13
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh R.Tedjakusuma 2003 : 65 – 73 guna mempengetahui pengaruh beberapa faktor yaitu faktor pendidikan, pendapatan,
harga, kualitas, distribusi dan promosi pada perilaku konsumen dalam pembelian air minuman mineral di kota Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor – faktor pendidikan, pendapatan, harga, kualitas, distribusi dan promosi secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam
pembelian air mineral. Hasil uji parsial menyatakan bahwa harga berpangaruh dominan negatif. Hasil tersebut menunkjukkan bahwa harga memainkan peranan
yang penting dalam peningkatakn pembelian air minum mineral di kota Surabya. Thereisa widyaratna 2001:85-95 dalam penelitiannya analisis kepuasan
dan loyalitas konsumen terhdapa tingkat penjualan, menarik kesimpulan adanya kepuasn cita rasa, harga, dan pelayanan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dari penelitian tersebut didapat bahwa kepuasan dapat dicapai bila konsumen terlebih dahulu membeli dan menikmati apa yang didapat dari produk tersebut.
Hasil uji parsial menyimpulkan bahwa pelayanan merupakan faktor yang paling dominan mempangaruhi tingkat kepuasan kosumen.
B. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Perilaku konsumen adah tiondakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan mengahabiskan produk
14 atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyesuaikan
tindakan ini Setiadi, 2003 :3. Mengembangkan strategi pemasaran yang tepat pemasar harus memahami
apa yang dipikirkan konsumen kognisi, dirasakan efektif, dilakukan perilaku. Kognisi berkenaan dengan kesadaran awareness dan pengetahuan knowledge
akan suatu produk, merek, harga, future, iklan dan lainnya. Afektik berupa rasa suka, senang, puas, gemar, dan lainnya. Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan
92003 ;25 mendefenisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunkan, mengevalusi, dan
mengabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Menurut Kotler dan Amstrong dalam Simamora 2001 :81 menyatakan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian akhir, baik individu maupun
rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi nasional. Dari pengertian – pengeritan tersebut diambil kesimpulan :
a. Perilaku konsumen menyoroti individu dan rumah tangga. b.Perilaku konsumen menyangkut suatu keputusan sebelum pembelian serta
tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk.
c. Mengetahui perilaku meliputi yang dapat diamati seperti jelas yang dapat dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, bagaimana barang yang sudah
dibeli dikonsumsi. Termasuk, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mengevaluasi alternatif, apa yang dirasakan tentang kepemilikan dan
penggunaan produk yang bermacam – macam.
15
2. Faktor – faktor Yang mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipenagruhi oleh faktor – faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah
faktor – faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar – beanr diperhitungkan Setiadi, 2003 :11. Berikut adalah pengaruh dari keempat
faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian ;
a. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan merupakan faktor yang paling lus terhada perilaku konsumen. Kebudayaan dibagi atas :
1. Budaya, merupakan faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku
seseorang. Perilaku manusia diperlajari dari leingkungan sekitarnya, sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perliaku seseorang pada suatu daerah berbeda
dengan orang di lingkungan yang lain. 2.
Sub budaya, terdiri dari kelompok gas agama, daerah geografis, sehingga sub kebudayaan akan memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman
dan situasi hiup yang sama. 3.
Kelas sosial, yaitu susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang
sama. Kels sosial tidak hanya ditentukan pendapatan tetapi juga kombinasi antara pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lainnya.
Melalui masing – masing dari bagian kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut, maka pemasar dapat mencang produk dan program pemasaran yang
dapat disesuikan dengan keadaan masyarakat yang merupakan konsumen.
16
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen yang diperngaruhi faktor sosial seperti, kelompok acuan, keluarga, peran danstatus sosial dari konsumen. Faktor – faktor ini sangat
mempengaruhi tangapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar – benar memperhitungkannya dalam penysun strategis pemasaran.
1. Kelompok rujukan, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh langsung
pengambil keputusan alam sautu keluraga, pemasar dapat dibantu dalam menetapkan strategis pemasaran yagn tepat.
2. Peran dan status sosial, posisi seseorang dalam kelompok dimana dia berada,
didefinisikan dalam peran dan status mereka dalam masyarakat.
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian dipengaruhi juga oleh karakteristik pribadi yaitu usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian
dan konsep diri pembeli. 1.
