3.4 Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi Arikunto, 2006:116. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas X dan variabel
terikat Y. Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining X sedangkan variabel terikatnya adalah minat belajar Y
1
dan hasil belajar Y
2
.
Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian
3.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, diperlukan alat pengumpul data sebagai berikut :
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik Sukmadinata, 2009:221. b.
Observasi Y
1
Y
2
X
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung Sukmadinata, 2009:220. Metode observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode observasi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa selama
pelaksanaan pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar obsevasi.
c. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensia, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Daryanto, 2008:35. Tes diberikan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi akhir pembelajaran. Sebelum soal-soal tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif
siswa, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap soal-soal tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.
d. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya Arikunto, 2010:194. Metode angket digunakan untuk mendapatkan
data mengenai minat belajar siswa kelas XI IPA 1 terhadap mata pelajaran TIK di SMA N 1 Rembang.
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Instrumen Penelitian
a. Instrumen Angket Minat Belajar
Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah dengan menjabarkan variabel penelitian. Setiap variabel dalam instrumen, diturunkan beberapa
indikator yang secara menyeluruh dapat menjadi tolak ukur dari butir instrumen yang akan digunakan. Setelah indikator disusun maka perlu dikembangkan ke
dalam butir-butir instrumen yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Pertanyaan yang disiapkan berjumlah 28 item dan uji coba instrumen
dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Rembang, Purbalingga tahun ajaran 20142015.
Dari kisi-kisi instrumen, maka dapat dibuat instrumen penelitiannya. Dalam penelitian ini skor yang diberikan pada masing-masing option dengan
menggunakan skala Likert dengan interval skor 1 – 4. Pedoman pemberian skor
pada setiap jawaban dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.2 Alternatif Jawaban dan Bobot Skor
Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
Selalu SL 4
1 Sering SR
3 2
Kadang-kadang KD 2
3 Tidak Pernah TP
1 4
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar
Variabel Indikator
Deskripsi Nomor
Soal Jumlah
Soal
Minat Belajar
Perasaan Senang
a. Menerima pelajaran dengan
senang b.
Terus menerus belajar c.
Menyukai cara mengajar d.
Tidak merasa bosan 1,2,3
4,5,6 7,8
9 9
Perhatian a.
Memberikan perhatian lebih b.
Mau berkonsentrasi c.
Mengikuti penjelasan guru d.
Rasa ingin tahu e.
Membuat kenyamanan 10,11
12,13 14
15 16,17
7
Ketertarikan pada Materi
dan Guru a.
Tertarik pada materi b.
Kesadaran akan manfaat c.
Guru favorit 18,19,20
21 22
5 Aktivitas
a. Bertanya
dan menjawab
pertanyaan b.
Tetap di dalam kelas c.
Mencatat penjelasan guru d.
Berusaha mencari jawaban atas permasalahan
yang terjadi
dalam pembelajaran 23,24
25 26,27
28
6
Total 28
1 Uji Validitas Soal
Menurut Sugiyono 2008:121, instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Pengujjian
validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas empiris. Pengujian validitas empiris dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis butir, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir X terhadap skor total Y. Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi
Product Moment, dengan persamaan :
√
Arikunto, 2010:213 Keterangan :
r
xy
= koefisien korelasi Product Moment N
= banyaknya subjek = jumlah skor tiap butir soal
= jumlah skor total Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu
instrumen dikatakan sahih apabila r
xy
bernilai positif dan lebih besar dari r
tabel
, dengan taraf signifikansi 5 dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien
korelasi lebih kecil dari r
tabel
Sugiyono, 2010:356. Adapun hasil analisa validitas butir sebagai berikut :
Tabel 3.4 Validitas Intrumen Minat Belajar
Kriteria Nomor Soal
Jumlah Soal
Valid 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10,
12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 25,
26, 27, 28 20
Tidak Valid 1, 4, 8, 11, 17, 19,
21, 24 8
2 Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang
sama Sugiyono, 2008:121. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
teknik koefisien Alpha Cronbach, dengan persamaan :
Arikunto, 2006:196 Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah 0,20
– 0,399 Rendah
0,40 – 0,599
Sedang 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat Sugiyono, 2010:231
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan reliabilitas instrumen sebesar 0,846. Apabila hasil perhitungan reliabilitas tersebut diinterpretasikan
dengan tabel di atas, hasil interpretasinya dalam kategori sangat kuat, maka dapat disimpulkan instrumen ini reliabel.
b. Instrumen Tes Kognitif
Tahap persiapan dalam penyusunan instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membatasi materi yang akan diujikan, yaitu pokok bahasan aplikasi pengolah
angka untuk format tabel, gambar dan grafik. 2.
Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan 50 soal uji coba instrumen dengan rincian 25 soal untuk siklus I dan 25 soal untuk siklus II.
3. Menentukan jumlah butir soal yang disesuaikan dengan tingkat kesukaran dan
waktu mengerjakan soal. 4.
Menentukan bentuk soal. Bentuk soal yang digunakan adalah pilihan ganda. 5.
Membuat tabel kisi-kisi soal. Langkah selanjutnya dilakukan uji coba untuk menentukan soal-soal yang
memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik. Hasil uji coba ini kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya beda soal. Instrumen berupa 50 soal pilihan ganda diuji cobakan kepada siswa kelas XI IPA 2 SMA N 1 Rembang yang berjumlah 24 siswa.
1 Uji Validitas Soal
Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment, dengan persamaan :
√
Arikunto, 2010:213 Keterangan :
r
xy
= koefisien korelasi Product Moment N
= banyaknya subjek = jumlah skor tiap butir soal
= jumlah skor total Kriteria penentuan sahih atau tidaknya setiap butir pertanyaan yaitu
instrumen dikatakan sahih apabila r
xy
bernilai positif dan lebih besar dari r
tabel
, dengan taraf signifikansi 5 dan dikatakan tidak sahih apabila koefisien
korelasi lebih kecil dari r
tabel
Sugiyono, 2010:356. Hasil analisa validitas butir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus I
Kriteria Nomor Soal
Jumlah Soal
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8,
9, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 25 20
Tidak Valid 6, 10, 15, 16, 24
5
Tabel 3.7 Validitas Instrumen Soal Tes Kognitif Siklus II
Kriteria Nomor Soal
Jumlah Soal
Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
20, 21, 22, 23 20
Tidak Valid 4, 18, 19, 24, 25
5
2 Reliabilitas
Dalam penelitian ini reliabilitas tes diuji dengan rumus K-R 20 yang dirumuskan sebagai berikut :
Arikunto, 2010:231 Keterangan :
r
11
= koefisien reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir soal V
t
= varian total p
= q
= 1 – p
pq = jumlah dari hasil perkalian p dengan q
Untuk menentukan nilai varian total, menggunakan rumus :
Arikunto, 2010:227 Keterangan :
V
t
= varian total Y
= skor siswa N
= jumlah siswa Harga r
11
yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel.
Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Nilai r
11
Keterangan
r
11
≤ 0,2 Sangat rendah
0,20 ≤ r
11
0,40 Rendah
0,40 ≤ r
11
0,60 Cukup
0,60 ≤ r
11
0,80 Tinggi
0,80 ≤ r
11
≤ 1,00 Sangat tinggi
Harga r
11
dikonsultasikan dengan r
tabel
Product Moment dengan taraf signifikan 5. Jika r
11
r
tabel
maka perangkat tes dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan reliabilitas instrumen siklus I
sebesar 0,8302 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sehingga dapat dikatakan reliabel. Sedangkan pada siklus II, didapatkan reliabilitas instrumen
sebesar 0,7858 yang termasuk dalam kategori tinggi, sehingga dapat dikatakan reliabel.
