mitra tutur melakukan apa yang diinginkan oleh penutur. Penutur berkeinginan agar mitra tutur melakukan sesuatu yaitu memakan makanan yang telah tersedia di meja.
Penutur meminta supaya Leksi makan dan tidak malu-malu. Dengan mengetahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur dapat diketahui bahwa tindak tutur tersebut
adalah tindak tutur yang berupa permintaan. Dengan menggunakan teknik hubung banding menyamakan yaitu menyamakan persepsi dari partisipan dapat diketahui
bahwa partisipan memiliki persepsi yang sama tentang kelaparan. Dalam hal ini yang mengalami lapar adalah Leksi. Dengan demikian tuturan tersebut termasuk ke dalam
jenis tindak tutur ilokusi direktif yang berupa permintaan.
4.1.4 Tindak Tutur Ekspresif
Yule 2006:93 berpendapat bahwa dalam tindak tutur ekspresif terdapat pernyataan yang menggambarkan apa yang penutur rasakan. Tindak tutur ini
mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis penutur terhadap suatu keadaan, meliputi mengucapkan terima kasih, terkejut, mengucapkan selamat datang,
mengucapkan selamat, gembira, khawatir, sombong dan rasa tidak suka.
Contoh 17. Data Percakapan 121
“Hp?” “Ya, hp. Eh, Mace…. Kau tau dari mana namanya hp?” Tanah Tabu, 92
Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Leksi dan Mace. Leksi sebagai
penutur dan Mace sebagai mitra tutur. Percakapan berlangsung di rumah. Bentuk ujaran adalah percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi. Percakapan
Universitas Sumatera Utara
tersebut membicarakan tentang sebuah benda yang kecil yang bisa dipakai untuk menelepon yaitu Hp Handpone.
Dari percakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang timbul dari mitra tutur adalah berkata dengan isi yang informatif. Percakapan tersebut menggambarkan
perasaan penutur kepada mitra tutur. Penutur terkejut ketika melihat ada orang yang menggunakan benda kecil untuk menelepon. Dia menyampaikan hal tersebut kepada
Mace. Dengan menggunakan teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan mempunyai persepsi yang sama yaitu Mace dan Leksi terkejut
dengan benda kecil yang digunakan untuk menelopon tersebut. Dengan demikian percakapan tersebut termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi ekspresif yang
berupa keterkejutan.
Contoh 18. Data Percakapan 248
“Ngg… tapi, anu. Sekarang Mabel sudah tidak punya kaos itu lagi. Aku sudah memberikannya sebagian kepada Yosi.” Tanah Tabu, 204
Konteks : Percakapan tersebut berlangsung di rumah Karel. Partisipan dalam
percakapan adalah Leksi dan Pace Gerson Ayah Karel. Percakapan tersebut membahas tentang kaos yang diberikan oleh Pace Gerson kepada Mabel. Kaos dari
Partai yang dipimpin oleh Pace Gerson. Pace Gerson sebagai mitra tutur dan Leksi sebagai penutur. Bentuk ujaran adalah percakapan biasa dengan ragam dialek yang
tidak resmi.
Universitas Sumatera Utara
Data percakapan tersebut merupakan percakapan antara Leksi dan Pace Gerson. Dari percakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra
tutur adalah diam tetapi menyimak apa yang diutarakan oleh penutur. Penutur menggambarkan apa yang dirasakannya. Penutur khawatir terhadap perasaan Pace
Gerson jika nanti tahu bahwa kaos yang diberikannya kepada Mabel sudah berkurang, sehingga penutur langsung mengucapkannya dan menyampaikannya
kepada Pace Gerson. Dengan menggunakan teknik lanjutan teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa pelaku tindak tutur dalam percakapan tersebut
memiliki persepsi yang sama yaitu persepsi tentang kaos yag diberikan oleh Pace Gerson kepada Mabel. Dengan mengetahui maksud dari penutur dapat diketahui
bahwa tindak tutur tersebut termasuk ke dalam jenis tidak tutur ilokusi ekspresif yang berupa kekhwatiran.
Contoh 19. Data Percakapan 249
“Siapa? Yosi? Yooo… Yosi si Bocah Bau itu kau bilang? Uhh…” Tanah Tabu, 204
Konteks : Parisipan dalam percakapan tesebut terdiri dari tiga yaitu Leksi, Pace Gerson
dan Karel. Leksi dan Pace
4
Gerson sebagai mitra tutur pendengar, sedangkan Karel sebagai penutur. Percakapan tersebut berlangsung di rumah Karel dan Pace Gerson.