Usia dan tahap siklus, produk yang dikonsumsi oleh setiap manusia sangat dipengaruhi oleh usia dan tahap sikuls hidup, dan hal ini sangat bermanfaat
bagi pemsar dalam memperhatikan perubahan minat pembelian yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
2. Pekerjaan, pola komsumsi seseorang juga diperngaruhi pekerjannya, pemasar
perlu mengidentifikasikan kelompok pekerjaan yang memiliki masing – masing kebutuhan yang berbeda sesuai dengan pekerjaannya.
3. Keadaan ekonomi, keadaan ekonomi akan sangat mempegaruhi pilihan
produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan
17 tingkat bunga. Bilamana indikator – indikator tersebut mengalami resensi
maka pemasar perlu mencari jalan untuk posisi produk yang ditawarkan. 4.
Gaya hidup, dengan budaya, kelas sosial dan pekerjaan yang berbeda pada setiap orang maka gaya hidup pada orang tersebut juga berbeda. Gaya hidup
menunjukkan pola hidup yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatannya.
Konsep gaya hidup membantu pemsar memahami nilai – nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai tersebut mempengaruhi perilaku kosumen
5. Kepribadian dan konsep diri, kepribadian mengacu kepada karakteristik
psikologis yang unik dari seseorang menimbulkan tanggapan relatif tetap terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk
menganalisis perilaku konsumen bgi piolihan produkl, demikian dengan konsep diri yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya.
d. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yang utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian.
1. Motivasi, banyak kebutuhan pad waktu tertentu tidak cukup kuat memotivasi
seseorang untuk berntindak. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan tersebut telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah
kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk berindak. 2.
Persepsi, seseorang yang memotivasi siap untuk beritndak, tindakan seseorang akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Dua orang dalam
kondisi motivasi yang sama mungkin bertindak secara berbeda – beda karena persepsi mereka yang berbeda.
18 3.
Pembelajaran, yaitu proses perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Kebanyakan perilaku seseorang dihasilkan seseorang melaui
dorongan, rangsangan, isyaratkan, tanggapan dan peringatan. 4.
Kepercayaan dan sikap melaui tindakan proses belajar, seseorang mendapatkan kepercayaan dan sikap kemudian mempengaruhi perilaku
pembelian. Kepercayaan adalah pemikiran yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sikap merupakan perpaduan motivasi, perasan emosional, persepsi,
dan pross kognitif terhadap suatu objek. Sikap adalah cara seseorang berpikir, merasa dan bertindak.
C. Tingkat Keputusan
1. Pengambilan Keputusan
Menurut Davis dalam Syamsu 1995:3 Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas, hal ini berkaitan dengan jawaban atas
pernyataan mengenai apa yang harus dilakukan dan seharusnya mengenai unsur- unsur perencanaan. Pengambilan keputusan merupakan tindakan utnuk
memecahkan persoalan melalui pemilihan alternatif-alternatif. Unsur-unsur pengambilan keputusan meliputi beberapa pilihan yagn tersedia. Hal-hal diluar
kendali pengambil keputusan dan hasil yang diperoleh. Menurut Suryadi dan Ramdhani 2000:14 pengambilan keputusan
merupakan suatu peroses komunikasi dan partisipasi yang terus-menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut merupakan pernyataan yang
disetujui alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan.
19 Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan bentuk
pemilihan altenatif-alternatiff tindakan mungkin dipilih yang prosesnya merupakan mekanisme tertentu. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara
untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model keputusan matematis, yang mencerminkan
hubungan yang terjadi diantara faktor yang terlibat. Menurut Simon dalan Suryadi dan Ramdhani 2005:15 proses
pengambilan keputusan terdiri dari tiga fase, yaitu: a.
Intelligence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendektesian dari lingkup
problem serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
b. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang biasa dilakukan . tahap ini meliputi proses untuk
mengerti masalah, menemukan solusi dan menguji kelayakan solusi. c.
Choice Pada tahap ini merupakan proses pemiluhan diantara berbagai alternatif
tindakan yang meungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Pengambilan Keputusan Pribadi
Menurut Robin dalam Suryadi dan Ramdhani 2000:17 proses pengambilan keputusan pribadi terdiri dari 6 model, yaitu:
20 a.
