86
Table 4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN KARYAWAN DAN BURUH TETAP
BERDASARKAN JENIS KELAMIN, UMUR, PEKERJAANJABATAN, DAN TAHUN BERGABUNG
Sumber: Data Primer No
Kategori Data Demografi Jumlah Presentase
1 Jenis Kelamin
a. Laki – Laki 19
95 b. Wanita
1 5
2 Umur
a. 26 Tahun b. 26 - 35 tahun
10 50
c. 36 - 45 tahun 8
40 d. 45 tahun
2 10
3 Tingkat Pendidikan
a. SD b. SMP
c. SMA 7
35 d. Diploma
e. Sarjana S1 10
50 f. Pasca Sarjana S2-S3
3 15
4 Jenis Jabatan Pekerjaan
a. Buruhpekerja tetap 8
40 b. Karyawan
7 35
c. Staf Manejer 3
15 d.Manejer bagian
2 10
5 Tahun Bergabung
1980 – 1985 1
5 1986 – 1990
1991 – 1995 6
30 1996 -2000
3 15
2001 – 2005 3
15 2006 – 2010
7 35
87
Tabel 4.2. Menunjukkan bahwa dari 22 pekerja PT.Perkebunan Nasional V Kota Pekanbaru yang menjadi responden penelitian ini, sebanyak 19 orang atau
95 adalah laki – laki, dan 1 orang 5 adalah wanita. Berdasarkan usia 10 orang atau 50 responden adalah 26 – 35 tahun, 8
orang atau 40 adalah 36 – 34 tahun, 2 orang atau 10 adalah lebih dari 45 tahun.
Dalam hal tingkat pendidikan, 7 orang atau 35 responden berpendidikan SMA, 10 orang atau 50 responden berpendidikan sarjana, dan 3 orang atau 15
responden berpendidikan pasca sarjana. Berdasarkan jenis jabatan pekerjaan, sebanyak 8 orang atau 50
responden sebagai buruh tetap, 7 orang atau 35 responden sebagai karyawan tetap, 3 orang atau 20 responden sebagai staff manajer, dan 2 orang atau 15
responden sebagai manejer bagian. Berdasarkan tahun masuknya pekerja, sebanyak 1 orang atau 15
responden masuk bekerja pada tahun 1980 – 1985, sebanyak 6 orang atau 15 responden masuk bekerja pada tahun 1991 – 1995, sebanyak 3 orang atau 15
responden masuk bekerja pada tahun 1996 – 2000, sebanyak 3 orang atau 15 responden masuk pada tahun 2001 – 2005, dan sebanyak 7 orang atau 35
responden masuk pada tahun 2006 – 2007.
88
4.2.1. Analisis Elemen Strategi Pemasaran Product, Place, Promotion, dan Price dalam Menghadapi Perubahan Pasar, Kompetisi, Teknologi dan
Politik
Elemen Strategi pemasaran dalam menghadapi perubahan teknologi, politik, kompetisi dan pasar dapat dijabarkan menjadi :
Gambar 4.4 Elemen Strategi Pemasaran dan Perubahan Teknologi, Politik, Kompetisi dan Pasar
Untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai elemen-elemen strategi pemasaran dalam menghadapi perubahan pasar, kompetisi, teknologi dan politik
pada PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. Berdasarkan in-depth interview dengan staf manager beserta pekerja karyawan tetap PKT atau yang
disebut dengan buruh, pada PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. Maka
89
penerapan elemen strategi pemasaran PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru dapat dijabarkan sebagai berikut.
4.2.1.1.Product Produk 4.2.1.1.1 Akibat perubahan teknologi
Hal-hal yang dilakukan perusahaan terhadap teknologi dalam melakukan inovasi-inovasi dan ide untuk mengimprovisasi produk tidak banyak, perusahaan
lebih berfokus pada pemeliharaan dan perbaikan terhadap mesin-mesin yang ada saat ini. Perusahaan lebih berfokus pada maximalisasi tandan buah segar TBS
agar memiliki rendemen mutu yang baik dengan kualifikasi berat TBS diatas 5kgtandan dan tidak melakukan proses produksi terhadap buah yang sudah
berondolan. Hal tersebut dikarenakan mampu mempengaruhi kualitas atau rendemen
CPO baik dari sisi kadar air, kadar kotoran dan lemak nabati LB. Dalam skema proses produksi perusahaan membutuhkan waktu 7 hingga 8 jam agar
menghasilkan 8 ton CPO dengan pengorbanan 30 ton tandan buah segar TBS. Oleh karna itu sejak tahun 1994 disaat PT. Perkebunan Nusantara V dikonsolidasi
tidak ada perubahan proses produksi dalam hal ini teknologi yang berubah. Perusahaan hanya melakukan reparasi atau service terhadap mesin-mesin tersebut.
