Tindak Tutur Direktif Jenis Tindak Tutur Ilokusi yang terdapat dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf

4.1.3 Tindak Tutur Direktif

Dalam tindak tutur direktif mengandung hal yang bersifat keinginan pihak penutur kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tindak tutur direktif merupakan ekspresi dari apa yang penutur inginkan Yule, 2006:93. Jenis tindak tutur yang termasuk dalam tindak tutur jenis direktif adalah perintah, permintaan, pemberian saran. Dalam hal ini pendengar bertanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang akan dilakukannya terhadap keinginan penutur. Contoh 11. Data Percakapan 18 “Kalau ada orang yang datang kepadamu dan bilang ia akan membuatmu jadi lebih kaya, bantingkan saja pintu di depan hidungnya. Tapi kalau orang itu bilang ia akan membuatmu lebih pintar dan maju, suruh dia masuk. Kita boleh menolak uang karena bisa saja ada setan yang bersembunyi di situ. Namun hanya orang bodoh yang menolak diberi ilmu cuma-cuma. Ilmu jauh lebih berharga daripada uang, Nak. Ingat itu,” jawab Mabel tatkala kutanya mengapa sikapnya berubah hangat kepada orang-orang itu. Tanah Tabu, 30 Konteks : Percapakan berlangsung di rumah. Partisipan dalam percakapan adalah Mabel dan Leksi. Percakapan tersebut membahas tentang jaminan Mabel kepada Leksi bahwa jika suatu saat nanti ada orang kaya datang untuk membuat Leksi menjadi kaya seharusnya langsung ditolak, tetpi jika ada orang yang ingin membuat Leksi menjadi lebih pintar dan maju, langsung diterima saja. Bentuk percakapan adalah percakapan biasa dengan ragam lisan yang tidak resmi. Percakapan tersebut merupakan percakapan antara Mabel dengan Leksi. Mabel sebagai penuturdan Leksi sebagi mitra tutur. Dari percakapan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur Leksi yaitu diam tetapi Universitas Sumatera Utara menyimak apa yang diucapkan oleh si pembicara serta mitra wicara berusaha mengerti. Penutur berkeinginan agar orang lain melakukan sesuatu yaitu mengharapkan Leksi dapat mengerti bahwa jika nanti ada orang orang kaya yang datang dan berkata membantu untuk menjadi lebih kaya tidak usah dipercayai, tetapi jika suatu saat nanti ada yang menawarkan untuk membuat Leksi menjadi anak yang pintar dan maju langsung diterima saja karena Mabel menjamin bahwa hanya orang bodoh yang menolak diberi ilmu cuma-cuma. Ilmu jauh lebih berharga daripada uang. Dengan menggunakan teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan mempunyai persepsi yang sama yaitu meminta mitra wicara untuk menerima orang yang akan memberikan dia ilmu. Oleh karena itu, percakapan tersebut merupakan tindak tutur ilokusi yang berupa permintaan. Contoh 12. Data Percakapan 141 “Selamat Natal, Anabel.’ “Terima kasih, Nyonya.” “Bukan begitu. Kau harus membalas bilang, ‘Selamat Natal’ juga.” “Baiklah. Selamat Natal juga, Nyonya.” “Sama-sama, Anabel. Sama-sama.” Tanah Tabu, 119 Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Anabel Mabel dan Nyonya Hermine Sepasang suami istri dari Belanda yang menjadikan Mabel sebagai anak piaraan mereka. Percakapan tersebut berlangsung di rumah Nyonya Hermine ketika sedang menyambut perayaan hari Natal. Percakapan tersebut membicarakan tentang ucapan selamat natal. Percakapan berlangsung dengan percakapan biasa dengan ragam lisan yang tidak resmi. Universitas Sumatera Utara Dari percakapan yang berlangsung dapat diketahui bahwa Nyonya Hermine adalah bertindak sebagai penutur dan Anabel Mabel sebagai mitra tutur. Dari percakapan tersebut dapat diketahui rekasi yang ditimbulkan oleh mitra tutur Anabel adalah berkata dengan isi yang informatif. Penutur berharap mitra tutur melakukan sesuatu yaitu berharap Anabel membalas kembali ucapan Selamat Natal yang diutarakannya. Anabel membalasnya kembali. Dengan menggunakan teknik lanjutan teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa kedua partisipan dalam percakapan tersebut memiliki persepsi yang sama yaitu tentang Pemberian saran Nyonya Hermine kepada Anabel untuk kembali mengucapkan selamat Natal juga jika ada yang mengucapkan selamat Natal kepada Anabel Mabel. Dengan demikian, percakapan tersebut termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi direktif yang berupa pemberian saran. Pemberian saran yang dimaksudkan adalah saran tentang mengucapkan selamat Natal kembali kepada orang yang mengucapkan selamat Natal kepada kita. Contoh 13. Data Percakapan 138 “Natal adalah saatnya berbagi cinta kasih” begitu teriak Nyonya Hermine sambil menjadikan kedua tangannya corong,” jadi alangkah baiknya jika Anda membicarakan baik-baik masalah Anda dengan keluarga di rumah.”Tanah Tabu,117 Konteks: Percakapan tersebut berlangsung di pinggir jalan di bawah sebuah pohon pinang tinggi ketika Anabel dan Mabel keluar dari sebuh toko sepatu. Partisipan dalam percakapan adalah Nyonya Hermine dan seorang ibu yang berniat bunuh diri karena malu. Pembicaraan tersebut membicarakan tentang makna hari Natal yang Universitas Sumatera Utara seharusnya penuh kegembiraan dengan melupakan segala masalah yang terjadi. Percakapan berlangsung dengan percakapan biasa dengan ragam lisan yang tidak resmi. Dari tuturan tersebut dapat diketahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur Ibu tersebut adalah menjawab dengan isi yang informatif. Penutur berkeinginan supaya orang lain melakukan sesuatu. Percakapan ini menggambarkan ekspresi dari apa yang penutur inginkan. Penutur menginginkan mitra tutur Ibu tersebut tidak melakukan apa yang ingin dilakukannya, tetapi Ibu tersebut melakukannya. Dengan menggunakan teknik lanjutan teknik hubung banding menyamakan dapat dketahui bahwa partisipan memiliki persepsi yang sama yaitu tentang makna hari Natal. Penutur memberikan saran agar di hari Natal tidak ada keributan yang ada hanyalah kegembiraan. Oleh karena itu, percakapan tersebut merupakan tindak tutur ilokusi direktif yang berupa pemberian saran. Contoh 14. Data Percakapan 139 “Lupakan apa yang kaulihat tadi, Anabel. Kau bisa mimpi buruk nanti,” saran Nyonya Hermine yang selama kejadian menyembuyikan wajah Ann di dadanya. Tanah Tabu, 117-118 Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Nyonya Hermine dan Anabel. Nyonya Hermine sebagai penutur dan Anabel sebagai mitra tutur. Percakapan berlangsung saat mereka menuju sebuah toko bunga. Pembicaraan tersebut membicarakan tentang kejadian yang mereka lihat ketika mereka sedang menuju sebuah toko bunga. Bentuk ujaran dengan percakapan biasa dengan ragam lisan yang tidak resmi. Universitas Sumatera Utara Dari percakapan tersebut dapat diketahui reaksi mitra tutur Anabel yaitu diam tetapi menyimak. Penutur berkeinginan orang lain untuk melakukan sesuatu. Percakapan tersebut merupakan ekspresi dari apa yang penutur inginkan. Penutur memberi saran kepada Anabel agar melupakan kejadian yang mereka lihat di tengah jalan. Dengan menggunakan teknik lanjutan teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa persepsi yang ditimbulkan oleh kedua partisipan adalah sama yaitu tentang memberi saran kepada Anabel agar melupakan kejadian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tindak tutur atau