The Satisfisficing Keberadaan dari the satisfisficing model, pada saat dihadapkan pada masalah
kompleks, pengambilan keputusan berusaha menyederhanakan masalah- masalah yang pelik pada sampai tingkat dimana seseorang siap utnuk
memahaminya. Hal ini dikarenakan secara manusiawi seseorang tidak mungkin memahami dan mencerna semua informasi penting secara optimal.
Di dalam model ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas, yaitu proses penyederhanaan model
dengan mengambil inti masalah yang penting tanpa melibatkan seluruh permasalahn yang konkrit. Faktor-faktor yang menyebabkan rasionalitas
terbatas antara lain informasi itu tidak sempurna, kendala waktu serta keterbatasan seseorang dalam pengambilan keputusan yang rasional
pengamabilan keputusan, disamping dapat menjelaskan mengapa dua orang yagn menggunakan informasi sama bisa menghasilkan keputusan yang
berbeda. b.
The Of Estimizing Decision Making Model Dalam model ini seseorang pengambil keputusan yang penuh keyakinan
berusaha untuk menyusun alternatif-alternatif,memperhitungkan untung-rugi dari setriap alternatif itu terhadap tujuan organisasi, sesudah itu ia
memperkirakan kemingkinan timbulnya bermacam-macam kejadian dikemudian hari dengan mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian
terhadap alternatif yang telah dirumuskan dan menyusunurutan-urutan secara sistematis dan perioritas kemudian mengambil keputusan.
21 c. The Implisit Favorite Model
Favorit model dirancang dalamkaitan dengan keputusan kompleks dan tidak rutin, pada model ini pun menyangkut proses penyederhanaan masalah yang
kompleks oleh individu sebagai pembuat keputusan. Pada awal proses pengambilan keputusan si pengambil keputusan sudah cendrung memilih
alternatif yang dirasakan paling baik, langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kebutuhan untuk mengambil keputusan karena ada masalah. 2. Mengidentifikasi alternatif dan langsung menetapkan pilihan suatu alternatif
menurut preferensinya. 3. Mengidentifikasi alternatif lain.
4. Memilih alternatif yang menjadi pilihan si pengambil keputusan. d. A Front End Approach
Dalam model ini pengambil keputusan mencoba untuk menghindari dan menganalisi masalah secara sistematis. Disini intuisi diberi kekuasaan penuh
untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak dibangun
dari data-data tahun yang lalu e. Back End Approach
Dalam model ini pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan mempercayakan pada analisis rasional utnuk mengidentifikasi dan
mengalokasi bobot nilai kriteria, seperti halnya untuk mengembangkan dan mengevaluasi berbagai alternatif. Pada saat tahap ini seudah
22 dilaksanakan,pengambil keputusan beristirahat satu atau duahari dari kegiatan
keputusan ini sebelum menentukan keputusan akhir.
3. Pengambilan Keputusan Kelompok
Menurut Bodily dalam Suryadi dan Ramdhani 2000:21 model pengambilan keputusan kelompok terdiri dari:
1. Pareto Optimality Perangkat optimal pareto memilih satu alternatif yang tidak didominasi oleh
alternatif lainnya. Kekurangan dari pareto adalah adanya peringkat alternatif yang lengkap yang belum diidentifikasi sehingga setiap individu memperoleh
keuntungan yang beralih dari alternatif non pareto ke alternatif optimal pareto karena pilihan kelompok dimulai jika perangkat pareto telah diidentifikasi.
Pendekatan yang lebih baik adalah terlebih dahulu mengidentifikasikan alternatif optimal pareto. Jika ada beberapa alternatif pareto dibutuhkan
metode lainuntuk memilih satu alternatif. 2. The Nash Bergaining Solution
Salah satu cara memandang masalah keputusan kelompok adalah tawar- menawar bergaining. Nash merumuskan masalah tawar-menawar ini sampai
kepada solusinya. Hasilnya adalah parapelaku harus meningkatkan produk yang bermanfaat bagi mereka masing-masing product individual
utilities.peranan solusi nash tersebut adalah menghitung sejauh mana keuntungan relatif dari suatu tawar-menawar dengan nilai dasar yang akan
berlaku bila tidak ada kesepakatan. 3. Additive Utility
23 Pengambilan keputusan ini didasarkan pada langkah lebih baik mencapai
kebaikan bersama atau kolektif daripada untuk kebaikan individu yang tidak adil, tidak mencapai tujuan bersama yang diharapkan.