Hal senada di ungkapkan bapak nugroho selaku staf maneger pemasaran urusan CPO PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. yang mengatakan “
Bahkan sejak bapak saya kerja disini sebagai salah satu pendiri PTP. Nusantara
90
mesin-mesin produksi itu tidak pernah diganti-ganti”. Bahkan dia bertanya “adek tau PT. Astra? Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang memiliki teknologi
proses produksi tercanggih di Indonesia. Namun, sebenarnya teknologi proses produksi tidak mempengaruhi rendemen CPO namun bahan bakulah yang
mempengaruhi rendemen CPO. Hal senada diungkapkan bapak suparman yang mengatakan “teknologi kita nggak pernah berubah dari dulu sampai sekarang tapi
itu tidak mempengaruhi rendemen CPO dan satu-satunya yang mampu mempengaruhi rendemen CPO hanyalah bahan baku TBS dan jadwal
pemupukan”.
A .Peta Pemupukan
Peta pemupukan sangat penting untuk melihat perkembangan dari kegiatan pemupukan. Dengan peta pemupukan akan terlihat di blok mana saja yang sudah
terpupuk dan diblok mana yang belum terpupuk. Peta pemupukan berasal dari peta divisi dimana bila selesai pemupukan maka peta tersebut diisi dengan
menggunakan stabilo sesuai blok yang dipupuk pada hari itu. Dari peta pemupukan maka asisten bisa merencanakan kapan kegiatan ini selesai dilakukan.
B. Persiapan Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti kebersihan piringan dan pasar pikul, ketersediaan tenaga kerja,
ketersediaan pupuk, ketersediaan alat dan transportasi.
91
C. Waktu Pemupukan
Waktu pemupukan ditentukan oleh iklim terutama curah hujan. Selain itu juga ditentukan oleh sifat fisik tanah, pengadaan pupuk, serta sifat sinergis dan
antagonis antar unsur hara. Pemupukan semester pertama dilakukan pada bulan FebruariMaret untuk pupuk Urea, KCl, dan RP serta bulan AprilMei untuk
pupuk Kieserit dan HGF-Borat, sedangkan semester kedua dilakukan pada bulan AgustusSeptember. Pemupukan semester kedua khusus untuk pemupukan sisa
pupuk Urea dan KCl pada semester pertama.
D. Hubungan Pemupukan dan Produktivitas Tanaman
Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman sehingga produktivitas yang dihasilkan optimal. Pemupukan
yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahan. Untuk mencapai produktivitas yang optimal
maka harus memperhatikan konsep 4 T yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat.
Menurut Suwandi et al. 2000, pemupukan dilakukan dengan penyebaran secara merata pada lingkaran batang yaitu antara 1 – 3 m dari batang pokok.
Radius tersebut diperhitungkan dari kenyataan bahwa sebaran akar yang optimal mendominasi lingkar batang dengan radius 1–3 m dari pokok. Selain itu,
penurunan produktivitas juga disebabkan oleh kondisi tanaman yang mengalami defisisensi hara. Bila tanaman terkena defisiensi hara maka daun tidak bisa
92
melakukan fotosintesis secara optimal sehingga produktivitas tanaman menjadi rendah.
Gambar 4.2 Skema Proses Produksi Sumber: Pabrik Kelapa Sawit Sei Galuh Sei Galuh
93
4.2.1.1.2 Akibat Perubahan Kompetisi
Perubahan-perubahan kompetisi yang semakin dinamis dan kompetitif semakin terlihat ketika dari segi kualitas, harga, dan bahan bakunya yang baik,
dapat mempegaruhi pasar dan perilaku pelanggan terhadap perusahaan. Sejak era 1999 perusahaan membangun program Coporate Social Responsibilitynya CSR
dengan menggunakan program transmigrasi dari masyarakat Prov. Sumatera Utara dan Pulau Jawa untuk bekerja di wilayah Prov. Riau dan sekitarnya, dengan
memberikan kredit perkebunan kelapa sawit seluas 2 Ha. Dengan syarat, menjual TBS mereka pada PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru, hingga
Perkebunan tersebut ingin dijual kembali oleh pemiliknya. Namun kenyataannya, setelah kredit terlunasi pihak ke 3 rakyat sekitar
tidak menjual TBS mereka pada PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. Hingga saat ini Perusahaan sedang melakukakan upaya untuk melakukan
pendekatan kepada pihak ke 3 dalam bentuk pemenuhan kebutuhan perlatan perkebunan dan aktivitas-aktivitas pertanian seperti replanting, penanaman,
pembibitan maupun pemeliharaan dalam bentuk kemitraan. Hal serupa dinyatakan oleh bapak joko selaku kepala pembukuan Strategi
Unit Bussines SBU Sei Galuh “bahwa kita sudah berusaha membantu ekonomi mereka, namun mereka berbuat tidak sebaliknya. Mereka menjual TBS-TBS
tersebut kepada pihak swasta untuk diproses menjadi CPO. Tentu ini akan menjadi boomerang bagi kita, kita tidak mendapatkan bahan baku yg memiliki
kuantitas yang banyak serta qualitas yang baik. Karenakan lahan-lahan mereka
94
yang kita berikan itu struktur tanahnya, bibit-bibitnya juga bagus, tapi buahnya tidak dijual kepada kita. Itu menjadi sebuah kerugian agi kita sendiri.”
