37 0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok uji
dengan kelompok kontrol. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa pemberian EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb tidak terdapat
perbedaan persentase penurunan KGD yang signifikan dengan nilai signifikan berturut-turut 0,095; 1,000 dan 1,000atau memiliki efek yang sama dengan
kelompok pembanding glibenklamid dosis 0,45 mgkg bb. Berdasarkan hasil tersebut maka EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb
menunjukkan aktivitas antidiabetes.
4.5.2 Pengujian Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Pepaya EEDP dengan Metode Induksi Aloksan
Tikus uji dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 5 ekor tikus dan diberi perlakuan secara oral yaitu kelompok kontrol
yang diberi suspensi Na-CMC 0,5, kelompok uji dengan 3 variasi dosis perlakuan yaitu suspensi EEDP dosis 200 mgkg bb, EEDP 400 mgkg bb, EEDP
600 mgkg bb, dan suspensi metformin dosis 45 mgkg bb. Sebelum pengujian dilakukan, tikus dipuasakan tidak diberi makan tetapi
tetap diberi minum selama 10-16 jam, lalu ditimbang berat badan tikus masing- masing dan diberi tanda pada ekor. Kemudian masing-masing tikus diukur KGD
puasa tikus menggunakan alat glucometerGlucoDr
TM
untuk mengetahui KGD awal.
Hasil pengukuran KGD tikus rata-rata setelah puasa selama 10-16 jam, sebelum tikus diinduksi aloksan dosis 150 mgkg bb ditunjukkan pada Tabel 4.4
38
Tabel 4.4 Hasil pengukuran KGD puasa tikus rata-rata sebelum diinduksi
aloksan dosis 150 mgkg bb
Hasil tes homogenitas diperoleh nilai signifikan 0,057 pada α : 0,05 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok
kontrol, kelompok uji dan kelompok pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa hewan coba yang digunakan dalam kondisi fisiologis yang homogen, yakni dalam
kadar glukosa darah normal sehingga dapat digunakan sebagai hewan uji. Tikus diinduksi dengan aloksan dosis 150 mgkg bb secara intraperitoneal,
diamati tingkah laku dan bobot badan, serta diukur KGD pada hari ke-3 hingga hari berikutnya sampai menunjukkan kenaikan KGD dan tikus mulai dapat mulai
digunakan dalam pengujian. Tikus yang telah memiliki KGD ≥ 200
mgdL disebut tikus diabetes Hasil rata-rata dari peningkatan KGD ditunjukkan pada
Tabel 4.5 Kel.
Tikus Normal Rata-rata KGD puasa mgdL ± SEM
1. Na-CMC 0,5
94,4 ± 1,86 2.
EEDP 200 mgkg bb 96,8 ± 2,57
3. EEDP 400 mgkg bb
89,4 ± 3,76 4.
EEDP 600 mgkg bb 84,0 ± 2,07
5. Metformin 45 mgkg bb
93,8 ± 1,65 Total
91,68 ± 6,88
39
Tabel 4.5 Hasil pengukuran KGDtikus rata-rata setelah diinduksi aloksan dosis
150 mgkg bb Kel.
Tikus Normal Rata-rata KGD puasa mgdL ± SEM
1. Na-CMC 0,5 bv
350,6 ± 27,42 2.
EEDP 200 mgkg bb 396,6 ± 27,78
3. EEDP 400 mgkg bb
401,2 ± 30,15 4.
EEDP 600 mgkg bb 381,6 ± 29,92
5. Metformin 45 mgkg bb
526,0 ± 21,20 Total
411,0 ± 16,62
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa pemberian aloksan dosis 150 mgkg bb untuk semua hewan percobaan menghasilkan kadar glukosa darah rata-rata
411,0 mgdL. Hasil tes homogenitas diperoleh p = 0,858 pada α : 0,05 yang
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok kontrol, kelompok uji dan kelompok pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa
hewan coba yang digunakan dalam kondisi fisiologis yang homogen, yakni tikus sudah dalam kondisi diabetes sehingga dapat digunakan sebagai hewan uji.
