28 homogen hingga 10 ml. Perhitungan dosis suspensi ekstrak daun pepaya
EEDPdapat dilihat pada Lampiran 15, halaman 71. 3.8.5 Pembuatan Larutan Aloksan 150 mgkg bb
Aloksan monohidrat 150 mg dilarutkan dalam larutan fisiologis NaCl 0,9 bv dalam labu tentukur 10 ml. Larutan selalu dibuat baru setiap
pengujian. Perhitungan aloksandapat dilihat pada Lampiran 15, halaman 73.
3.8.6 Penggunaan Blood Glucose Test Meter “GlucoDr
TM
”
Kadar glukosa darah diukur dengan alat glucometer menggunakan tes strip yang bekerja secara enzimatis. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar
glukosa darah adalah GlucoDr
TM
. Glucometer ini secara otomatis akan hidup ketika test strip dimasukkan dan akan mati setelah beberapa menit test strip
dicabut. GlucoDr
TM
check strip dimasukkan ke alat GlucoDr
TM
sehingga glucometer
ini akan hidup secara otomatis, kemudian dicocokkan kode nomor yang muncul pada layar dengan yang ada pada vial GlucoDr
TM
test strip . Tes strip
yang dimasukkan pada glucometer pada bagian layar akan tertera angka yang harus sesuai dengan kode vial GlucoDr
TM
test strip , kemudian pada layar monitor
glucometer muncul tanda siap untuk diteteskan darah. Caranya dengan
menyentuhkan darah yang keluar ke tes strip dan ditarik sendirinya melalui aksi kapiler. Ketika wadah terisi penuh oleh darah, alat mulai mengukur kadar glukosa
darah.
3.8.7 Pengukuran Kadar Glukosa Darah KGD
Sebelum percobaan dilakukan, tikus dipuasakan tidak diberi makan tetapi tetap diberi minum selama 10-16 jam, masing-masing ditimbang berat badan dan
diberi tanda pada ekor. Kemudian tikus diukur kadar glukosa darah dengan cara
29 mengambil darah tikus melalui pembuluh darah vena ekor. Darah disentuhkan
pada strip test yang telah terpasang pada alat glucometer. Angka yang tampil pada layar dicatat sebagai kadar glukosa darah dalam satuan mgdL.
3.8.8 Pengujian Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Pepaya EEDP dengan Metode Toleransi Glukosa
Tikus sebanyak 25 ekor dengan berat badan 150-200 g yang telah dipuasakan ditimbang berat badannya, diukur kadar glukosa darah KGD puasa,
dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 ekor tikus yaitu :
Kelompok I : suspensi Na-CMC 0,5 Kelompok II : suspensi EEDP dosis 200 mgkg bb
Kelompok III : suspensi EEDP dosis 400 mgkg bb Kelompok IV : suspensi EEDP dosis 600 mgkg bb
Kelompok V : suspensi glibenklamid dosis 0,45 mgkg bb Setiap kelompok yang telah diberikan sediaan uji, 30 menit kemudian
diberikan larutan glukosa 50 dengan dosis 5 gkg bb. Setelah pemberian glukosa dilakukan pengukuran KGD pada menit ke-30, 60, 90 dan 120 dengan
menggunakan alat ukur glucometer.
3.8.9 Pengujian Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Pepaya EEDP dengan Metode Induksi Aloksan
Tikus yang telah digunakan pada pengujian aktivitas antidiabetes dengan metode toleransi glukosa dikondisikan selama 1 minggu terlebih dahulu. Sebelum
ditentukan kadar glukosa darah puasa, tikus dipuasakan dan ditimbang berat badannya, kemudian masing-masing tikus diinduksi dengan aloksan dosis
150 mgkg bb secara intraperitoneal. Tikus diberi makan dan minum seperti biasa,
30 diamati tingkah laku tikus dan bobot badan, dan diukur kadar glukosa darahnya
pada hari ke-3 hingga hari berikutnya hingga menunjukkan kenaikan kadar glukosa darah tikus untuk digunakan dalam pengujian. Tikus dianggap diabetes
apabila kadar glukosa darah puasa ≥ 200 mgdL dan te lah dapat digunakan untuk
pengujian. Selanjutnya disebut sebagai tikus diabetes. Tikus diabetes dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok yang
terdiri dari 5 ekor tikus yaitu : Kelompok I : suspensi Na-CMC 0,5
Kelompok II : suspensi EEDP dosis 200 mgkg bb Kelompok III : suspensi EEDP dosis 400 mgkg bb
Kelompok IV : suspensi EEDP dosis 600 mgkg bb Kelompok V : suspensi metformin dosis 45 mgkg bb
Kelima kelompok diberi perlakuan selama 2 minggu berturut-turut, selanjutnya pengukuran kadar glukosa darah diukur pada hari ke-3, 5, 7, 9, 11,
13, dan ke-15 menggunakan alat ukur glucometer.
3.9 Analisis Data