4.2.1.1.3 Akibat Perubahan Pasar
Hasil dari pembahasan bersama bapak nugroho selaku staf manejer urusan CPO PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. Mengungkapkan bahwa
“produk perusahaan sangat mendukung perubahan pasar yang terjadi walupun tidak signifikan, Karna sebenarnya yang mempengaruhi adalah bahan bakunya
dan bahan baku mengacu pada pasar, cuaca dan pemupukan”. Sementara ini prospek minyak sawit dunia triwulan IV2011 diprakirakan melemah dengan tren
pergerakan harga berfluktuatif menurun. Hal ini dipengaruhi karna adanya peningkatan produksi mengingat, para pekerja buruh kembali bekerja seperti
biasa setelah libur panjang selama bulan puasa, disamping faktor cuaca yang membaik setelah sebelumnya dilanda kemarau panjang.
Disisi lain permintaan minyak nabati untuk memenuhi kebutuhan konsumsi menjelang liburan natal dan tahun baru mengalami peningkatan.
Menurut bapak rimra warman selaku asisten pengendalian mutu pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Pagar PKS Sei Pagar “Dalam proses produksi, dari dulu
sampai sekarang emang nggak ada melakukan inovasi, karna yang kita kelola inikan buah dari pohon kelapa sawit. Hasil pengelolaannya kalo tidak minyak
sawit ya inti sawit yang menjadi palm kernel oil PKO dan palm kernel mill PKM. Kalo mau berkembang ya kita musti melakukan perubahan ke industri
95
hulu, baru kita bisa maju. Nah yang penting penjadwalan pemupukannya, bibitnya, dan cuaca tentunya. Makanya kita musti tau dulu product knowledge.”.
Sumber : ptpn5.com Table 4.3 Pangsa Produksi dan Konsumsi Minyak
96
4.2.1.1.4 Akibat Perubahan Politik
Kadar ALB dari CPO yang diterima dipasaran yakni antara 2,45-3,5 persen, kadar air dan kotoran adalah antara 0,1 0,4 dengan rendemen antara
20 -25, sehingga perusahaan PT. Perkebunan Nusantara V mempunyai target ALB sebesar 2,6 , kadar air dan kotoran sebesar 0,1 dan rendemen 21 agar
produknya mempunyai daya saing yang tinggi dipasaran dan mendapatkan harga yang baik sehingga mendapat keuntungan yang besar bagi perusahaan.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit memberikan pengaruh positif maupun negative terhadap lingkungan social dan ekologi, seperti meningkatkan
perekonomian masyarakat dan menambah devisa Negara dari ekspor CPO Crude Palm Oil ke Negara China, Uni Erofa, Amerika, India. Ekspor CPO Indonesia
tahun 2011 volumenya 16.5 juta ton,untuk tahun 2012 prediksi naik 8 menjadi 17.5 hingga 18 juta ton.
Pemerintah menetapkan pajak ekspor minyak sawit mentah untuk bulan Mei 2011 sebesar 17,5 persen. Angka itu turun sekitar 22 persen dibandingkan
pajak ekspor minyak sawit mentah bulan April 2011, yakni 22,5 persen. Penurunan pajak mengikuti penurunan harga minyak mentah sawit. Contoh Harga
referensi CPO bulan Mei 2011 sebesar 1.145,05 dollar AS per metrik ton, sementara pada bulan April tercatat 1.207,53 dollar AS per metrik
ton.cifRoterdam-Belanda. Sepanjang bulan Maret, pajak ekspor CPO masih tinggi, yakni 25 persen. Diperkirakan tren penurunan harga masih akan terus
berlanjut.