4. Pendekatan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat membuat keputusan dengan menggunakan satu atau beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Fakta
Seorang pengambil keputusan yangbekerja keras secarasistematisakan mengumpulkansemua fakta mengenaisuatu masalah danhasilnya adalah
kemungkinan keputusan akanlahir dengan sendirinya.artinya fakta itulah yang akan memberikanpetunjuk keputusan apa yang diambil. Namun sebenarnya
tidak semudah itu.masalahnya, fakta yang ada tidak selamanya jelas danlengkap, bisa saja dua fakta melahirkan keputusan yang bertentangan pada
saat pengambilan keputusan harus dicari jalan keluar yang lain.
b. Pengalaman
Seorang pengambil keputusan harusa dapat memutuskan pertimbangan pengambilan keputusan berdasarkan pengalamannya. Seorang pengambil
keputusan yang sudah berpengalaman tentu lebih matang dalam membuat keputusan daripada pengambil keputusan yang sama sekali belum mempunyai
pengalaman apa-apa.beberapa pendekatan dalam pengambilan keputusan: 1. Rasional Analisis
pengambil keputusan rasional analisis mempertimbangkan semua alternatif dengan segala akibat dan memperhatikan skala pilihan yang pasti
sertamemilih alternatif yangmerupakan hasil maksimum. pendekatan proses
24 pengambilankeputusan rasional memberi perhatian utama antara keputusan
dengan tujuan dan sasaran dari pengambilan keputusan. Suatu keputusan dapat dikatakan rasional jika dapat dijelaskan dan dibenarkan dengan
menaikkannya dengan sasaran dari pengambilan keputusan. Dengan kata lain keputusan itu dibuat untuk memenuhi maksud dari pengambilan keputusan.
Individu sebagai pengambil keputusan akan menyusun urutan-urutan tujuan dan sasaran yang dikehendaki.
2. Defenisi Emosional pengambil keputusan intuitif emosional menyukai kebiasaan dan
pengalaman, perasaan yang mendalam, pemikiran yang relatif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar. Proses ini dapat didorong
oleh naluri,orientasi kreatif dan konfrontasi. 3. Perilaku Politis
Pendekatan pengambilan keputusan perilaku politis dilakukan melalui metode-metode sebagai berikut:
a. Metode tawar-menawar inkrumental b. Metode Mixxed Scanning
c. Metode Agregatif d. Metode keranjang sampah
c. Harga Menurut Konsumen
Persepsi harga merupakan salah satu atribut paling penting yang dievaluasi leh konsumen, dan manajer perlu benar – benar menyadari peran tersebut dalam
pembentukkan sikap konsumen. Dalam situasi tertentu para konsumen sangat
25 sensitif terhadap harga, sehingga harga yagn relatif tinggi dibanding sangat
pesaingnya dapat mengeliminasi produk yang dipertimbangkan konsumen Mowen dan Minor, 2002 : 318. Akan tetapi dalam kasusu lainnya harga dapat
digunakan sebagai indikator pengganti kualitas produk, dengan hasil bahwa harga lebih tinggi dipandang positif oleh segmen pasar tertentu. Kemudian
harga produk dapat membeikan baik pengaruh positif maupun negatif terhadap konsumen. Ini merupakan konsep penting yang harus diingat oleh para manajer.
Ada tujuh dimensi atribut harga, lima negatif dan positif. Pada peran negatif telah ditemukan untuk mempengaruhi orang yang :
1. Sadar nilai value conscious, keadaan dimana konsumen memperhatikan
rasio kualitas produk terhadap harga. 2.
Sadar harga price conscious, keadaan dimana konsumen lebih berfokus pada pembayaran harga yang lebih murah.
3. Penawaran kupon coupon prode, keadaan dimana konsumen menanggapi
tawaran pembelian yang melibatkan kupon. 4.
Penawaran penujualan sale prone, keadaan dimana konsumen menanggapi tawaran pembelian yang melibatkan pengangguran harga sementara.
5. Mavens harga price mavens, keadaan dimana konsumn menjadi sumber
informasi bagi orang lain tentang harga dipasar bisnis. Untuk peran positif, harga dipergunakan untuk mempengaruhi konsumen
pada dua jenis keadaan : 1.
Hubungan harga – mutu, keadaan dimana kosumen menggunakan ahrga sebagai indikator mutu.
26 2.
