4.2.1 Fungsi Tindak Ilokusi Kompetitif
Fungsi kompetitif adalah tuturan yang tidak bertatakrama discourteous, misalnya meminta pinjaman dengan nada memaksa, sehingga di sini melibatkan
sopan santun. Tujuan ilokusi bersama dengan tujuan sosial. Pada ilokusi yang berfungsi kompetitif ini, sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya
mengurangi ketidak harmonisan; misalnya memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis.
Contoh 22. Data percakapan 95
“Semua pinangmu kuhabiskan ya, Mabel.” Tanah Tabu, 82 Konteks :
Partisipan dalam percakapan tersebut adalah percakapan Mabel dengan Leksi. Mabel sebagai penutur dan Leksi sebagai mitra tutur. Percakapan berlagsung di
pasar. Percakapan tersebut membicarakan tentang makanan yaitu pinang. Data percakapan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi tindak ilokusi yang
terkandung adalah fungsi tindak ilokusi kompetitif yang berupa meminta. Dalam hal ini Leksi meminta agar semua pinang yang diberikan oleh Mabel dihabiskannya. Jadi
fungsi tindak ilokusi kompetitif yang terdapat dalam data percakapan tersebut adalah fungsi kompetitif meminta.
Contoh 23. Data Percakapan 275
“Jangan dirusak itu. Jangan” “Tolong perlakukan Mabel baik-baik, Pak. Dia sudah tua. Tolonglah.”
Tanah Tabu, 221
Universitas Sumatera Utara
Konteks : Data percakpan tersebut berlangsug di tempat pembuatan noken Mabel.
Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Mabel, Mama Kori, dan Pemuda- pemuda yang datang menghancurkan segala pekerjan Mabel. Bentuk percakapan
berupa percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi. Dari data percakapan tersebut dapat diketahui bahwa tuturan tersebut
mengandung fungsi tindak ilokusi yang berupa fungsi tindak ilokusi kompetitif mengemis. Dalam hal ini Mama Kori mengemis agar noken buatan Mabel tidak
dirusak oleh Pemuda yang datang ke tempat pembuatan noken Mabel tersebut. Jadi tuturan tersebut memiliki fungsi tindak ilokusi kompetitif mengemis.
4.2.2 Fungsi Tindak Ilokusi Menyenangkan
Fungsi menyenangkan adalah tuturan yang bertatakrama. Tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial. Pada fungsi ini, sopan santun lebih positif bentuknya
dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah; misalnya menawarkan, mengajak atau mengundang, menyapa, mengucapkan terima kasih, dan
mengucapkan selamat.
Contoh 24. Data Percakapan 108
“Fotonya boleh dimintakah?” “Yoo… ternyata Ade ini bisa bicara. Coba dari tadi.” Tanah Tabu, 88
Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Leksi dengan seorang pemuda.
Leksi sebagai penutur dan pemuda tersebut sebagai mitra tutur. Percakapan tersebut
Universitas Sumatera Utara
membicarakan tentang foto Leksi yang diambil oleh pemuda tersebut dengan menggunakan HP Handpone. Percakapan tersebut berlangsung di tepi jalan besar di
depan deretan ruko. Bentuk ujaran yang digunakan dalam percakapan tersebut adalah percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi.
Dari tuturan yang berlangsung dapat diketahui bahwa fungsi tindak ilokusi kompetitif yang terdapat adalah fungsi kompetitif meminta. Tuturan tersebut
menawarkan apakah foto yang diambil oleh pemuda tadi dapat diberikan kepada Leksi. Tuturan tersebut terdapat pada kalimat fotonya boleh dimintakah?. Dari
tuturan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi tindak ilokusi yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah fungsi kompetitif menawarkan.
Contoh 25. Data Percakapan 98
“Halo, Ade kecil. Panas-panas begini mau ke manakah?” Tanah Tabu, 85
Konteks : Tuturan tersebut dituturkan oleh seorang pemuda kepada Leksi. Pemuda
tersebut sebagai penutur dan Leksi sebagai mitra tutur. Percakapan berlangsung di sebuah jalan besar dengan deretan ruko yang banyak. Bentuk ujaran dalam
percakapan tersebut adalah bentuk percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi.
Dari tuturan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi tindak ilokusi yang terdapat adalah fungsi tindak ilokusi menyenangkan. Fungsi tindak ilokusi
menyenangkan menyapa. Dalam hal ini penutur Pemuda tersebut menyapa Leksi. Tuturan tersebut sangat jelas terdapat dalam kutipan tuturan pada data percakapan
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Tuturan tersebut terdapat pada kalimat Halo, Ade kecil… Dari tuturan tersebut dapat diketahui fungsi tindak ilokusi yang terkandung adalah fungsi tindak
ilokusi menyenangkan menyapa.
Contoh 26. Data Percakapan 153
“Kurasa ia mabuk, Kwee. Sebaiknya kita pergi saja. Nanti kita
dipukulnya.” Tanah Tabu, 129
Konteks: Percakapan tersebut berlangsung di sebuah jalan besar menuju pasar.
Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Leksi dan Kwee. Leksi sebagai penutur dan Kwee sebagai pendengar. Percakapan tersebut membicarakan tentang seorang
pemuda yang sedang mabuk. Bentuk ujaran dalam percakapan tersebut adalah percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi.
Dari tuturan yang terdapat dapat diketahui bahwa fungsi tindak ilokusi yang terdapat adalah tindak ilokusi menyenangkan. Fungsi tindak ilokusi menyenangkan
mengajak. Dalam tuturan ini penutur Leksi mengajak Kwee untuk segera pergi dari tempat di mana pemuda tersebut sedang tidur dengan ditemani oleh botol-botol bekas
minuman beralkohol. Tuturan tersebut terdapat dalam kalimat Kurasa ia mabuk, Kwee. Sebaiknya kita pergi saja…
Contoh 27. Data Percakapan 195
“Mari makan dulu, Mama.” “Terima kasih, Lisbeth.” Tanah Tabu, 151
Konteks :
Universitas Sumatera Utara
Percakapan tersebut adalah percakapan antara Lisbeth dengan Mama Kori. Lisbeth sebagai penutur dan Mama Kori sebagai mitra tutur. Percakapan tersebut
terjadi di rumah saat Lisbeth mengajak Mama Kori untuk makan bersama. Bentuk ujaran adalah percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi.
Dari percakapan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi tindak ilokusi menyenangkan yang terkandung adalah fungsi menyenangkan mengucapkan terima
kasih. Mama Kori mengucapkan terima kasih kepada Lisbeth yang mengajak untuk makan bersama. Jadi dengan demikian tuturan tersebut memiliki fungsi
menyenangkan mengucapkan terima kasih.
4.2.3 Fungsi Tindak Ilokusi Bekerja sama