10
2.3 Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus DM adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat
secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar glukosa darah. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa
darah hiperglikemia WHO, 2015. Diabetes mellitus DM mempunyai sindroma klinik yang ditandai adanya poliuria, polidipsia, dan polifagia,
disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia kadar glukosa puasa
≥ 126 mg dL atau postprandial ≥ 20 0 mgdL atau glukosa sewaktu
≥ 200 mg dL Triplitt, et al., 2008.
2.4 Klasifikasi Diabetes Mellitus
Klasifikasi Diabetes mellitus DM berdasarkan etiologinya menurut American Diabetes Association
2008 meliputi: a.
DM tipe 1 adanya destruksi sel β langerhans pada pankreas, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut, akibat kelainan autoimun antibodi sel
islet, antibodi insulin, dan antibodi asam glutamat dekarboksilase atau idiopatik.
b. DM tipe 2, bervariasi mulai dari yang predominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
c. DM tipe lain, akibat defek genetik fungsi sel β, defek genetik kerja insulin,
penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obatzat kimia, infeksi, imunologi, sindroma genetik lain. Bentuk ini biasanya disebabkan oleh
11 adanya malnutrisi disertai kekurangan protein. Dulu jenis ini disebut Diabetes
Terkait Malnutrisi MRDM, tetapi oleh karena patogenesis jenis ini tidak jelas maka tidak lagi disebut MRDM tetapi Diabetes Tipe Lain Suyono,
2010. d.
Diabetes Kehamilan Diabetes Gestasional, adalah diabetes yang timbul selama kehamilan Suyono, 2010.
2.5 Diagnosis Diabetes Mellitus
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PERKENI membagi alur diagnosis Diabetes mellitus DM menjadi dua bagian besar berdasarkan ada tidaknya gejala
khas DM. Gejala khas DM terdiri dari poliuria sering buang air kecil, polidipsia sering haus, polifagia banyak makanmudah lapar, dan berat badan menurun tanpa
sebab yang jelas Depkes, RI., 2005; Purnamasari, 2010. Gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi
ereksi pada pasien pria, dan pruritus vulvae pada pasien wanita. Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa darah abnormal satu kali saja sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis, namun apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan dua kali pemeriksaan glukosa darah abnormal Purnamasari, 2010.
Diagnosis DM juga dapat ditegakkan melalui cara pada Tabel 2.1
12
Tabel 2.1 Kriteria diagnosis Diabetes mellitus DM Purnamasari, 2010
Kriteria Diagnosis DM 1.
Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu
≥ 200 mgdL 11,1 mmolL Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu
hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
2. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa
≥ 126 mgdL 7,0 mmolL Puasa diartikan pasien tidak mendapatkan kalori tambahan sedikitnya 8 jam
3. Glukosa plasma 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral TTGO
≥ 200 mgdL 11,1 mmolL
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa 75 g glukosa yang dilarutkan ke dalam air.
2.6 Obat Antidiabetes Oral