97
Untuk ketahui Crude palm oil CPO, minyak sawit mentah dan turunannya dari Indonesia tidak boleh diperdagangkan di negaranya Paman Sam
Per 28 Januari 2012, Amerika mengeluarkan keputusan melalui notifikasinya bahwa crude dinilai tidak ramah lingkungan.terutama Pengolahan CPO oleh
Pabrik kelapa Sawit PKS masih di temukanya Pabrik PKS tidak peduli pembuangan limbah,cerobong apa mengeluarkan asap menghitam. faktor tumpah
tindih lahan perkebunan rakyat dengan perusahaan swasta bisa menimbulkan konflik antar masyarakat tempatan. ekspansi pembukaan lahan perkebunan oleh
perusahaan raksasa kelapa sawit telah menghancurkan eksosistem ,deforestasi hutan,juga kehilangan keanekaragaman hayati dan fauna serta plasma nutfah.
Pembersihan lahan hutan land clearing untuk perkebunan kelapa sawit dengan cara membakar menghabiskan biaya ekonomi,social,ekologi,juga
berdampak terhadap kesehatan manusia asap kabut dari pembakaran lahan itu.menimbulkan ispa penyakit saluran Pernapasan akibat asap kabut.
Perkebunan kelapa sawit mengakibatkan hilang sumber air sehingga memicu kekeringan,peningkatan suhu dan gas rumah kaca mendorong terjadinya bencana
alam.
98
4.2.1.2 Price Harga
4.2.1.2.1 Akibat perubahan Teknologi
Ditemukan di Pabrik Kelapa Sawit Sei galuh PKS Sei Galuh dan Pabrik Kelapa Sawit Sei Pagar PKS Sei Pagar, bahwa tidak ada perbahan teknologi
yang signifigan sejak dilakukannnya konsolidasi antara PTP. Nusantara II, PTP. Nusantara IV dan PTP. Nusantara V. Namun menurut bapak Suparman selaku
kepala bagian manejemen pengendalian mutu di Pabrik Kelapa Sawit Sei Pagar PKS Sei Pagar dengan nada rendah iya menceritakan “saya rasa dalam
perubahan teknologi antara yang dulu dengan yang sekarang ini tidak mempengaruhi harga, sebaliknya yang mampu mengendalikan harga ini justru
pasar seperti permintaan, penawaran, tingkat konsumsi dan persediaan,sambung pak nugroho ditempat yang berbeda.
4.2.1.2.2 Akibat Perubahan Kompetisi
Ternyata pelayanan mempengaruhi harga dalam mempengaruhi penjualan CPO dan pembelian tandan buah segar TBS. Bapak jarwo selaku kepala urusan
CPO kantor pusat menceritakan “Sejak terlunasinya kredit rakyat atas perkebunan yang diberikan, seluas 2 Ha. Rakyat sekitar Pihak ke 3 tidak lagi
mau menjual TBS nya kepada PT. Perkebunan Nusantara V. Karna PT. Perkebunan Nusantara V hanya mampu membeli TBS rakyat dengan harga yang
rendah di bandingkan perusahaan-perusahaan swasta. Jelas hal tersebut dikarenakan jumlah karyawan kita terlalu banyak, ya alokasinya jadi lebih kecil.
99
Sementara itu jika kita perhatikan perusahaan swasta, jumlah karyawan mereka sedikit tentu mereka mampu membeli TBS dengan harga mahal”.
Diwaktu yang berbeda bapak saragih selaku kepala pembukuan di Pabrik Kelapa Sawit Sei Pagar menceritakan dengan nada yang tinggi dan tegas “karena
itu kita sekarang sedang melakukan pendekatan terhadap pihak ke-3. Agar mereka mau mejual TBS nya kepada kita dengan memberikan “fasilitas” peralatan-
peralatan perkebunan. Apa lagi kebun mereka itukan membutuhkan replanting jika usianya sudah tua, jadi mereka masih membutuhkan kita ”.
Dari produk turunan TBS kita akan mengenal minyak sawit yang disebut dengan Palm Kernel Oil PKO dan Palm Kernel Mill PKM. Ditemukan bahwa
perusahaan memiliki lembaga instansi yang dipercaya untuk menjadi salah satu faktor dalam menentukan strategi harga untuk melakukan expor yaitu Malaysia
Derivative Exchange MDEx dan CPO CIF Rotterdam yang merupakan pasar modal dan investasi dengan tiga segmen yang berbeda yaitu ekuitas, keuangan
dan komoditas dan yang terakir PT. Kharisma Pemasaran Bersama PT. KPB Nusantara dimana perusahaan ini adalah tempat melakukan tender CPO Lokal
sebagai mediator dan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Swasta PT. KPB Swasta milik masing-perusahaan swasta.
