Tindak Tutur Representatif Jenis Tindak Tutur Ilokusi yang terdapat dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf

BAB IV TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL TANAH TABU

KARYA ANINDITA S. THAYF

4.1 Jenis Tindak Tutur Ilokusi yang terdapat dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf

4.1.1 Tindak Tutur Representatif

Menurut Yule 2006:92 dinyatakan bahwa tindak tutur representatif merupakan tindak tutur yang menyatakan keyakinan penutur tentang ikhwal realita eksternal. Tindak tutur ini berfungsi memberi tahu orang-orang mengenai sesuatu. Artinya, pada tindak tutur jenis representatif penutur berupaya agar kata-kata atau tuturan yang dihasilkan sesuai dengan realita dunia. Searle dalam Leech, 1993 menyebutkan tindak tutur jenis ini sebagai tidak tutur asertif, yang mengidentifikasikan dari segi semantik karena bersifat proposisional. Selain itu, yang bertanggung jawab terhadap kesatuan hubungan antara kata-kata atau tuturan dengan fakta duniawi terletak pada pihak penutur. Yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur representatif antara lain penegasan, pernyataan, pelaporan, pemerian. Contoh 1. Data Percakapan 2 “Aku masak tumis bunga pepaya. Kau pasti suka kan?” Ujar Mabel tanpa melihatku. Aku mengeluarkan suara senang dan segera berlalu. Aku tidak pernah membuat Mabel-ku marah. Tidak pernah sekalipun…. Tanah Tabu, 12 Konteks : Universitas Sumatera Utara Pada tuturan tersebut percakapan dilakukan oleh Mabel kepada Kwee. Mabel sebagai penutur dan Kwee sebagai mitra tutur. Waktu pertuturan berlangsung ketika Mabel sedang memasak dan tempatnya adalah dapur. Tujuan pertuturan adalah menyampaikan kepada kwee bahwa Mabel sedang memasak tumis bunga pepaya yang disukai oleh Kwee. Bentuk ujaran adalah percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi. Jalur bahasa yang digunakan adalah jalur lisan. Data percakapan tersebut adalah percakapan antara Mabel dan Kwee. Dari percakapan diketahui bahwa reaksi mitra wicara Kwee yaitu diam tetapi menyimak dan berusaha mengerti apa yang diucapkan oleh si pembicara Mabel. Percakapan ini juga memberi kepastian kepada Kwee bahwa dia pasti akan menyukai masakan tumis bunga pepaya yang dimasak oleh Mabel. Dengan menggunakan teknik lanjutan teknik hubungan banding menyamakan yaitu diketahui bahwa partisipan mempunyai persepsi yang sama yaitu tentang tumis bunga pepaya. Oleh karena itu, percakapan tersebut termasuk tindak tutur ilokusi representatif yang berupa pernyataan. Contoh 2. Data Percakapan 3 “Sebab di sekolah itu ada yang namanya Bapak Guru dan Bapak Kepala Sekolah, Kwee. Mereka bisa marah dan menghukum siapa saja yang tidak mematuhi peraturan.”begitu jelas Leksi ketika melihatku mencoba membuntuti langkahnya diam-diam dari belakang. Tanah Tabu, 16 Konteks : Percakapan dalam tuturan tersebut dilakukan oleh Leksi kepada Kwee. Leksi sebagai penutur dan Kwee sebagai mitra tutur pendengar. Percakapan berlangsung di suatu tempat yaitu di tengah jalan yang ramai menuju sekolah Leksi yang dipenuhi oleh lalu-lalang kendaraan. Bentuk ujaran berlangsung dalam percakapan biasa yang Universitas Sumatera Utara berupa percakapan lisan dengan ragam dialek. Percakapan tersebut berhubungan dengan maksud atau topik tentang Bapak Guru dan Bapak Kepala Sekolah yang marah dan menghukum siapa saja yang tidak mematuhi peraturan. Pertuturan tersebut meupakan percakapan yang dilakukan oleh Leksi kepada Kwee. Dari percakapan yang terjadi dapat diketahui bahwa reaksi mitra tutur Kwee yang timbul adalah diam tetapi menyimak dan berusaha mengerti apa yang diucapkan oleh si pembicara yaitu Leksi. Penutur berusaha menyampaikan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan. Leksi berusaha menyampaikan kepada Kwee bahwa dia tidak dapat ikut belajar bersama dengan Leksi di sekolah karena di