3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran difficulty index. Persamaan untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu :
Arikunto, 2007:208 Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Arikunto 2007:210 mengkriteriakan indeks kesukaran soal P sebagai berikut :
0,00 ≤ P ≤ 0,30
sukar 0,31 P
≤ 0,70
sedang 0,71 P
≤ 1,00
mudah Hasil analisa tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus I
Kriteria Nomor Soal
Sukar 2, 3
Sedang 1, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 18, 19, 20, 22, 23, 25
Mudah 6, 10, 12, 15, 16, 17, 21, 24
Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Siklus II
Kriteria Nomor Soal
Sukar 7, 11
Sedang 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 21, 22, 23
Mudah 4, 15, 18, 19, 20, 24, 25
4 Daya Beda Soal
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Persamaan yang digunakan untuk mengetahui daya beda soal yaitu :
Arikunto, 2007:213-214 Keterangan :
D = indeks daya beda
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
P sebagai indeks kesukaran P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar Klasifikasi daya beda soal adalah sebagai berikut :
0,00 ≤ D ≤ 0,20 jelek
0,20 D ≤ 0,40
cukup 0,40 D
≤ 0,70 baik
0,70 D ≤ 1,00
sangat baik Hasil analisa daya beda soal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.11 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus I
Kriteria Nomor Soal
Jelek 6, 10, 15, 16, 24
Cukup 3, 12
Baik 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25
Sangat Baik -
Tabel 3.12 Tingkat Daya Beda Soal Tes Kognitif Siklus II
Kriteria Nomor Soal
Jelek 4, 18, 19, 24, 25
Cukup 7, 9, 10, 21, 22
Baik 1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 23
Sangat Baik -
3.6.2 Analisis Minat dan Hasil Belajar Siswa
a. Analisis Minat Belajar
Anas Sudiyono 1996:453 mengemukakan bahwa analisis kecenderungan data dilakukan dengan cara menentukan empat kategori yaitu rendah, sedang,
tinggi dan sangat tinggi. Tabel 3.13 Pengelompokan Kecenderungan Skor Minat Belajar
Kategori Skor
Rendah X M
– 0,5 SD Sedang
M – 0,5 SD ≤ X M + 0,5 SD
Tinggi M + 0,5 SD ≤ X M + 1,5 SD
Sangat Tinggi M + 1,5 SD ≤ X
Keterangan : M Mean ideal
= skor tertinggi + skor terendah
SD Standar Deviasi =
skor tertinggi - skor terendah X
= skor yang diperoleh siswa b.
Analisis hasil belajar kognitif siswa Hasil belajar kognitif siswa diketahui melalui hasil posttest siswa pada
tiap akhir siklus. Nilai hasil belajar kognitif siswa dapat diketahui menggunakan persamaan :
Arikunto, 2007:236 c.
Analisis hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa
Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa dinilai melalui lembar observasi. Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan interval 1
– 4. Persamaan yang digunakan yaitu :
Arikunto, 2007:236 d.
Perhitungan nilai rata-rata Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai rata-rata adalah
sebagai berikut :
Arikunto, 2007:264 e.
Perhitungan ketuntasan belajar klasikal Persamaan yang digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar adalah
sebagai berikut :
Aqib, 2010:41 Keterangan :
P = persentase ketuntasan belajar klasikal S = jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar
N = jumlah siswa seluruhnya f.
Pengujian terhadap peningkatan hasil belajar siswa
Persamaan yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap peningkatan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :
Wiyanto, 2008:86 Keterangan :
g = besarnya faktor gain
S
pre
= nilai rata-rata pada siklus I S
post
= nilai rata-rata pada siklus II Besarnya faktor-g dikategorikan sebagai berikut :
g ≥ 0,7 tinggi
0,3 ≤ g 0,7 sedang
g 0,3 rendah
3.7 Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan minat dan hasil belajar siswa secara signifikan jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya,
baik secara klasikal maupun individu. Tolak ukur keberhasilan penelitian pada minat belajar dapat diketahui jika
minat belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan prosentase mencapai 70 secara klasikal. Sedangkan pada hasil belajar kognitif dapat diketahui jika hasil
belajar siswa mencapai 75 secara individu sesuai KKM TIK di SMA Negeri 1
Rembang, Purbalingga dan 85 secara klasikal. Hasil belajar afektif dan psikomotorik seorang siswa dapat dikatakan tuntas belajar jika mencapai 75, baik
secara individu
maupun secara
klasikal Mulyasa,
2007: 256.
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Penerapan Student Facilitator and Explaining SFAE
Metode pembelajaran SFAE dirancang untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Penelitian pelaksanaan metode pembelajaran SFAE pada materi format
tabel, gambar dan grafik dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I membahas tentang format tabel dan gambar sedangkan siklus II membahas
mengenai grafik. Pelaksanaan metode pembelajaran SFAE berpedoman pada RPP yang
penyusunannya telah disesuaikan dengan silabus SMA. Selain itu pelaksanaan pembelajaran juga ditunjang oleh lembar observasi afektif, lembar observasi
psikomotorik dan soal evaluasi akhir siklus untuk mengetahui perkembangan pemahaman siswa.
Adapun sintaks pembelajaran dengan penerapan metode SFAE dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Guru membuka pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa.
b. Guru memotivasi dan menyampaikan materi apa yang akan dipelajari serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran.