Hambatan Internal HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI DAN UPAYA-UPAYA YANG

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI DAN UPAYA-UPAYA YANG

DILAKUKAN DALAM EKSEKUSI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI ATAS NAMA TERPIDANA DL SITORUS DI AREAL REGISTER 40 PADANG LAWAS

A. Hambatan Internal

Tim Peninjau lokasi eksekusi di hadang oleh massa, jalan-jalan diblokir dengan lima unit mobil truck cold diesel dan di antara mobil-mobil tersebut disisipkan para karyawan yang berdemonstrasi. Dengan konsep yang tidak jelas dalam Tim Eksekusi tersebut yang hendak mengatakan maksud kedatangannya, massa tidak memberikan kesempatan untuk bicara memberikan penjelasan. Massa dengan nada emosional tinggi, suara keras, menunjuk ke arah tim plang merek yang bertuliskan “kami sudah membayar uang sebesar Rp.21 Milyar kepada Departemen Kehutanan RI” dan tetap tidak mau mendengarkan penjelasan dari Tim Eksekusi. Ternyata berdasarkan Laporan Informasi Khusus Kejaksaan Negeri Padangsidimpuan Nomor: R-LIK-06N.2.20Dek.3082008 perihal: Peninjauan Lokasi Objek Eksekusi Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 2642 KPid2006 atas nama terpidana DL Sitorus di Desa Aek Raru Koperasi Bukit Harapan, Parsub, dan Patogu Janji ± 47.000 Ha Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas, pada saat akan dilakukan eksekusi ke lapangan, terjadi kesalahpahaman mengenai tugas dan tanggung jawab dalam Tim Eksekusi. Inilah sebagai faktor penghambat secara internal. Terkait dengan ketidakjelasan konsep tentang apa saja yang menjadi tugas Universitas Sumatera Utara dan tanggung jawab dari masing-masing instansi yang tergabung dalam Tim Eksekusi, bagaimana mungkin bisa melakukan eksekusi jika hal itu terjadi sementara persoalan yang sedang dihadapi adalah persoalan yang komplek. Tim Eksekusi perlu mempersiapkan diri dan menyusun rencana yang sematang-matangnya karena persoalan eksekusi terhadap Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas merupakan persoalan yang rumit karena terkait dengan kelangsungan hidup warga setempat, perekonomian para karyawan sangat bergantung pada penghasilan dari pengolahan sawit selama ini. Dengan kondisi di lapangan sedemikian tidak memungkinkan dilakukan eksekusi pada saat peninjauan lokasi, maka perlu adanya suatu rencana yang besar khususnya pengamanan terhadap lokasi harus dilakukan dengan jumlah yang besar. Massa mendasarkan alasannya menolak karena putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 2642 KPid2006 atas nama terpidana DL Sitorus tidak sah dengan alasan bertolak belakang dengan putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 134KTUN2007 yang menyatakan batalnya surat Menteri Kehutanan RI No.S.419Menhut-II2004 tertanggal 13 Oktober 2004. Hingga sampai saat ini eksekusi materil fisik terhadap Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas tidak terealisasi. Perlu suatu konsep yang jelas dibuat oleh Tim Eksekusi untuk melaksanakan eksekusi selanjutnya agar tidak terjadi kesalahpahaman kembali dan perlu pula mempersiapkan strategi yang benar- benar terencana terutama dalam hal pengamanan dari aparat keamanan. Universitas Sumatera Utara Mengenai biaya eksekusi materil terhadap lahan seluas ± 47.000 Ha di Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas berjumlah Rp.2 Milyar dengan melibatkan petugas keamanan, baik dari Polri maupun TNI, sarana dan prasarana pendukung, termasuk instansi lain yang terkait. Sejak dilakukan sosialisasi I, II, dan III telah memakan biaya sampai ± Rp.1 Milyar namun belum juga berhasil dilakukan. Intansi sebagai pengelola keuangan dalam rangka eksekusi di Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas adalah Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, 136 dengan rinciannya biaya eksekusi diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara tersebut. 137 Dalam hal ketersiadaan biaya eksekusi untuk selanjutnya jika dikaitkan dengan kondisi atau keadaan-keadaan pada waktu dilakukan sosialisasi atau peninjauan lokasi yang tidak memungkinkan tersebut, tentu menjadi suatu kendala jika eksekusi ke depannya akan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh elemen termasuk kekuatan aparat keamanan yang pada prinsipnya eksekusi tersebut harus dilakukan dengan cara paksa sesuai dengan Pasal 218 ayat 2 R.Bg. Sebagaimana yang telah dilakukan menurut laporan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera bahwa biaya yang terbesar adalah untuk pengamanan objek vital asset dengan mengerahkan alat-alat berat satuan Polri serta sarana dan 136 Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: SKMenhut-II2008 tentang Penunjukan Pengelola Keuangan Untuk Mendukung Pelaksanaan Eksekusi Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 2642 KPid2006 atas nama terpidana DL Sitorus. 137 Rincian Biayanya Berdasarkan Surat Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara Nomor: S.3984BBKSDA SU-12008 perihal: Rincian Biaya Eksekusi Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 2642 KPid2006 atas nama terpidana DL Sitorus. Universitas Sumatera Utara prasarana lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan mencapai Rp.743.100.000,- selebihnya untuk biaya-biaya rapat, logistik, sosialisasi, dokumentasi, intelijen, transportasi, uang makan, harian dan lain-lain. Dengan sisa biaya yang dapat diperkirakan dalam taksiran Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara tersebut apakah mungkin cukup untuk membiayai eksekusi yang akan dilakukan nantinya. Hal ini harus perlu diperhitungkan dengan matang, agar tidak terjadi kendala lain yang mungkin terjadi ketika dilakukan eksekusi materil di lapangan seperti pada tahap sebelumnya.

B. Hambatan Eksternal