Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 42 ibu balita 51,9 menyatakan tidak tahu bahwa anak balita harus ditimbang sampai umur 5 lima tahun di posyandu.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Widiastuti 2006 di Denpasar yang menyatakan ibu balita yang tidak mau datang ke posyandu karena tidak mengetahui manfaat posyandu
dan tujuan ibu balita berkunjung ke posyandu untuk memantau perkembangan balitanya
dan mendapatkan makanan tambahan serta dapat berkumpul dengan ibu balita yang lain.
5.1.3. Variabel Sikap
Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa sikap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi dalam penimbangan balita DS di
posyandu ρ=0,0000,05.
Pada saat pengamatan di lapangan, seorang petugas gizi puskesmas menyatakan bahwa ibu yang rajin datang ke posyandu adalah ibu yang memiliki anak hingga usia 3
tiga tahun. Mereka membawa anak untuk imunisasi, menimbang dan mendapat vitamin A, namun jika usia anaknya sudah di atas 3 tiga tahun maka ibu balita
cenderung tidak datang lagi berkunjung ke posyandu. Kader posyandu menyatakan jika ibu balita mendapat informasi bahwa di posyandu akan dibagikan bantuan sembako
misalnya minyak goreng, gula atau yang lain, maka ibu balita akan beramai-ramai datang membawa anaknya ke posyandu. Perilaku seperti ini tidak didasari oleh kesadaran
ibu balita dan tidak akan berlangsung lama karena setelah itu ibu balita tidak datang lagi ke posyandu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rogers dalam Notoatmodjo 2007
yang menyatakan apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long
lasting.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap ibu balita terhadap pemantauan partumbuhan dan perkembangan balita di posyandu termasuk dalam kategori sedang
54,3. Secara teoritis, Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa terbentuknya suatu perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti
subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya
menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui tersebut.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Thaha 1990 di Kotamadya Ujung Pandang yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara sikap ibu balita
terhadap praktik penggunaan posyandu. Berdasarkan hal di atas, maka hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
partisipasi ibu balita dalam penimbangan balita DS di posyandu adalah melaksanakan penyuluhan secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan tentang manfaat dan
tujuan posyandu, manfaat penimbangan balita di posyandu yang dilakukan oleh semua pihak yang terkait baik kader yang sudah dilatih, ibu –ibu PKK maupun petugas
puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Variabel Karakteristik Ibu Balita yang Tidak Berpengaruh Terhadap