4.1.2 Tindak Tutur Komisif
Yule 2006 memberi pemahaman bahwa tindak tutur komisif, penutur menindaklanjuti atau memenuhi apa yang dituturkan. Tuturan semacam ini
mengekspresikan apa yang dimaksudkan oleh penutur. Dalam penggunaan tindak tutur komisif, penutur bertanggung jawab atas kebenaran apa yang dituturkan. Leech
1993 mengatakan jenis tindak tutur ini memiliki fungsi menyenangkan. Menyenangkan maksudnya adalah menyenangkan pihak pendengarnya karena dia
tidak mengacu kepada kepentingan penutur. Jenis tindak tutur yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini menurut Yule 2006:94 adalah perjanjian, ancaman,
penolakan dan jaminan .
Contoh 7. Data Percakapan 187
“Kaye hanya sakit panas. Tapi kau tenang saja. Sekarang ada Mama yang mengurus di dalam. Hari ini dia mungkin tidak ke kebun.” Tanah Tabu,
148
Konteks : Partisipan dalam percakapan adalah Leksi degan Yosi. Leksi sebagai mitra
tutur sedangkan Yosi bertindak sebagai penutur. Percakapan tersebut berlangsung sebelum Leksi berangkat sekolah ketika Yosi sedang menyapu halaman. Percakapan
tersebut membicarakan tentang kabar adeknya Yosi yang sedang sakit. Bentuk percakapan adalah percakapan biasa dengan ragam lisan yang tidak resmi.
Dari percakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra wicara Leksi yaitu diam dan menyimak. Penutur menindaklanjuti atau memenuhi
apa yang dituturkan. Tuturan dalam percakapan tersebut mengekspresikan apa yang dimaksudkan oleh penutur yaitu bertanggung jawab atas kebenaran yang dituturkan.
Universitas Sumatera Utara
Penutur berusaha menyenangkan hati mitra tutur Leksi dengan menjamin bahwa adeknya Kaye hanya sakit panas dan ada Mama yang akan mengurusnya sehingga
mereka dapat bermain bersama lagi. Dengan menggunakan teknik lanjutan hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan mempunyai persepsi yang
sama yaitu jaminan bahwa adeknya Yosi tidak apa-apa hanya sakit panas saja. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tindak tutur tersebut termasuk dalam jenis
tindak tutur ilokusi komisif yang berupa jaminan.
Contoh 8. Data Percakapan 188
“Nanti saja kita main lagi kalau Kaye sudah sembuh. Aku yakin, besok dia pasti sudah tidak panas,” begitu janji Yosi sebelum tangis Kaye
memanggilnya kembali ke dalam rumah Tanah Tabu, 148
Konteks : Percakapan tersebut berlangsung ketika adek Yosi Kaye menangis saat dia
dan Leksi sedang bermain bersama. Partisipan dalam percakapan adalah Leksi dengan Yosi. Pembicaraan bermaksud untuk menyampaikan bahwa jika adeknya
Yosi sudah sembuh maka dia bersama Leksi akan bermain lagi bersama. Bentuk percakapan adalah percakapan biasa dengan ragam lisan yang tidak resmi.
Dari percakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra wicara Leksi yaitu diam dan menyimak. Penutur menindaklanjuti atau memenuhi
apa yang dituturkan. Tuturan dalam percakapan tersebut mengekspresikan apa yang dimaksudkan oleh penutur yaitu bertanggung jawab atas kebenaran yang dituturkan.
Penutur berusaha menyenangkan hati mitra tutur Leksi dengan berjanji bahwa jika adeknya Kaye sudah sembuh dan tidak sakit panas lagi maka dia akan bermain
bersama lagi bersama Leksi. Dengan menggunakan teknik lanjutan hubung banding
Universitas Sumatera Utara
menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan mempunyai persepsi yang sama yaitu tentang janji Yosi yang akan bermain bersama lagi jika Kaye sudah sembuh dan
tidak panas lagi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tindak tutur tersebut termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi komisif yang berupa perjajian.
Contoh 9. Data percakapan 193
“Sudahlah, Kori Kau ini. Hentikan cerita itu.” “Ah, tidak-tidak Tidak bisa, Anabel. Cucumu harus tahu sedikit
tentang masa lalu neneknya.” Tanah Tabu, 151
Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Kori dan Anabel Mabel. Kori
sebagai penutur dan Anabel sebagai mitra tutur. Percakapan tersebut membahas tentang kisah pahit yang dialami oleh Anabel pada masa lalu. Bentuk ujaran
merupakan percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi. Dari data percakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh
mitra wicara adalah berkata dengan isi yang informatif serta penutur menindaklanjutin apa yang dituturkan. Penutur bertanggung jawab atas kebenaran
yang dituturkan. Penutur berusaha menyampaikan sesuai dengan kenyataan. Penutur menolak apa yang diinginkan oleh mitra tutur. Dengan menggunakan teknik hubung
banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan memiliki persepsi yang sama yaitu bahwa Kori tetap ingin menyampaikan kisah masa lalu dari Mabel kepada
Leksi cucu Anabel. Dengan demikian dapat diketahui bahwa percakapan tersebut termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi komisif yang berupa penolakan.
Universitas Sumatera Utara
Contoh 10. Data Percakapan 198
“Karena itu, Leksi, berjanjilah kepadaku untuk rajin bersekolah hingga kau kelak menjadi anak pintar yang akan membanggakan Mace
3
dan Mabel-mu. Kau mau?” Tanah Tabu, 163
Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Mama Kori dan Leksi. Mama
Kori sebagai penutur dan Leksi sebagai mitra tutur. Percakapan tersebut membahas tentang kisah pahit yang dialami oleh Anabel pada masa lalu dan nasehat Mama Kori
kepada Leksi agar Leksi rajin belajar. Bentuk ujaran merupakan percakapan biasa dengan ragam dialek yang tidak resmi.
Dari percakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra wicara Leksi yaitu diam dan menyimak. Penutur menindaklanjuti atau memenuhi
apa yang dituturkan. Tuturan dalam percakapan tersebut mengekspresikan apa yang dimaksudkan oleh penutur yaitu bertanggung jawab atas kebenaran yang dituturkan.
Penutur menyampaikan kepada mitra tutur agar berjanji belajar dan bersekolah dengan rajin supaya kelak menjadi anak yang pintar. Dengan menggunakan teknik
lanjutan hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan mempunyai persepsi yang sama yaitu tentang perjanjian antara Leksi dengan Mama Kori yaitu
perjanjian supaya Leksi bersekolah dengan rajin agar bisa membanggakan Mabel dan Mace kelak. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tindak tutur tersebut termasuk
dalam jenis tindak tutur ilokusi komisif yang berupa perjajian.
3
Ibu
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Tindak Tutur Direktif