100 Grafik 4.1 Trend harga CPO Menurut CIF Rotterdam
Sumber : Data Primer, diolah
Grafik 4.2 Trend harga CPO menurut MDEX Malaysia
Sumber : Data Primer Diolah
101
4.2.1.2.3. Akibat Perubahan Pasar
Ditemukan dalam bisnis capital intensive seperti PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru, Perubahan pasar yang dipengaruhi oleh perubahan
tingkat harga yang dinamis. Menurut bapak nugroho selaku assisten manejer pemasaran CPO. “Sebenarnya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga
dalam penjualan export CPO ada lima yaitu Demand, Supply, Kurs, Persaingan dan Subtitusi Komoditi seperti minyak kedelai sebagai pesaing minyak nabati
CPO.” Persedian akhir Palm Kernel Oil PKO periode 20102011 lebih tinggi naik 16.07 menjadi 0.65 juta ton dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini
akibat harga yang relative tinggi menyebabkan penurunan konsumsi PKO periode 20102011 di UNI Eropa dan stagnasi permintaan dari AS.
Pada periode 20112012 diperkirakan produksi PKO meningkatkan 5.8 yang diimbangi dengan peningkatan konsumsi sebesar 7.9, sehingga stok akhir
meningkat 6.2 lebih rendah dibandingkan stok akhir periode 20102011, sebagai berikut :
Table 4.4 Prospek CPO
Sumber : Data Primer, diolah
102
garis bawah : pelanggan PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru Sumber : Data Primer, diolah
Table 4.5 Pelanggan PTP. Nusantara V Pekanbaru di PT. KPB Nusantara
T E N D E R C P O
Periode ke : 24 Tanggal 07 Februari 2012
L O K A L PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
I III
IV IV
V VI
VII VII
XIII XIII
XIII 500
500 1000
1000 1000
750 2000
1000 1000
1000 1000
No. Nama Pembeli
Franco Franco
Franco Fr P P
Fob Loco
Fob Fob
Fob Tyn FOB
FOB PP
PT SAN PT SAN
Sktr Mdn PKS
B.Baru Panjang
PgnPrb Tnh Mrh
Trisakti Medan
Blwn Blwn
BlwnKT Siak
Ophir Plmbng
Lpng Kalbar
Kaltim Kalsel
Rp Rp
Rp Rp
Rp Rp
Rp Rp
Rp Rp
Rp 1
Musim Mas 8,518
8,518 8,518
8,518 8,428
8,318 2
Wira Inno Mas 8,218
3 Indokarya Internusa
8,318 4
Nagamas Palmoil Lestari
8,403 5
Victorindo Alam Lestari
8,461 8,461
8,461 6
Bina Karya Prima 7,425
7,250 7,250
7 Berlian E. S. T.
8,498 8,498
8,498 8
Hidreen Palm International
8,209 8,260
9 SMART Tbk
8,488 8,488
8,488 8,488
10 Sinar Laut
8,350 11
Multimas Nabati Asahan
8,510 8,535
8,530 8,535
7,635 12
Sinar Alam Permai 8,285
8,335 13
Wilmar Nabati Indonesia
8,435 8,285
7,575 7,575
Penawaran tertinggi
Perusahaan MM
MNA MNA
MNA WINA
SAP SAP
SL MNA
WINA WINA
Harga Incl.PPN. 8,518
8,535 8,530
8,535 8,435
8,285 8,335
8,350 7,635
7,575 7,575
Penawaran terendah
Perusahaan SMART
VAL VAL
VAL NPO
HPI IKIN
HPI BKP
BKP BKP
Harga Incl.PPN. 8,488
8,461 8,461
8,461 8,403
8,209 8,318
8,260 7,425
7,250 7,250
Pemenang
Perusahaan MM
MNA MNA
MNA WD
HPI WD
SL WD
WD WD
Harga Incl.PPN.