sekolah ada yang namanya Bapak Guru dan Bapak Kepala Sekolah yang siap memarahi siapa saja yang tidak menuruti peraturan yang dibuat oleh sekolah. Setelah diketahui reaksi mitra tutur selanjutnya dilakukan analisis menggunakan terknik lanjutan yaitu dengan teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa kedua partisipan atau pihak-pihak yang terlibat dalam percakapan mempunyai persepsi yang sama yaitu bahwa di sekolah ada namanya Bapak Guru dan Bapak Kepala Sekolah yang siap menghukum dan memarahi siapa saja yang tidak mematuhi peraturan. Oleh karena itu, dari percakapan tersebut dapat diketahui bahwa percakapan tersebut termasuk tindak tutur ilokusi repsresentatif yang berupa pelaporan. Contoh 3. Data Percakapan 4 “Kau akan pintar membaca, menulis, dan berhitung, Nak. Dengan begitu, tidak ada lagi penjaga warung yang akan mengambil uang gula- gulamu,” ungkap Mabel manis. Tanah Tabu, 17 Konteks : Universitas Sumatera Utara Leksi dan Mabel adalah partisipan dalam percakapan di atas. Penutur adalah Mabel sedangkan Leksi adalah mitra tutur atau pendengar. Tempat berlangsungnya pertuturan adalah rumah dengan situasi saat menyuruh Leksi pergi ke sekolah di mana Leksi sangat tidak suka disuruh untuk pergi ke sekolah. Bentuk ujaran berlangsung dengan percakapan biasa secara lisan dengan ragam dialek yang tidak resmi. Percakapan tersebut berhubungan dengan maksud atau topik tentang manfaat dari bersekolah. Peristiwa yang terjadi adalah peristiwa tentang percakapan yang berlangsung antara Mabel dengan Leksi. Dari percakapan yang berlangsung dapat diketahui bahwa reaksi mitra tutur pendengar adalah diam dengan setia menyimak serta berusaha mengerti apa maksud yang diucapkan oleh si pembicara Mabel. Penutur beusaha menyampaikan segala sesuatu sesuai dengan kenyataan. Mabel berusaha menyimpulkan bahwa dengan bersekolah Leksi akan dapat menjadi anak yang pintar yaitu pintar membaca, menulis dan berhitung sehingga nanti tidak ada lagi penjaga warung yang akan mengambil uang gula-gulanya. Setelah diketahui reaksi dari mitra tutur selajutnya dilakukan teknik hubung banding menyamakan yaitu menyamakan persepsi di antara partisipan yaitu mempunyai persepsi yang sama tentang manfaat dari bersekolah yaitu akan membuat pintar membaca, menulis dan berhitung. Dengan diketahui reaksi dari mitra tutur maka percakapan tersebut termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi representatif yang berupa penyimpulan. Contoh 4. Data Percakapan 11 “Kalau memang hanya itu keinginanmu, Mace, mengapa tidak kaubelikan saja rok abu-abu untukku karena aku sudah punya baju putih. Akan kupakai sekarang juga jadi kau bisa melihatku dengan bangga. Universitas Sumatera Utara Bagaimana? Aku berceloteh ringan sambil terus mengekori langkahnya dari kamar menuju dapur untuk mengambil sarapan. Tanah Tabu, 20 Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah antara Leksi dan Mace. Leksi bersifat sebagai penutur sedangkan Mace Lisbeth ibunya Leksi merupakan mitra tutur atau pendengar. Tempat berlangsungnya pertuturan adalah kamar dengan situasi tidak begitu ramai saat waktu sedang mengambil sarapan. Bentuk ujaran berlangsung dengan percakapan biasa secara lisan dengan ragam dialek yang tidak resmi. Percakapan tersebut berhubungan dengan maksud atau topik tentang keinginan Mace untuk melihat Leksi memakai baju abu-abu yang sering dipakai oleh anak SMA yang sering berpapsan dengannya di pasar. Percakapan dilakukan antara Leksi dengan Mace. Dari percakapan yang berlangsung dapat diketahui reaksi antara mitra wicara pendengar kepada penutur yaitu berkata atau menjawab dengan isi yang bersifat informatif. Penutur dalam hal ini berusaha menyatakan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan. Penutur yaitu Leksi berusaha memerikan keinginannya kepada Mace yang memaksanya untuk sekolah. Akhirnya Leksi memberanikan diri bertanya tentang keinginannya untuk dibelikan saja rok abu-abu itu. Ia ingin tahu apakah Mace akan melihatnya dengan rasa bangga atau tidak. Dengan melihat reaksi dari pendengar selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa persepsi di antara penutur dan mitra tutur adalah sama yaitu keinginan untuk memakai baju putih dan rok abu-abu. Dengan demikian percakapan yang berlangsung tersebut termasuk tindak tutur ilokusi representatif yang berupa pemerian. Universitas Sumatera Utara Contoh 5. Data Percakapan 25 “Semua makanan itulah yang membuatku bisa segemuk ini, walaupun hanya bisa makan keladi, sagu, ubi, atau sesekali daging kalau ada yang berpesta. Karena itu, aku akan bekerja sekeras mungkin untuk membelikanmu roti, keju, dan susu. Sabar saja, Nak. Aku akan membuatmu segemuk dia.” Lalu mata Mabel menatap Kwee dengan pandangan penuh arti. Tanah Tabu, 35 Konteks : Waktu tuturan berlangsung ketika sebelum tidur dengan tempat tuturan adalah kamar. Partisipan atau pihak-pihak yang terlibat dalam tuturan adalah Mabel dan Leksi. Mabel sebagai penutur sedangkan Leksi sebagai mitra tutur. Maksud dan tujuan serta topik pembicaraan adalah tentang makanan yang sering dulu dimakan oleh Mabel sehingga membuat dia gemuk. Bentuk ujaran merupakan percakapan biasa secara lisan dengan ragam dialek yang tidak resmi. Contoh tersebut adalah percakapan yang dilakukan oleh Mabel dan Leksi. Dari prcakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra wicara Leksi yaitu diam dengan menyimak serta berusaha mengerti apa yang diucapkan oleh si penutur Mabel. Penutur berusaha menyakinkan mitra tutur dengan mengucapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Percakapan ini memberi pengertian kepada Leksi tentang jenis makanan yang sulu sering dimakan oleh Mabel yang membuat dia gemuk yaitu roti, keju,dan susu yang membuat Leksi semakin ingin mencicipi makanan tersebut. Dengan menggunakan teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan mempunyai persepsi yang sama yaitu tentang manfaat dari roti, keju dan susu yang dapat membuat gemuk. Oleh karena itu, percakapan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi representatif yang berupa pernyataan. Universitas Sumatera Utara Contoh 6. Data Percakapan 91 “Tapi harga seekor ayam sangat mahal. Seratus ribu untuk seekor ayam kampung,” gumam mace seakan ditujukan kepada dirinya sendiri. Tangannya terus sibuk mengikat sayur. “Ampun Sebegitu mahalkah?” “Memang mahal dari dulu. Apalagi sekarang semua barang de 1 pu 2 harga naik.Tanah Tabu, 80. Konteks : Pertuturan berlangsung di sebuah Pasar. Partisipan dalam percakapan ini adalah Mace dengan seorang pembeliwanita. Mace bertindak sebagai penutur dan pembeli tersebut sebagai pendengar. Pembicaraan tersebut membicarakan tentang kebutuhan rumah tangga yang serba mahal. Bentuk percakapan merupakan percakapan biasa dengan ragam lisan yang tidak resmi dengan ragam dialek. Dari data percakapan di atas dapat diketahui bahwa reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur seorang wanita pembeli adalah berkata dengan isi yang informatif. Penutur berusaha menyampaikan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Wanita tersebut berkata tentang kebutuhan yang serba mahal yaitu dengan berkata Sebegitu mahalkah?. Mace menegaskan bahwa memang mahal dari dulu, seperti harga seekor ayam yaitu seratus ribu. Dengan menggunakan teknik lanjutan hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan dalam hal ni mempunyai persepsi yang sama yaitu harga kebutuhan semua serba mahal. Oleh karena itu, percakapan ini merupakan tindak tutur representatif yang berupa penegasan. Penegasan dalam hal ini adalah penegasan tentang harga kebutuhan yang mahal. 1 dia 2 punya Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Tindak Tutur Komisif