Pemberian perlakuan dimulai setelah tikus positif diabetes hari ke-1, setiap hari diberi sediaan uji selama 2 minggu, dan dilakukan pengukuran KGD pada hari ke-
3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15. Data KGD mgdL pada masing-masing tikus pada semua kelompok
perlakuan dilakukan perhitungan persen penurunan KGD antar individu, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA lalu dilanjutkan uji
40 Post Hoc Tukey HSD
untuk melihat perbedaan nyataantar perlakuan. Hasil persentase penurunan KGD rata-rata antar individu tikus setelah diinduksi
aloksandapat dilihat pada Tabel 4.6dan Gambar 4.1.
Tabel 4.6
Hasil persentase penurunan KGD rata-rata antar individu tikus setelah diinduksi aloksan
Kelompok uji penurunan KGD rata-rata setelah perlakuan mgdL ± SEM
hari ke- 3
5 7
9 11
13 15
Kontrol Na- CMC 0,5 bv
-34,36 -0,82
-5,31 0,55
-2,45 8,90
22,90 ±
± ±
± ±
± ±
23,77 6,64
7,63 11,57
21,36 20,46
10,14 EEDP
200 mgkgbb 13,02
27,73 48,74
64,27 71,81
77,11 78,14
± ±
± ±
± ±
± 5,21
4,44 8,93
3,66 2,38
1,33 1,48
EEDP 400 mgkg bb
13,7 25,82
42,65 62,19
65,15 69,53
72,48 ±
± ±
± ±
± ±
6,27 5,74
5,22 2,45
2,64 2,47
1,76 EEDP
600 mgkg bb 9,37
25,12 58,74
63,43 64,34
69,60 74,59
± ±
± ±
± ±
± 11,02
7,42 5,46
3,87 4,44
2,83 3,05
Metformin 45 mgkg bb
17,73 31,36
41,76 75,90
78,61 82,06
83,33 ±
± ±
± ±
± ±
3,92 3,03
6,84 0,74
1,25 1,00
1,28 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tikus yang diberi perlakuan
EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb sudah menunjukkan penurunan KGD pada hari ke-3.Hasil analisis statistik penurunan KGD pada hari
ke-3 belum menunjukkan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok Na-CMC dan metformin. Hal ini menyatakan bahwa kelompok hewan
uji yang diberi EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb, 600 mgkg bb danmetformin belum memberikan efek yang signifikan dibandingkan dengan
41 kelompok kontrol yang hanya diberikan Na-CMC 0,5.Hasil analisis statistik
penurunan KGD sudah menunjukkan perbedaan yang signifikan mulai hari ke-5 dan terjadi sampai hari ke-15 jika dibandingkan kelompok Na-CMC.Pada hari
ke-15, EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb menunjukkan penurunan KGDdengan masing-masing persentase penurunan yaitu 78,14;
72,48 dan 74,59 . Berdasarkan hasil analisis statistik pada hari ke-15, EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb menunjukkan perbedaan
yang signifikan dengan nilai signifikan ketiganya 0,000 dibandingkan dengan hewan kelompok kontrol yang diberi Na-CMC 0,5.Hal ini menyatakan bahwa
terjadi perbedaan penurunan KGD yang signifikan antara kelompok yang diberi EEDP dan yang hanya diberi Na-CMC.
Pada hari ke-15, pemberian metformin 45 mgkg bb menunjukkan persentase penurunan KGD sebesar 83,33.Berdasarkan hasil analisis statistik
pada hari ke-15, pemberian EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb, dan 600 mgkg bb dengan nilai signifikan berturut-turut 0,951; 0,531; dan 0,714 tidak
menunjukkan perbedaan persentase penurunan KGD yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok hewan yang diberikan metformin 45 mgkg bb.
Hal ini menyatakan bahwa kelompok yang diberi EEDP mulai memberikan efek penurunan KGD tikus yang sama dengan metformin. Dengan demikian pemberian
EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb, dan 600 mgkg bb dapat menurunkan KGD pada tikus yang diinduksi aloksan. Nilai signifikan persentase penurunan
KGD rata-rata antar individu dapat dilihat pada Lampiran 20, halaman 93.