percakapan tersebut merupakan jenis tindak tutur ilokusi direktif yang berupa pemberian saran. Contoh 15. Data Percakapan 143 “Kami rasa pengetahuanmu sekarang ini sudah lebih dari cukup, Anabel. Kau sudah sangat maju dari dirimu yang dulu. Bahkan kalau mau, kau bisa mendapat ilmu yang lebih banyak lagi dari membaca buku. Kau ini anak yang cerdas, Anabel. Cepat tanggap dan mudah menyerap setiap pelajaran dari mana pun asalnya, termasuk buku. Jadi untuk apa bersekolah? Apalagi sekolah kampung seperti yang ada sini. Itu hanya untuk anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis,” jelas Tuan Piet. Tanah Tabu, 122 Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Anabel dan Tuan Piet. Tuan Piet sebagai penutur dan Anabel sebagai mitra tutur. Percakapan tersebut berlangsung saat Anabel Mabel meminta kepada Nyonya Hermine untuk menyekolahkannya. Bentuk ujaran yang digunakan adalah percakapan biasa. Maksud serta tujuan pertuturan adalah tentang keinginan Anabel untuk bersekolah. Jalur bahasa yang digunakan adalah jalur lisan dengan ragam dialek. Dari data percakapan tersebut dapat diketahui bahwa reaksi yang timbul dari mitra wicara adalah diam serta menyimak apa yang diucapkan oleh penutur. Penutur Universitas Sumatera Utara berharap mitra wicara mengikuti apa yang diutarakannya. Pendengar bertanggungjawab untuk menyelesaikan apa yang akan dilakukannya terhadap keinginan penutur. Penutur berkeinginan agar Anabel Mabel tidak perlu bersekolah lagi karena hanya dengan membaca buku Anabel dapat memeroleh ilmu yang lebih banyak lagi. Dalam hal ini penutur memberi saran kepada Anabel bahwa dia adalah anak yang cerdas yang dengan membaca buku dia akan mudah menyerap setiap pelajaran. Dengan menggunakan teknik hubung banding menyamakan dapat diketahui bahwa partisipan yaitu penutur dan mitra tutur memiliki persepsi yang sama yaitu persepsi tentang arti bersekolah dan manfaat dari membaca buku. Dengan mengetahui tujuan dari percakapan tersebut dapat diketahui bahwa percakapan tersebut merupakan tindak tutur ilokusi direktif yang berupa pemberian saran. Contoh 16. Data Percakapan 245 “Ayo dimakan saja. Jangan malu-malu.” Tanah Tabu, 202 Konteks : Partisipan dalam percakapan tersebut adalah ibu Karel serta Leksi. Ibu Karel sebagai penutur dan Leksi sebagai mitra tutur. Percakapan tersebut berlangsung saat Leksi diajak Karel ke rumahnya ketika Leksi baru pulang dari sekolah. Bentuk ujaran yang digunakan adalah percakapan biasa. Maksud serta tujuan pertuturan adalah tentang keinginan dari Orang tua Karel agar Leksi bersedia memakan makanan yang telah tersedia. Dari data percakapan yang berlangsung dapat diketahui bahwa reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur adalah diam serta menyimak. Penutur berkeinginan agar Universitas Sumatera Utara mitra tutur melakukan apa yang diinginkan oleh penutur. Penutur berkeinginan agar mitra tutur melakukan sesuatu yaitu memakan makanan yang telah tersedia di meja. Penutur meminta supaya Leksi makan dan tidak malu-malu. Dengan mengetahui reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur dapat diketahui bahwa tindak tutur tersebut adalah tindak tutur yang berupa permintaan. Dengan menggunakan teknik hubung banding menyamakan yaitu menyamakan persepsi dari partisipan dapat diketahui bahwa partisipan memiliki persepsi yang sama tentang kelaparan. Dalam hal ini yang mengalami lapar adalah Leksi. Dengan demikian tuturan tersebut termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi direktif yang berupa permintaan.

4.1.4 Tindak Tutur Ekspresif