Sensitivitas prestise, keadaan dimana konsumen membentuk persepsi atribut harga yang menguntungkan berdasarkan sensitivitasnya terhadap persepsi orang
lain dari tanda – tanda yang lebih mahal. Dimensi positif negatif harga menemukan perbedaan individu sejauh mana
orang menanggapi masing – masing dari ketujuh dimensi sesitivitas harga dan menyimpulkan bahwa perbedaan individu tersebut sangat mempengaruhi perilaku
pembelian Mowen dan Minor, 2002: 319. Dapat disimpulkan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti cukup berbeda bagi
masing – masing konsumen, hal tersbut tergantung pada karakteristik kosumen, situasi, dan produk.
Harga memiliki dua peran utama dalam proses pengmbilan keputusan para pembeli yaitu Tjiptono, 1997 ;152
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara pemerolehan manfaat atau utilitas tinggi yang diharapkan berdsarkan daya belinya. Harga dapat membentuk para pembeli
untuk memutuskan cara mengalokasikan cara belinya pda berbagai alternatif yang tersedia, memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen
mengenai foktor – faktor produk seperti kualitas. Hal ini bermanfaat dalam situasi dimana pembeli kesulitan menilai faktor – faktor produkmanfaat
secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
27
d. Pelayanan Menurut Konsumen
Expected sevice merupakan bentuk pelayanan yang diharapkan oleh konsumen Simamora, 2001:180. Konsumen mengharapkan ketika
melakukan transaksi dengan jual maka pelayanan yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas
layanan, yaitu expected service dan perceived servise. Apabila layanan yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas layanan
dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika memalpaui harpan pelanggan, maka kualits layanan dipersepsikan sebagai layanan yang ideal. Sebaliknya bila
layanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas layanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas
tergantung pada kemampuan penyediaan layanan dalam memenuhi harapan kosumen.
D. Pelayanan
Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pohak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun Simamora, 2001 : 172. Produksi layanan dapat berupa fisik maupun tidak.
28 Ada empat katakterisrik layanan yang membedakan dengan barang, yaitu :
a. Intangibility
Artinya layanan tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar sebeluum dibeli. Hasil layanan ini dapat di nilai setelh menikmatinya. Bila pelanggan membeli
layanan maka dia hanya menggunakan, memanfaatkan layanan yang diberlinya, tidak lantas memiliki layanan yang dibelinya.
b. Insparability
Pelayanan yang dijual terlebih dahulu baru diproduksi dan dikonsumsi secara bersama – sama. Dalam hal ini penyedia layanan dan yang mendapatkan
layanan sama – sama berpartisipasi, penyedia layanan dan klien mempengaruhi hasil layanan.
c. Variability
Merupakan layanan yang bersifat sangat variabel. Artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan dan dimana layanan
tersebut dihasilkan d.
Perishability Layanan merupakan komoditas yang tidak tahan dan tidak dapat disimpan.
29
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Pendirian Anshari Motor Medan
Perusahaan mencapai kesuksesan tentulah diperlukan suatu kerja keras agar setiap apa yang menjadi tujuan dalam melaksanakan suatu impian dapat terwujud.
Demikian juga halnya dengan melaksanakan suatu usaha ataupun bisnis tentulah dalam mengembangkannya perlu kerja keras agar usaha yang kita jalankan dapat
berhasil dan terus tumbuh. Bengkel Anshari Motor Medan yang menjadi salah satu bengkel motor yang masih berumur relatif muda di jalan Karya,merupakan
bengkel yang ramai pengunjung di jalan Karya. Usaha ini memiliki sejarah dalam pendiriannya. Bengkel ini berdiri pada
tahun 2002.Bengkel ini berlokasi di jalan Karya No.116 Medan.Pada tahum 2002 bengkel sepeda motor di jalan Karya belum seramai pada saat sekarang.Lokasi
Anshari Motor termasuk strategis karena berada dekat dengan simpang jalan Amir Hamzah.Dengan demikian lebih memungkinkan untuk diketahui oleh pengguna
sepeda motor yang melintas di jalan Karya.
B. Latar Belakang Pendirian
Bengkel Anshari Motor didirikan oleh Bapak Anshari merupakan bengkel yang cepat diketahui oleh pengguna sepeda motor yang melintasi jalan
Karya.Pada awalnya bengkel-bengkel sepeda motor yang berada di jalan Karya cukup berjauhan jaraknya.Dengan alasan demikian Anshari tertarik untuk
membuka usaha bengkel sepeda motor.Banyaknya pengguna sepeda motor yang