8,535 8,535
8,535 8,535
8,480 8,315
8,385 8,385
8,270 8,210
8,210 Note :
WD:Withdrawn
103
4.2.1.2.4 Akibat Perubahan Politik
Harga rata-rata kegiatan pemasaran CPO kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara V bersifat elastic. Contoh, perubahan harga sebesar 1 ditingkat
pemasar akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari nol mendekati minus ditingkat produsen pada kegiatan pemasaran CPO export PT. Perkebunan
Nusantara V. Karena menurut sugiono 2004 apa bila elastisitas transmisi harga lebih kecil dari Et 1 dapat diartikan bahwa perubahan harga sebesar 1
ditingkat pemasar akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1 ditingkat produsen. Hal ini disebabkan karena peningkatan output, seperti harga TBS, harga
solar pabrik dan upah tenaga kerja dalam pembuatan CPO dan lemahnya posisi tawar bargaining position PT. Perkebunan Nusantara V serta hal-hal yang bersifat
politis. Peneliti juga menemukan bahwa apa bila perusahaan sudah menyangkut dengan politis sebuah perusahaan tidak bisa memandang hanya dari sisi
ekonominya saja. Namun pasti sudah berkaitan dengan pertahanan, keamanan dan bagaimana caranya agar kerja sama dapat tetap terjaga.
4.2.1.3 Place Lokasi
4.2.1.3.1 Akibat Perubahan Pasar
Peneliti menemukan bahwa salah satu keunggulan kompetitif dari PT. Pekebunan Nusantara V Kota Pekan baru adalah lokasi pabrikasi yang tersebar
diseluruh wilayah Provinsi Riau. Dengan empat Strategi Bussines Unit SBU yaitu SBU Sei Galuh, SBU Sei Tandun, Sei Rokan, SBU Sei Dalam, SBU Plasma
dan 12 Pabrik Kelapa Sawit itu memudahkan para pihak ke – 3 untuk menjual
104
TBSnya kepada PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. Menurut cerita bapak saragih selaku kepala pembukuan pabrik kelapa sawit sei galuh ketika
ditanya dengan nada tinggi iya mengatakan “ya jelas mereka perusahaan- perusahaan swasta adalah pesaing kita dalam pembelian Tandan Buah Segar
TBS masyarakat sekitar, dan CPO mereka lebih baik karna qualitas Tandan Buah Segarnya bagus” Sedangkan Untuk penjualan PKO maupun PKM CPO
dalam negri menurut bapak jarwo sebagai kepala manejer bagian pemasaran urusan CPO mengatakan “semua perusahaan perkebunan kelapa sawit di Riau ini
memusatkan proses transaksinya dipelabuhan siak dan di dumai, mau itu ekspor maupun impor kita pusatkan di Kota Dumai dan Kota Siak tergantung letak
perkebunan dan pabrik kelapa sawitnya.” Dan perubahan kompetisi disini sebenarnya ada pada benak pelanggan, kalau pelanggan merasa lebih nyaman
melakukan aktivitas bisnisnya pada perusahaan swasta ya pastinya mereka berbisnis dengan perusahaan swasta lainnya. Sebelum konsolidasi, Strategi
Bussines Unit SBU dan Pabrik Kelapa Sawit kita belum tersebar diseluruh wilayah Provinsi Riau. Tapi kita kan perusahaan milik Negara. setelah
konsolidasi, pengembangan pasar kita tersebar diseluruh Indonesia”.
105
Gambar 4.1 Unit Kerja dan Lokasi PT.Perkebunan Nusantara V Persero
Sumber : ptpn5.com
A. Strategic Business Unit SBU Sei Galuh
11. Kantor SBU SGH SGH SBU Office 12. Kebun intiKKPA Sei Pagar SPA SPA Estate
13. Kebun intiKKPA Sei Galuh SGH SGH Estate 14. Kebun Inti KKPA Sei Garo SGO SGO Estate
15. Kebun Tanjung Medan TME TME Estate 16. Kebun inti tanah putih TPU TPU Estate
17. Pabrik Kelapa Sawit PKS SPA Palm oil mill POM SPA 18. PKS Sei Garoh POM SGO
19. PKS TPU POM TPU 20. PKS TME POM TME
106
B. SBU TANDUN TAN
13. Kantor UBS TAN SBU TAN Office 14. Kebun Sei Kencana I SKE I SKE I Estate
15. Kebun Sei Kencana II SKE SKE II Estate 16. Kebun Sei berlian SBE SBE Estate
17. Kebun Tan TAN Estate 18. Kebun terantam TER TER Estate
19. Pengembangan Kebun inti Sei Tapung STA STA Nucles Estate Development
20. Kebun Sei Lindai SLI SLI Estate 21. Kebun Tamora TAM TAM Estate
22. PKS TER TER POM 23. PKS TAN TAN POM
24. PKO TAN TAN PKO
C. SBU Sei Rokan SRO