42
Gambar 4.1 Grafik hasil presentase penurunan KGD rata-rata antar individu tikus setelah diinduksi aloksan
-60 -50
-40 -30
-20 -10
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
hari ke-3 hari ke-5
hari ke-7 hari ke-9
hari ke-11 hari ke-13
hari ke-15
P e
rs e
n ta
se P
w n
u ru
n a
n K
G D
Waktu hari
Kontrol Na-CMC 1 bb EEDP 200 mgkg bb
EEDP 400 mgkg bb EEDP 600 mgkg bb
Metformin 45 mgkg bb
43 Data KGD mgdL pada masing-masing tikus pada semua kelompok
perlakuan juga dilakukan perhitungan persen penurunan KGD antar kelompok, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA lalu dilanjutkan uji
Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyataantar perlakuaan. Hasil
persentase penurunan KGD rata-rata tikus antar kelompok tikus setelah diinduksi
aloksandapat dilihat pada Tabel 4.7dan Gambar 4.2. Tabel 4.7
Hasil persentase penurunan KGD rata-rata antar kelompok tikus setelah diinduksi aloksan
Kelompok uji penurunan KGD rata-rata setelah perlakuan mgdL ±
SEM hari ke-
3 5
7 9
11 13
15 EEDP
200 mgkgbb 17,61
16,27 44,97
56,99 64,22
68,54 65,88
± ±
± ±
± ±
± 16,50
9,71 9,23
5,92 6,71
3,24 4,63
EEDP 400 mgkg bb
18,32 12,82
36,16 62,19
55,82 58,36
55,99 ±
± ±
± ±
± ±
14,96 11,55
7,56 2,45
8,65 3,48
6,12 EEDP
600 mgkg bb 22,39
19,68 57,92
58,89 64,17
60,39 62,07
± ±
± ±
± ±
± 8,40
3,42 3,41
4,15 4,43
3,96 5,57
Metformin 45 mgkg bb
0,36 -7,34
27,45 60,88
65,14 67,31
64,03 ±
± ±
± ±
± ±
9,46 15,49
19,33 5,39
4,13 3,00
6,25 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pemberian EEDP dosis
200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bbpada hari ke-3 dan hari ke- 5terdapat perbedaan persen penurunan KGDdengan kelompok metformin. Pada
hari ke-3 dan ke-5 persen penurunan KGD kelompok metformin jauh lebih kecil dibandingkan kelompok hewan uji yang diberi EEDP dosis 200 mgkg bb, 400
mgkg bb dan 600 mgkg bb. Hasil analisis statistikkelompok yang diberi EEDP
44 menunjukkan persentase penurunan KGD yang tidak berbeda signifikan
dibandingkan dengan kelompok yang diberi metformin.Hal ini menyatakan bahwa pemberian dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb tidak
menunjukkan penurunan KGD yang berbeda secara signifikan dengan kelompok yang diberi metformin 45 mgkg bb. Persen penurunan KGD dari kelompok yang
diberi EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok metformin pada hari
ke-5 sampai hari ke-15. Hasil analisis statistik penurunan KGD juga menunjukkan perbedaan tidak yang signifikan pada hari ke-5 sampai dengan hari ke-15.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok yang diberi EEDP memberikan efek penurunan KGD tikus yang sama dengan kelompok yang diberi
metformin mulai dari hari ke-3 sampai hari ke-15. Nilai signifikan persentase penurunan KGD rata-rata antar kelompok dapat dilihat padaLampiran 21,
halaman 94.
