Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: . Metode Pengumpulan Data Informan

61 mempertahankan jumlah penjualan. Seperti perubahan kebijakan pemerintah dalam pemberian subsidi minyak dan penetapan pajak oleh pemerintah . e. Kompetisi Kompetisi merupakan faktor yang berperan penting dalam memmenangkan persaingan, karena kompetisi menyangkut berbagai jenis produk, dimana terjadi persaingan antara PT. Perkebunan Nusantara I hingga PT.Perkebunan Nusantara IIIX dalam hal sehat atau tidaknya suatu perusahaan dimata pemerintah

3.5. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden dengan melakukan wawancara kepada karyawan kantor maneger, karyawan, dan buruh PT Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. Pada umumnya data tersebut bersifat up to date. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti yang berfungsi sebagai bahan pertimbangan dan lebih bersifat historis. 62

3.6 . Metode Pengumpulan Data

a. Pengamatan Dengan melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan operasional dan kinerja PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. b. Wawancara depth interview Wawancara yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen perusahaan dan beberapa karyawan yang menjadi responden penelitian, yang berkaitan dengan strategi pemasaran dan perubahan pasar. c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan rumusan masalah dan karakteristik objek penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah depth interview. Depth Interview adalah “sebuah wawancara yang cukup panjang sekitar 30 menit sampai 1 jam dan tidak terstruktur antara responden dengan seorang pewawancara tersebut dalam diskusi setelah menjabarkan secara umum tema diskusi” Schiffman dan Kanuk, 2000 : 25. 3.7. Prosedur Pengumpulan Data 3.7.1. Pra- Depth Interview Mulyana 2003:182-187 memberikan beberapa saran kepada para peneliti sebelum memulai depth interview, yaitu : 63 1. Menemukan subyek penelitian Untuk menemukan orang yang akan dijadikan subyek penelitian, peneliti harus terjun ke lapangan untuk menemukan orang yang layak untuk diwawancarai. Sejalan dengan proses ini, peneliti dapat meminta rujukan mengenai siapa lagi orang yang mempunyai pengalaman atau karakteristik serupa. Kontak yang baru ini juga menunjukan orang lainnya yang seperti mereka juga, sehingga terjadilah proses bola salju snowball, sampai peneliti memperoleh jumlah sample yang memadai. 2. Menentukan jumlah responden Frey et al. 1992 menyatakan “dalam metode depth interview tidak ada criteria baku mengenai berapa jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh”. Artinya, peneliti tidak menemukan aspek baru dalam fenomena yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti berhenti mewawancara hingga mereka bertindak dan berpikir sebagai anggota – anggota kelompok yang sedang diteliti. Akan tetapi, Douglas 1967 menyatakan “bahwa begitu pewawancara merasa mereka menemukan pandangan yang memadai, mereka harus aktif mencari contoh – contoh yang negative, yaitu kasus – kasus yang tidak sesuai dengan pola – pola yang telah ditemukan sebelumnya”. 3. Variasi Responden Frey et al. 1992 menyebutkan bahwa “pertimbangan terpenting dalam pemilihan sample sebaiknya bervariasi”. Dilihat dari jenis 64 demografisnya, sehingga hasil penelitian tidak menyimpang karena faktor – faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian yang tidak relevan, akan diperkaya oleh orang – orang yang berlainan dalam ciri – ciri tersebut.

3.7.2 Pada saat depth interview

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, Yaitu : 1. Memulai wawancara Mulyana 2003 : 184 menyarankan untuk “memulai wawancara dengan basa – basi ketimuran, namun tetap proposional dan secukupnya. Apa lagi bila responden adalah orang penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas”. 2. Mengajukan pertanyaan a. Mulyana 2003 : 185 mengatakan “untuk memperoleh data secermat mungkin, sebaiknya peneliti memanfaatkan tape recorder. Namun, sebelum menggunakan tape recorder, peneliti harus meminta izin terlebuh dahulu kepada responden”. Hal yang mungkin terjadi adalah responden menjadi gugup ketika menyadari jawabannya direkam, namun biasanya hal ini tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan jalannya wawancara. Keuntungan peneliti bila menggunakan tape recorder adalah : 65 i. Peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap informasi yang diberikan responden karena tidak harus mencatat ataupun menulis seluruh informasi yanf teruca ii. “Data menjadi lebih lengkap dan akurat” Mulyana, 2003:185. b. Pertanyaan dalam depth interview cendrung dimulai dengan kata Tanya bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’. c. Mulyana, 2003:183 mengatakan “peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah ‘percakapan informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang responden rasakan dan pikirkan”. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang akrab dan informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan dalam bahasa daerah, bila diyakini responden akan bersikap lebih terbuka. 3. Pedoman penyelenggaraan wawancara Hill et al dalam Tim, 1986 : 25 - 27 mengembangkan beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan wawancara, yaitu : a. Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan pesan utama pada awal pembicaraan. b. Sikap dan ekspresi vocal yang tepat. c. Saling membuka diri. d. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengana kondisi saat wawancara. e. Memperhitungkan kepentingan dan perspektif penelitian. 66 4. Mengakiri depth interview a. Pertanyaan – pertanyaan yang bersifat pribadi seperti tempat dan tanggal lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya diajukan pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan pertanyaan dalam survey yang umumnya menempatkan pertanyaan – pertanyaan pribadi ini diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah menghindarkan respoden dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin membuatnya malu dan tersinggung sehingga mempengaruhi jawaban atas pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak membatalkan wawancara. b. Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor telpon ataupun email responden. Tujuannya adalah agar memudahkan peneliti untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan.

3.7.3 Pasca depth interview

Mulyana 2003:185 menyarankan “peneliti menyalin hasil wawancara kedalam bentuk tulisan dan memilah – milahnya berdasarkan kategorinya yang relevan, seperti model, hipotesis, atau kerangka teori yang sedang dibangun”. 67

3.8. Informan

Dalam Penelitian ini dibutuhkan informan untuk membantu proses pengumpulan data. Informan tersebut dipilih dengan didasarkan kebutuhan untuk mendukung reliabilitas penelitian. Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Maneger PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru Karakteristik informan tersebut dipilih karena dianggap membantu untuk memberikan informasi tentang bagaimana penerapan strategi pemasaran dalam menghadapi perubahan pasar, teknologi, politik dan kompetisi pada PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. 2. Karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru Karakteristik informan tersebut dipilih karena dianggap membantu untuk memberikan informasi tentang bagaimana penerapan strategi pemasaran dalam menghadapi perubahan pasar, teknologi, politik dan kompetisi pada PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. 3. Buruh PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru Karakteristik informan tersebut dipilih karena dianggap membantu untuk memberikan informasi tentang bagaimana situasi maupun kondisi pekerja di lapangan ketika melakukan aktivitas operasional serta mengetahui seperti apa kompetisi sesungguhnya yang terjadi dilapangan pada PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. Menurut Cooper dan Emory 1996 : 214 “populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan”. 68 Ada dua macam populasi. Pertama, populasi target yang merupakan seluruh unit populasi. Kedua, populasi survey , yang merupakan sub-unit dari populasi target dan selanjutnya jadi populasi penelitian. Sampel adalah sub unit populasi survei atau populasi survei itu sendiri, yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target. Teknik pengambilan sample berdasarkan nonprobability sampling dimana peneliti tidak memperoleh daftar seluruh anggota populasi Danim, 1997 : 93. Pemilihan sample dari populasi ini bersifat tidak acak. “Pengetahuan pribadi dan opini digunakan sebagai dasar pemilihan sample sehingga tidak semua elemen populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih” Siagian dan Sugiarto, 2000 : 116. Cara penarikan sample penelitian adalah convenienve sampling kadang disebut juga sebagai accidental samples karena objek yang menjadi sample didapatkan secara accident, dimana mereka secara tidak sengaja sedang berada ditempat dilakukannya penelitian Churchill, 1991:34. Menurut Emory 1996:244 untuk pengambilan sample nonprobalilitas yang tidak terbatas, maka tipe sample yang bisa digunakan adalah convenience sample. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dan manejer pemasaran PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. Sedangkan populasi survey yang menjadi sample adalah buruh dan karyawan PT. Perkebunan V Kota Pekanbaru yang sedang berada dilokasi penelitian. Berdasarkan pertimbangan rumusan masalah dan metode pelaksana depth interview, maka jumlah responden yang akan diwawancarai antara 15 hingga 20. 69

3.9 Teknik Analisis