Obat Antidiabetes Oral TINJAUAN PUSTAKA

12 Tabel 2.1 Kriteria diagnosis Diabetes mellitus DM Purnamasari, 2010 Kriteria Diagnosis DM 1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mgdL 11,1 mmolL Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. 2. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa ≥ 126 mgdL 7,0 mmolL Puasa diartikan pasien tidak mendapatkan kalori tambahan sedikitnya 8 jam 3. Glukosa plasma 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral TTGO ≥ 200 mgdL 11,1 mmolL TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa 75 g glukosa yang dilarutkan ke dalam air.

2.6 Obat Antidiabetes Oral

Obat antidibetika oral dibagi dalam 5 kelompok, sebagai berikut: a. Insulin Secretagogue i. Sulfonilurea Obat ini bekerja meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas, oleh sebab itu hanya efektif apabila sel- sel β-pankreas masih dapat berproduksi Depkes, RI., 2005; Nolte dan Karam, 2010. Mekanisme kerja sulfonilurea dengan merangsang kanal K yang tergantun g ATP d ari sel β-pankreas. Apabila sulfonilurea terikat pada sulphonylurea reseptor SUR, maka akan terjadi penutupan pada kanal K. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan permeabilitas K pada membran sel β- pankreas, terjadi depolarisasi membran dan membuka kanal Ca, menyebabkan peningkatan Ca intrasel. Ion Ca akan terikat pada Calmodulin dan menyebabkan eksositosis granul yang mengandung insulin Soegondo, 2010. Generasi pertama sulfonilurea adalah asetoheksamid, klorpropamid, tolazamid dan tolbutamid. Generasi kedua dari golongan ini adalah glibenklamid, glipizid, glikazid, dan glimepirid Nolte dan Karam 2010; Soegondo, 2010. 13 ii. Meglitinid Mekanisme kerja obat ini melalui sulphonylurea reseptor SUR Soegondo, 2010. Repaglinid adalah obat pertama dari golongan meglinitid. Obat ini memodulasi pelepasan insulin dari sel β dengan mengatur efluks kalium melalui kanal kalium. Terdapat tumpang tindih tempat kerja molekularnya dengan sulfonilurea karena meglitinid memiliki dua tempat pengikatan yang sama dengan sulfonilurea dan satu tempat pengikatan yang berbeda Nolte dan Karam, 2010. iii. Derivat D-Fenilalanin Nateglinid adalah derivat D-fenilalanin yang bekerja merangsang pelepasan insulin secara cepat dan berlangsung sementara dari sel β melalui penutupan kanal K + yang sensitif-ATP. Obat ini memiliki keuntungan dalam hal keamanan penggunaannya pada pasien dengan penurunan berat pada fungsi ginjal Nolte dan Karam, 2010. b. Biguanida Metformin adalah satu-satunya obat golongan biguanida yang masih dipergunakan saat ini. Obat ini memperbaiki transport glukosa darah ke dalam sel-sel otot dan menurunkan produksi glukosa hati dengan jalan mengurangi glikogenolisis dan glukoneogenesis Depkes, RI., 2005. Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan diduga menghambat absorpsi glukosa di usus sesudah asupan Soegondo, 2010. Kerjanya dalam menurunkan kadar glukosa darah tidak tergantung pada sel β pankreas yang berfungsi Nolte dan Karam, 2010. 14 c. Glukosidase-inhibitors Akarbose dan miglitol merupakan inhibitor kompetitif alfa-glukosidase. Obat golongan ini bekerja dengan menghambat enzim alfa-glukosidase pada dinding usus halus. Enzim alfa-glukosidase berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa darah postprandial pada penderita diabetes Depkes, RI., 2005. d. Thiazolidindion Obat golongan ini bekerja dengan mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas jaringan perifer untuk insulin insulin sensitizers. Pioglitazon dan rosiglitazon adalah obat dari golongan thiazolidindion Nolte dan Karam, 2010. e. Penghambat DPP-4 dipeptidylpeptidase-4 blockers Obat golongan baru ini bekerja dengan menghambat enzim DPP-4 sehingga produksi hormon incretin tidak menurun. Adanya hormon incretin berperan utama dalam produksi insulin di pankreas dan pembentukan hormon GLP-1 glukagon-like peptide-1 dan GIP glucose-dependent insulinotropic polypeptide di saluran cerna yang juga berperan dalam produksi insulin. Dengan penghambatan enzim DPP-4 akan mengurangi penguraian dan inaktivasi incretin, GLP-1 dan GIP, sehingga kadar insulin akan meningkat Tan dan Rahardja, 2007. 15

2.7 Insulin

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Metanol Dan Ekstrak n-Heksana Daun Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap Jumlah Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Tikus Wistar Jantan Setelah Diinduksi Karagenan

5 48 86

Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 52 100

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Tumbuhan Sala (Cynometra Ramiflora Linn.) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Aloksan

0 2 14

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

2 8 16

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

0 0 2

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

0 5 5

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

0 1 11

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

3 10 4

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

0 0 40