45
Gambar 4.2 Grafik hasil persentase penurunan KGD rata-rata antar kelompok tikus setelah diinduksi aloksan
-30 -20
-10 10
20 30
40 50
60 70
80
hari ke-3 hari ke-5
hari ke-7 hari ke-9
hari ke-11 hari ke-13
hari ke-15
P e
rs e
n ta
se P
e n
u ru
n a
n K
G D
Waktu hari
EEDP 200 mgkg bb EEDP 400 mgkg bb
EEDP 600 mgkg bb Metformin 45 mgkg bb
46 Data KGD mgdL pada masing-masing tikus pada semua kelompok
perlakuan juga dilakukan perhitungan delta selisih KGD setelah diinduksi dikurangi dengann KGD awal, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan
ANOVA lalu dilanjutkan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyataantar perlakuaan. Hasil delta selisih KGD rata-rata tikus tikus setelah
diinduksi aloksandapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.3. Tabel 4.8
Hasil selisih delta KGD rata-rata tikus setelah diinduksi aloksan
Kel Δ
Induksi -awal
KGD setelah perlakuan mgdL ± SEM Δhari3
-awal Δhari
6-awal Δhari
7-awal Δhari
9-awal Δhari
11-awal Δhari
13- awal
Δhari 15-
awal I
256,2 352,6
262,4 267,8
250 243,4
203,4 179
± ±
± ±
± ±
± ±
27,95 41,15
42,02 17,05
43,79 39,87
33,46 51,05
II 299,8
245,8 190,0
107,2 42
15,4 -7,4
-12,6 ±
± ±
± ±
± ±
± 29,80
27,63 30,27
45,70 11,82
16,09 4,76
27,04 III
311,8 252,2
210,4 141,0
62,2 48,6
30 19
± ±
± ±
± ±
± ±
32,56 24,92
39,42 26,13
15,05 12,19
3,89 28,38
IV 297,6
258,8 198,0
67,6 51,6
48 28,8
9,8 ±
± ±
± ±
± ±
± 30,19
41,93 24,59
11,45 7,60
9,14 3,63
33,75 V
432,2 337,4
264,8 212,4
33,2 18
0,2 - 6,8
± ±
± ±
± ±
± ±
21,91 21,16
7,00 38,83
8,36 3,84
5,27 22,32
Keterangan : I
: Kontrol Na-CMC 0,5 II : EEDP 200 mg kg bb
III : EEDP 400 mg kg bb IV : EEDP 600 mg kg bb
V : Metformin 45 mg kg bb
47
Gambar 4.3 Grafik hasil selisih delta KGD rata-rata tikus setelah diinduksi aloksan
-100 100
200 300
400 500
Δ Induksi-awal Δ hari 3-awal
Δ hari 5-awal Δ hari 7-awal
Δ hari 9-awal Δ hari 11-awal Δ hari 13-awal Δ hari 15-awal
K G
D m
g d
L
Waktu hari
Kontrol Na-CMC 1 bb EEDP 200 mgkg bb
EEDP 400 mg kg bb EEDP 600 mgkg bb
Metformin 45 mgkg bb
48 Pada grafik 4.3 menunjukkan selisih delta KGD saat induksi dikurang
dengan KGD awal pada kelompok tikus yang diberi suspensi Na-CMC 0,5menunjukkan KGD yang tinggi sampai hari ke-15 dibandingkan kelompok
yang diberi EEDP dan metformin. Hasil analisa statistik selisih delta KGD tikus pada kelompok 200 mgkg bb, dan 400 mgkg bb menunjukkan perbedaan yang
signifikan dibandingkan selisih delta KGD tikus pada kelompok diberi Na-CMC pada hari ke- 7, p = 0,011 dan p =0,011. Pada hari ke-9, seluruh tikus yang diberi
EEDP 200 mgkg bb, 400 mgkg bb, 600 mgkg bb dan metformin 45 mgkg bb dengan nilai signifikan ketiganya 0,000 menunjukkan perbedaan selisih delta
KGD yang signifikan dibandingkan tikus pada kelompok yang diberi Na-CMC 0,5 dosis1 bb. Hasil analisa statistik menunjukkan perbedaan selisih delta
KGD yang signifikan mulai dari hari ke- 7 sampai hari ke-15 pada semua tikus yang diberi EEDP dan metformindibanding tikus pada kelompok yang hanya
diberi Na-CMC. Pada hari ke-15, EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg
bb menunjukkanpenurunan yaitu
-12,6
,
19
dan
9,8
. Hasil analisis statistik persentasepenurunan KGDpada hari ke-15,EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg
bb dan 600 mgkg bb dengan nilai signifikan ketiganya 0,000menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan kelompok kontroldibandingkan
dengan hewan kelompok kontrol yang diberi Na-CMC 0,5. Hal ini menyatakan bahwa pemberian EEDP dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg
bbmempunyai efek dapat menurunkan KGD tikus yang diinduksi aloksan. Berdasarkan perhitungan selisih delta KGD, EEDP dosis 200 mgkg bb
menunjukkan penurunan KGD yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
49 yang diberi EEDP 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb. Hasil analisa statistik dengan
nilai signifikanberturut-turut 0,102; 0,405; dan 0,037 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikanselisih delta KGD tikus pada kelompok yang diberi
EDDP 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb. Peningkatan pemberian dosis EEDP belum dapat menunjukkan peningkatann efek penurunan KGD tikus
yang diinduksi aloksan. Peningkatan dosis obat seharusnya akan meningkatkan respon sebanding dengan dosis yang ditingkatkan. Namun, peningkatan dosis
menyebabkan menurunnya peningkatan respon. Hal ini terjadi karena sudah tercapainya dosis obat yang tidak dapat meningkatkan respon Zastrow, 2001.
Grafik 4.3 menunjukkan pada hari ke-15, selisih delta KGD tidak terlihat pada kelompok yang diberi EEDP dosis 200 mgkg bb, 600 mgkg bb dan
metformin dosis 45 mgkg bb. Pada hari ke-15, Grafik 3.3 hanya menunjukkan selisih delta KGD pada kelompok yang diberi Na-CMC dan EEDP 400 mgkg
bb. Hasil analisa statistik dengan nilai signifikan 0,102; 0,405; dan 0,037 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok yang
diberi EEDP 200, 400 dan 600 mgkg bb. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian EEDP 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bbpada tikus yang diinduksi
aloksan memberikan efek penurunan KGD seperti ditunjukkan pada tikus kelompok yang diberi metformin dosis 45 mgkg bb.Nilai signifikan hasil selisih
delta KGD rata-rata tikus dapat dilihat padaLampiran 22, halaman 95.
Daun pepaya mengandung alkaloid flavonoid, glikosida, komponen phenol, saponin, tanin dan steroidtriterpenoid Patil, et al., 2013 ; Vuong, et al.,
2013. Analisis fitokimia ekstrak etanol daun pepaya menunjukkan adanya alkaloid, glikosida, flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoidsteroid.Aloksan
50 merupakan senyawa yang dapat membentuk reactive oxygen species ROS dan
superoxidase radicals penghasil radikal bebas dan juga meningkatkan konsentrasi
ion Ca
2+
di sel beta sehingga menyebabkan kerusakan sel beta pulau pankreas Rohilla dan Ali, 2012. Ekstrak etanol daun pepaya yang kaya akan saponin
menunjukkan aktivitas antioksidan dan penangkal radikal bebas Vuong, et al., 2015. Penelitian terdahulu juga menunjukkan senyawa kimia seperti alkaloid,
saponin, tanin dan flavonoid berpotensi sebagai antioksidan Sagnia, et al., 2014.Aktivitas antioksidan dapat menurunkan oxidative stress yang terjadi pada
penyakit diabetes. Dengan demikian efek antidiabetes dari ekstrak daun pepaya disebabkan adanya senyawa kimia yang bertanggungjawab sebagai aktivitas
antioksidan Rojop, et al., 2012. Flavonoid diketahui mampu berperan menangkap radikal bebas atau
berfungsi sebagai antioksidan alami. Aktivitas antioksidan memungkinkan flavonoid untuk menangkap atau menetralkan radikal bebas sehingga dapat
mencegah komplikasi atau progresifitas Diabetes mellitus. Flavonoid juga dilaporkan memiliki aktivitas antidiabetes dengan cara meregenerasi sel pada
pulau langerhans. Tanin diketahui dapat memacu metabolisme glukosa sehingga timbunan glukosa dalam darah dapat dihindari. Tanin mempunyai aktivitas
hipoglikemik dengan cara meningkatkan glikogenesis. Alkaloid terbukti mempunyai kemampuan meregenerasi sel β pankreas yang rusak. Aktivitas
antioksidan mampu menangkap radikal bebas yang menyebabkan perbaikan pada kerusakan sel β pankreas. Perbaikan pada jaringan pankreas menyebabkan
terjadinya peningkatan jumlah insulin di dalam tubuh sehingga terjadi penurunan kadar glukosa darah dalam tubuh Prameswari, 2014.
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. golongan senyawa kimia yang terdapat pada simplisia daun pepaya
menunjukkan adanya alkaloid, glikosida, flavonoid, saponin, tanin, dan steroid triterpenoid.
b. karakteristik simplisia daun pepaya memenuhi persyaratan yang tertera pada
Materia Medika Indonesia edisi V. c.
ekstrak etanol daun pepaya dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi
aloksan dengan masing- masing persentase penurunan yaitu 78,14, 72,48, 74,59 dan menunjukkan perbedaansignifikan terhadap Na-CMC 0,5
dengan nilai signifikan ketiganya 0,000.
5.2 Saran
disarankan peneliti selanjutnya mengevaluasi keamanan dan efikasi
penggunaan daun pepaya sebagai obat antidiabetes oral.