2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja
Menurut Sundjaja dan Barlian 2007:157, besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung pada beberapa faktor.
a. Besar kecilnya skala usaha perusahaan
Kebutuhan modal kerja perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya
sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan perusahaan kecil.
b. Aktivitas perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual secara
tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja perusahaan.
c. Volume penjualan
Volume penjualan merupakan faktor penting dalam menentukan kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal
kerja akan meningkat, demikian pula sebaliknya.
d. Perkembangan teknologi
Kemajuan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang
mengakibatkan proses produksi lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai.
e. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai
kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang akan membuat perusahaan
lebih mampu membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena adanya persediaan yang cukup.
2.1.5 Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total
aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan membuat perusahaan
merealisasi kemampuan menghasilkan laba yang rendah, tetapi perusahaan
Universitas Sumatera Utara
dengan aktiva lancar yang terlalu rendah dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Menurut beberapa ahli
pengertian manajemen modal kerja, antara lain:
a. menurut Horne dan Wachowicz 2005:308, “manajemen Modal kerja
adalah administrasi aktiva lancar perusahaan dan pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar,”
b. menurut Weston dan Copeland 1999:327, “Manajemen modal kerja
merupakan semua aspek pengelolaan aktiva lancar dan kewajiban lancar.” Menurut Horne dan Wachowicz 2005:309, Manajemen modal kerja yang
baik didasarkan pada dua isu keputusan mendasar, isu tersebut adalah penentuan tingkat investasi aktiva lancar dan bauran pendanaan.
a. Tingkat investasi aktiva lancar optimal
Dalam menentukan jumlah atau tingkat aktiva lancar pihak manajemen harus mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas
dan risiko. Bagi setiap tingkat output, perusahaan dapat memiliki sejumlah tingkat aktiva lancar yang berbeda. Semakin besar output,
semakin besar kebutuhan untuk investasi dalam aktiva lancar untuk mendukung output atau penjualan.
b. Bauran yang tepat atas pendanaan jangka pendek dan jangka panjang
yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar ini Cara aktiva perusahaan didanai melibatkan keuntungan dan kerugian
antara risiko dan profitabilitas. Sejalan dengan pertumbuhan aktiva lancar, utang usaha dan pembayaran akan cenderung naik, sehingga
sebagian mendanai pembangunan aktiva. Dengan berjalanya waktu, dapat diperkirakan untuk membayar lebih banyak biaya bunga untuk
utang jangka panjang daripada untuk pinjaman jangka pendek, yang secara terus-menerus diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Aktiva tetap