Analisis Instrumen Penelitian Metode Analisis Data

data mengenai minat belajar siswa kelas XI IPA 1 terhadap mata pelajaran TIK di SMA N 1 Rembang.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Instrumen Penelitian

a. Instrumen Angket Minat Belajar Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah dengan menjabarkan variabel penelitian. Setiap variabel dalam instrumen, diturunkan beberapa indikator yang secara menyeluruh dapat menjadi tolak ukur dari butir instrumen yang akan digunakan. Setelah indikator disusun maka perlu dikembangkan ke dalam butir-butir instrumen yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Pertanyaan yang disiapkan berjumlah 28 item dan uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Rembang, Purbalingga tahun ajaran 20142015. Dari kisi-kisi instrumen, maka dapat dibuat instrumen penelitiannya. Dalam penelitian ini skor yang diberikan pada masing-masing option dengan menggunakan skala Likert dengan interval skor 1 – 4. Pedoman pemberian skor pada setiap jawaban dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.2 Alternatif Jawaban dan Bobot Skor Alternatif Jawaban Skor Positif Negatif Selalu SL 4 1 Sering SR 3 2 Kadang-kadang KD 2 3 Tidak Pernah TP 1 4 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar Variabel Indikator Deskripsi Nomor Soal Jumlah Soal Minat Belajar Perasaan Senang a. Menerima pelajaran dengan senang b. Terus menerus belajar c. Menyukai cara mengajar d. Tidak merasa bosan 1,2,3 4,5,6 7,8 9 9 Perhatian a. Memberikan perhatian lebih b. Mau berkonsentrasi c. Mengikuti penjelasan guru d. Rasa ingin tahu e. Membuat kenyamanan 10,11 12,13 14 15 16,17 7 Ketertarikan pada Materi dan Guru a. Tertarik pada materi b. Kesadaran akan manfaat c. Guru favorit 18,19,20 21 22 5 Aktivitas a. Bertanya dan menjawab pertanyaan b. Tetap di dalam kelas c. Mencatat penjelasan guru d. Berusaha mencari jawaban atas permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran 23,24 25 26,27 28 6 Total 28 1 Uji Validitas Soal Menurut Sugiyono 2008:121, instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Pengujjian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas empiris. Pengujian validitas empiris dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis butir, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir X terhadap skor total Y. Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment, dengan persamaan : √ Arikunto, 2010:213 Keterangan : r xy = koefisien korelasi Product Moment N = banyaknya subjek = jumlah skor tiap butir soal = jumlah skor total Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu instrumen dikatakan sahih apabila r xy bernilai positif dan lebih besar dari r tabel , dengan taraf signifikansi 5 dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien korelasi lebih kecil dari r tabel Sugiyono, 2010:356. Adapun hasil analisa validitas butir sebagai berikut : Tabel 3.4 Validitas Intrumen Minat Belajar Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal Valid 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28 20 Tidak Valid 1, 4, 8, 11, 17, 19, 21, 24 8 2 Reliabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2008:121. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach, dengan persamaan : Arikunto, 2006:196 Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sugiyono, 2010:231 Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan reliabilitas instrumen sebesar 0,846. Apabila hasil perhitungan reliabilitas tersebut diinterpretasikan dengan tabel di atas, hasil interpretasinya dalam kategori sangat kuat, maka dapat disimpulkan instrumen ini reliabel. b. Instrumen Tes Kognitif Tahap persiapan dalam penyusunan instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Membatasi materi yang akan diujikan, yaitu pokok bahasan aplikasi pengolah angka untuk format tabel, gambar dan grafik. 2. Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan 50 soal uji coba instrumen dengan rincian 25 soal untuk siklus I dan 25 soal untuk siklus II. 3. Menentukan jumlah butir soal yang disesuaikan dengan tingkat kesukaran dan waktu mengerjakan soal. 4. Menentukan bentuk soal. Bentuk soal yang digunakan adalah pilihan ganda. 5. Membuat tabel kisi-kisi soal. Langkah selanjutnya dilakukan uji coba untuk menentukan soal-soal yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik. Hasil uji coba ini kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Instrumen berupa 50 soal pilihan ganda diuji cobakan kepada siswa kelas XI IPA 2 SMA N 1 Rembang yang berjumlah 24 siswa. 1 Uji Validitas Soal Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment, dengan persamaan : √ Arikunto, 2010:213 Keterangan : r xy = koefisien korelasi Product Moment N = banyaknya subjek = jumlah skor tiap butir soal = jumlah skor total Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu instrumen dikatakan sahih apabila r xy bernilai positif dan lebih besar dari r tabel , dengan taraf signifikansi 5 dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien korelasi lebih kecil dari r tabel Sugiyono, 2010:356. Hasil analisa validitas butir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.6 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus I Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25 20 Tidak Valid 6, 10, 15, 16, 24 5 Tabel 3.7 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus II Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23 20 Tidak Valid 4, 18, 19, 24, 25 5 2 Reliabilitas Dalam penelitian ini reliabilitas tes diuji dengan rumus K-R 20 yang dirumuskan sebagai berikut : Arikunto, 2010:231 Keterangan : r 11 = koefisien reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal V t = varian total p = q = 1 – p pq = jumlah dari hasil perkalian p dengan q Untuk menentukan nilai varian total, menggunakan rumus : Arikunto, 2010:227 Keterangan : V t = varian total Y = skor siswa N = jumlah siswa Harga r 11 yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel. Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Korelasi Nilai r 11 Keterangan r 11 ≤ 0,2 Sangat rendah 0,20 ≤ r 11 0,40 Rendah 0,40 ≤ r 11 0,60 Cukup 0,60 ≤ r 11 0,80 Tinggi 0,80 ≤ r 11 ≤ 1,00 Sangat tinggi Harga r 11 dikonsultasikan dengan r tabel Product Moment dengan taraf signifikan 5. Jika r 11 r tabel maka perangkat tes dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan reliabilitas instrumen siklus I sebesar 0,8302 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sehingga dapat dikatakan reliabel. Sedangkan pada siklus II, didapatkan reliabilitas instrumen sebesar 0,7858 yang termasuk dalam kategori tinggi, sehingga dapat dikatakan reliabel. 3 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Persamaan untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu : Arikunto, 2007:208 Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto 2007:210 mengkriteriakan indeks kesukaran soal P sebagai berikut : 0,00 ≤ P ≤ 0,30  sukar 0,31 P ≤ 0,70  sedang 0,71 P ≤ 1,00  mudah Hasil analisa tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus I Kriteria Nomor Soal Sukar 2, 3 Sedang 1, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 18, 19, 20, 22, 23, 25 Mudah 6, 10, 12, 15, 16, 17, 21, 24 Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus II Kriteria Nomor Soal Sukar 7, 11 Sedang 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 21, 22, 23 Mudah 4, 15, 18, 19, 20, 24, 25 4 Daya Beda Soal Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Persamaan yang digunakan untuk mengetahui daya beda soal yaitu : Arikunto, 2007:213-214 Keterangan : D = indeks daya beda J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar P sebagai indeks kesukaran P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar Klasifikasi daya beda soal adalah sebagai berikut : 0,00 ≤ D ≤ 0,20  jelek 0,20 D ≤ 0,40  cukup 0,40 D ≤ 0,70  baik 0,70 D ≤ 1,00  sangat baik Hasil analisa daya beda soal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.11 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus I Kriteria Nomor Soal Jelek 6, 10, 15, 16, 24 Cukup 3, 12 Baik 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25 Sangat Baik - Tabel 3.12 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus II Kriteria Nomor Soal Jelek 4, 18, 19, 24, 25 Cukup 7, 9, 10, 21, 22 Baik 1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 23 Sangat Baik -

3.6.2 Analisis Minat dan Hasil Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS VIII SMP NURUL ISLAM

1 19 162

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA Penerapan metode Student Facilitator And Explaining (SFAE) sebagai upaya meningkatkam minat belajar siswa dalam pemebelajaran dan hasil belajar IPS E

0 0 17

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DALAM Penerapan metode Student Facilitator And Explaining (SFAE) sebagai upaya meningkatkam minat belajar siswa dalam pemebelajaran dan hasil belajar IPS Ekonomi

0 0 13

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN HASIL Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Karangkonan

0 0 14

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTU MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN HASIL Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Karangkonang

0 0 14

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TEKNIK STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA.

0 3 37

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Pulokulon Ke

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK DI SMA N 1 MERTOYUDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 2 119

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) - repositoryUPI S TE 1005303 Title

0 0 3