9. Kantor SBU SRO SBU SRO Office 10. Kebun inti Sei Tapung STA STA Estate
11. Kebun Sei Siasam SSI SSI Estate 12. Kebun SRO SRO Estate
13. Kebun Sei Intan SIN SIN Estate 14. PKS SRO SRO POM
15. PKS SIN SIN POM 16. PKS STA STA POM
107
D. SBU Lubuk Dalam LDA
11. Kantor SBU LDA LDA Office 12. Kebun Inti Sei Buatan SBT SBT Estate
13. Kebun LDA LDA Estate 14. Kebun Air Molek 1 AMO 1 AMO 1 ST
15. Kebun AMO 2 AMO 2 ST 16. Pengembangan AMO AMO ST Development
17. PKS SBT SBT POM 18. PKS LDA LDA POM
19. Unit Pabrik pengolahan Karet Rakyat PKOPPKR Bukit Selasi BSE Small Holder Factory
20. Pembangunan PKS AMO AMO POM Development
E. SBU Plasma
6. Kantor SBU Plasma Plasma SBU Office 7. Kebun Plasma SBT, LDA SBP, LDA Plasma ST
8. Kebun Plasma STA, SSI, SIN STA , SSI, SIN Plasma ST 9. Kebun Plasma SGO, SPA, PPU SGO, SPA , TPU ST
10. PKS SGH, Kebun Plasma SGH SGH POM, SGH Plasma ST
4.2.1.3.2 Akibat Perubahan Teknologi
Peneliti menemukan bahwa perubahan teknologi yang terjadi yang berhubungan dengan lokasi adalah sistem informasi yang dimiliki perusahaan.
Dengan teknologi system informasi yang dimiliki perusahaan saat ini perusahaan dapat menjangkau pelanggannya. Meskipun ditempat yang berbeda. Misalnya
dalam melakukan pemesanan atau pengorderan minyak sawit dapat menghemat
108
waktu lebih efisien dan tidak mengantri dilokasi transaksi yang mampu berdampak pada pembengkakan biaya transportasi. Menurut bapak arif budiman
sebagai staf pemasaran CPO “ dengan system informasi pengiriman beritafile berbasis web. PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru sehingga semua data
up to date dan memudahkan dalam monitoring produksi dan menentukan strategi penjualan maupun pembelian bahan baku”.
4.2.1.3.3. Akibat Perubahan Kompetisi
Pada 28 Januari 2012, AS secara resmi menolak CPO dan turunannya asal Indonesia. Alasannya, sawit Indonesia adalah produk yang tidak ramah
lingkungan. Selidik demi selidik peneliti menemukan beberapa jurnal yaitu tentang kehadiran Greenpeace di Indonesia merupakan penjajahan model baru
yang tidak lagi mengedepankan kekuatan militer. Akan tetapi, sasarannya tetap sama yakni menguasai perekonomian Indonesia.“Makanya tidak adil juga, impor
pesawat Boeing kita banyak, Presiden Barrack Obama bahkan langsung menyaksikan kerja sama itu. Namun, produk kita malah ditolak, tutur wawan
selaku dosen FE UI. Dari sini sebenarnya sudah jelas apa maksud mereka”. Menurut Wawan, perlawanan terhadap boikot AS itu bisa sukses jika
pemerintah dan pengusaha sepakat melakukan lobi-lobi informal kepada pihak- pihak yang berpengaruh di negeri Paman Sam itu. “Dekati saja orang berpengaruh
di sana diikuti dengan lobi formal. Kita tahu hubungan antara SBY dan Obama cukup dekat. Ini yang perlu dicermati,” imbaunya. Di sisi lain, sambung Wawan,
RUU Ormas yang saat ini digodok DPR juga bisa menjadi pintu masuk untuk
109
menghentikan gerakan destruktif LSM asing terutama Greenpeace. Namun, dia meminta pemerintah agar tetap mewaspadai manuver Greenpeace. Jurukampanye
Media Greenpeace Asia Tenggara Hikmat Soeriatanuwijaya berulangkali kepada wartawan membantah tudingan bahwa organisasi sosial itu ingin merusak
ekonomi Indonesia dan ditunggangi kepentingan bisnis negara maju.
4.2.1.3.4. Akibat Perubahan Politik
Dari hasil wawancara bersama karyawan maupun manejer PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru peneliti tidak menemukan hal yang signifikan yang
langsung dapat mempengaruhi lokasi perusahaan dengan kondisi politik, untuk mendapatkan kekusaan secara konstitusional dan non-konstitusional. Baik dalam
bentuk kebijakan kuota impor, tariff pajak imporexport, beacukai, subtitusi impor. Hanya saja ketika diberlakukannya konsolidasi pada tahun 1996 wilayah
pasar perusahaan semalin luas. Seperi yang telah dijalaskan pada bagian “akibat dari perubahan pasar”.