Percakapan berlangsung ketika Leksi di ajak Karel untuk bermain ke rumahnya. Percakapan tersebut membicarakan tentang Kaos yang diberikan oleh Leksi kepada
Yosi. Bentuk ujaran merupakan percakapan biasa dengan dialek yang tidak resmi.
4
Bapak
Universitas Sumatera Utara
Data percakapan tersebut merupakan percakapan yang berlangsung di rumah Karel. Dari data percakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh
mitra tuturLeksi dan Pace Gerson adalah tergerak emosinya pada tuturan yang disampaikan oleh Karel. Tuturan dari penutur menggambarkan perasaannya kepada
mitra tutur pendengar. Penutur mengganggap Yosi adalah Bocah Bau yang tidak pantas untuk menerima kaos yang diterima oleh Mabel dari Ayahnya Pace Gerson.
Dengan menggunakan terknik lanjutan teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan pada data percakapan tersbut memiliki persepsi yang
sama bahwa Karel merupakan orang yang sombong. Dengan demikian dapat diketahui bahwa percakapan tersebut termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi
ekspresif tuturan yang bersifat sombong.
Contoh 20. Data Percakapan 255
“A chacha, Mote. Kau sudah jadi orang kaya rupanya. Punya bos pula. Sudah bisa bagi-bagi uang.” Tanah Tabu, 208
Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Mabel dengan Mote Mama
Pembawa Berita. Percakapan berlangsung di tempat lapak jualan pinang Mabel yang berada di pinggir jalan beraspal. Mabel sebagai penutur dan Mote sebagai mitra
tuturpendengar. Percakapan tersebut membicarakan tentang Pesanan noken Mote yang banyak. Bentuk ujaran merupakan percakapan biasa dengan dialek yang tidak
resmi. Data percakapan tersebut merupakan percakapan antara Mabel dengan Mote.
Dari data percakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra
Universitas Sumatera Utara
tutur adalah berkata dengan isi yang informatif yaitu senang akan kesuksesan yang dialami oleh Mama Pembawa Berita Mote. Dari data percakapan tersebut dapat
diketahui bahwa perasaan penutur sangat gembira akan pesanan noken yang dipesan oleh Mote kepada Mabel, karena Mabel jarang mendapatkan pesanan yang begitu
banyak sebelumnya. Dengan menggunakan teknik lanjutan hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan memiliki persepsi yang sama yaitu
mereka senang jika mendapatkan pesanan noken yang banyak. Dengan demikian tuturan tersebut dapat dimasukkan ke dalam jenis tindak tutur ilokusi ekspresif yang
berupa kegembiraan.
Contoh 21. Data Percakapan 110
“Hati-hati, Karel. Itu mobilnya hantu-hantu” teriak Yosi penuh kengerian. “Ah, tahu apa kau? Diam mo
5
Tanah Tabu, 89
Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Karel dan Yosi. Yosi sebagai
penutur dan Karel sebagai mitra tutur. Percakapan berlangsung ketika Karel menceritakan kisahnya yang pergi bersama ayahnya ke Gunung Suci yang
diceritakan oleh Mabel kepada Leksi. Percakapan tersebut membicarakan tentang perasaan Yosi yang khwatir terhadap Kelakuan Karel. Bentuk ujaran adalah
percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi.
5 lah
Universitas Sumatera Utara
Data percakapan tersebut merupakan percakapan antara Karel dan Yosi. Data percakapan tersebut menggambarkan perasaan penutur yaitu Yosi terhadap Karel.
Karel menceritakan tentang pengalamannya saat pergi ke suatu tempat dengan menggunakan mobil putih besar bersama bapaknya. Yosi sangat khawatir terhadap
Karel karena Yosi mengganggap bahwa mobil yang digunakan oleh Karel dengan ayahnya adalah mobil hantu-hantu. Dengan menggunakan teknik hubung banding
menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan dalam hal ini memiliki persepsi yang sama tentang mobil tersebut. Dengan demikian data percakapan tersebut merupakan
tuturan yang berupa tindak tutur ilokusi ekspresif yang berupa kekhwatiran.
4.2 Fungsi Tindak Tutur Ilokusi