score sebesar 0,4 yang termasuk dalam kategori sedang (data dimuat di lampiran 36). Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar ranah psikomotorik ditampilkan pada grafik berikut :


(94)

74

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hasil Minat Belajar Siswa

Instrumen yang digunakan adalah angket dengan jumlah soal 20 butir dengan skor antara 1 – 4. Dari angket tersebut diperoleh data pretest minat belajar siswa terhadap mata pelajaran TIK dengan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 43, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 59 dan rata-rata sebesar 51. Sedangkan pada data posttest minat belajar, skor terendah yang diperoleh siswa adalah 54, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 68 dan rata-rata sebesar 61,5.

Skor rerata ideal dijadikan kriteria untuk mengetahui kecenderungan skor minat belajar siswa. Skor ideal tertinggi adalah 80 dan skor ideal terendah adalah 20. Sedangkan untuk skor rerata ideal (M) adalah 50 dan simpangan baku ideal sebesar

60 65 70 75 80 85 Penilaian Psikomotorik Nilai rata -r ata

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar

Psikomotorik

Siklus I Siklus II


(95)

10. Pengambilan skor pretest dilakukan sebelum pelajaran dimulai pada siklus I sedangkan pengambilan skor posttest dilakukan setelah pelajaran selesai pada siklus II.

Peningkatan minat belajar siswa yang dianalisis dengan tabel kecenderungan skor minat belajar menunjukan bahwa peningkatannya termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan keberhasilan penerapan metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Yeni Saraswati (2009) bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Student Facilitator and Explaining (SFAE) dapat meningkatkan minat belajar siswa.

4.2.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan. Peningkatan hasil belajar tersebut disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada materi format tabel, gambar dan grafik. Dalam proses pembelajaran, diterapkan metode pembelajaran SFAE dengan membentuk lima kelompok yang beranggotakan 5 – 6 orang. Masing – masing kelompok membuat bagan/peta konsep untuk selanjutnya dipresentasikan.

Pada siklus I, ketuntasan klasikal yang diperoleh belum mencapai nilai optimal dan belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan siswa belum memahami konsep pelaksanaan metode pembelajaran yang diterapkan sehingga siswa belum menguasai materi dengan baik. Sebagian besar siswa juga masih merasa


(1)

172


(2)

(3)

174


(4)

(5)

176

DOKUMENTASI

Kegiatan belajar mengajar Kegiatan belajar mengajar

Siswa membuat peta konsep materi Siswa melakukan diskusi kelompok

Siswa mempresentasikan hasil diskusi Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus


(6)

Peta Konsep Siklus I


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS VIII SMP NURUL ISLAM

1 19 162

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA Penerapan metode Student Facilitator And Explaining (SFAE) sebagai upaya meningkatkam minat belajar siswa dalam pemebelajaran dan hasil belajar IPS E

0 0 17

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DALAM Penerapan metode Student Facilitator And Explaining (SFAE) sebagai upaya meningkatkam minat belajar siswa dalam pemebelajaran dan hasil belajar IPS Ekonomi

0 0 13

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN HASIL Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Karangkonan

0 0 14

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTU MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN HASIL Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Karangkonang

0 0 14

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TEKNIK STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA.

0 3 37

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Pulokulon Ke

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK DI SMA N 1 MERTOYUDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 2 119

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) - repositoryUPI S TE 1005303 Title

0 0 3