4.2.1.4. Promosi Promotion 4.2.1.4.1 Akibat Perubahan Kompetisi
Menurut bapak saragih selaku kepala pembukuan pabrik kelapa sawit Sei Pagar bahwa “persaingan yang sesungguhnya itu ada dalam benak pelanggan..
Pembelian TBS itu harganya ditentukan dari kantor pusat jadi nggk kita tentukan begitu-begitu aja, adapun kadang harga rekomendasi dari disbun riau kemudian
diinformasikan lagi dengan management disini. Misalnya beginikan, dengan
110
jumlah karyawan 160 orang bisa nggk perusahaan untung. Dengan harga beli yang lebih lemah dibandingkan perusahaan pesaing. Contohnya PT. Mataram.
Oleh karna itu kita sudah mulai melakukan pendekatan-pendekatan melalui fasilitas peralatan perkebunan. Terutama perkebunan yang ingin melakukan
replanting.” Untuk penjualan CPO, promosi yang dilakukan perusahaan dalam menjual
PKO maupun PKM dalam negri melalui PT. Kharisma Pemasaran bersama. Namun menurut bapak shalul harahap sebagai manejer bagian pemasaran “sejauh
ini kita belum ada melakukan promosi secara langsung seperti brosur. Tapi kita sering melakukan promosi secara langsung dan intens kepada pelanggan melalui
email, telephone, dan web-site dengan memberikan prospek atau tren harga CPO satu tahun yang akan datang. Dengan rendemen yang ada.”
4.2.1.4.2. Akibat Perubahan Pasar
Saat ini periklanan yang sering digalakan adalah melalui kegiatan media cetak dan elektronik. Salah satunya dengan mulai maraknya iklan dengan melalui
media internet dan kegiatan yang sering digunakan perusahaan dalam melakukan promosi adalah personal selling. Kegiatan ini bisa dikatakan sebagai ujung
tombak dari kegiatan promosi. Karena mengharuskan langsung untuk berhadapan langsung dengan konsumen. Menurut staf ahli bidang pemasaran bapak
arifbudiman, terkadang bapak manejer bagian CPO yaitu bapak jarwo turun langsung kelapangan. Contohnya Dumai, untuk melakukan pertemuan langsung
dengan pelanggannya untuk tercapainya penjualan yang secara fantastis. Biasanya
111
mengedepankan intensitas aspek menjadi modal bagi seorang manejer dan karyawannya. Seperti menambah kualitas produk seperti kadar asam lemak bebas,
kadar airlembab dan kadar kotoran. Promosi dengan cara meningkatkan publisitas merupakan upaya yang
dilakukan PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru. Dengan melakukan publisitas yang transparan oleh PT. Perkebunan Nusantara V Kota pekanbaru
tingkat kepercayaan dan kenyamanan pelanggan dalam melakukan kerjasama semakin meningkat. Dengan adanya perubahan pasar yang dinamis, yang
disebabkan persaingan harga, perusahaan dapat berupaya melalui promosi dengan adanya website dan system informasi yang terintegrasi dengan PT. KPB
Nusantara.
4.2.1.4.3 Akibat Perubahan Teknologi
Akibat perubahan teknologi juga dapat menimbulkan dampak bagi perusahaan dan pelanggan. Menurut bapak saragih di Pabrik Kelapa Sawit Sei
Galuh “dari dulu sampai sekarang teknologi proses produksi kita tidak pernah ganti, karna itu bukan titik yang paling berpengaruh bagi pelanggan”. Serentak
dengan buruh musarob. Yang lebih kurang telah bejerja selama 15 tahun “teknologi proses produksi kita nggak pernah ganti, yang penting itu penjadwalan
pemupukan dan kualitas pupuknya. Karna inikan produk pertanian yang sangat membutuhkan perawatan”. Dilokasi yang berbeda bapak marzuki dikantor
mengatakan “memang proses produksi tdk mempengaruhi, tapi teknologi komunikasi dan website sangat terintegrasi dengan kantor pemasaran
112
bersama,kantor bumn, strategi bussines unit dan pelanggan. Dalam hal ini di masing-masing lokasi yang berbeda.”
4.2.1.4.4 Akibat Perubahan Politik
Dari hasil wawancara bersama karyawan dan manejer PT. Perkebunan Nusantara V Kota Pekanbaru peneliti tidak menemukan hal yang signifikan yang
dapat mempengaruhi langsung antara promosi dan kondisi politik yang ada. Dalam hal ini seperti kuota impor, tariff, pajak dan intervensi pemerintah.
4.3. Interpretasi