2.1.3 Jenis Modal Kerja
Menurut Riyanto 2008:57 modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.
a. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang
persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana
tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto gross working capital.
Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan
untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja
tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.
Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur
jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu
menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.
b.
Konsep Kualitatif Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih lebih antara
aktiva lancar dengan hutang lancar. Konsep ini merupakan sebahagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja netto net operating working capital.
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat
keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. c.
Konsep Fungsional Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada
dana dalam menghasilkan pendapatan income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan
untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada
periode tersebut. Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode selanjutnya atau dimasa
yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor dan
Universitas Sumatera Utara
aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan
pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.
Menurut Taylor dalam Riyanto 2008:61, modal kerja suatu perusahaan dapat digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk permanen dan
variabel. a.
Modal kerja permanen permanent working capital Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanen ini dapat dibedakan menjadi dua. 1
Modal kerja primer primary working capital Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya, 2
Modal kerja normal normal working capital Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
barang sebesar kapasitas normal perusahaan.
b. Modal kerja variabel variabel working capital
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat
dibedakan menjadi tiga. 1
Modal kerja musiman seasonal working capital Modal kerja musiman adalah modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim, 2
Modal kerja siklus cyclical working capital Modal kerja siklus adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah karena fluktuasi konjungtur, 3
Modal kerja darurat emergency working capital Modal kerja darurat adalah modal kerja yang besarnya berubah-
ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui.
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu
besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur idle fund, padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat
digunakan unuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba, tetapi apabila
Universitas Sumatera Utara
jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli barang dagangan,
membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi.
Kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat sebagai berikut:
a. kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan menghasilkan laba
menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan, b.
menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal kerja secara efisien,
c. apabila modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan
mengalami kerugian dalam membayar bunga. Jumlah modal kerja yang cukup akan memberikan keuntungan-keuntungan
bagi perusahaan seperti yang dikemukakan Brigham dan Houston 2006:575, yaitu:
a. hal ini penting bagi perusahaan dengan modal yang cukup untuk
mendapatkan potongan penjualan, b.
dengan memiliki modal kerja yang cukup dapat membantu perusahaan memelihara rating kreditnya dengan menjaga rasio lancar dan rasio
cepatnya sesuai dengan standar industry pada perusahaan lain,
c. dengan modal kerja yang cukup berguna bagi perusahaan untuk
memenuhi peluang yang ada, misalnya tawaran khusus dari supplier atau peluang untuk memperoleh perusahaan lain,
d. dengan memiliki modal kerja yang cukup dapat menjaga perusahaan dari
keadaan darurat seperti demonstrasi, kebakaran, atau strategi pemasaran perusahaan pesaing, dan untuk menjaga dari musim tertentu dan siklus
yang menurun.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja